Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Target Strength Ikan Kerapu Cantang Terhadap Panjang Total Ikan Menggunakan Singlebeam Echosounder Febrianto, Try; Ma'mun, Asep; Apdillah, Dony
Akuatiklestari Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v6i2.5606

Abstract

Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus >< Epinephelus lanceolatus) adalah salah satu produk budidaya utama di Indonesia dan mempunyai nilai harga yang tinggi yaitu berkisar mulai dari Rp. 110.000 hingga Rp.120.000/kg dan sudah menjadi komoditas ekspor penting terutama ke Hongkong, Jepang, Singapura dan Cina. Metode Hidroakustik merupakan metode deteksi objek (ikan) bawah air baik di kolam maupun di laut dan Nilai Target Strength (TS) merupakan parameter utama untuk menduga objek dibawah air, oleh karena itu perlunya dilakukan penelitian terkait nilai Target Strength (TS) dengan tujuan untuk mengetahui nilai hambur balik Ikan Kerapu Cantang yang selanjutnya akan dihubungkan dengan ukuran ikan tersebut. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 30 sampel Ikan Kerapu Cantang yang terdiri dari berbagai macam ukuran, maka nilai TS yang didapat berkisar dari -56,17 hingga -40,4. Hubungan linier positif dapat terlihat dari hasil uji statistik yaitu mempunyai nilai R2 0,8. Berdasarkan hasil statistik di atas bahwa nilai rata-rata TS dipengaruhi nilai TL Ikan Kerapu Cantang. Adapun hasil dari uji statistik tersebut didapatkan persamaan sebagai berikut: TS200kHz = -87,92+42,75log10 (TL) (95% CI: -44,39 to -49,01 dB, 9 to 10 TL mm; R2=0,83).
Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Pantai Trikora Bintan, Kepulauan Riau Mukhlis, Mukhlis; Apdillah, Dony; Willian, Nancy; Khodijah, Khodijah; Zulfikar, Andi
Akuatiklestari Vol 7 No 2 (2024): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v7i2.6960

Abstract

Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang dilakukan untuk bersantai seperti rekreasi, berenang, berjemur dan olahraga dilingkungan pantai yang didukung fasilitas yang lengkap, nyaman dan aman serta akses yang mudah untuk dijangkau. Kabupaten Bintan khususnya pesisir timur Pulau Bintan menawarkan beragam pantai yang menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Sepanjang pesisir timur Pulau Bintan tersebut dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Pantai Trikora. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Pantai Trikora menegaskan bahwa lokasi ini merupakan salah satu destinasi wisata pantai skala massal yang paling favorit di Bintan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kesesuaian wisata pantai dengan mempertimbangkan kapasitas jumlah fasilitas sarana prasarana, kenyaman keamanan dan akses yang mudah serta jumlah pengunjung yang diperbolehkan untuk kegiatan wisata pantai di pantai Trikora Bintan. Penelitian dilakukan disepanjang pantai Trikora dengan 6 (enam) area pengamatan yaitu Pantai Atok, Pantai Jazz, Pantai Kita, Pantai Nenek, Pantai Tergok, dan Pantai Trikora 4. Analisis kesesuaian (suitability analysis) wisata menggunakan Multi Criteria Analysis (MCA) dengan kalkulasi jarak spasial (euclidian distance) untuk menentukan zona- zona spasial dan luasnya. Kemudian daya dukungnya mengunakan perhitungan Boullon’ Carrying capacity mathematical model (BCCMM). Hasil penelitian menunjukan bahwa real carrying capacity (RCC) disepanjang pantai Trikora Bintan ditinjau dari aspek kesesuaian, maka kawasan yang sangat sesuai untuk wisata pantai luas 594.412 m2 dan berenang seluas 665.800 m2. Daya dukung kawasan pantai mampu menerima kunjungan wisatawan sebanyak 433 orang setiap hari dengan 3 zona dan daya dukung untuk berenang sebanyak 12.131 orang setiap hari dengan 4 zona.
Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Sebagai Upaya Adaptasi Perubahan Iklim di Pesisir Tanjungpiayu Kota Batam Zakia, Rahima; Lestari, Febrianti; Apdillah, Dony; Zulfikar, Andi
Akuatiklestari Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v8i1.7005

