Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Construction of Tudang Sipulung as A Group Counseling Strategy for Bugis Adolescents in The Perspective of KIPAS Counseling Model Aswar Aswar; Edil Wijaya Nur; M. Amirullah; Fitriana Fitriana
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol. 7 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang & Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um001v7i32022p123-137

Abstract

Abstract: The purpose of this article is to describe the existence of Tudang Sipulung for group guidance that used KIPAS Counseling for the Bugis Youth at Senior High School at Sidrap. This research used a qualitative approach with Triple Hermeneutic Analysis method. The data collection technique are Interview and literature studies as well as data validation which is achieved through data triangulation. The subjects of this study were four people, two people from public figure (culturalists) and two people from students (Bugis youth). The results showed that Tudang Sipulung is the ancestral heritage of the Sidrap’s Bugis Society which contains positive values in the deliberation to reach consensus. In the practice of guidance and counseling, Tudang Sipulung can be constructed and implemented as group guidance in the perspective of the KIPAS counseling model in serving the counselee or Bugis Youth. The cultural values of Tudang Sipulung that can be integrated with the KIPAS model counseling include the counselor’s self-positioning, discussion themes, attitude, and positive thinking techniques, as well as the special technique of KIPAS is KaDo-MUDAH, and up to the steps of the KIPAS Counseling model Abstrak: Kajian ini berupaya untuk mendeskripsikan eksistensi Tudang Sipulung sebagai sarana bimbingan kelompok dalam kerangka acuan konseling model KIPAS (Konseling Intensif dan Progresif yang Adaptif terhadap Struktur) terhadap Remaja Bugis sekolah menengah atas di Kab. Sidenreng Rappang. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian AHB (analisis hermeneutika bersusun). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan studi kepustakaan, serta pengabsahan data ditempuh melalui triangulasi data. Pada penelitian ini, subjek berjumlah 4 orang, 2 orang dari kalangan tokoh masyarakat (budayawan) dan 2 orang dari kalangan siswa (remaja Bugis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tudang Sipulung merupakan warisan tradisi leluhur masyarakat Bugis Sidenreng Rappang (Sidrap) yang mengandung nilai-nilai positif dalam bentuk wahana kelompok ketika hendak membicarakan suatu hal yang perlu untuk disepakati secara bersama-sama. Pada praksis bimbingan dan konseling, Tudang Sipulung dapat dikonstruksi dan diimplementasikan sebagai strategi bimbingan kelompok dalam perspektif konseling model KIPAS dalam melayani konseli atau remaja yang berlatar suku Bugis. Adapun nilai-nilai budaya Tudang Sipulung yang dapat diintegrasikan dengan konseling model KIPAS meliputi pemosisian diri konselor, tema bahasan, teknik-teknik bersikap dan berpikir positif serta teknik khusus KaDo-MUDAH, hingga langkah-langkah konseling model KIPAS.
Bimbingan Dan Konseling Karir Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka Belajar (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII SMAN 6 Sidrap) Edil Wijaya Nur
Jurnal Guru Dikmen dan Diksus Vol 6 No 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : Direktorat Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47239/jgdd.v6i1.570

