Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pergeseran Makna dan Fungsi Sinamot Pada Upacara Pernikahan Etnik Batak Toba Naibaho, Dewes Agustina; Ethelin, Santi Monica; Sitorus, Olivia Sera; Sinulingga, Jekmen
Kompetensi : Jurnal Pendidikan dan Humaniora Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIBA Vol 16 No 2 (2023): Kompetensi
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/kompetensi.v16i2.195

Abstract

Pernikahan yang sah harus dilakukan sesuai dengan hukum agama dan kepercayaan yang dianutnya. Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dan makna sinamot; mengetahui pergeseran makna dan fungsi sinamot; mengetahui penyebab terjadinya pergeseran makna dan fungsi sinamot. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dimana pengumpulan data yang dilakukan melalui analisis data, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh hasil bahwa pengertian sinamot pada etnik Batak Toba adalah maskawin yang diserahkan oleh pihak laki-laki (paranak) kepada pihak keluarga perempuan (parboru) pada saat akan melangsungkan pernikahan. Selanjutnya, fungsi sinamot pada zaman dahulu adalah untuk menjamin hak perempuan berupa harta benda yang diberikan sebagai modal pengantin ketika sudah menikah. Sedangkan fungsi sinamot zaman sekarang adalah alat pembayaran yang digunakan untuk membiayai pesta adat pernikahan. Sinamot saat ini digunakan untuk membiayai pesta pernikahan dan pemberian sinamot dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua keluarga. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bentuk sinamot berubah dari harta benda menjadi berbentuk uang. Adapun penentuan jumlah sinamot dilakukan pada tahapan acara adat yang disebut marhata sinamot. Hingga saat ini pemberian sinamot bukan hanya ditujukan kepada perempuan melainkan diberikan kepada orangtua perempuan melalui proses kesepakatan dan negosiasi antara kedua keluarga.
Legenda Nauli Basa di Kecamatan Silahisabungan Kajian Sosiolinguistik Sinulingga, Jekmen; Naibaho, Dewes Agustina; Pasaribu, Niken Kirey; Aritonang, Rebecca Saulina; Entelina, Santi Monica
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam artikel ini penulis menganalisis Legenda Nauli Basa pada masyarakat Batak Toba yang ada di daerah kecamatan Silahisabungan Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter yang terdapat pada cerita legenda melalui pendekatan sisiologi sastra. Legenda didefinisikan sebagai suatu cerita yang berkembang dalam masyarakat yang diwariskan secara lisan. Legenda ini bercerita tentang awal mula adanya tempat sakral yang dikenal dengan nama Nauli Basa. Analisis legenda ini berfokus pada pembahasan unsur-unsur intrinsik dan nilai-nilai sosial yang ditemukan dalam cerita dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif untuk menganalisis masalah dalam penelitian dengan data yang diperoleh dari wawancara narasumber atau dikenal dengan teknik penelitian lapangan. Hasil dari penelitian dengan teori sosiosastra ini ditemukan tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, amanat, juga nilai-nilai sosial yaitu nilai religius dan nilai moral yang terdiri dari nilai kesopanan, kejujuran, tanggung jawab. Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana Legenda Nauli Basa dapat dipertahankan dan diwariskan dalam masyarakat.