Abstract

Penelitian ini dilakukan dari September 2023 hingga Mei 2024 di kawasan hutan mangrove pesisir Tanjungpiayu Kota Batam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi biomassa, stok karbon, dan serapan karbon di kawasan hutan mangrove Tanjungpiayu, menghitung nilai ekonomi karbon hutan mangrove Tanjungpiayu, serta untuk merumuskan pengelolaan ekosistem mangrove dalam upaya adaptasi perubahan iklim di pesisir Tanjungpiayu Kota Batam. Lokasi penelitian ditentukan melalui metode survei, dimana titik sampling dipilih secara purposive sampling. Untuk menghitung biomassa pohon dilakukan tanpa merusak (nondestructive), dengan mengukur diameter batang setinggi dada (Diameter at Breast Height/DBH) yang diambil pada ketinggian sekitar 1,3 m dari permukaan tanah. Selanjutnya, perhitungan dilakukan dengan model allometrik untuk menghitung potensi biomassa dan penyimpanan karbonnya. Penentuan strategi pengelolaan menggunakan metode AHP dengan responden sejumlah 7 orang sebagai informan kunci. Berdasarkan hasil analisis data nilai total biomassa, stok karbon dan serapan CO2 pada lokasi penelitian adalah sebesar 150,32 ton/ha, 70,65 ton/ha dan 259,06 tonC/ha. Hal ini menunjukkan bahwa mangrove Tanjungpiayu memiliki potensi sebagai penyerap karbon atmosfer. Berdasarkan perhitungan nilai ekonomi karbon mangrove di pesisir Tanjungpiayu adalah Rp 25.054.254,16 (pasar sukarela) dan Rp 65.475.117,55 (CDM). Berdasarkan perolehan skor tertinggi aspek saintek menjadi prioritas dalam mempertimbangkan alternatif strategi pengelolaan ekosistem mangrove. Alternatif prioritas dengan skor tertinggi untuk pengelolaan ekosistem mangrove di pesisir Tanjungpiayu berupa pendampingan peningkatan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove berbasis adaptasi perubahan iklim.
Penerapan Aplikasi Cerdas Berbasis AI untuk Pengenalan Jenis Mangrove Pendukung Ekowisata Berkelanjutan di Desa Pengudang, Kabupaten Bintan Apdillah, Dony; Ritha, Nola; Zulfikar, Andi; Nanda, Tri
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 4 No 6 (2024): JAMSI - November 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1443

Abstract

Ekosistem mangrove di Desa Pengudang, Pulau Bintan, memainkan peran penting dalam ekowisata, tetapi literasi masyarakat mengenai spesies mangrove masih rendah, menurunkan efektifitas pemanfaatan secara maksimal dari potensi ekowisata. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan literasi masyarakat dan mendukung pengelolaan ekowisata berbasis mangrove melalui pengembangan aplikasi MangroveID. Aplikasi ini dirancang menggunakan teknologi machine learning untuk membantu masyarakat dan wisatawan mengenali berbagai spesies mangrove. Metode yang digunakan meliputi survei lapangan untuk pengumpulan data spesies mangrove, pengembangan aplikasi, sosialisasi, pelatihan, serta evaluasi. Pelatihan dan sosialisasi diberikan kepada Pokdarwis Pengudang Mangrove Bintan serta siswa sekolah dasar setempat. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi MangroveID berhasil meningkatkan pengetahuan peserta tentang ekosistem mangrove, serta meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan informasi terkait spesies mangrove. Evaluasi dengan pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pemahaman dari 67% menjadi 100%. Aplikasi ini juga berkontribusi pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam konservasi lingkungan dan pengembangan ekowisata yang lebih berkelanjutan.
Analysis of Wind Characteristics and Sea Surface Elevation Dynamics in Coastal Waters of Mantang Island, Bintan Regency, Indonesia Fa'u, Yosepine Cinta Tyas Gusti; Pranowo, Widodo Setiyo; Suhana, Mario Putra; Mujiasih, Subekti; Hatmaja, Rahaden Bagas; Ratnawati, Herlina Ika; Apdillah, Dony
Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 2 (2025): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v14i2.70748