Abstract

Lebih dari 50 persen alumni empat tahun terakhir SMAN 6 Sidrap tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk program layanan bimbingan dan konseling karir yang dibutuhkan oleh peserta didik di SMAN 6 Sidrap. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, FGD dan dokumentasi. Analisis penelitian menggunakan metode triangulasi data dan peer review. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) hasil kuesioner kebutuhan peserta didik akan layanan BK Karir adalah layanan klasikal dengan rata-rata 8,2 poin, layanan konseling dengan rata-rata 0,8 poin, pamflet dengan rata-rata 4,6 poin, mading karir dengan rata-rata 5,3 poin, narasumber dengan rata-rata 8,9 poin, kunjungan lapangan dengan rata-rata 8,3 poin, website karir dengan rata-rata 3,2 poin, dan kunjungan ke kampus dengan rata-rata 9,0 poin; (2) hasil FGD yang menyimpulkan bahwa merencanakan karir adalah hal sangat penting bagi peserta didik sebelum lulus; peserta didik butuh informasi tentang dunia kuliah dan wirausaha; peserta didik menginginkan bentuk layanan yang lebih bervariatif; peserta didik berpendapat bahwa mereka butuh informasi dari informan profesional secara langsung; membaca adalah hal yang dapat meningkatkan wawasan peserta didik mengenai dunia kampus dan dunia usaha; berkunjung ke tempat atau lokasi industri adalah hal menarik bagi peserta didik untuk dilaksanakan; dan peserta didik merasa bahwa konseling individu tidak terlalu mereka butuhkan untuk informasi karir; (3) Layanan bimbingan dan konseling karir berdiferensiasi yang dibutuhkan oleh peserta didik adalah layanan klasikal yang mengadaptasi pembelajaran berbasis proyek, studi lapangan, menghadirkan narasumber dan melakukan bibliokonseling.
Faktor Lingkungan dalam Pengembangan Karier Wirausaha Remaja: Perspektif Social Cognitive Career Theory (SCCT) Nur, Edil Wijaya; Amirullah, Muhammad; Zulfikri, Zulfikri
Indonesian Journal of School Counseling: Theory, Application, and Development Volume 3 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/ijosc.v3i3.56968

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi peran faktor lingkungan dalam pengembangan karier wirausaha pada remaja dengan menggunakan pendekatan Social Cognitive Career Theory (SCCT). SCCT digunakan sebagai kerangka kerja untuk memahami bagaimana lingkungan keluarga, sekolah, dan sosial memengaruhi konsep diri remaja serta minat dan motivasi mereka dalam menjalani karier wirausaha. Studi ini menggunakan metode analisis literatur untuk meninjau hubungan antara faktor lingkungan dengan perkembangan karier wirausaha remaja. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) lingkungan keluarga berperan dalam memperkuat konsep diri remaja, (2) lingkungan sekolah berperan dalam membentuk keyakinan diri dan minat remaja terhadap dunia wirausaha, dan (3) lingkungan sosial berperan dalam membentuk pandangan remaja terhadap karier wirausaha..
Tinjauan Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi dalam Bimbingan dan Konseling Nur, Edil Wijaya; Fitri, Alfira Sandika; Mahyuddin, Muhammad Junaedi
EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling Vol 5 No 2 (2023): EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/edupsycouns.v5i2.4592

Abstract

Abstract: This paper aims to understand us about guidance and counseling as a service to assist clients in solving the problems they face. The research method used is literature study by relying on literary sources from books, scientific journals, articles, to research papers presented in scientific forums. The study of the research description is poured out using content analysis as a way to interpret the data obtained. Meanwhile, the validity of the data relies on data trianggulation and peer review. The results of the study concluded that in guidance and counseling, ontology explains that the essence of guidance and counseling is help, assistance that is carried out so that others reach the level of development of their lives with the potential they have. Then epistemology comes as an approach that explains how the knowledge in guidance and counseling is acquired. In general, there are two things that are the main way for the birth of knowledge, namely rationalism and empiricism. Rationalism explains that knowledge in guidance and counseling is acquired through reason or human ratio whereas empiricism places more emphasis on sensory experience. And in the last section, there is also an understanding that axiology in guidance and counseling consists of ethics in the form of a counselor code of ethics and aesthetics in the form of competency standards for a professional counselor. Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk memahamkan kita tentang bimbingan dan konseling sebagai sebuah layanan untuk membantu klien dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan mengandalkan sumber-sumber literatur dari buku, jurnal ilmiah, artikel, hingga makalah hasil penelitian yang dipresentasikan di forum ilmiah. Kajian atas deskripsi penelitian dituangkan dengan menggunakan analisis isi sebagai cara untuk menginterpretasikan data yang didapatkan. Sedangkan validitas data mengandalkan trianggulasi data dan peer review. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam bimbingan dan konseling, ontologi menjelaskan bahwa hakikat bimbingan dan konseling adalah bantuan, bantuan yang dilakukan agar orang lain mencapai taraf perkembangan hidupnya dengan potensi yang ia miliki. Kemudian epistimologi hadir sebagai pendekatan yang menjelaskan tentang bagaimana pengetahuan dalam bimbingan dan konseling itu diperoleh. Secara umum ada dua hal yang menjadi jalan utama lahirnya pengetahuan yakni rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme menjelaskan bahwa pengetahuan dalam bimbingan dan konseling diperoleh melalui akal atau rasio manusia sedangkan empirisme lebih menekankan pada pengalaman inderawi. Dan di bagian terakhir ditemukan pula pemahaman bahwa aksiologi dalam bimbingan dan konseling terdiri dari etika berupa kode etik konselor dan estetika berupa standar kompetensi seorang konselor profesional.
Pelaksanaan Layanan Konseling Komunitas Khusus bagi Warga Binaan di Rumah Tahanan Nur, Edil Wijaya; Agung Setiawan; Andi Firdawati
KONSELING: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Penerapannya Vol. 5 No. 2 (2024): Januari
Publisher : ILIN Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/konseling.v5i2.2224

