Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU TOLAKI DESA TATANGGE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI Arniawati, Arniawati; Kahirun, Kahirun; Arafah, nur; Iryan, Iryan
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12.699 KB)

Abstract

ABSTRAKKeberagaman hayati sangat membantu masyarakat di dalam pemenuhan kebutuhan termasuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bahan obat-obatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan telah lama dan secara turun temurun dilakukan sebagai bentuk adaptasi masyarakat terhadap lingkungannya. Begitu pula yang dilakukan masyarakat Suku Tolaki di Desa Tatangge yang masih menggunakan tumbuhan  yang bersal dari kawasan Taman Nasional Rawa Aopa sebagai bahan obat.Sampai saat ini belum banyak informasi terkait pemanfaatan tumbuhan sebagi bahan obat sehingga perlu dilakukan penelitian. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey dan wawancara terhadap 20 responden meliputi tabib, petani, wiraswasta dan ibu rumah tangga menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 jenis dan 18 famili tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan yang habitusnya berupa pohon, semak dan liana.  Keseluruhan tumbuhan tersebut di percaya dapat mengobati 25 jenis penyakit. Pemanfaatan bagian tumbuhan meliputi daun, akar, umbi, batang, buah, dan kulit batang. Pemanfaatannya sebagi obat luar  dengan cara dioles maupun dikonsumsi berupa cairan  yang direbus terlebih dahulu. Kata Kunci :Suku Tolaki, Desa Tatangge, Tumbuhan Obat, Taman Nasional Rawa Aopa
ANALISIS JASA LINGKUNGAN EKOWISATA AIR TERJUN LAHUNDAPE DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA Arniawati Arniawati; Safril Kasim; Rahmawati Anshar
Jurnal Ecogreen Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.196 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi objek wisata Air Terjun Lahundape dengan menggunakan TCM (Travel Cost Method).Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan air terjun Lahundape Tahura NIpa-nipa, Sulawesi Tenggara pada bulan April sampai Mei  2016. Pengambilan data dengan metode observasi dan wawancara langsung dengan responden yang dipilih secara accidental sampling. Data yang terkumpul dianalisis memperoleh nilai ekonomi objek wisata air terjun lahundape.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi jasa lingkungan ekowisata Air Terjun Lahundape dengan menggunakan metode biaya perjalanan adalah sebesar Rp. 57.928.000/tahun. Kata kunci : Air terjun Lahundape, Tahura Nipa-nipa, Jasa lingkungan,  Metode Biaya Perjalanan
KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU TOLAKI DESA TATANGGE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI Arniawati Arniawati; Kahirun Kahirun; Nur Arafah; Iryan Iryan
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.3 KB)

Abstract

ABSTRAKKeberagaman hayati sangat membantu masyarakat di dalam pemenuhan kebutuhan termasuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bahan obat-obatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan telah lama dan secara turun temurun dilakukan sebagai bentuk adaptasi masyarakat terhadap lingkungannya. Begitu pula yang dilakukan masyarakat Suku Tolaki di Desa Tatangge yang masih menggunakan tumbuhan  yang bersal dari kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai sebagai bahan obat.  Sampai saat ini belum banyak informasi terkait pemanfaatan tumbuhan sebagi bahan obat sehingga perlu dilakukan penelitian. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey dan wawancara terhadap 20 responden meliputi tabib, petani, wiraswasta dan ibu rumah tangga menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 jenis dan 18 famili tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan yang habitusnya berupa pohon, semak dan liana.  Keseluruhan tumbuhan tersebut di percaya dapat mengobati 25 jenis penyakit. Pemanfaatan bagian tumbuhan meliputi daun, akar, umbi, batang, buah, dan kulit batang. Pemanfaatannya sebagi obat luar  dengan cara dioles maupun dikonsumsi berupa cairan  yang direbus terlebih dahulu. Kata Kunci :  Suku Tolaki, Desa Tatangge, Tumbuhan Obat, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
KAJIAN PENGELOLAAN KOLABORASI TAMAN HUTAN RAYA NIPA-NIPA Arniawati Arniawati; Nur Arafah; Satya Agustina Laksananny
Jurnal Ecogreen Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.905 KB)

