Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

UJI AKTIFITAS ANTIPIRETIK INFUS DAUN BAMBU TALI (Gigantochloa Apus Kruz.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus Musculus) YANG DIINDUKSI PEPTON Azizah, Tri Nur; Agustin, Priya Cyntia; Wahyu Utami, Rose Malinda Andamari
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 3 No 01 (2024): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v3i01.4623

Abstract

Tanaman Bambu Tali (Gigantochloa Apus Kruz.)  merupakan tanaman yang secara empiris dapat digunakan oleh masyarakat sebagai obat antiinflamasi, antidiabetes, dan antioksidan. Daun Bambu Tali (Gigantochloa Apus Kruz.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, triterpenoid, steroid, tanin dan saponin yang berpotensi untuk digunakan sebagai antipiretik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh aktivitas antipiretik infus Daun Bambu Tali (Gigantochloa Apus Kruz.) pada mencit putih jantan (Mus Musculus) yang diinduksi pepton. Penelitian ini menggunakan metode rancangan pra eksperimen (pra eksperimental desings) berupa static group comparison yaitu sampel telah dirandomisasi baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, menggunakan 15 ekor mencit yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (Na CMC 0,5%), kontrol positif (paracetamol), dan kelompok uji yaitu pemberian infus Daun Bambu Tali (Gigantochloa Apus Kruz.). Setiap hewan uji diinduksi larutan pepton steril 10% dengan dosis 1 ml/Kg BB secara subkutan, munculnya demam terjadi setelah 30 menit pemberian induktor, pengukuran suhu rektal dilakukan setiap interval waktu 30 menit hingga waktu ke 120 menit. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Pengujian diawali dengan uji normalitas menggunakan uji Shapiro- Wilk. Data yang sudah berdistribusi homogen dan normal kemudian diuji menggunakan uji parametrik One Way ANOVA kemudian dilanjutkan analisa LSD Post Hoc. Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa Daun Bambu Tali (Gigantochloa Apus Kruz.) memiliki efektivitas antipiretik sebanding dengan kontrol positif paracetamol dengan hasil data ANOVA (p<0,05). Kesimpulannya infus Daun Bambu Tali (Gigantochloa Apus Kruz.) memiliki aktivitas antipiretik yang dapat menurunkan suhu tubuh mencit putih jantan (Mus Musculus).
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI APOTEKER DAN RADIOGRAFER DI KABUPATEN KENDAL PADA MASA PANDEMI COVID-19 Utami, Rose Malinda Andamari Wahyu; Utami, Lucky Restyanti Wahyu
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v6i2.2910

Abstract

Abstrak: Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penggunaan alat pelindung diri yang digunakan oleh apoteker dan radiografer di Kabupaten Kendal pada masa pandemi covid-19 saat berada dipelayanan. Metode penelitian yang digunakan kualitatif deskriptif dengan cara memberikan kuesioner secara elektronik dengan google form kepada responden penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh diantaranya, seluruh responden berjenis kelamin perempuan, tenaga kesehatan yang berpartisipasi sebagai responden penelitian terdiri dari 38% apoteker dan 62% radiografer. Penggunaan alat pelindung diri yang digunakan oleh apoteker di masa pandemi covid-19 diantaranya adalah masker dan sarung tangan yang disesuaikan dengan resiko aktifitas pekerjaan yang dilakukan. Penggunaan alat pelindung diri yang digunakan oleh radiografer di masa pandemi covid-19 diantaranya adalah mengenakan baju kerja sesuai ketentuan rumah sakit, gaun isolasi bedah, respirator N95, pelindung mata, sarung tangan medis, sepatu tertutup, pelindung wajah jika melakukan tindakan medis intervensi dan alat pelindung diri tambahan sesuai dengan resiko aktifitas pekerjaan yang dilakukan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa alat pelindung diri yang digunakan oleh apoteker dan radiografer di Kabupaten Kendal selama bertugas di masa pandemi covid-19 sudah memenuhi unsur syarat kepatuhan dalam upaya pengendalian penularan covid-19 seperti penggunaan alat pelindung diri berdasarkan indikasi penggunaannya dengan mempertimbangkan resiko paparan dan dinamika transmisi yang mungkin terjadi. Kata Kunci: alat pelindung diri, apoteker, radiografer. Abstract: This study aims to determine the use of personal protective equipment used by pharmacists and radiographers in Kendal Regency during the covid-19 pandemic while in service. The research method used was descriptive qualitative by giving questionnaires electronically using google form to research respondents. The research results obtained included that all respondents were female, the health workers who participated as research respondents consisted of 38% pharmacists and 62% radiographers. The use of personal protective equipment used by pharmacists during the covid-19 pandemic includes masks and gloves which are adjusted to the risks of the work activities carried out. The use of personal protective equipment used by radiographers during the covid-19 pandemic includes wearing work clothes according to hospital regulations, surgical isolation gowns, N95 respirators, eye protection, medical gloves, closed shoes, face shields when carrying out medical interventions and tools. Additional personal protection according to the risks of the work activities carried out. So it can be concluded that the personal protective equipment used by pharmacists and radiographers in Kendal Regency while on duty during the covid-19 pandemic has met the elements of compliance requirements in efforts to control the transmission of covid-19, such as the use of personal protective equipment based on indications for use by considering the risk of exposure and possible transmission dynamics. Keywords: personal protective equipment, pharmacists, radiographers.