Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kualitas Bakteri Udara Pada Ruangan Unit Gawat Darurat Dan Laboratorium Di Puskesmas Waenahe Air Bacteria Quality in Emergency Unit and Laboratory Rooms at Waena Health Cente Asrianto, Asrianto; Manalu, Revalina; Sahli, Indra Taufik; Sitompul, Loly Sabrina; Kurniawan, Fajar Bakti; Hartati, Risda; Wardani, Afika Herma
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 15 No 2 (2023): Mei-Agustus
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Bakteri udara merupakan bakteri yang tersebar dan terbawa oleh udara, yang keberadaanya membuat udara menjadi tidak sehat bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya. Penyebaran bakteri ini instasi kesehatan dapat menyebabkan infeksi nosokomial.  UGD dan Laboratorium merupakan bagain dari ruangan di Puskesmas Waena yang rentan tercemar banyak sekali mikroorganisme, yang dapat berasal dari  sampel maupun kunjungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas bakteri udara pada ruangan UGD dan Laboratorium Puskesmas Waena tahun 2023. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini didapat dari 5 titik yang berada pada ruangan UGD maupun Laboratorium. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik (Uji T). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah yang paling tertinggi di UGD adalah pada hari ke-4 dengan jumlah kuman 1.771 CFU/m3, dan terendah pada hari hari ke-1 sebesar 417 CFU/m3. Untuk Laboratorium jumlah yang paling tertinggi adalah pada hari ke-6 sebesar 1.536 CFU/m3, dan terendah pada hari hari ke-3 sebesar 443 CFU/m3.Uji normalitas dan homogenitas memenuhi syarat, sehingga dapat dilakukan uji T. Penelitian ini menunjukkan pada UGD maupun laboratorium hanya hari ke-1 dan hari ke-3 yang memenuhi syarat kualitas bakteri udara menurut PERMENKES nomor 1077 tahun 2011 selama seminggu hari kerja. UGD dan laboratorium tidak memiliki perbedaan siginifikan terkait kualitas bakteri udara.
Identifkasi Jamur Penyebab Tinea Pedis pada Nelayan di Kota Jayapura: Laporan Data Wardani, Afika Herma; Sahli, Indra Taufik; Simega, Novianti Yoyo; Asrianto, Asrianto; Purwati, Rina; Hartati, Risda; Kurniawan, Fajar Bakti; Asrori, Asrori
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 15 No 3 (2023): September-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v15i3.1239

Abstract

Pendampingan Kader dalam Melaksanakan Program Home Visit Bagi Keluarga dengan Malaria Sulistiyani, Sulistiyani; Purwanti, Rina; Wardani, Afika Herma; Suweni, Korinus
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i2.4605

Abstract

Program eliminasi malaria memerlukan strategi holistik yang melibatkan partisipasi Masyarakat melalui pendampingan kader sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.  pemahaman masyarakat tentang gejala malaria yang masih kurang, menunjukkan urgensi pendekatan berbasis masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk memperkuat peran kader malaria melalui pendampingan home visit sebagai langkah nyata dalam mendukung program eliminasi malaria. Metode pengabmas ini melibatkan wawancara mendalam dengan masyarakat di daerah endemis malaria, pelatihan kader, pendampingan home visit, simulasi peningkatan skil skrinning dan pengukuran tekanan darah. Hasilnya berfokus untuk meningkatkan kemampuan kader dalam melaksanakan peran pendampingan pasien dan keluarga dengan malaria. Selain itu, masih tingginya tingkat ketidakpahaman mengenai gejala malaria menjadikan kader memiliki peranan penting dalam memperkuat kebutuhan akan intervensi berbasis komunitas. Pendampingan dilakukan dengan meningkatkan pelatihan kader, mengembangkan materi pendidikan yang relevan, dan memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan komunikasi. Pendekatan ini menghasilkan pemahaman masyarakat yang meningkat, dengan kader menjadi penyuluh yang efektif. Pembahasan hasil pengabmas menunjukkan bahwa program pendampingan berperan penting dalam meningkatkan kesadaran dan Pencegahan malaria di tingkat rumah tangga. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya terus memperkuat peran kader sebagai jembatan antara pelayanan kesehatan dan masyarakat. Saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain intensifikasi program pelatihan kader, pemanfaatan teknologi yang lebih maju, dan peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Dengan demikian, diharapkan program Pendampingan kader dalam melakukan kunjungan ke rumah dapat menjadi model yang efektif dalam mendukung upaya pemberantasan malaria dan peningkatan kesehatan masyarakat secara keseluruhan
Edukasi tentang Golongan Darah ABO dan Pemeriksaan Golongan Darah ABO pada Peserta Senam Jantung Sehat di Halaman Dinkes Provinsi Jayapura Sahli, Indra Taufik; Asrianto; Hartati, Risda; Kurniawan, Fajar Bakti; Wardani, Afika Herma; Rina Purwati; Asrori
Jurnal Pengabdian Masyarakat Cendikia Jenius Vol. 2 No. 2 (2025): Juni 2025
Publisher : CV. CENDIKIA JENIUS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70920/pengabmaskes.v2i2.191

