Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

EKSTRAKSI EMAS DARI BIJI EMAS DENGAN SIANIDA DAN OKSIGEN DENGAN METODE EKSTRAKSI PADAT-CAIR Sabara, Zakir; La Ifa, La Ifa; Darnengsih, Darnengsih; Irmayani, Irmayani; Ridwan, Rugaya
Journal of Chemical Process Engineering Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.762 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v2i2.157

Abstract

Penambang rakyat mula-mula menggunakan merkuri untuk mengekstrak emas dari padatan, tetapi persen perolehan emas dengan cara ini rendah yaitu sekitar 40%, Sehingga dikembangkan suatu metode ekstraksi emas dengan menggunakan sianida. Tujuan penelitian adalah mengetahui rasio dosis sianida dan oksigen serta mengetahui waktu yang baik untuk proses pelindian agar memperoleh emas yang baik. Biji emas di haluskan sampai 32 microw, kemudian masing- masing botol dengan konsentrasi sianida 450 ppm, 500 ppm, 550 ppm dan 600 ppm dengan oksigen 15 ppm akan ditambahkan larutan sianida sebanyak 10 %, PbNO3 dengan konsentrasi 200 ppm sebanyak 0,15 ml kemudian di leaching sampai ke 48 jam. Setelah itu difilter vakum sampai solid dan solution terpisah kemudian di analisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Begitu juga konsentarsi oksigen 4 ppm, 10 ppm, 15 ppm dengan konsentrasi sianida 500 ppm dilakukan dengan perlakuan yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi sianida terbaik adalah 600 ppm dengan konsentrasi oksigen 15 ppm memperoleh recovery emas 95 % pada waktu ke 32 jam sedangkan konsentrasi oksigen 4 ppm, 10 ppm dan 15 ppm dengan konsentrasi sianida 500 ppm memperoleh recovery emas 97 % pada waktu ke 32 jam. 
PEMBUATAN EKSTRAK DAUN MANGGA DENGAN CARA EKSTRAKSI SOXHLET SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN KHUSUSNYA ESCHERICHIA COLI Darnengsih Darnengsih; Mustafiah Mustafiah; Zakir Sabara; Munira Munira; Darwiah Rezki; Nur Ulfa Zulhulaifa
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.36 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.186

Abstract

Pohon mangga adalah pohon yang berbatang tegak bercabang banyak dan bertajuk rindang hijau sepanjang tahun. Daun mangga mempunyai sejumlah besar kandungan mangiferin yang telah diteliti menjadi antioksidan, analgesik, antidiabetes, anti inflammatory, antitumor, antimikrobia dan peningkat stamina atau daya tahan tubuh. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menguji ekstrak daun mangga sebagai antimikrobia khususnya daya hambat ekstrak daun mangga terhadap bakteri pathogen Escherichia Coli (E. Coli) dengan cara ekstraksi soxhlet. Pada penelitian ini dilakukan proses pengambilan ekstrak dari daun mangga golek, dengan menggunakan pelarut ethanol p.a, hasil ekstrak yang dihasilkan akan diencerkan dengan larutan salin menjadi 4 konsentrasi yang berbeda yaitu 25%, 50%, 75% dan 100%. Kemudian dilakukan perendaman paper disc kedalam masing masing konsentrasi selama 15 menit dan meletakkan paper disc tersebut kedalam cawan petri yang berisi Nutrien Agar dan biakan bakteri E. Coli, lalu di inkubasikan pada suhu 350C selama 24 jam. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa ekstrak mulai melakukan penghambatan tumbuh pada konsentrasi 75% akan tetapi belum signifikan, sedangkan daya hambat pada konsentrasi 100% sebesar 0,5 mm.
PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG SEBAGAI KOAGULAN PENJERNIHAN AIR Mustafiah Mustafiah; D Darnengsih; Zakir Sabara; Rafdi Abdul Majid
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.329 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.191

