Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

RESPON SINGKAT KONSENTRASI KLOROFIL-A TERHADAP PERUBAHAN ARUS EDDY PERMUKAAN DI WILAYAH PERAIRAN TELUK TOLO DAN SEKITARNYA Napitupulu, Gandhi; Lukman, Annisa Aulia; Hatmaja, Rahaden Bagas; Kartadikaria, Aditya Rakhmat; Radjawane, Ivonne Milichrisiti; Millina, Ananda Vista; Akbar, M Apdillah; Napitupulu, Moses
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.1.2024.877

Abstract

Upwelling, sebuah proses oseanografi yang sangat penting, memperkaya air permukaan dengan massa air yang kaya nutrisi dari lapisan yang lebih dalam. Upwelling dapat terjadi sebagai respon dari dinamika arus eddy, dan ini kami temukan salah satunya di perairan Teluk Tolo dan sekitarnya. Penelitian ini menganalisis pengaruh arus eddy terhadap upwelling di wilayah tersebut dengan menggunakan data citra satelit dari Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS),  Copernicus Climate Change Service (C3S) dan model klimat dari ECMWF Reanalysis v5 (ERA 5). Data suhu permukaan laut (SST), klorofil-a permukaan laut (SSC), tinggi permukaan laut (SSH), dan angin permukaan laut (SSW) digunakan untuk memahami bagaimana arus eddy memengaruhi upwelling di wilayah kajian selama periode 15 tahun pengamatan (tahun 2006 hingga 2020). Hasil penelitian menunjukkan jumlah arus eddy yang terbentuk adalah 341 buah (195 buah untuk eddy siklonik (CE) dan 146 buah untuk eddy antisiklonik (AE)). Jumlah maksimum CE (AE) ditemukan pada bulan Januari dan Juni (bulan Juli dan Oktober) serta minimum pada bulan September (bulan Mei). CE menyebabkan anomali negatif SST serta anomali positif SSC dengan perubahan signifikan setelah dua hari CE terbentuk. Karakteristik anomali SST dan SSC pada CE didukung melalui nilai EPV (Ekman pumping velocity) positif (maksimum 3,5x10-6 m/s) yang mengindikasikan adanya upwelling. Sedangkan AE menyebabkan anomali positif SST serta anomali negatif SSC, dan mulai berubah tiga hari setelah AE terbentuk dengan nilai EPV negatif (minimum -1,1x10-6 m/s) yang menandakan adanya downwelling. Pengaruh eddy pada perairan Teluk Tolo dan sekitarnya terhadap upwelling lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh angin pada bulan Juni, Juli, dan Agustus.
SEASONAL AND INTRA-SEASONAL VARIABILITY OF OCEAN THERMAL POTENTIAL ENERGY IN THE INDONESIAN EXCLUSIVE ECONOMIC ZONE Suprijo, Totok; Napitupulu, Gandhi; Ningsih, Nining Sari; Sinaga, Denny Basardo Jonatan; Rachman, Audi
BULLETIN OF THE MARINE GEOLOGY Vol 39, No 1 (2024)
Publisher : Marine Geological Institute of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/bomg.39.1.2024.866

Abstract

Ocean thermal energy is a promising marine renewable energy resource that can be developed as a clean energy alternative for Indonesia, which is in the equatorial or tropical region. This study assesses the potential of ocean thermal energy as a renewable energy source in the Indonesian Exclusive Economic Zone (EEZ) by estimating the monthly, seasonal, and intra-seasonal variability of ocean thermal energy conversion (OTEC) resources. The Indonesian EEZ spans from 6°N to 11°S and 95°E to 139°E, covering an area of 3,495,698.72 km². Using temperature data from simulations of the Hybrid Coordinate Ocean Model (HYCOM), the study evaluates the potential of OTEC resources over a 50-year period (from January 1964 to December 2013) with a spatial resolution of 0.125°. Estimation of OTEC potential power resources was based on temperature differences at depths of 20 m and 1000 m, following the hybrid cycle working principle.The results of the estimations indicate that the area has a monthly average potential power of 289.73 GW. The estimation also reveals seasonal and intra-seasonal variability in this potential energy, with fluctuations ranging from 280.09 GW in August to 295.65 GW in December, influenced by phenomena such as ENSO (El Niño Southern Oscillation) and IOD (Indian Ocean Dipole). In the Indonesian EEZ, the average potential thermal power decreases to 288.23 GW during an El Niño event and increases to 291.72 GW during a La Niña event. The IOD phenomenon has a similar effect, with potential decreasing to 281.82 GW during a positive IOD event and rising to 292.64 GW during a negative IOD event.
IMPACT OF SIGNIFICANT WAVE HEIGHT, WIND SPEED, AND PRECIPITATION VARIABILITY ON SHIPPING SAFETY IN INDONESIAN ARCHIPELAGIC SEA LANES Fathurohman, Azkal; Napitupulu, Gandhi; Fujiawati, Ghina; Napitupulu, Moses
BULLETIN OF THE MARINE GEOLOGY Vol 40, No 1 (2025)
Publisher : Marine Geological Institute of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/bomg.40.1.2025.895

