Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Bioadsorben Logam Berat Pb(II) Pada Air Limbah Industri La Ifa; Frans Rante Pakala; Fitra Jaya; Rafdi Abdul Majid
Journal of Chemical Process Engineering Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.214 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v5i1.476

Abstract

Penelitian ini menguji serat kelapa sebagai bioadsorbent Pb (II) dalam air limbah industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efek pH dan waktu kontak pada penyerapan bioadsorbent dari sabut kelapa tanpa aktivasi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan merapikan sabut kelapa terlebih dahulu menggunakan saringan, kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105oC. Tes pendahuluan kemudian dilakukan pada pewarna biru metilen. Ini diikuti oleh penyaringan bioadsorbent dan air limbah yang diserap. Analisis air limbah termasuk mengukur konsentrasi Pb (II) menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dengan konsentrasi Pb 0,17 ppm. Hasil penelitian menunjukkan daya serap terbaik menggunakan bioadsorbent sabut kelapa adalah pada pH 7, dengan persentase 96,25%. Selanjutnya,waktu kontak 4 jam dengan menerapkan bioadsorbent sekam kelapa untuk sampel air limbah dengan Pb (II) adalah 94,66%.
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT DARI LIMBAH BIOGAS N Nurjannah; Muhammad Akmal Jais; Husain Mochammad; La Ifa; Fitra Jaya
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.397 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.188

Abstract

Limbah biogas selalu menyisakan kotoran yang menimbulkan aroma yang tidak enak jika dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini bagaimana cara membuat pupuk organik dan meningkatkan nilai rasio C/N dari ampas biogas. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dilakukan preparasi sampel, yaitu dengan memisahkan sampel ampas biogas menjadi padat dan cair. Tahap kedua menganalisa sampel ampas biogas untuk mengetahui unsur N, P, K, dan C dan tahap ketiga penamahan bahan aditif (Karbon dari tempurung kelapa, ampas tahu dan kotoran kambing) untuk meningkatkan unsur C dan N. Dari hasil penelitian didapatkan sebelum sampel ditambahkan bahan aditif nilai C 6,83 % dan setelah penambahan bahan aditif karbon (1;3) : 20,28% ; ampas tahu (1:2) : 16,48% ; dan kotoran kambing (1:2) : 18,64%, sedangkan untuk nilai N sebelum ditambahkan bahan aditif 0,1 % dan setelah penambahan bahan aditif karbon (1:3) : 0,216% ; ampas tahu (1:2) : 0,014% ; dan kotoran kambing (1:2) : 1,123%. Dapat disimpulkan untuk penambahan C dan N terbaik dengan penambahan karbon (1:3) : 20,28% dan kotoran kambing (1:2) : 1,123%.
PENURUNAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS MINYAK KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN ADSORBEN (ZEOLIT dan BIOARANG SEKAM PADI) La Ifa La Ifa; Muhammad Faudzal; N Nurjannah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.316 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i2.256

