Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemanfaatan Informasi Geospasial untuk Pemetaan Akses Fasilitas Umum di Desa Banturejo sebagai Usulan Desa Wisata Nurwatik, Nurwatik; Jaelani, Lalu Muhammad; Sukojo, Bangun Muljo; Handayani, Hepi Hapsari; Budisusanto, Yanto; Deviantari, Udiana Wahyu; Hidayat, Husnul; Taslyanto, Chelsea Alfarelia Putri; Hadjoe, Muhammad Nabil; Hermawan, Raihan Daffa
Sewagati Vol 8 No 4 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i4.1447

Abstract

Desa Banturejo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa Banturejo memiliki berbagai macam pariwisata yang mampu menarik wisatawan. Desa Banturejo juga memberikan beberapa fasilitas umum tambahan yang akan mempermudah para wisatawan untuk memenuhi kebutuhan, seperti fasilitas kesehatan, tempat ibadah, rumah makan, dan kantor pelayanan. Fasilitas yang telah disediakan ini merupakan sarana penunjang bagi kegiatan pariwisata di Desa Banturejo. Pada kegiatan pengabdian kepa masyarakat ini dibuat peta tematik dengan memanfaatkan informasi geografis untuk pemetaan rute menuju fasilitas umum. Pembuatan peta tematik ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran fasilitas penunjang wisata yang terdapat di Desa Banturejo serta membuat rekomendasi rute efisien menuju fasilitas penunjang wisata berdasarkan jangkauannya terhadap objek wisata guna mengusulkan Desa Banturejo sebagai desa wisata. Kegiatan ini dilakukan menggunakan metode GeoTagging untuk menandai posisi dan Network Analysis untuk menganalisis rute paling efisien. Kegiatan ini juga melibatkan aspirasi warga setempat untuk menunjukkan lokasi setiap fasilitas umum serta jalan yang dapat dilalui mobil ataupun dnegan berjalan kaki. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa peta rute dari Waduk Selorejo menuju fasilitas umum di Desa Banturejo, karya cipta video pelaksanaan kegiatan, dan berita pada media massa. Hasil tersebut telah dimanfaatkan oleh pemerintah setempat sebagai sumber informasi kepada pengunjung objek wisata Waduk Selorejo mengenai rute ke fasiltas umum terdekat.
Estimasi Area Persebaran Potensi Material Tanah Liat Menggunakan Citra Sentinel – 2 dan Metode Skoring Pembobotan (Studi Kasus: Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban) Nugraha, Pradipta Adi; Nurwatik, Nurwatik; Bioresita, Filsa
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.88417

Abstract

Eksplorasi potensi wilayah tambang merupakan tahapan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi mengenai lokasi, bentuk, sebaran, luasan, dan sumber daya dari bahan galian yang berada di suatu wilayah. Informasi ini nantinya bermanfaat dalam melakukan cara penambangan, estimasi waktu dan biaya penambagan, serta jumlah kualitas bahan galian yang akan ditambang. Komoditas pertambangan yang sering ditambang adalah material tanah liat yang berfungsi sebagai salah satu bahan baku pembuatan semen. Komponen pada tanah liat yang dibutuhkan sebagai bahan baku pembuatan semen adalah alumina (Al2O3) dan silika (SiO2). Kecamatan Semanding, Tuban, Indonesia merupakan daerah penghasil tanah liat sebagai bahan baku semen. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang mampu menganalisis potensi wilayah tambang dari jauh serta lebih efisien. Penelitian ini menggunakan data dari satelit Sentinel - 2 untuk melakukan pemetaan sebaran potensi dan perhitungan luas wilayah tambang tanah liat di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Pemetaan sebaran potensi material tanah liat ini menggunakan 3 parameter utama, yaitu Indeks Vegetasi, Tutupan Lahan, dan Geologi yang kemudian dilakukan pembobotan pada setiap parameter. Luas potensi sebaran tanah liat di Kecamatan Semanding didominasi oleh potensi tinggi yang memiliki luasan 4716.880 ha dengan cakupan sebesar 43.520 persen dari keseluruhan potensi.
SIJAGUNG : Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Rantai Produksi Jagung (Lokasi : Desa Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur) Maulida, Putra; Nurwatik, Nurwatik; Hariyanto, Irena Hana; Syariz, Muhammad Aldila; Hidayat, Husnul; Irbah, Nafisatus Sania; Nusantara, Candida Aulia De Silva; Kurniawan, Akbar; Tjahjaningrum, Indah Trisnawati Dwi; Muryono, Mukhammad; Mukmin, Muchammad Faisal
Sewagati Vol 9 No 3 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v9i3.2405

