Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

AN ANTIDIABETIC ACTIVITIES OF CINNAMON EXTRACT IN MICE BY THE METHOD OF INDUCTION OF ALLOXANE M. Perdiansyah Mulia Harahap; Subeki Subeki
Jurnal Pengembangan Agroindustri Terapan Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jupiter.v1i1.2657

Abstract

Diabetes mellitus or sugar disease is a metabolic disease with hyperglycemia characteristics that occur due to abnormalities in insulin secretion, insulin work, or both are currently experienced by many Indonesian people. Based on Basic Health Research in Indonesia, diabetics have increased significantly over the past five years.  In 2013, the prevalence rate of diabetes in adults in Indonesia itself, based on the latest data from the 2018 Basic Health Research, in general the prevalence rate of diabetes in adults reached 6.9% and in 2018 the figure increased to 8.5%. This study aims to analyze the antidiabetic activity of cinnamon extract in alloxane-induced mice and the content of bioactive compounds that have antidiabetic activity. Cinnamon extract was carried out by maceration using 96% methanol compounds for 4 weeks followed by ethyl acetate extraction 4 times. Purification was performed using chromatographic columns with solvents CHCl3, 3% MeOH-CHCl3, 20% MeOH-CHCl3, MeOH. Each purification fraction was tested In Vivo on mice. The test results showed that cinnamon powder extract at a fraction of MeOH-CHCl3 3% can significantly reduce blood glucose levels compared to the control treatment of 113: 392  (mg/dL).
THE ANALYSIS OF COCOA FERMENTATION WITH THE ADDITION OF YEAST AND LACTIC ACID BACTERIA Analianasari Analianasari; M. Perdiansyah Mulia Harahap Hutasuhut; Deary Amethy Zahrotinufus Joen
Jurnal Pengembangan Agroindustri Terapan Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jupiter.v2i1.2896

Abstract

Abstract One of the factors that affect the quality of cocoa beans is post-harvest handling such as the fermentation process. Fermentation plays an important role in determining the final quality of dried cocoa beans. Chocolate flavors can be produced from microbial fermentation from high-quality cocoa bean raw materials by utilizing microbes. This study aims to calculate the number of microbes at the beginning and end of the cocoa bean fermentation process, observing the pH value, temperature, and color of cocoa beans. The treatment carried out is a fermentation variation consisting of: (1) natural fermentation or without the addition of microorganisms; (2) controlled fermentation with the addition of microorganisms consisting of Saccharomyces cerevisiae, Lactic Acid Bacteria simultaneously added at the beginning of fermentation. The addition of microorganisms is 106 CFU / 1kg of cocoa beans each. Fermentation is carried out in a fermentation box with a capacity of 1 kg of fresh cocoa, at room temperature (33-35oC), for 4 days. The analysis carried out includes calculating the number of microbes at the beginning and end of fermentation, measuring pH, and organoleptic observations of the color of fermented cocoa beans. The results of the experiment can be concluded that there is an increase in the addition of mixed inoculum (Saccharomyces cerevisiae and Lactobacillus lactis) affecting the influence of chemical changes of the substrate during fermentation; the temperature value in cocoa fermentation ranges from 30 – 32 oC, the pH value in cocoa fermentation does not have a significant increase; and the color of cocoa beans from mixed inoculum fermentation is close to good with a dominant brown color against purple
PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA SEBAGAI PRODUK UNGGULAN LOKAL ningtyas, kurnia rimadhanti; Sarono; Analianasari; Nugraha Agassi, Taufik; Gina Putri, Pridata; M Perdiansyah MH; Supriyanto
Jurnal Pengabdian Nasional Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coir is a fairly large part of the coconut fruit, which is 35% of the total weight of the fruit. Coconut coir consists of fibers and cork that connect one fiber to another. Fiber is a valuable part of coir. Each coconut contains 525 grams of fiber (75% of coir), and 175 grams of cork (25% of coir). The classification of fiber based on its origin is that coconut coir fiber itself is a type of natural fiber derived from the coconut plant, namely the fruit. Coconut coir when decomposed will produce coir fiber (cocofibre) and coir powder (cococoir). The purpose of the activity is to improve the understanding and skills of farmers around the Darul Iman Islamic Boarding School in Tanjung Sari Village, Natar District, to utilize coconut coir waste into products that have local competitiveness, namely brooms and doormats. The activities are carried out by learning by doing with the stages of socialization, counseling, direct implementation direct practice, and evaluation.
KARAKTERISTIK MINUMAN HERBAL BUAH MANGROVE DAN JAHE DALAM PEMBUATAN MINUMAN HERBAL Marantika, Mega; Gina Putri, Pridata; Mulia Harahap, M Perdiansyah; S, Giffary Pramafisi
Jurnal Pengembangan Agroindustri Terapan Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jupiter.v3i1.3309