Abstract

Geographically, Mantang Island is situated between the Malacca Strait, Natuna Sea, and Karimata Strait, and is exposed to the open sea, which influences the oceanographic dynamics of the region. The island’s residents are heavily dependent on the sea for their livelihoods, making wind and sea tides crucial for meeting their daily needs. Consequently, this study aimed to measure wind data and sea surface elevation over a 30-day period, with the results visualized using a wind rose diagram. The specific objectives were: 1) to calculate harmonic constants using both the Least Squares and Admiralty methods to obtain FormZahl numbers, 2) to determine the characteristics of sea surface elevation based on each method, and 3) to analyze the relationship between sea surface elevation and wind speed. The findings revealed that the wind in the waters surrounding Mantang Island was primarily influenced by the monsoon, blowing from the west with maximum speeds ranging from 5.70 to 8.80 m/s. Each calculation method produced varying values for sea surface elevation, including Zo, HHWL, LLWL, MHWL, and MLWL, with respective values of 11.99 m, 15.9 m, 8 m, 17.9 m, and 6 m. FormZahl number calculations yielded values of 1.25 and 1.03 using the Least Squares and Admiralty methods, respectively. Despite the differences in the results, both methods indicated a mixed semi-diurnal tidal pattern. To examine the relationship between wind and sea surface elevation, a 6th-order polynomial regression analysis was performed. The analysis revealed a weak correlation, with a coefficient of determination (R²) of 0.21 and a Root Mean Square Error (RMSE) of 0.30. These values suggest that the model’s predictions were relatively close to actual field conditions. 
Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Pantai Trikora Bintan, Kepulauan Riau Mukhlis, Mukhlis; Apdillah, Dony; Willian, Nancy; Khodijah, Khodijah; Zulfikar, Andi
Akuatiklestari Vol 7 No 2 (2024): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v7i2.7175

Abstract

Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang dilakukan untuk bersantai seperti rekreasi, berenang, berjemur dan olahraga dilingkungan pantai yang didukung fasilitas yang lengkap, nyaman dan aman serta akses yang mudah untuk dijangkau. Kabupaten Bintan khususnya pesisir timur Pulau Bintan menawarkan beragam pantai yang menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Sepanjang pesisir timur Pulau Bintan tersebut dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Pantai Trikora. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Pantai Trikora menegaskan bahwa lokasi ini merupakan salah satu destinasi wisata pantai skala massal yang paling favorit di Bintan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kesesuaian wisata pantai dengan mempertimbangkan kapasitas jumlah fasilitas sarana prasarana, kenyaman keamanan dan akses yang mudah serta jumlah pengunjung yang diperbolehkan untuk kegiatan wisata pantai di pantai Trikora Bintan. Penelitian dilakukan disepanjang pantai Trikora dengan 6 (enam) area pengamatan yaitu Pantai Atok, Pantai Jazz, Pantai Kita, Pantai Nenek, Pantai Tergok, dan Pantai Trikora 4. Analisis kesesuaian (suitability analysis) wisata menggunakan Multi Criteria Analysis (MCA) dengan kalkulasi jarak spasial (euclidian distance) untuk menentukan zona- zona spasial dan luasnya. Kemudian daya dukungnya mengunakan perhitungan Boullon’ Carrying capacity mathematical model (BCCMM). Hasil penelitian menunjukan bahwa Real Carrying Capacity (RCC) disepanjang pantai Trikora Bintan ditinjau dari aspek kesesuaian, maka kawasan yang sangat sesuai untuk wisata pantai luas 594.412 m2 dan berenang seluas 665.800 m2. Daya dukung kawasan pantai mampu menerima kunjungan wisatawan sebanyak 433 orang setiap hari dengan 3 zona dan daya dukung untuk berenang sebanyak 12.131 orang setiap hari dengan 4 zona.
Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Sebagai Upaya Adaptasi Perubahan Iklim di Pesisir Tanjungpiayu Kota Batam Zakia, Rahima; Lestari, Febrianti; Apdillah, Dony; Zulfikar, Andi
Akuatiklestari Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v8i1.7180

Abstract

Penelitian ini dilakukan dari September 2023 hingga Mei 2024 di kawasan hutan mangrove pesisir Tanjungpiayu Kota Batam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi biomassa, stok karbon, dan serapan karbon di kawasan hutan mangrove Tanjungpiayu, menghitung nilai ekonomi karbon hutan mangrove Tanjungpiayu, serta untuk merumuskan pengelolaan ekosistem mangrove dalam upaya adaptasi perubahan iklim di pesisir Tanjungpiayu Kota Batam. Lokasi penelitian ditentukan melalui metode survei, dimana titik sampling dipilih secara purposive sampling. Untuk menghitung biomassa pohon dilakukan tanpa merusak (nondestructive), dengan mengukur diameter batang setinggi dada (Diameter at Breast Height/DBH) yang diambil pada ketinggian sekitar 1,3 m dari permukaan tanah. Selanjutnya, perhitungan dilakukan dengan model allometrik untuk menghitung potensi biomassa dan penyimpanan karbonnya. Penentuan strategi pengelolaan menggunakan metode AHP dengan responden sejumlah 7 orang sebagai informan kunci. Berdasarkan hasil analisis data nilai total biomassa, stok karbon dan serapan CO2 pada lokasi penelitian adalah sebesar 150,32 ton/ha, 70,65 ton/ha dan 259,06 tonC/ha. Hal ini menunjukkan bahwa mangrove Tanjungpiayu memiliki potensi sebagai penyerap karbon atmosfer. Berdasarkan perhitungan nilai ekonomi karbon mangrove di pesisir Tanjungpiayu adalah Rp 25.054.254,16 (pasar sukarela) dan Rp 65.475.117,55 (CDM). Berdasarkan perolehan skor tertinggi aspek saintek menjadi prioritas dalam mempertimbangkan alternatif strategi pengelolaan ekosistem mangrove. Alternatif prioritas dengan skor tertinggi untuk pengelolaan ekosistem mangrove di pesisir Tanjungpiayu berupa pendampingan peningkatan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove berbasis adaptasi perubahan iklim.
PEMETAAN HABITAT BENTIK BERBASIS PIXEL MENGGUNAKAN CITRA SPOT-7 DI PERAIRAN DESA PENGUDANG KABUPATEN BINTAN Kartika, Indah; Syahara, Ulfatul; Kurniawati, Esty; Apdillah, Dony; Febrianto, Try
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v15i1.32410

