Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA KELAS XI MAN KEMANTAN Gusnidar; Sonya Heswari
EDU RESEARCH Vol 5 No 2 (2024): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v5i2.163

Abstract

Kemampuan penalaran matematika siswa sangat berpengaruh terhadap penentuan hasil belajar matematika siswa. Disamping itu, rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti suasana belajar yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan peserta didik tidak mau bertanya dan tidak mau mengungkapkan gagasannya. Solusinya adalah harus ada pembaharuan dalam model pembelajaran salah satunya adalah dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Team Games Tournament (TGT) .Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan penalaran matematika siswa sebelum dan sesudah penggunaan Model Cooperative Learning Tipe TGT, serta apakah terdapat efektivitas Model Cooperative Learning Tipe TGT terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematika. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penalaran matematika siswa sebelum dan sesuadah menggunakan Model Cooperative Learning Tipe TGT, dan untuk mengetahui apakah terdapat efektivitas penggunaan Model Cooperative Learning Tipe TGT terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa pada kelas XI IPA di MAN Tahun Ajaran 2023/2024.Penelitian ini bertempat di MAN Kemantan, dilakukan pada kelas XI IPA semester II (genap) tahun pelajaran 2023/2024 dengan jumlah siswa 19 orang. Pada Madrasah Aliyah Negeri Kemantan, untuk sampel penelitian hanya 1 kelas dari 2 kelas dalam populasi, maka sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Random Sampling, setelah melakukan uji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata sampel terlebih dahulu. Metode penelitian yang digunakan ialah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Dengan teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi, dan tes esay.Temuan dalam penelitian ini adalah pada pre test diperoleh rata-rata 67,11, namun pada post test rata-rata siswa naik menjadi 73,74. Dalam uji t hasilnya adalah H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat efektivitas Model Cooperative Learning Tipe TGT terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa di kelas XI IPA1 di MAN Kemantan Tahun Ajaran 2023/2024. Hal ini ditunjukkan dengan angka thitung>ttabel. Dimana thitung = 9,763 dan ttabel = 1,73 pada taraf signifikan 5 % dengan derajat kebebasan (dk) n-1 = 2-1 = 1.Akhirnya penulis sarankan agar semua pihak baik siswa, guru dan calon guru mata pelajaran Matematika maupun pihak sekolah agar dapat lebih meningkatkan kondisi yang telah ada sekarang menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang dengan menciptakan suasana pembelajaran yang bervariasi.
INTEGRASI STEM DALAM KURIKULUM MEMPERSIAPKAN GENERASI MASA DEPAN Ridwan; Ali Ramatni; Al Ikhlas; Gusnidar; Loria Wahyuni; Dhiraj Kelly Sawlani
EDU RESEARCH Vol 5 No 4 (2024): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v5i4.266

Abstract

The integration of STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) in the education curriculum is one of the strategic steps in preparing a generation that is adaptive to technological developments and global challenges. STEM-based education encourages students to develop critical thinking, creativity, collaboration, and problem-solving skills through an interdisciplinary approach. In the context of the curriculum, STEM implementation presents challenges in terms of syllabus adjustments, teacher training, and procurement of adequate learning facilities. However, STEM integration also offers great opportunities to create an educational ecosystem that is relevant to the needs of the 21st century workforce. This article discusses the basic concepts of STEM integration, implementation strategies in the curriculum, and its impact on students' readiness to face the industrial revolution 4.0 and a dynamic future. Based on the analysis of literature and practices in various countries, it is identified that collaboration between the government, educational institutions, and the private sector is needed to support the success of STEM integration in the education system. Thus, STEM integration is expected to be a strong foundation in building a competent, innovative and globally competitive generation.
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN KOMUNIKASI MATEMATIK MAHASISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PJBL) TERINTEGRASI ETNOMATEMATIKA Hersiyati Palayukan; Al Ikhlas; Rendi Hadian A. Tamagola; Gusnidar; Loria Wahyuni; Joni Wilson Sitopu
EDU RESEARCH Vol 5 No 4 (2024): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v5i4.270