Abstract

Mangrove merupakan tanaman yang subur dan mendominasi di sekitar kawasan pesisir pantai. Salah satu potensi dalam memanfaatkan potensi buah mangrove adalah pembuatan minuman herbal. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Pengujian yang dilakukan berupa uji kadar air, uji kadar abu, uji organoleptik, dan uji aktivitas antioksidan. Hasil dari uji kadar air sebesar 1,87 – 1,15%, uji kadar abu sebesar 0,16 – 0,12%, uji organoleptik dengan formulasi terbaik yaitu formulasi E dengan perbandingan 30 g bubuk buah mangrove dan 20 g gula semur jahe merah, dan uji aktivitas antioksidan sebesar 1881,23 µg / mL. 2. Karakteristik fisiko kimia bubuk buah mangrove dan jahe merah secara fisik berdasarkan warna menghasilkan warna coklat, tekstur yang halus, serta aroma dan rasa yang khas buah mangrove dan jahe. Dengan kadar antioksidan sebesar 1881,23 µg / mL
TEKNOLOGI TEPAT GUNA KARBONISASI DALAM OPTIMALISASI RENDEMEN ARANG DAN REDUKSI VOLUME ASAP DI KELOMPOK TANI SIMBARINGIN DUSUN SIDOSARI LAMPUNG SELATAN Ningtyas, Kurnia Rimadhanti; Fahrulsyah, Fahrulsyah; Agassi, Taufik Nugraha; Soeherman, Giffary Pramafisi; Harahap, M. Perdiansyah Mulia; Putri, Pridata Gina
Jurnal Pengabdian Nasional Vol 6 No 1 (2025)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jpn.v5i2.4223

Abstract

Proses karbonisasi atau pengarangan pada usaha arang tempurung kelapa di kelompok tani simbaringin memiliki beberapa permasalahan antara lain proses pengarangan masih menggunakan alat yang sederhana sehingga rendemen arang belum optimal dan volume asap yang yang cukup banyak dari proses pembakaran tempurung kelapa. Oleh sebab itu kegiatan PKM ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan dengan memodifikasi alat karbonisasi dengan teknologi tepat guna sehingga terdapat peningkatan rendemen pada produk arang dan dapat mereduksi volume asap dari proses pembakaran, serta melakukan transfer pengetahuan terkait proses produksi arang yang memiliki kualitas yang sesuai standar. Program PKM ini dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan antara lain: tahap awal berupa dikusi dengan pengusaha arang, dilanjutkan dengan membuat desain alat pirolisis untuk proses karbonisasi tempurung kelapa dilanjutkan dengan transfer iptek kepada pengusaha arang di Desa Simbaringin serta dilakukan diskusi bersama kembali sebagai bentuk monitoring dan evaluasi kegiatan PKM. Kegiatan awal PKM dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2024 di tempat usaha Bapak Andri M. Solihin. Pada kegiatan tahap awal ini dilakukan diskusi bersama untuk menyatukan persepsi. Teknologi tepat guna berupa alat pirolisis yang diterapkan di kelompok tani Simbaringin ini diharapkan dapat meningkatkan rendemen dari produk arang tempurung kelapa sebesar 10 % dan dapat mereduksi asap yang dihasilkan dari proses pembakaran dengan suhu berkisar dari 200 o C – 400 o C. Prinsip dari alat ini adalah pembakaran tidak langsung dimana bahan bakar tidak bersentuhan langsung dengan tempurung kelapa serta merubah asap yang ada pada ruang reaktor menjadi asap cair. Kata kunci : arang, karbonisasi, rendemen, teknologi tepat guna
KAJIAN KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA AGROINDUSTRI KERUPUK IKAN LELE (Clarias batrachus) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG PORANG (Amorphophallus muelleri blume) Rahmawati, Suci Hardina; Putra, Muhammad Apandi; Fahrulsyah, Fahrulsyah; Harahap, M Perdiansyah Mulia
Jurnal Pengembangan Agroindustri Terapan Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jupiter.v2i2.3244