Abstract

Penelitian penurunan kadar asam lemak bebas (FFA) minyak kelapa sawit mentah (CPO) menggunakan adsorben zeolit dan bioarang sekam padi telah berhasil dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi adsorben zeolit dan arang sekam padi terhadap kualitas CPO. Zeolit alam dan bioarang sekam padi sebelum digunakan sebagai adsorben terlebih dahulu diaktivasi dengan pencucian sampai dengan pH 7, selanjutnya bahan dikeringkan menggunakan oven selama2jam. CPO disaring dipisahkan dari kotoran yang ada. Proses adsorpsi dipelajari pada konsentrasi adsorben yaitu (15, 20, 25, 30, dan 35 %), dengan putaran pengaduk 270 rpm, selama 90 menit dan suhu 700C. Dilakukan penyaringan antara zeolite dan CPO yang telah diadsorpsi. Produk adsorpsi dianalisa dengan mengukur kadar FFA, viskositas, dan kadar air. Hasil analisa menunjukkan bahwa penggunaan adsorben arang sekam padi diperoleh konsentrasi terbaik pada 35% dengan nilai FFA 5,36% pada dari kadar asam lemak bebas awal 6,61% atau penurunan kadar asam lemak bebasnya sebesar 1,25%, kadar air 0,02% dan viskositas 44,44 cP. Penggunaan adsorben zeolit terhadap massa CPO yang terbaik digunakan untuk mendapatkan kadar asam lemak bebas terendah adalah konsentrasi 30%. Diperoleh kadar FFA 5,85% dari kadar asam lemak bebas awal 6,61% atau penurunan kadar asam lemak bebasnya sebesar 0,7611%, kadar air 0,11% dan viskositas 41,05 cP
PEMANFAATAN ASAP CAIR KULIT BIJI METE SEBAGAI PESTISIDA Suhanda La Tima
Journal of Chemical Process Engineering Vol 1, No 2 (2016): November
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.29 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v1i2.66

Abstract

Asap cair merupakan salah satu bahan baku yang dapat digunakan sebagai pestisida organik. Berdasarkan hasil penelitian Komponen senyawa yang terdapat pada asap cair dari kulit biji mete pada suhu pirolisis 400-5000C terdiri dari Phenol dan turunanya, Benzenediol dan turunannya, Pyroline, Alpha –D-Lyxofuranoside, Heptine dan Pyran yang dapat di manfaatkan sebagai pestisida alternative pengendali serangga dan organisme pengganggu lainnya pada tanaman.Pada penelitian ini Biomassa yang digunakan untuk menghasilkan asap cair adalah kulit biji mete yang akan di manfaatkan sebagai pestisida. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Dasar Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia. Prinsip pembuatan asap cair merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi karena pengaruh panas, polimerisasi dan kondensasi. Adapun tahap-tahap pembuatan meliputi proses pirolisis.
PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN PROSES ADSORBSI Muhammad Alamsyah; Ruslan Kalla; La Ifa La Ifa
Journal of Chemical Process Engineering Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.23 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v2i2.162

Abstract

Pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia. Upaya untuk mengolah minyak jelantah dalam rangka penghematan namun tidak membahayakan kesehatan sangat diperlukan. Salah satunya adalah dengan melakukan regenerasi menggunakan bahan alam yang ramah lingkungan sebagai adsorben. Yang bertujuan mengetahui pengaruh zeolit dan biji kelor sebagai adsorben dalam pemurnian minyak jelantah terhadap kualitas minyak jelantah serta Mengetahui kualitas minyak jelantah yang dihasilkan dari zeolit dan biji kelor dengan metode adsorben. Penelitian ini menggunakan alat kolom kromatografi yang telah di desain untuk proses adsorpsi dan menggunakan bahan baku zeolit dan biji kelor dengan variable tetap 150 ml minyak jelantah dan variable berubah zeolit 5 gr, 10 gr, 15 gr, 20 gr serta biji kelor 5 gr, 10gr, 15 gr, 20 gr. Hasil yang diperoleh dalam penentuan kandungan asam lemak bebas minyak goreng bekas setelah pemurnian sebesar 0,284% dan peroksida 6,4259 kandungan air 0,065%,. Ini menunjukkan bahwa minyak yang telah dimurnikan dengan adsorben zeolit serta adsoben biji kelor hasil yang diperoleh dalam penentuan kandungan peroksida 8,8368 dan bilangan asam 0,584 serta kandungan air 0,094%, mempunyai kemumian cukup baik 
PEMBUATAN KITOSAN DARI SISIK IKAN KAKAP MERAH La Ifa; Andi Artiningsih; Julniar Julniar; Suhaldin Suhaldin
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.868 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.195

