Banyak atlet memiliki potensi besar, namun tidak berkembang optimal akibat rendahnya literasi fisik. Hal ini juga terjadi pada atlet badminton PB Nauval Sarolangun. Meskipun aktif dalam latihan dan pertandingan, keterbatasan pengetahuan tentang teknik, taktik, dan perawatan tubuh dapat memengaruhi kualitas aktivitas fisik mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Physical literacy dan aktivitas fisik atlet PB Nauval Sarolangun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet PB Nauval Sarolangun, dengan sampel sebanyak 15 orang. Instrumen penelitian berupa angket menggunakan skala Likert yang telah dikembangkan berdasarkan indikator pada masing-masing variabel. Data dianalisis menggunakan uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara Physical literacy dan aktivitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor Physical literacy sebesar 25,47 (SD = 2,722) dengan skor tertinggi 30 dan terendah 21. Sementara itu, rata-rata aktivitas fisik adalah 57,33 (SD = 8,566), dengan skor tertinggi 70 dan terendah 38. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai signifikan 0,007 (< 0,05) dan nilai r 0,667 (> r tabel 0,514), yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara Physical literacy dan aktivitas fisik atlet. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi literasi fisik atlet, maka semakin tinggi pula tingkat aktivitas fisiknya.