Abstract

Habitat bentik, yang merupakan bagian dari daerah pesisir, meliputi ekosistem terumbu karang dan lamun, keduanya sangat produktif dan vital bagi kehidupan laut. Ekosistem ini memberikan manfaat besar dalam bentuk barang dan jasa lingkungan. Desa Pengudang di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, memiliki ekosistem laut yang beragam dan sehat, termasuk ekosistem lamun dan terumbu karang. Wilayah ini telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi lamun dan daerah wisata, namun menghadapi perubahan ekosistem, termasuk kerusakan dan kehilangan, yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Oleh karena itu, pemetaan dan pemantauan habitat bentik sangat penting untuk melacak perubahan yang terjadi. Citra satelit SPOT-7 digunakan untuk mengamati perubahan ini. Pengumpulan data dilakukan dari 10 Juni 2023 hingga 15 Januari 2024, dengan 250 titik observasi di Desa Pengudang, Kecamatan Teluk Sebong. Penelitian ini menggunakan algoritma Maximum Likelihood Classification (MLC) untuk pemrosesan citra. Komponen penyusun habitat bentik di perairan Desa Pengudang terdiri dari enam jenis habitat yaitu Alga bercampur dengan Karang Mati (AKM), Karang Mati bercampur dengan Pasir (KMP), Lamun (L), Lamun bercampur dengan Pasir (LP), Pasir (P), dan Pasir bercampur dengan Karang Hidup (PKH). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dalam tutupan habitat bentik dalam kurun waktu 6 tahun di perairan Desa Pengudang dari tahun 2016 hingga 2022. Overall Accuracy (OA) dari hasil klasifikasi adalah 65,33% untuk citra tahun 2016 dan 76% untuk citra tahun 2022. Pemetaan ini membantu untuk menilai kondisi ekosistem dan memberikan wawasan tentang perubahan lingkungan laut di wilayah tersebut.
An Examination of Climate Change Phenomena in Coastal Areas and Small Islands (Case Study: Mapur Island, Bintan Regency): Kajian Fenomena Perubahan Iklim Pada Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (Pulau Mapur Kabupaten Bintan) Saputra, Rio; Ismail, Khodijah; Apdillah, Dony
Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) Vol. 10 No. 2 (2025): Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL)
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/mitl.v10i2.10115

Abstract

Climate change has affected the availability of local food on small islands such as Mapur Island in Bintan Regency. Global climate change has become a critical environmental issue worldwide, drawing attention not only in Indonesia but also across other nations. This global phenomenon influences various aspects of life in Indonesia, particularly in small islands and coastal regions such as Bintan Island. To understand the dynamics of climate change on Mapur Island, it is essential to identify the most relevant indicators of climate change. Small islands and coastal areas like Mapur are highly vulnerable to climate change due to their dependence on local natural resources and ecologically sensitive environments. This study aims to analyze the climate changes occurring on Mapur Island. It employs a mixed-methods approach, integrating both quantitative and qualitative methodologies to examine the impact of climate change on the availability of local food in Mapur Island, Bintan Regency. A stratified proportional random sampling technique was used in the data collection process. The findings indicate that Mapur Island has experienced significant fluctuations in weather variables attributable to climate change. Notably, maximum wind speeds demonstrated sharp fluctuations, with pronounced wind surges occurring between late 2020 and early 2021, as well as from 2022 to 2023.