Abstract

Unexpected and unpredictable extreme weather poses significant risks to maritime activities, particularly in Indonesian waters and the Indonesian Archipelagic Sea Lanes, known as ALKI, which have been internationally recognized for shipping and aviation since 1985. This study assesses these risks by analyzing patterns of wave height, wind speed, and rainfall along ALKI to improve shipping safety and mitigate accident risks. Data from the European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) ERA5 for the period 1993 to 2023 and Global Precipitation Measurement (GPM) for 2001 to 2020 were processed using descriptive statistics and Empirical Orthogonal Function (EOF) methods. The results reveal high waves (1-2.5 m) and strong winds at Beaufort scale 4 prevailing in northern Indonesian waters from December to February and southern waters from June to August. Higher rainfall (350-600 mm) occurs in the northern region from September to November and in the southern from December to February. Extreme waves (90th percentile) reach up to 3 m in open ocean areas such as the Natuna Sea, western Sumatra, southern Java, the Maluku Sea, and northern Papua Sea. Extreme winds are observed over open ocean areas, with slight spatial shifts, as seen in the Arafura Sea (9-10 m/s). Extreme rainfall (250-350 mm) is concentrated in the northwestern region. EOF analysis identifies global climate phenomena and regional oceanographic dynamics as the primary drivers of significant wave height variability. Improved understanding of weather variability can enhance navigation safety along the ALKI routes and inform more effective regulation, law enforcement, and monitoring.
Kajian Perilaku Gelombang Akibat Adanya Struktur Tiang Pancang Silinder melalui Analisis Spektrum Energi: Study of Wave Behavior due to Cylinder Pile Structure Through Energy Spectrum Analysis Suprijo, Totok; Khadami, Faruq; Abdullah, Faizal Ade R.; Sesami, Hening; Poerbandono; Prasetyo, Adi; Ginting, Juventus; Simanjuntak, Eduardo; Napitupulu, Gandhi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v15i1.42612

Abstract

Struktur pemecah gelombang banyak dimanfaatkan untuk perlindungan pantai dari hantaman gelombang laut yang berpropagasi ke daerah pesisir pantai. Salah satu inovasi pemecah gelombang yang sedang dikembangkan yaitu struktur tiang pancang. Tiang pancang merupakan replikasi batang pohon bakau yang dapat meredam energi gelombang. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis efektivitas struktur tiang pancang dengan menganalisis perilaku gelombang sebelum dan sesudah bertabrakan dengan struktur tiang pancang berdasarkan pembagian teori gelombang. Simulasi laboratorium fisik telah dilakukan untuk mendapatkan data gelombang yang berinteraksi dengan struktur tiang pancang. Selanjutnya, dilakukan analisis spektrum energi untuk menentukan spektrum energi gelombang datang, refleksi dan transmisi dari pengukuran wave probe berupa data time series. Masing-masing spektrum energi digunakan untuk melihat kemampuan refleksi dan transmisi dari struktur tiang pancang dari koefisien refleksi dan transmisi. Nilai koefisien refleksi dan transmisi diestimasi dengan persamaan polinomial derajat tiga menghasilkan dan dengan variabel parameter dasar gelombang yaitu tinggi gelombang, periode gelombang dan kedalaman perairan. Titik kritis dari persamaan polinomial menunjukkan nilai koefisien refleksi dan transmisi minimum ketika berada pada daerah Cnoidal dan maksimum ketika berada pada daerah Stokes orde-2.