Abstract

Jagung merupakan komoditas pertanian strategis masa depan penghasil karbohidrat. Seiring peningkatan populasi global, permintaan jagung baik untuk pangan maupun pakan terus meningkat. Jagung sebagai pangan strategis menjadi salah satu bahan yang harus diberikan atensi lebih. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur merupakan provinsi dengan luas pertanian jagung terbesar di Indonesia yaitu 735.054 ha pada tahun 2024. Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu penghasil jagung di Jawa Timur, terbilang masih sangat terbatas dibandingkan kabupaten lainnya yang mencapai 3-4 kalinya. Salah satu faktor penting dalam produksi jagung adalah proses end products dan jaringan pemasarannya. Distribusi jagung di Ponorogo masih bergantung pada tengkulak, yang mengakibatkan rendahnya harga jual produksi jagung dari petani. Solusi yang dilakukan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah membuat sistem informasi pertanian berbasis WebGIS untuk mendukung produksi dan distribusi jagung. Platform ini memungkinkan petani memasarkan hasil panen secara online dan konsumen membeli dengan harga yang adil. Selain itu, platform ini akan menyediakan informasi pemetaan jagung, termasuk kesehatan tanaman, prediksi produksi, dan analisis citra satelit. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mencakup survei lapangan dengan UAV dan wawancara petani, didukung citra satelit untuk klasifikasi lahan jagung serta data sekunder seperti produksi, peta lahan, dan sumber daya terkait. Hasil akhirnya adalah platform sistem informasi pertanian untuk mendukung produktivitas jagung di Ponorogo dan wilayah lainnya.
Perencanaan Jalur Pipa Distribusi Sekunder PDAM Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process dan Cost Path Analysis (Studi Kasus : Kecamatan Gunung Anyar ke Zona 3 PDAM Surya Sembada) Luberta, Sendi Khoirul Irham; Handayani, Hepi Hapsari; Nurwatik, Nurwatik
GEOID Vol. 19 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i2.1201

Abstract

Zona 3 Pelayanan PDAM Surya Sembada memiliki tekanan air dan debit air terrendah jika dibandingkan dengan zona lain. Hal ini menyebabkan zona 3 belum dapat teraliri air secara keseluruhan dan terus-menerus. PDAM merencanakan pemasangan jaringan pipa baru menuju 3 dengan titik awal berada di Kecamatan Gunung Anyar agar dapat menambah kapasitas air zona 3 tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Cost Path Analysis dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu kelerengan, arah hadap lereng, penggunaan lahan, jaringan jalan, jaringan sungai, daerah rawan bencana, banjir, dan jenis tanah. Metode AHP digunakan untuk menentukan bobot setiap kriteria dan sub-kriteria. Sedangkan cost path analysis diproses dengan berdasarkan bobot setiap kriteria dan skor sub-kriteria yang didapat dari pembobotan AHP. Didapatkan kriteria dengan bobot tertinggi ialah jaringan jalan sebesar 44%, diikuti kriteria penggunaan lahan sebesar 22%, untuk kriteria lain memiliki bobot antara 4%-10%. Pada penelitian ini direncanakan terdapat beberapa pilihan jalur pipa yaitu sebanyak 3, sehingga proses cost path analysis perlu dilakukan dengan input 3 titik akhir dan didapatkan 3 jalur pipa pilihan. Setelah didapatkan jalur pipa hasil pemodelan cost path analysis, dilakukan analisis kesesuaian mengacu pada SNI pemasangan pipa tahun 2004 serta RDTR Kota Surabaya Tahun 2018-2038. Diperlukan adanya modifikasi jalur pipa dikarenakan untuk masing-masing jalur 1, jalur 2, dan jalur 3 sebesar 12,6 %; 14,0 %; dan 7,4 % dari total panjang jalurnya intersect dengan area pemukiman. Modifikasi dilakukan dengan menggeser bagian jalur pipa yang intersect dengan pemukiman menuju jaringan jalan terdekat dikarenakan jaringan jalan memiliki pengaruh tersesar dalam penelitian ini dan menyesuaikan dengan peraturan. Kemudian, melakukan simulasi tekanan air dan debit air menggunakan software waterGems untuk megetahui tekanan air dan debit air yang mampu dihasilkan setiap jalur pipa dan didapatkan jalur 1 dapat menghasilkan tekanan air rata-rata dan debit air tertinggi masing-masing sebesar 6,096 m dan 77 l/s.
Pembuatan Peta Foto Udara Desa Campurejo Skala 1:5000 Menggunakan Metode UAV Photogrammetry Hidayat, Husnul; Deviantari, Udiana Wahyu; Kurniawan, Akbar; Bioresita, Filsa; Nurwatik, Nurwatik
GEOID Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v20i1.1618