Abstract

Kurang optimalnya pemanfaatan limbah kulit udang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pemanfaatan limbah kulit udang dalam industri rumah tangga umumnya diolah menjadi terasi atau dikeringkan untuk pakan unggas. Penelitian ini dilakukan peningkatan nilai tambah dengan melakukan preparasi sampel limbah kulit udang, pencucian kemudian direbus dalam air mendidih (± 80°C) selama 15 menit. Selanjutnya dikeringkan dibawah sinar matahari dan proses penghalusan. Setelah itu di proses dengan pembuatan kitin di mana pada proses pembuatan kitin meliputi proses deproteinasi (proses penambahan NaOH 5 %) menghasilkan Crude kitin kemudian dilanjutkan proses demineralisasi (proses penambahan HCl 2 N) menghasilkan kitin dan dilanjutkan proses deasetilasi (proses penambahan NaOH 50 %) menghasilkan kitosan. Hasil penelitian menunjukan 50 gram limbah kulit udang menghasilkan 11,25 gram kitosan dan dapat menurunkan kekeruhan air sungai sebesar 98,63%.
Kualitas Air Sungai Jeneberang Ditinjau dari Lokasi dan Waktu Zakir Sabara; Setyawati Yani; P Purnamasari; D Darnengsih
Journal of Chemical Process Engineering Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.277 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v5i2.741

Abstract

Sungai Jeneberang adalah salah satu sungai yang digunakan untuk memasok air ke Perusahaan Daerah Air Minum kota Makassar. Oleh karena itu, air sungai tersebut harus sesuai dengan kualitas yang disyaratkan untuk standar air minum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air sungai Jeneberang ditinjau dari lokasi dan waktu. Adapun parameter kualitas air sungai  yang ditinjau yaitu TSS (Total Suspended Solid), BOD (biologinal oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan DO (Dissolved Oxygen). Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel di sungai Jeneberang melalui 3 titik lokasi yaitu titik I di hulu, titik II di tengah dan titik III di hilir sungai. Pengambilan sampel dilakukan pada  pagi dan sore hari. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai parameter menurut lokasi hulu, tengah dan hilir pada waktu pagi dan sore yaitu berturut-turut untuk TSS adalah 10; 19,67; dan 16,67 mg/l dan 12,67; 22,33; 22 mg/l, untuk BOD adalah 2,22; 2,32; 2,20 mg/l dan 2,34; 2,57; 2,76 mg/l, untuk  COD adalah 11,72; 7,90; 11,86 mg/l dan 13,54; 9,48; 13,20 mg/l, dan untuk DO adalah 5,45; 3,30; 4,87 mg/l dan 6,84; 5,13; 6,39 mg/l. Parameter yang diukur menunjukkan nilai tertinggi diperoleh pada waktu sore hari dan pada lokasi  tengah sungai. Hasil penelitian menunjukkan semua nilai parameter memenuhi syarat kualitas air baku untuk air minum. 
Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Daya Awet Ikan Katombong Dalam Larutan Asap Cair Tongkol Jagung Grade 1 Hasil Pirolisis Andi Aladin; Takdir Syarif; D Darnengsih; Sabrianah Badaruddin; Nurafni Ridwan
Journal of Chemical Process Engineering Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.153 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v6i2.1044

Abstract

Ikan katombong merupakan jenis ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat, namun sering harganya jatuh sehingga sering merugikan nelayan karena daya simpannya yang sangat terbatas. Perlu diusahakan metode pengawetan ikan yang aman, murah dan mudah dilakukan. Limbah tongkol jagung dengan kandungan kimia utama lignin dan selulosa memungkinkan diolah secara pirolisis menghasilkan asap cair yang mengandung senyawa asam, fenol, dan karbonil yang bersifat antibakteri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengawet ikan.  Pada penelitian ini dilakukan aplikasi asap cair grade 1 hasil pirolisis simulthan limbah biomassa tongkol jagung sebagai bahan pengawet ikan katombong. Dipelajari pengaruh waktu perendaman ikan di dalam larutan asap cair terhadap daya awet ikan yang dihasilkan. Dari hasil penelitian  disimpulkan bahwa: (1) Asap cair grade 1 dari bahan tongkol jagung terbebas dari zat benzopiren yang bersifat karsinogenik, (2) waktu optimum perendaman optimum ikan di dalam larutan 10% asap cair yaitu 15 menit dengan lama penyimpanan 3 hari. (3) Berdasarkan kondisi optimum tersebut memberikan kualitas ikan layak dikonsumsi, dengan aroma agak amis menuju amis (skala 2,5), tekstur agak lembek menuju lembek (skala 2,5) dan angka lempeng total bakteri sebesar 9,1 x 104memenuhi Standar Nasioanl Indonesia (SNI).
Peningkatan Kadar Tantalum dan Niobium Oksida dari Terak Timah Bangka Menggunakan Pelarut NaOH dilanjutkan HNO3 dan H3PO4 Rafdi Abdul Majid; Sulaksana Permana; Johny Wahyuadi Soedarsono; Wahyu Kartika; Munira Munira; D Darnengsih; M Mustafiah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.336 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v4i2.468