Abstract

Sejak dikeluarkannya perda No. 5 tahun 2007 yang mengatur pengelolaan blok khusus pada Taman Hutan Raya Nipa-nipa, permasalahan antara masyarakat dan pemerintah belum selesai. Bentuk pengelolaan masih menjadi permasalahan sehingga perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan data-data dan penjelasan tentang keadaan sosial ekonomi masyarakat pengelola blok khusus, mendapatkan data dan penjelasan tentang faktor internal dan faktor eksternal dan   merumuskan strategi pengelolaan blok khusus Tahura Nipa-nipa.Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survei dengan cara pengambilan data menggunakan sensus pada KTPH Tumbuh Subur dan purposive sampling untuk informan stakeholder lainnya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dan pengamatan langsung di lapangan. Data kemudian dianalisis secara deskriptif dan ananlsis SWOT                 Hasil analisis diperoleh bahwa pada KTPH Tumbuh Subur ketersediaan tenaga produktif mencapai 94,74% , tingkat pendidikan berada pada kategori rendah mencapai 68,42% , sebanyak 94,75%  responden pada  KTPH Tumbuh Subur berprofesi di sektor jasa dan Pemerintah  (5,26%). Dominasi jumlah tanggungan keluarga pada KTPH  adalah  tiga sampai empat orang , sebanyak 57,63% responden mempunyai pendapatan rumah tangga berada dibawah UMR kota Kendari. Organisasi pada KTPH  tidak aktif dan tidak berkembang. Kesemuanya itu menjadi pertimbangan dalam perencanaan strategis pengelolaan kolaborasi  Tahura Nipa-nipa. Kolaborasi pengelolaan blok khusus sangat dipengaruhi oleh faktor internal (masyarakat dan pengelola) dan faktor eksternal (pihak lain selain masyarakat dan pengelola). Strategi yang diterapkan dalam pengelolaan kolaborasi adalah legalitas hak kelola masyarakat, komitmen bersama mengenai model dan kriteria pengelolaan, penyebarluasan hasil kesepakatan, peningkatan kapasitas SDM baik itu masyarakat maupun pihak penelola, penerapan teknologi dengan agroforestry, dan koordinasi serta komunikasi reguler antara masyarakat dan pihak UPTD Tahura Nipa-nipa. Kata kunci : Tahura Nipa-nipa, blok khusus, pengelolaan, kolaborasi, strategi
KONTRIBUSI PROGRAM HUTAN KEMASYARAKATAN TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT Arniawati Arniawati; Satya Agustina L.
Jurnal Ecogreen Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.902 KB)

Abstract

ABSTRAKProgram Hutan Kemasyarakatan (HKm) yaitu program pemerintah dalam memberi ruang terhadap masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan pengelolaan hutan. Program ini juga  merupakan perwujudan dari salah satu tujuan pemerintah di dalam mensejahterakan masyarakat di dalam dan sekitar hutan  Penelitian kontribusi program  Hutan Kemasyarakatan (HKm) terhadap peningkatan pendapatan masyarakat merupakan salah satu kajian untuk mengetahui sejauh mana peran program pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi HKm terhadap pendapatan masyarakat di Desa Ambololi.  Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara pada 32 responden yang dipilih secara acak  pada 6 kelompok tani serta studi pustaka untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif.  Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa kegiatan Hutan Kemasyarakatan di Desa Ambololi dilakukan dengan pola kombinasi beberapa jenis tanaman kehutanan dan sistem agrisilvikutur telah  berkontribusi rata-rata sebesar 19,07% terhadap pendapatan masyarakat.Kata Kunci : Desa Ambololi, Hutan Kemasyarakatan, kontribusi, masyarakat, pendapatan.
KONTRIBUSI KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI SEBAGAI PENYEDIA PANGAN BAGI MASYARAKAT DESA TATANGGE Arniawati Arniawati; Kahirun Kahirun; Nur Arafah; Iryan Iryan
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.089 KB)