Abstract

This article explores the necessity for specific community counseling services for inmates in correctional facilities, not only as corrective measures but also as support in rebuilding self-confidence, managing stress, and aiding in the rehabilitation process. Despite the acknowledged importance of counseling services, their implementation hasn't been well-structured within correctional facilities. The article depicts the execution of specialized community counseling services for inmates in a correctional facility in South Sulawesi, describing the methods, obstacles, and outcomes. A qualitative approach adopting descriptive methods was utilized to elucidate service implementation. Data collection involved interviews, observations, and document studies. The analysis revealed a primary focus on career development within these services, while personal, social, and educational aspects didn’t receive optimal attention. Major challenges included the complexity of individual issues, low participation in group counseling, and resource limitations. Balancing the emphasis on career development with comprehensive attention to individual needs is crucial for ensuring successful social reintegration. Comprehensive reviews and continuous evaluations are essential for improving services in the future.
Gambaran Kebutuhan Mahasiswa Terhadap Website Konseling Online Di Universitas Negeri Makassar Buchori, Sahril; Saman, Abdul; Latif, Suciani; Nur, Edil Wijaya; Kaffah, Muh. Silmi
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2024 : PROSIDING EDISI 11
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan mahasiswa Universitas Negeri Makassar terhadap layanan konseling online berbasis website. Penelitian menggunakan metode survei dan wawancara, melibatkan 40 mahasiswa untuk analisis kuantitatif dan 10 mahasiswa untuk wawancara mendalam, yang dipilih secara acak dari Fakultas Ilmu Pendidikan UNM dan Program Pascasarjana UNM. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif, sementara data kualitatif dianalisis secara tematik untuk menggali kebutuhan mendalam mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan tinggi terhadap layanan yang fleksibel, anonim, dan responsif, dengan fitur utama seperti pemesanan sesi konseling, ruang diskusi privat, dan artikel informatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan platform konseling berbasis website merupakan adaptasi layanan yang relevan di era digital, memberikan solusi untuk tantangan kesehatan mental mahasiswa sekaligus meningkatkan kesejahteraan akademik dan psikologis mereka. Kata Kunci: Layanan Konseling Digital, Kebutuhan Mahasiswa, Website Konseling
Persepsi Guru BK terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Melalui Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Nur, Edil Wijaya; Amirullah, M; Haq, Nuzul
TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 8, No 3 (2025): TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Pusat Kajian Bimbingan dan Konseling FIPPS Unindra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26539/teraputik.833657

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi guru Bimbingan dan Konseling (BK) terhadap peningkatan kompetensi profesional mereka melalui Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK). Penelitian menggunakan pendekatan campuran kuantitatif dan kualitatif, dengan subjek penelitian sebanyak 41 guru BK dari tiga komunitas MGBK SMA di Sulawesi Selatan. Data dikumpulkan menggunakan angket berisi 16 pernyataan skala Likert dan Focus Group Discussion (FGD). Instrumen penelitian terdiri dari angket daring untuk survei dan panduan wawancara untuk FGD. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun partisipasi dalam MGBK berkontribusi positif terhadap peningkatan kompetensi teknis, pemahaman teori konseling, dan kepercayaan diri guru BK, hubungan antara frekuensi partisipasi dan peningkatan kompetensi terindikasi lemah. Faktor lain, seperti kualitas program dan relevansi materi, lebih berperan dalam mendukung pengembangan profesional. Selain itu, terdapat kebutuhan mendesak untuk memperkaya materi yang lebih spesifik dan aplikatif, seperti penanganan kasus keluarga, kecanduan, dan bullying. Temuan ini menekankan pentingnya peningkatan kualitas program MGBK sebagai langkah strategis untuk memperkuat layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Pengembangan E-Modul Karier Wirausaha Berbasis UMKM Lokal dengan Model Rowntree untuk Siswa SMAN 6 Sidrap Nur, Edil Wijaya; Saman, Abdul; Buchori, Sahril
JURNAL KONSELING GUSJIGANG Vol 10, No 1 (2024): Jurnal Konseling Gusjigang Juni 2024
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/jkg.v10i1.12798