Abstract

This study aims to analyze students' mathematical problem-solving skills and mathematical communication through the implementation of the Project-Based Learning (PjBL) model integrated with ethnomathematics. This model is designed to enhance students' ability to deeply understand mathematical concepts by utilizing local cultural contexts as a medium for learning. The research employed a quasi-experimental method with a non-equivalent control group design. The study subjects comprised mathematics education students from a university. Data were collected through mathematical problem-solving tests, mathematical communication tests, and observation sheets to evaluate student engagement during the learning process. Data analysis was performed using descriptive and inferential statistics to identify significant differences between the experimental group (using PjBL integrated with ethnomathematics) and the control group (using conventional teaching models). The results indicate that the implementation of PjBL integrated with ethnomathematics significantly enhances students' mathematical problem-solving skills and mathematical communication compared to conventional teaching methods. Furthermore, students involved in project-based learning within a local cultural context were better able to relate mathematical concepts to real-life situations, fostering conceptual understanding and creativity. This study concludes that the integration of ethnomathematics in the PjBL model effectively improves the quality of mathematics education in higher education institutions.
HAMBATAN BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI KONSEP BILANGAN BULAT Sonya Heswari; Gusnidar
EDU RESEARCH Vol 5 No 3 (2024): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v5i4.398

Abstract

Pentingnya konsep bilangan bulat harus ditanamkan kepada peserta didik dari dasar agar tingkatan lanjutan akan lebih memudahkan peserta didik memahami konsep bilangan bulat. Materi bilangan bulat saling berkaitan dengan materi matematika lainnya yang lebih kompleks. Penelitian ini membahas mengenai hambatan belajar peserta didik yang ditemukan ketika dihadapkan pada persoalan bilangan bulat yang bertujuan untuk menyelidiki kesulitan peserta didik dalam memahami konsep dasar bilangan bulat. Pendekatan penelitian menggunakan mix method dengan instrumen penelitian berupa soal test dan wawancara. Pada penelitian melibatkan peserta didik kelas VI SDN 16/III Pondok Siguang. Hasil penelitian menunjukkan peserta didik mengalami hambatan dalam konsep berpikir ketika menyelesaikan soal bilangan bulat yang memuat keikutsertaan tanda positif atau negatif sebelum bilangan. Sehingga munculnya jawaban-jawaban yang tidak benar berdasarkan dugaan peserta didik. Hambatan belajar peserta didik juga ditemukan pada soal yang terdapat tanda berulang atau dua tanda positif atau negatif berulangan pada soal bilangan bulat. Selain itu, ketika dihadapkan pada konteks yang berbeda, peserta didik kesulitan untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah, terjadinya kesalahan konsep, serta keliru dalam menafsirkan soal atau memahami soal. Oleh karena itu, diharapkan penelitian lanjutan mengenai desain pembelajaran yang sesuai agar konsep bilangan bulat dapat dipahami oleh peserta didik dengan jelas.
Pengaruh Hasil Metabolit Sekunder PSB (Photosyintethic Bacteria) terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Ranti Prima Ilahi; Gusnidar; Mimien Harianti; M Aknil Sefano
Berkala Ilmiah Pertanian Vol. 8 No. 1 (2025): Februari
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bip.v8i1.53694