Abstract

Industri pengolahan ikan banyak menimbulkan hasil samping berupa limbah sisik ikan yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu hanya dijadikan tepung dan dijadikan sebagai kerajinan tangan. Hal itu kurang memiliki nilai ekonomis dibandingkan dengan mengolahnya menjadi kitin dan kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi operasi optimum proses deasetilasi kitin serta mempelajari pengaruh derajat deasetilasi terhadap kitosan. Proses deproteinisasi dengan larutan NaOH (3.5 % w/v) selama 2 jam pada suhu 65 oC dan proses demineralisasi dalam larutan HCl (1N) selama 30 menit pada suhu kamar. Proses deasetilasi dilakukan dengan memanaskan kitin dengan larutan NaOH (40%, 50%, 60% w/v) pada suhu 121 oC selama 1 jam. Penentuan derajat deasetilasi dilakukan berdasarkan spektrum IR dengan metode Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses deasetilasi kitin menjadi kitosan adalah pada konsentrasi NaOH 60% yang memberikan derajat deasetilasi sebesar 73,40%.
TECHNO ECONOMIC STUDY OF LIQUID SMOKE FROM CASHEW NUT SHELL WASTE La Ifa
Journal of Industrial Engineering Management Vol 6, No 1 (2021): Journal of Industrial Engineering Management Vol. 6 No. 1
Publisher : Center for Study and Journal Management FTI UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jiem.v6i1.879

Abstract

Liquid smoke has a very large use, it is a result of condensation or condensation of pyrolysis vapor, directly or indirectly from wood materials such as cashew nut shells. Cashew nut shell is an abundant biomass of cashew nut processing industry but its utilization is not optimal. The purpose of this study was to make liquid smoke from cashew nut shell waste (technological aspect) and conduct economic analysis (economic aspect) to determine economic feasibility. Liquid smoke is made by pyrolysis at a temperature of 150-450oC in a simple batch type reactor. The results obtained were analyzed for its chemical components using Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MC) spectrophotometer analysis. The largest liquid smoke production was obtained at a temperature of 450oC and a time of 2.5 hours with a yield of 19.46%. The main chemical components contained in liquid smoke are phenol (36.310%), acid (12.947%) and carbonyl (16.715%) respectively. With a liquid smoke production capacity of 200 tons per year, liquid smoke products can be sold at a price of IDR 3,620,137,785/years. Total Production cost 2,572,976,800/years. Annual net profit 733,012,689. Investigation of the economic feasibility of liquid smoke production, seen from the Rate of Rate on Investment, is 15.65%, Pay Out Time is 2.99 years and Break Event Point is 49.05%
PEMANFAATAN LIMBAH BIOMASSA MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR SECARA ANAEROB SERTA APLIKASINYA PADA TANAMAN CABAI MERAH DAN DAUN SELEDRI Annis Annis; La Ifa La Ifa; Nurjannah Nurjannah
JURNAL ILTEK Vol 14, No 2 (2019): ILTEK : Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.927 KB) | DOI: 10.47398/iltek.v14i2.422

Abstract

Pupuk merupakan kebutuhan utama bagi para petani dan perkebunan untuk memperoleh hasil tanaman yang optimal, oleh karena itu kelangkaan dan mahalnya harga pupuk menjadi masalah bagi petani. Limbah dari peternakan sapi di Indonesia belum banyak dimanfaatkan. Sebagian peternak memanfaatkan limbah ini sebagai salah satu biogas dan sebagian membuangnya langsung sehingga menjadi salah satu penyebab polusi lingkungan. Urin sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman karena memiliki unsur hara makro dan mikro serta memiliki hormon alami. Penelitian ini dimulai dengan menyiapkan bahan organik yang digunakan seperti kotoran, urin sapi, molases, kulit pisang kepok, air, sari lontar, dan perbandingan EM4. Kulit pisang kepok dicacah menjadi potongan kecil kemudian dibelender hingga halus, dimasukkan ke dalam jergen bersama urin, molases, bahan aktivator sari lontar dan perbandingan EM4 kemudian diaduk hingga merata. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pupuk organik cair urin sapi sampel D menggunakan bioaktivator sari lontar dengan rasio C/N 29, menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabai dan seledri pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan. Secara ekonomi, industri rumahan pembuatan pupuk ini telah memenuhi standar untuk didirikan dimana BEP berada pada range 40-50 % dan ROI 44 %.
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DARI LIMBAH PRODUKSI BIOHIDROGEN YANG BERBAHAN BAKU AMPAS KELAPA La ifa La Ifa; Safrudin Hasan; Sangkala Sangkala
JURNAL ILTEK Vol 15, No 2 (2020): ILTEK : Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.16 KB) | DOI: 10.47398/iltek.v15i2.520