Abstract

This study aims to develop an E-Module for Entrepreneurship Career Guidance, based on local UMKMs, tailored for students at SMAN 6 Sidrap. Utilizing Rowntree's development model, the research integrates essential components from student needs analysis, collaboration with career counselors, and case studies of successful local entrepreneurs. The novel aspect of this E-Module lies in its focus on local UMKMs in Sidrap, providing students with relatable and inspiring examples of entrepreneurship. Findings indicate that the E-Module significantly enhances students' self-efficacy and interest in pursuing entrepreneurial careers. It also aligns with the Social Cognitive Career Theory (SCCT), supporting students in understanding entrepreneurial opportunities and fostering realistic career expectations. By including practical simulations and real-life success stories, the E-Module creates a dynamic and engaging learning environment, demonstrating its effectiveness as a career guidance tool.
Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X yang Terjadi Akibat Learning Loss dengan Teknik Sinema Terapi di SMAN 6 Sidrap Nur, Edil Wijaya
Indonesian Journal of School Counseling: Theory, Application, and Development Volume 3 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/ijosc.v3i2.50579

Abstract

Terjadi fenomena dimana siswa kelas X mengalami penurunan motivasi berprestasi akibat learning loss. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut maka guru BK melaksanakan Teknik Sinema Terapi dengan tujuan untuk melihat efektivitas Sinema Terapi dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa yang terjadi akibat learning loss di SMAN 6 Sidrap. Penelitian dilaksanakan dengan mengandalkan penelitian eksperimen yang menggunakan desain penelitian True Experimental Design. Pengambilan data menggunakan teknik observasi dan angket. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Pada hasil penelitian didapatkan perbedaan mean gain score kelompok eksperimen sebesar 5,12 dan untuk kelompok kontrol sebesar 3,00. Sedangkan pada pengujian hipotesis diperoleh t hitung 2.303 dengan df = 48 dibandingkan dengan t tabel 2,01 berarti 2.303 > 2,01. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis kerja diterima (H1). Karena mean gain skor kelompok eksperimen lebih tinggi dari mean gain skor kelompok kontrol, maka disimpulkan bahwa penggunaan Sinema Terapi dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa di SMAN 6 Sidrap secara signifikan.
Kecerdasan Buatan sebagai Co-Counselor dalam Bimbingan dan Konseling: Tantangan dan Peluang di Indonesia Nur, Edil Wijaya; Zulfikri
Technocouns: Journal of Technology in Guidance and Counseling Vol. 2 No. 1 (2025): Technocouns
Publisher : ILIN Education Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/technocouns.v2i1.2977

Abstract

The development of artificial intelligence (AI) has significantly impacted various sectors, including guidance and counseling (GC) services. This study aims to explore the challenges and opportunities in implementing AI as a co-counselor within GC services in Indonesia, particularly at the secondary education level. A descriptive qualitative approach was employed, using literature review as the primary method. Data sources included scientific articles, policy documents, and relevant research findings, which were thematically analyzed. The results indicate that AI implementation in GC offers potential to improve service efficiency, broaden access to counseling, and support personalized interventions based on data. However, key challenges include ethical concerns, data privacy, AI’s limited understanding of local cultural nuances, and the readiness of human resources (counselors and school guidance teachers) to adopt such technology. The study concludes that AI can serve as an effective co-counselor when integrated thoughtfully, ethically, and contextually. Strategic policies, continuous professional development for GC practitioners, and the development of AI systems that are responsive to local values and students’ psychosocial needs are essential for successful implementation.