Abstract

Desa Campurejo adalah salah satu desa pesisir yang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Timur. Secara sekilas, desa ini memiliki kawasan terbangun yang cukup luas meskipun kawasan tidak terbangun berupa lahan pertanian, lahan terbuka, dan vegetasi juga cukup dominan. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 370 hektar yang terpisah ke dalam dua wilayah. Dengan kondisi geografis dan batas administrasi yang tidak biasa tersebut keberadaan peta desa berskala besar menjadi penting bagi Desa Campurejo. Salah satu metode untuk membuat peta berskala besar dengan murah dan cepat adalah menggunakan wahana Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Penelitian ini memaparkan pembuatan peta Desa Campurejo menggunakan UAV. Proses akuisisi data dilakukan dengan wahana quadcopter dengan tinggi terbang 150 meter di atas permukaan tanah dengan pertampalan ke depan dan ke samping sebesar 80%. Untuk menjangkau seluruh area desa diperlukan 9 misi penerbangan yang menghasilkan 2163 foto. Proses pengolahan foto udara hingga menjadi citra ortofoto dilakukan dengan metode Structure from Motion (SfM). Dari hasil pengolahan tersebut diperoleh citra foto udara dengan Ground Sample Distance (GSD) sebesar 4,17 cm. Namun untuk efisiensi penyimpanan data, citra ortofoto yang digunakan memiliki resolusi spasial 10 cm. Secara geometrik citra ortofoto yang dihasilkan memiliki RMSE sekitar 5 cm, yang menurut kriteria CE90 memiliki akurasi horizontal sebesar 8 cm. Dengan akurasi tersebut citra yang dihasilkan dapat digunakan untuk membuat peta berskala 1:1000. Namun dengan pertimbangan luas, batas, dan kedudukan wilayah desa peta yang dihasilkan memiliki skala 1:5000 yang dapat memperlihatkan seluruh wilayah desa beserta eksklavenya dalam satu lembar peta. Peta tersebut juga dilengkapi dengan informasi sebaran fasilitas umum yang didapatkan dari hasil survey lapangan, dan informasi batas desa yang diperoleh dari INA Geoportal.
Pemanfaatan Citra Satelit Sentinel-1A untuk Pengamatan Deformasi Pasca Gempa di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung Nurwatik, Nurwatik; Safitri , Eka Diah Nur; Calista, Astrid
GEOID Vol. 16 No. 2 (2021)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v16i2.1686