Pendekatan Analisis Wacana: Kohesi dalam Lagu Marsikkola Au Bapa oleh Trio Golden Heart Tampubolon, Flansius; Giawa, Puji Syukur; Entelina, Santi Monica; Naibaho, Dewes Agustina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peneliti mengangkat wacana dari sebuah lirik lagu daerah Batak Toba yang berjudul Marsikkola Au Bapa yang dipopulerkan oleh Trio Golden Heart pada kanal Mangasa Sitanggang Channel. Lagu ini berisi tentang seseorang anak yang ingin fokus bersekolah dulu, dan berharap orang tuanya tidak menyuruhnya bekerja di sawah. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menentukan kohesi leksikal apa yang terdapat dalam objek lirik lagu Marsikkola Au Bapa. Metode yang dipakai yakni metode kualitatif deskriptif dan sumber data yang didapat ialah melalui Youtube. Teknik analisis datanya ialah dengan menyimak lalu mencatat serta membaca ulang data yang diperoleh dari sumber video. Dari hasil pembahasan tersebut peneliti menemukan kohesi leksikal pada lagu Marsikkola Au Bapa oleh trio Golden Heart meliputi: Repetisi (pengulangan) berupa: Repetisi Anafora (4 data) Repetisi Tautotes (2 data), Repetisi Mesodiplosis (2 data), Repetisi Epistrofa (4 data) dan Repetisi Utuh (7 data). Sinonim (1 data), Kolokasi (3 data), Hiponim (2 data), Antonim (1 data).
Legenda Simanampang di Kecamatan Silahisabungan Kajian Kearifan Lokal Naibaho, Dewes Agustina; Pasaribu, Niken Kirey; Sitorus, Oliviya Sera; Simamora, Devina C; Sibarani, Tomson; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menganalisis legenda Simanampang yang berasal dari daerah Silahisabungan, Batak Toba. Legenda ini mengisahkan asal mula tempat suci bernama Simanampang yang memiliki nilai historis dan budaya penting dalam kehidupan masyarakat setempat. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang terkandung dalam legenda, serta menilai perannya dalam membentuk identitas masyarakat Batak Toba. Analisis terhadap legenda Simanampang menunjukkan bahwa legenda ini penuh dengan nilai-nilai luhur, seperti rasa syukur, pola pikir positif, komitmen, kerukunan, penyelesaian konflik, kesetiakawanan sosial, kejujuran, kesopansantunan, kepedulian terhadap lingkungan, pelestarian budaya, kreativitas, pengelolaan gender, gotong royong, kesehatan, pendidikan, disiplin, dan kerja keras. Penelitian ini juga membahas bagaimana legenda Simanampang tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya, tetapi juga pedoman moral yang relevan di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Strategi untuk mempertahankan dan mewariskan legenda ini, seperti melalui pendidikan, revitalisasi tradisi, dan dokumentasi budaya, diulas sebagai upaya agar kearifan lokal tetap hidup di tengah arus globalisasi. Dengan memahami dan melestarikan legenda ini, masyarakat diharapkan dapat memperkuat identitas budaya mereka sekaligus menjaga nilai-nilai tradisi yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pelestarian budaya dan pembangunan berbasis kearifan lokal.
Norma dan Etika dalam Marhata Sinamot pada Pernikahan Batak Toba Naibaho, Dewes Agustina; Pasaribu, Niken Kirey; Sihombing, Patar Kristian; Tampubolon, Flansius
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Marhata Sinamot adalah salah satu tradisi penting dalam pernikahan adat Batak Toba yang berfungsi sebagai forum diskusi formal antara keluarga calon pengantin pria dan wanita untuk mencapai kesepakatan terkait pelaksanaan pernikahan, terutama mengenai mahar (sinamot). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahapan, norma, dan etika yang terkandung dalam tradisi Marhata Sinamot. Dengan menggunakan metode deskriptif melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi literatur, penelitian ini menemukan bahwa setiap tahapan dalam Marhata Sinamot dari Marhori-hori dingding, Marhusip, hingga Pasahat Sinamot mengandung norma kesopanan, keadilan, keterbukaan, dan penghormatan, serta etika komunikasi, kejujuran, dan kebersamaan. Tradisi ini tidak hanya merupakan praktik adat, tetapi juga representasi nilai-nilai luhur masyarakat Batak Toba yang tetap relevan dalam menjaga keharmonisan sosial di tengah perubahan zaman. Marhata Sinamot memperlihatkan bagaimana adat dan budaya mampu menjadi pengikat sosial serta simbol identitas budaya yang kokoh.