Abstract

Bakteri Fotosintetik (PSB) menghasilkan beberapa metabolit diantaranya Asam Amino, zat bioaktif,Oksigen, Karbon Dioksida. Zat bioaktif dalam PSB merupakan hasil metabolit sekunder dari bakterifotosintesis salah satunya fitohormon. Peran fitohormon seperti Auksin (IAA), Giberelin, dan Sitokinpada proses fisiologis, mengatur masa dormansi perkecambahan biji, pembentukan akar, pemotongan,serta pembentukan percabangan tanaman, seperti tanaman pakcoy (Brassica rapa L.). Penelitianbertujuan untuk mengetahui pengaruh metabolit PSB (Photosyintethic Bacteria) dari sumber proteinhewani terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy. Penelitian dilakukan di rumah kaca FakultasPertanian Universitas Andalas pada 15 Agustus hingga 25 September 2024 menggunakan bahan: tanahordo Regosol, PSB dari sumber protein hewani, dan tanaman pakcoy. Tanah diambil di Nagari KorongTiram Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Penelitianmenggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) (36 satuan percobaan) dengan perlakuanyaitu (1) PSB telur ayam ras; (2) PSB telur ayam kampung; (3) PSB telur bebek; (4) PSB telur keongmas; dan (5) PSB daging ikan nila. Parameter penelitian yaitu hasil metabolit PSB: IAA, Giberelin, danSitokinin (pengukuran secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer, metode kalorimetri), danNitrogen (Kjeldhal), Phospor, dan Kalium, (ekstrak HNO3). Produksi tanaman meliputi pertumbuhanvegetatif dan generatif. Indikator vegetatif adalah tinggi tanaman, dan jumlah daun, biomasa pakcoysegar dan bobot kering setelah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PSB telur ayam rasmenghasilkan IAA, Giberlin dan Sitokinin paling tinggi. Unsur hara N, P, K tertinggi yaitu pada PSBdaging ikan nila. Pengaplikasian PSB daging ikan nila merupakan perlakuan terbaik dalammeningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy seperti: tinggi tanaman, jumlah helai daun, bobot segartanaman, dan bobot kering tanaman.
Kajian C-Organik dan Makro Fauna Tanah Sawah Minimum Tillage di Kelurahan Kurao Pagang Kota Padang Rahmi, Hafiza; Hermansah; Gusnidar
Journal Arunasita Vol. 1 No. 1 (2024): Pangan dan Tantangan dalam Era Digital
Publisher : WBS Laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15315287

Abstract

Pengelolaan lahan secara intensif menyebabkan hilangnya lapisan tanah subur dan penurunan kualitas tanah. Minimum Tillage atau pengolahan tanah minimum adalah teknik pertanian yang bertujuan untuk mengurangi gangguan pada struktur tanah dan mempertahankan kualitas lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh beberapa dosis kombinasi dari bahan organik dan pupuk sintetis pada tanah sawah minimum tillage terhadap C-Organik dan makro fauna tanah di Kelurahan Kurao Pagang Kota Padang. Penelitian dilakukan dari Januari sampai Juni 2024. Perlakuan yang diberikan yaitu kombinasi bahan organik dan pupuk sintetis, yang terdiri dari 5 perlakuan (A = Tanpa Input (Kontrol), B = Pupuk sintetis (150 g/petak), C = Jerami Padi (6 kg/petak) + Pupuk Kandang Ayam (3 kg/petak), D = Jerami Padi (6 kg/petak) + Pupuk Sintetis (150 g/petak), E = Jerami Padi (6 kg/petak) + Pupuk Kandang Ayam (1,5 kg/petak) + Pupuk Sintetis (75 g/petak)). Unit perlakuan dialokasikan di lapangan berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Parameter yang dianalisis adalah BV, pH, C-Organik, N-Total, Rasio C/N, Stok karbon, Populasi, Keragaman makro fauna, Frekuensi keberadaan jenis, dan Nilai kekayaan jenis. Hasil penelitian terbaik ditunjukkan oleh perlakuan C yang menunjukkan bahwa perlakuan minimum tillage dengan pengembalian jerami padi dalam bentuk mulsa dan pupuk kandang ayam secara signifikan menurunkan BV tanah senilai 0,73 g/cm3 dan meningkatkan kandungan C-Organik hingga 2,20%. Perlakuan kombinasi dengan penambahan pupuk kandang ayam pada perlakuan E menghasilkan populasi makro fauna, keragaman, frekuensi keberadaan jenis, dan nilai kekayaan jenis tertinggi. Hal ini menunjukkan pentingnya pengelolaan tanah yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas tanah dan keanekaragaman hayati dalam tanah.