Abstract

ABSTRAKSejak jaman dahulu masyarakat telah melakukan pemungutan hasil hutan berupa buah-buahan, pati-patian, umbi-umbian yang dijadikan sebagai bahan pangan keluarga.  Hal demikina juga dilakukan oleh masyarakat Suku Tolaki di Desa Tatangge yang hingga saat ini masih memanfaatkan tumbuhan pangan dari kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW). Perlunya penelitian terkait tumbuhan pangan untuk mendukung ketahanan pangan lokal. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey dan wawancara terhadap 20 responden dengan menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 jenis dan 16 famili tumbuhan yang dimanfaatkan yang  tidak terbatas pada buah tetapi juga beberapa species dapat dimanfaatkan secara keseluruhan, batang, daun dan umbi. Tidak semua tumbuhan yang dimanfaatkan bebas dari kandungan racun sehingga perlu pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan racunnya.Bagian buah merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan yaitu sebesar 48,28% Kata Kunci : Ketahanan pangan, Suku Tolaki, Desa Tatangge, Tumbuhan pangan, Taman Nasional Rawa Aopa
EFISIENSI PEMASARAN KAYU JABON (Anthocephalus cadamba) (STUDI KASUS HASIL HUTAN RAKYAT DESA WAMBULU KECAMATAN KAPONTORI) satya Agustina Laksananny; Arniawati Arniawati; Ristamala Sari
Jurnal Ecogreen Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.262 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi pemasaran kayu jabon Hutan Rakyat di Desa Wambulu dengan cara menghitung marjin pemasaran, margin keuntungan dan farmer share (bagian harga yang diterima petani) pada setiap saluran  pemasaran.  Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat 4 (empat) pola pemasaran kayu jabon di Desa Wambulu yaitu: Jalur pemasaran I (Petani-pedagang perantara-pedagang penampung- konsumen akhir), saluran II (Petani produsen-pedagang penampung- konsumen akhir), saluran III (Petani produsen-pedagang perantara-konsumen akhir), dan saluran IV (Petani produsen-konsumen akhir). Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran (produk yang dihasilkan adalah papan dan balok) yang paling efisien adalah saluran pemasaran IV, karena besarnya marjin pemasaran terendah, tingkat farmer share tertinggi dan marjin keuntungan terendah. Keywords : Hutan Rakyat, Kayu Jabon, Efisiensi Pemasaran
DESKRIPSI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA HUTAN GUNUNG MEKONGGA Nur Arafah; Alamsyah Flamin; Arniawati Arniawati; Muhafidz Muhafidz
Jurnal Ecogreen Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.91 KB)

Abstract

This study aims to determine the social cultural condition of Tinukai village in Mekongga Mountain Forest preservation that was condition in Tinukari village Wawo sub-district, North Kolaka which lasted for 2 months, May to June by sowball sampling technique. The result of that stydy shows that Tinukari village is inhabited by indigous people of Tolaki Mekongga since the 1980s, and by 1990s in Tinukari was began inhabited by several migrants ethnic south Sulawesi such the Bugis (Luwu and Sinjai) Makassar, Toraja and Kajang, and 1997 the Tinukari Village was definitifly estabilished. The Tinukari Villagers belief system is based on islamic belief. In the social and cultural interaction, the formal social stratifition only recognize head of the village (kepala desa) religious figures, and costume leaders. The social of society appears in the from of cooperation, competition, conflict and accomodation. Patterns leadership in social structure Tinukari consist of administrative leadership, traditional leadership, and religious leadership. Institutions an sanction (law) hat exist in the community in the form of goverment institutions, religious institutions and customary structures. Natural resources governance that recognized by the community include the state forest to open and clear he land for plantations and agriculture initiated by their parents as normadic society (normad). There are no writen rules in utilization of land resources but depends only on awareness of social norms and respect the nature values. Those who violate the norms could be given a reprimand the nature communities members and local goverment. Keywords: Social Culture, Society, Forest, Gunung Mekongga
ETNOMEDISIN MASYARAKAT DESA RODA DALAM PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT DI SUAKA MARGASATWA TANJUNG AMOLENGO Arniawati Arniawati; Rosmarlinarsiah Rosmarlinarsiah; Nur Arafah; Zakiah Uslinawati; Martijana Martijana; La De Ahmaliun
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jc.v3i1.26419

Abstract

The people of Roda Village have been interacting with the Tanjung Amolengo Wildlife Reserve for generations. Interactions are carried out to meet the needs of life, including the use of various plants as medicinal ingredients. Plants that grow wild in the area are believed by the community to be efficacious in curing several diseases. This study was aimed at obtaining information on the forms of use of plants in the Tanjung Amolengo Wildlife Reserve area and their efficacy and processing methods. The research was conducted for 3 months, namely October – December 2018. The survey method was chosen as the research method used and used the snowball method for respondent selection. There are 23 selected respondents who have activities in utilizing medicinal plants. The results of the study revealed 19 species from 17 families consisting of trees, shrubs, herbs, grasses, lianas. The plant parts used included leaves, stems, bark, roots, and flowers. The processing is done traditionally by pounding, boiling, brewing or using it directly.
PRAKTIK KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MUNA DALAM PEMANFAATAN LAHAN HUTAN Arniawati Arniawati; San Afri Awang; Rohman Rohman; Priyono Suryanto
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol. 11 No. 3 (2022): Volume 11, Nomor 3, Oktober 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v11i3.1594

Abstract