Abstract

Blood type is essential information in health, particularly in blood transfusion procedures and medical emergency management. However, public awareness regarding the importance of knowing one's blood type remains low. This community service activity aimed to provide education and conduct blood typing using the ABO system for participants of the healthy heart exercise held at the Papua Provincial Health Office on November 9, 2024. The activity consisted of two main stages: health education on blood types and direct blood typing using the slide method. A total of 12 participants underwent the examination, with the following distribution of blood types: type A (50%), type O (25%), and type B (16.7%). These results reflect the tendency of blood type distribution, which is also influenced by genetic, ethnic, and geographical factors. It is concluded that blood type A is the most dominant among the participants of the healthy heart exercise (50%), followed by blood type O (25%) and blood type B (16.7%).
Analysis of Microscopy and RDT Performance in Detecting Malaria Among Suspected Patients at Arso III Health Center Hartati, Risda; Ap, Ema Elvira Alwina; Asrianto; Sahli, Indra Taufik; Kurniawan, Fajar Bakti; Wardani, Afika Herma; Purwati, Rina
Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya Vol 13 No 2 (2025): Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jkupr.v13i2.23060

Abstract

Malaria remains a significant public health problem in Papua. Keerom is one of the districts with a high incidence of malaria. This study aims to evaluate the performance of the Rapid Diagnostic Test (RDT) in comparison to microscopic examination, the gold standard for malaria diagnosis. This descriptive analytic study involved 40 suspected malaria patients at Arso III Health Center, Skanto District, Keerom Regency, Papua. Blood samples were examined using thick blood smears, thin blood smears, and the Care Start RDT. The study employed a cross-sectional design with purposive sampling. Microscopic examination identified five positive cases, corresponding to 12.5 percent, while the RDT detected nine positive cases, representing 22.5 percent of the total. The diagnostic analysis of the RDT revealed a sensitivity of 100 percent, a specificity of 88.6 percent, a positive predictive value of 55.6 percent, and a negative predictive value of 100 percent. The McNemar test showed a significant difference, p = 0.046. RDT proved reliable for excluding malaria, as no false-negative results were found. However, positive results require confirmation by microscopy or PCR to avoid misidentification and treatment errors.
Pengurangan kejadian pityriasis versicolor dan dermatofitosis di Panti Asuhan Muhammadiyah Abepura Wardani, Afika Herma; Sahli, Indra Taufik; Asrianto, Asrianto; Hartati, Risda; Kurniawan, Fajar Bakti; Purwati, Rina
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 6 (2025): November (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i6.35036

Abstract

Abstrak Pityriasis versicolor dan dermatofitosis merupakan infeksi kulit yang umum terjadi di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis dan sub-tropis. Pityriasis versicolor menginfeksi 20-25% populasi global, dengan prevalensi mencapai 60% di daerah tropis. Di Indonesia, yang memiliki iklim tropis, dermatofitosis menempati urutan kedua setelah pityriasis versicolor, dengan tinea pedis dan tinea kruris sebagai kasus terbanyak.  Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan melalui penyuluhan dan edukasi mengenai infeksi kulit, serta monitoring aktivitas kebersihan diri anak-anak. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan anak-anak tentang penyakit kulit setelah kegiatan edukasi, serta penurunan kejadian pityriasis versicolor dari 37,5% menjadi 12,5% setelah intervensi. Saran diberikan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dalam mencegah infeksi kulit. Kata kunci: abepura; dermatofitosis, edukasi; jamur; pityriasis versicolor. AbstractPityriasis versicolor and dermatophytosis are common skin infections worldwide, particularly in tropical and subtropical countries. Pityriasis versicolor affects 20–25% of the global population, with a prevalence of up to 60% in tropical regions. In Indonesia, which has a tropical climate, dermatophytosis ranks second after pityriasis versicolor, with tinea pedis and tinea cruris being the most frequent cases. Community service activities were conducted through counseling and education on skin infections, along with monitoring the children’s personal hygiene practices. The evaluation showed an increase in the children’s knowledge of skin diseases after the educational activities, and a reduction in the incidence of pityriasis versicolor from 37.5% to 12.5% following the intervention. Recommendations were provided to promote awareness of the importance of clean and healthy living behaviors in preventing skin infections. Keywords: abepura; dermatophytosis, education; fungy; pityriasis versicolor.