Abstract

Terak Timah merupakan produk samping dari proses peleburan timah yang mengandung unsur logam tantalum dan niobium. Beberapa sumber unsur tantalum dan niobium yaitu columbite, tantalite, tantalo-columbite, dll. Tantalum & niobium memiliki banyak aplikasi seperti industri pesawat terbang, elektronik dan super alloy. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar unsur logam tantalum dan niobium dari terak timah melalui proses pelindian asam maupun basa. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemanggangan yang dilakukan tidak mengalami dekomposisi thermal, selanjutnya proses pelindian basa dengan NaOH mengakibatkan penurunan yang sangat kecil terhadap niobium yaitu dari 0,75 menjadi 0,73%, sedangkan proses pelindian dengan HNO3 dan H3PO4 memberikan peningkatan terhadap tantalum dan niobium yaitu dengan HNO3 2M menghasilkan Ta dan Nb berturut-turut 0,17 menjadi 0,85 dan 0,73 menjadi 1,49. Hal ini juga terlihat pada pelindian menggunakan campuran HNO3: H3PO4 menghasilkan peningkatan Ta dan Nb berturut-turut menjadi 0,88-0,9% dan 1,46-1,54% di setiap peningkatan variasi konsentrasi H3PO4
Pemanfaatan Limbah Arang Plastik Sebagai Adsorben Surfaktan Anionik dalam Air Limbah Laundry Munira Munira; Mustafiah Mustafiah; Darnengsih Darnengsih; Gusnawati Gusnawati; Hermin Hardiyanti Utami
Journal of Chemical Process Engineering Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.795 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v6i1.963

Abstract

Salah satu usaha yang berkembang sangat pesat saat ini adalah industri Laundry, akan tetapi limbah yang dihasilkan dari industri ini langsung dibuang ke saluran air pemukiman dan dapat menimbulkan dampak negative bagi lingkungan. Di satu sisi terdapat juga plastik yang merupakan limbah yang dapat merusak lingkungan, limbah plastik ini jika diolah dengan benar maka dapat memberikan maanfaat. Salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai adsorben. sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana limbah arang plastik ini bisa digunakan sebagai adsorben dalam menangani air limbah laundry. Penelitian dilakukan di Laboratorium Limbah dan Teknologi Pengoahan Air pada Jurusan Teknik Kimia, preparasi arang plastik dilakukan dengan dua tahap proses yaitu pembuatan arang limbah plastik, yang kedua proses pengayakan arang plastik denga variable 100, 150 dan 200 mesh. Kemudian dilakukan proses adsorpsi pada air limbah laundry dengan variable massa arang plastik 3,6 dan 9 gram. Kecepatan pengadukan 200 rpm dengan variable waktu yang digunakan 0, 30, 60, 90 dan 120 menit. Hasil adsorbs di analisa dengan menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa arang limbah plastik dapat digunakan sebagai adsorben dengan kondisi optimum pada ukuran partikel arang yang digunakan 200 mesh, dengan massa 6 gram dan waktu kontaknya 90 menit
Pengaruh Asap Cair Sebagai Biohandsanitizer Dengan Penambahan Essential Oil Daun Jeruk Nipis M Arman; D Darnengsih; M Munira; M Mustafiah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.004 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v7i1.1193