Abstract

Ampas kelapa hasil samping (limbah) pembuatan biohidrogen masih memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan ampas kelapa berpotensi untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi kompos. Penelitian ini dilakukan dengan membuat variasi rasio antara limbah biohidrogen dan kotoran sapi dengan perbandingan 100:0; 80:20; 60:40; 40:60; 20:80 kemudian ditempatkan pada alat pengomposan. Dari penilitian ini diperoleh kandungan BOD, COD, TSS pada limbah biohidrogen (ampas kelapa) masih sangat tinggi, belum dapat dibuang langsung ke lingkungan karena dibutuhkan proses lebih lanjut dengan menjadikannya sebagai kompos. Dipelajari variabel yang berpengaruh pada proses pengomposan, yaitu waktu pengomposan dan rasio limbah biohidrogen dan kotoran sapi. Uji akhir yang dianalisis adalah kandungan unsur hara untuk menentukan kualitas kompos. Analisis pH selama proses pengomposan menujukkan hasil rata-rata optimal yaitu pH berkisaran antara 6-8 sesuai SNI 19-7030-2004 pH yang diizinkan antara 6,8-7,49 dan analisis suhu selama proses pengomposan masih berada pada fase mesofilik dengan suhu berkisaran 27-30 oC. C/N rasio kompos yang memenuhi syarat SNI 19-7030-2004 adalah ratio 80 : 20; 60:40; 40:60; dan 20 : 80 dengan nilai C/N rasionya 9,816%, 11,902%,10,938%,dan 13,516%.
PEMBUATAN ADSORBEN DARI SABUT KELAPA SEBAGAI PENYERAP LOGAM BERAT Pb(II) Kardiman Kardiman; La Ifa La Ifa; Rismawati Rasyid
JURNAL ILTEK Vol 14, No 2 (2019): ILTEK : Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.992 KB) | DOI: 10.47398/iltek.v14i2.421

Abstract

Kegiatan industri maupun laboratorium pengujian semakin meningkat sehingga memungkinkan banyak industri yang menghasilkan limbah, salah satu logam berat berbahaya dan dominan yang sering ditemukan dari limbah laboratorium pengujian adalah logam Pb(II). Penelitian ini bertujuan mempelajari waktu kontak dan pH optimum yang dibutuhkan sabut kelapa dalam mengadsorbsi Pb(II) dan untuk mendapatkan daya serap yang optimum; Penelitian ini dilakukan dengan metode adsorpsi dari sampel limbah yang mengadung Pb(II) dengan menggunakan adsorben dari sabut kelapa. Pembuatan adsorben sabut kelapa diawali dengan pembuatan karbon aktif pada suhu 150°C dan aktivasi menggunakan NaOH 30 % selama 24 jam. Proses penyerapan logam Pb(II) menggunakan adsorben sabut kelapa diamati melalui waktu kontak 1 jam, 2 jam, 3 jam pada pH 3, 7, 11, yang kemudian di analisis menggunakan  AAS. Berdasarkan hasil penelitian kondisi optimum adsorben sabut kelapa dapat menyerap 39,69 % logam Pb(II) yang terkandung dalam air limbah dengan waktu kontak optimum selama 3 jam pada pH 3.