Abstract

Tepung porang dari umbi porang (Amorphophallus muelleri blume) memiliki kandungan serat pangan larut yang strukturnya mirip dengan pectin atau disebut juga glukomanan dengan kandungannya sebanyak 67%. Menurut salah satu petani porang di lampung selatan menyebutkan bahwa ekspor porang di berhentikan karena kualitas porang di Indonesia kurang baik. Oleh karena itu penelitian ini memanfaatkan porang untuk diambil tepungnya guna bahan campuran kerupuk ikan lele. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kerupuk ikan lele baik secara sensori maupun proksimat. hasil yang telah dicapai pada penelitian ini pengolahan kerupuk ikan lele dengan penambahan bahan dasar tepung porang diuji dengan parameter organoleptik dan proksimat yaitu : Uji proksimat sampel kontrol pada kadar air 9,3865, kadar abu 6,0316, lemak 0,3452, protein 3,5992, serat kasar 1,2993, dan karbohidrat 80,6374 dan pada sampel produk kadar air 10,3687, kadar abu 5,7409, lemak 0,4752, protein 4,7991, serat kasar 1,5307, dan karbohidrat 78,6252. Uji organoleptik sampel kontrol warna rata-rata 2,3=23 penilaian panelis biasa sedangkan sampel produk warna 2,8=28 penilaian panelis suka, sampel kontrol aroma rata-rata 2,2=22 penilaian panelis biasa sedangkan sampel produk aroma 2,8=28 penilaian panelis suka, sampel kontrol tekstur rata-rata 2,3=23 penilaian panelis biasa, sedangkan sampel produk tekstur 2,9=29 penilaian panelis suka, sampel kontrol rasa rata-rata 2,3=23 penilaian panelis biasa, sedangkan sampel produk rasa 3=30 penilaian panelis suka.
Pengolahan Limbah Cair Berbasis Zero Waste Pada Industri Minyak Pala Menjadi Cairan Desinfektan Azalia, Ailsa Ailsa; Subandi, Subandi; Mulia H.H, M. Perdiansyah; Pratiwi, Nurma
JTPG (Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo) Vol 10 No 1 (2025): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v10i1.1438

Abstract

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengolahan minyak atsiri pala, khususnya di provinsi Lampung. Proses penyulingan minyak atsiri pala menghasilkan limbah cair yang disebut hidrosol. Sampai saat ini, hidrosol belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep pengelolaan limbah berbasis zero waste melalui proses diversifikasi produk untuk menjadi cairan desinfektan yang berbahan baku utama yaitu hidrosol. Hidrosol pala mengandung senyawa aktif seperti DEHA, asam benzoat, dan terpenoid yang berpotensi sebagai agen antimikroba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis neraca massa untuk memetakan keseimbangan material selama proses produksi dan formulasi cairan desinfektan melalui metode eksperimental deskriptif. Analisis produk dilakukan secara kualitatif deskriptif . Hidrosol dari limbah penyulingan minyak atsiri pala digunakan sebagai bahan utama dan selanjutnya ditambahkan bahan kimia seperti NaOH, arpus, camperlan, dan aquades untuk menghasilkan cairan desinfektan. Analisis produk mencakup stabilitas larutan, warna, dan aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah cair yang selama ini dibuang dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tambah. Cairan desinfektan yang dihasilkan memiliki stabilitas larutan yang baik, berwarna kuning transparan, dan memiliki aroma khas pala hal ini sesuai dengan karakteristik cairan desinfektan secara fisik. Penerapan prinsip zero waste tidak hanya meminimalkan limbah tetapi juga meningkatkan efisiensi dan peluang pendapatan industri. Penelitian ini memberikan solusi ramah lingkungan untuk pengelolaan limbah agroindustri minyak atsiri pala sekaligus mendukung diversifikasi produk untuk kebutuhan sanitasi.