Abstract

Inti SariAsap cair merupakan bahan baku alternatif pembuatan biohandsanitizer karena kandungan utamanya dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan mikroba. Penelitian ini bertunjuan mengetahui apakah asap cair dapat digunakan sebagai bahan baku biohandsanitizerad, mengetahui daya hambat asap cair terhadap pertumbuhan bakteri dengan esensial oil dari bahan daun jeruk nipis. Metode yang digunakan yaitu proses produksi asap cair dengan cara pirolisis. Asap cair grade 3 di destilasi menghasilkan asap cair grade 1 dan 2. Pembuatan biohandsanitizer dilakukan dengan mencampurkan asap cair grade 1 dengan esensial oil. Perbandingan asap cair dan esensial oil yang memenuhi persyaratan 80:20 dengan nilai pH 4,55. Analisa Angka Lempeng Total (ALT) jika pertumbuhan mikroba pada media biakan semua jenis sampel yaitu 1,0x101, sehingga bahan baku yang digunakan sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan mikroba sebagaimana tujuan dari penelitian ini. Standar handsanitizer yang memenuhi persyaratan berada pada kisaran  pH 4-10 (SNI 06-2588-1992) dan standar Angka Lempeng Total pada prodak handsanizer yaitu 1,0x103. Analisa GCMS, 31% kandungan dari asap cair adalah trans-caryophyllene merupakan senyawa organik efektif sebagai antibakterial. Abstract Liquid smoke is an alternative raw material for making biohandsanitizer because its main content can be used as an inhibitor of microbial growth. This study aims to determine whether liquid smoke can be used as a raw material for biohand sanitizers, to determine the inhibitory power of liquid smoke on bacterial growth with essential oil made from lime leaves. The method used is the process of producing liquid smoke by means of pyrolysis. Grade 3 liquid smoke is distilled to produce grade 1 and 2 liquid smoke. The biohandsanitizer is made by mixing grade 1 liquid smoke with essential oil. Comparison of liquid smoke and essential oil that meets the requirements of 80:20 with a pH value of 4.55. Analysis of Total Plate Number (ALT) if microbial growth in culture media for all types of samples is 1.0x101, so the raw materials used are very effective in inhibiting
Karakterisasi Dan Modifikasi Karbon Aktif Dari Mahkota Nanas Sebagai Bioadsorben Munira Munira; Muh Arman; Takdir Syarif; Gusnawati Gusnawati; D Darnengsih
Journal of Chemical Process Engineering Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jcpe.v7i2.1410

Abstract

Salah satu limbah dapat dimanfaatkan sebagai bioadsorben yaitu limbah mahkota nanas karena mengandung selulosa 71%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis aktivator pada karbon limbah mahkota nanas terhadap karakteristik bioadsorben meliputi luas area dan gugus fungsional/active site. Arang aktif dari limbah mahkota nanas dengan metode pirolisis pada suhu 400oC selama 2 jam, setelah itu arang yang terbentuk dilakukan penyaringan dan screening ukuran 120 mesh. Tahap selanjutnya yaitu modifikasi, arang dari hasil pirolisis di rendam dalam larutan H3PO4, Sodium Dedocylbenzene Sulfonate (DBS), NaOH dengan dengan variasi konsentrasi (2,3,4,5,6%) selama 2,5 jam dengan suhu 25oC dengan rasio 25 g : 100 ml. Hasil penelitian diperoleh bahwa limbah mahkota nanas dapat digunakan sebagai adsorben melalui proses pengarangan dan aktivasi menggunakan NaOH 2% dan surfaktan DSB 4%, arang aktif dari limbah mahkota nanas teraktivasi NaOH 2% memiliki nilai daya serap iodin yaitu 1015,20 mg/g dan luas area adsorben sebesar 338,92 m2/g Karakterisasi gugus fungsi adsorben terdapat gugus C=C aromatik, C-H alifatik dan -OH yang menjadi gugus aktif sebagai adsorben. Efektivitas adsorpsi dari arang limbah mahkota nanas diperoleh sebesar 91,87% pada arang teraktivasi NaOH 25 dan 90,03% pada arang teraktivasi surfaktan DBS.
Diversifikasi Produk Olahan Berbahan Dasar Gula Merah Menjadi Aneka Minuman Bernilai Ekonomi Tinggi di Desa Borisallo Kec. Parangloe, Gowa Munira Munira; Muhammad Arman; G. Gusnawati; D Darnengsih; Mustafiah Mustafiah; arfandi Ahmad; Nurhayati Rauf
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.144 KB) | DOI: 10.30653/002.202271.42

Abstract

Borisallo village is one of the villages that has the potential for sugar palm so some of its residents work as brown sugar farmers. Besides brown sugar, one of the potentialAnother interesting thing about this area is that the village of Borisallo is an axis road a district that connects the city of Makassar with the village of Malino which is a tourist attraction so along the axis road there are several restaurants. So it has the potential to create a small business of processed brown sugar which can boost the economy of brown sugar farmers. Solutions that offered to socialize the potential for processing brown sugar/palm into products ready-to-eat preparations, Conduct training in the manufacture of processed brown sugar in the form of various Cold Drinks (Milk -Brown Sugar, Milk Boba Brown Sugar, Milk Coffee Brown Sugar), conduct training on product packaging and marketing. After this PkM activity was carried out, the local brown sugar farmers have knowledge and skills in the technique of processing brown sugar productsinto other processed products with higher economic value and interest and motivation to carry out entrepreneurial activities. The entrepreneurial motivation initiated by the entrepreneurial starter kit that we provide is in the form of a set of tools beverage sealer/packaging. This tool will be managed by the Owned Enterprises Village (BUMDES) which will facilitate residents to do entrepreneurship