Abstract

Pesisir Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung yang berbatasan dengan Samudra Hindia. Posisi wilayah yang berada diantara pertemuan dua lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia mengkibatkan Kabupaten Pesisir Barat sering mengalami dampak gempa. Sesuai laporan dari BMKG, bencana gempa yang cukup besar telah terjadi pada hari Jum’at tanggal 02 Agustus 2019 jam 19:03:25 WIB dengan magnitude 6.9 SR. Pusat Gempa bumi terletak di laut selatan Pesisir Barat pada koordinat 7.32°LS-104.75°BT dengan kedalaman dangkal sekitar 48 km. Selain guncangan, gempa juga dapat mengakibatkan perubahan (deformasi) pada permukaan tanah. Penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh aktif untuk mengamati deformasi yaitu DInSAR (Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar) yang merupakan teknik berbasis radar untuk mengeksploitasi informasi pada fase dua periode citra. Pengamatan deformasi dilakukan menggunakan dua data Sentinel-1A yang diakuisisi pada tanggal 01 Juni 2019 sebagai master, citra 29 Oktober 2019 sebagai slave, dan DEM SRTM 30 meter sebagai informasi topografi di wilayah tersebut. Hasil metode DInSAR menunjukkan deformasi vertikal yang diproyeksikan sepanjang LOS (Line Of Sight) di Kabupaten Pesisir Barat dengan nilai yang bervariasi pada rentang -12 cm sampai +22 cm. Dari proses kalkulasi statistik, dapat diketahui bahwa mayoritas permukaan tanah pada studi lokasi mengalami pengangkatan (uplift) sebesar 1,1 cm sampai 8,1 cm selama periode pengamatan. Fenomena tersebut selaras dengan aktivitas tektonik dan formasi geologi yang menyusun dataran Pesisir Barat, yaitu batuan gunungapi kuarter dan simpangaur. Pesisir Barat is one of the regencies in Lampung Province which adjacent to the Indian Ocean. The location where is between the junction of two tectonic plates, the Eurasian plate and the Indo-Australian plate, causes Pesisir Barat become frequently affected by earthquakes. According to the report from BMKG, a quite large earthquake occurred on Friday August 2, 2019 at 19:03:25 WIB with a magnitude of 6.9 SR. The epicenter of the earthquake is located in the southern sea of Pesisir Barat at coordinates 7.32°S ; 104.75°E with a shallow depth of about 48 km. Apart from shocks, earthquakes can also cause changes (deformations) to the ground surface. This research purposes an active remote sensing method that can be used to observe deformation is DInSAR (Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar), which is a radar-based technique to exploit information in the two-period phase of the image. Deformation observations were carried out using two Sentinel-1A data acquired on June 1, 2019 as a master, October 29, 2019 imagery as a slave, and DEM SRTM 30 meters as topographic information in it’s area. The results of the DInSAR method show that vertical deformation which is projected along the LOS (Line Of Sight) in Pesisir Barat Regency with varying values in the range from -12 cm to +22 cm. From the statistical calculation process, it can be seen that the majority of the land surface in the study location experienced an uplift of 1.1 cm to 8.1 cm during the observation period. This phenomenon is consistent with the tectonic activity and geological formations that form the Pesisir Barat plains, namely quaternary volcanic rocks and simpangaur.
Penentuan Lokasi Titik Evakuasi Sementara Bencana Tsunami Menggunakan Metode Network Analyst (Studi Kasus: Pesisir Selatan Kabupaten Pangandaran) Nurwatik, Nurwatik; Bioresita, Filsa; Setiawan, Darma
GEOID Vol. 17 No. 1 (2021)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v17i1.1706

Abstract

Bencana Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang sangat berbahaya dan sering terjadi di Indonesia. Khususnya pada daerah Pesisir Selatan Kabupaten Pangandaran yang memiliki riwayat tsunami dengan ketinggian run up tsunami mencapai 15,7 meter pada tahun 2006 berdasarkan data BPBD Kabupaten Pangandaran. Menurut BMKG tsunami yang terjadi tersebut menelan korban jiwa sebanyak 664 orang. Sebagai upaya mitigasi bencana pada penelitian ini dilakukan analisa tingkat bahaya tsunami dan penentuan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) pada Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Pangandaran. Analisa tingkat bahaya dilakukan berdasarkan data kelerengan, koefisien kekasaran, ketinggian run up tsunami, dan garis pantai. Kemudian dari hasil analisa tingkat bahaya tersebut digunakan untuk menentukan lokasi TES menggunakan metode Network Analyst. Dasar pembuatan sebaran lokasi TES yaitu dengan menggunakan analisa Service Area berdasarkan lokasi sebaran TES yang telah ada sebelumnya dari BPBD Kabupaten Pangandaran. Dari analisa tersebut akan diidentifikasi sebaran lokasi TES dan cakupan area. Apabila cakupan Service Area sebaran lokasi TES dari BPBD Kabupaten Pangandaran belum mencakup keseluruhan wilayah terdampak tsunami, maka dilakukan penambahan titik lokasi TES. Penelitian ini menghasilkan 55 titik lokasi TES yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi dengan waktu tempuh maksimal 22 menit