Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI KETUMBAR (Coriandrum sativum) PADA Staphylococcus aureus Dhina Ayu Susanti; Sholihatil Hidayati; Amalia Wardatul Firdaus; Diah Yuli Pangesti; Fitria Meliana Putri Milyunier
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 9 No 1 (2024): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v9i1.297

Abstract

Latar belakang penelitian: Biji ketumbar merupakan tanaman yang memiliki manfaat sebagai antibakteri karena biji ketumbar mengandung minyak volatil, fatty oil, protein, selulosa, pentosan, tanin, kalsium oksalat dan mineral, dengan komposisi utama biji ketumbar diantaranya yaitu karbohidrat (± 20%), essential oil (1-1,5%), serat atau fiber (23-26%), protein (11-17%) dan fatty oil (16-28%). Namun sejauh ini ketumbar masih belum dimanfaatkan secara maksimal aplikasinya, padahal senyawa-senyawa aktif dalam biji ketumbar dapat dikomersialkan untuk dimanfaatkan di berbagai bidang seperti makanan dan farmasi. Bakteri Staphylococcus merupakan bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makan terbesar di Indonesia selain Bacillus cereus, Salmonella spp, E.coli, dan Clostridium spp. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan metode ekstraksi soxhlet dan destilasi ekstrak biji ketumbar terhadap zona hambat aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus. Metode Kerja: Proses ekstraksi pada penelitian ini menggunakan dua metode yaitu soxhlet dan destilasi kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi cakram. Hasil Penelitian: Hasil uji aktivitas antibakteri didapatkan rata-rata diameter zona hambat pada metode ekstraksi soxhlet konsentrasi 10% sebesar 8 mm, konsentrasi 25% sebesar 11,3 mm, dan konsentrasi 50% sebesar 11,7 mm sedangkan pada metode ekstraksi destilasi konsentrasi 10 % sebesar 9,7 mm, konsentrasi 25% sebesar 10,7 mm, dan konsentrasi 50% sebesar 12,7 mm. Kesimpulan : Metode ekstraksi destilasi memiliki diameter zona hambat lebih besar dari pada metode ekstraksi soxhlet. Kata Kunci: Antibakteri, Biji Ketumbar, Staphylococcus aureus
PEMBERDAYAAN PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING BERBAHAN HERBAL ANTIMIKROBA PADA IBU-IBU RUMAH TANGGA DI KABUPATEN JEMBER Lindawati Setyaningrum; Sholihatil Hidayati; Wima Anggitasari; Aliyah Purwanti; Diah Yuli Pangesti; Khrisna Agung Cendekiawan; Iski Weni Pebriarti; Shinta Mayasari; Dina Trianggaluh Fauziah; Nafisah Isnawati; M. Rofik Usman; Dhina Ayu Susanti
Jurnal SADEWA Vol 2 No 02 (2024): Sadewa: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas dr. Soebandi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36858/js.v2i2.812

Abstract

Soap is a material used for washing clothes, furniture, the body, etc. which is made from a mixture of alkali and triglycerides from fat. However, as time goes by, today's people are using ready-to-use sponges and washing soap in various forms and their respective advantages. Currently, many dishwashing soaps use herbal ingredients as their active substances. Coriander seeds and orange oil are herbal ingredients that can be used as antibacterial ingredients which can be used as active ingredients in making dishwashing soap. The village community's lack of knowledge regarding herbal ingredients and how to make dish soap has closed down business opportunities in Kopang Kebun Hamlet, Kemuning Lor Village, Arjasa District, Jember Regency. Therefore, village communities need training to process these herbal ingredients into products that are safe for the environment. The aim of this program for making liquid dish washing soap is to empower the women of Kopang Kebun Hamlet, most of whom are housewives, so that with this outreach, the community can make their own liquid soap to meet their daily needs and can also be used as a home industry.
PENYULUHAN TENTANG KELOMPOK RISIKO TINGGI TERINFEKSI COVID-19 DAN EDUKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 Iski Weni Pebriarti; Wima Anggitasari; Shinta Mayasari; Dhina Ayu Susanti
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 10, No 3 (2024): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v10i3.9720

Abstract

Animo masyarakat dalam menggali informasi mengenai infeksi dan penyebaran COVID-19 mengalami peningkatan yang sangat signifikan sejak terdapat laporan kasus positif COVID-19 di Indonesia. Namun tidak banyak media massa online yang menginformasikan mengenai kelompok berisiko tinggi tertular COVID-19. Kecamatan Puger khususnya Desa Grenden adalah salah satu wilayah yang termasuk dalam Kabupaten Jember terdampak COVID-19 paling awal. Kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan mengenai kelompok berisiko tinggi tertular COVID-19 diperlukan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19 dan peningkatan wawasan masyarakat dalam menyikapi kelompok risiko tinggi tertular COVID-19. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dusun, kader posyandu, dan masyarakat khususnya yang termasuk dalam kelompok berisiko tinggi tertular COVID-19 seperti wanita hamil, penderita penyakit kronis tidak menular, penderita obesitas dan masyarakat dengan kebiasaan merokok. Materi yang disampaikan yaitu kelompok dengan risiko tinggi tertular COVID-19, enam langkah mencuci tangan dan lima waktu mencuci tangan, serta cara menggunakan masker dengan benar. Para peserta cukup antusias selama mengikuti kegiatan, terlihat dari beberapa peserta tampak berusaha mengikuti gerakan cuci tangan sambil menyanyi serta minat masyarakat untuk meminta leaflet dan stiker lebih banyak agar dapat diberikan kepada keluarganya.