Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Bakti Cendekia (Jurnal Ilmiah Multi Disiplin)

PROTOTYPE VITAL SIGN MONITOR PORTABEL (PARAMETER HEART RATE & SpO2) Hidayat, La Ode Muhammad Alfan; Sutiari, Desak Ketut; Kasih, Ridia Utami
Bakti Cendekia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI - JUNI
Publisher : Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia Regional Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dunia medis, keberadaan vital sign monitor memegang peranan penting dalam segala proses operasi dan perawatan pasien. Vital sign monitor berperan sebagai alat bantu bagi tenaga medis untuk memantau kondisi pasien secara real time. Alat ini mendeteksi perubahan yang terjadi, dan meningkatkan efektivitas perawatan secara menyeluruh. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancang bangun vital sign monitor portabel (parameter heart rate & SpO2). Alat ini didesain portabel agar mudah dibawa kemana-mana, dan hasil monitoring akan ditampilkan pada layar LCD. Pendeteksi heart rate dan SpO2 menggunakan sensor MAX30100 dan pengontrol rangkaian menggunakan mikrokontroler ATmega328. Alat ini akan berkolaborasi dengan parameter EKG dan suhu tubuh sehingga meningkatkan kegunaan alat ini dalam pemantauan kesehatan secara keseluruhan dalam satu waktu secara bersamaan. Hasil menunjukkan bahwa nilai heart rate dan SpO2 dapat terukur dengan memanfaatkan prinsip kerja photodioda yang terdapat pada sensor MAX30100. Perbandingan dengan alat standar menunjukan hasil pengukuran yang menghasilkan nilai error sebesar 0,26% untuk BPM dan SpO2 menghasilkan nilai error sebesar 0,14%. Penelitian ini berhasil dirancang dengan menggunakan beberapa komponen sederhana. Selain itu, Informasi mengenai heart rate dan SpO2 dapat disajikan melalui layar LCD. Saran pengembangan pada penelitian selanjutnya, dapat menambahkan parameter berupa respirasi, NIBP, yang berbasis Iot sehingga memudahkan pengukuran dalam satu waktu dan Iot yang bisa di pantau jarak jauh.
PROTOTYPE VITAL SIGN MONITOR PORTABEL (PARAMETER HEART RATE & SpO2) Ikbal, Muhammad; Sutiari, Desak Ketut; Surianto, Toto
Bakti Cendekia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI - JUNI
Publisher : Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia Regional Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di rumah sakit, para perawat dan dokter sering melakukan pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV) terhadap pasien untuk mendapatkan informasi klinis yang diperlukan dalam memperkuat diagnosis suatu penyakit dan merencanakan perawatan medis yang tepat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancang bangun vital sign monitor portabel (parameter Elektrokardiograph ( EKG lead II ) & Suhu ).Alat ini didesain portabel agar mudah dibawa kemana-mana, dan hasil monitoring akan ditampilkan pada layar LCD untuk suhu dan grafik EKG yang di tampilkan pada layar monitor. Pendeteksi suhu menggunakan sensor lm35 sedangkan EKG meggunakan sensor AD8232 dan pengontrol rangkaian menggunakan mikrokontroler Atmega328. Alat ini akan berkolaborasi dengan parameter BPM dan SpO2 sehingga meningkatkan kegunaan alat ini dalam pemantauan kesehatan secara keseluruhan dalam satu waktu secara bersamaan..EKG Lead II merekam informasi kondisi jantung dengan memasang elektroda pada tubuh, dan rekaman ini digunakan oleh dokter untuk menganalisis kondisi jantung pasien. Pada perangkat EKG, setiap sinyal yang diakuisisi berasal dari elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Sinyal EKG mencerminkan aktivitas setiap bagian jantung. Tiap bagian sinyal EKG diberi notasi P, Q, R, S, dan T. Gelombang P terjadi akibat kontraksi atrium yang memompa darah menuju ventrikel. QRS complex terjadi sebagai akibat kontraksi ventrikel yang memompa darah ke seluruh tubuh. Amplitude QRS complex adalah yang paling tinggi karena energi yang dihasilkan paling besar. Gelombang T terjadi karena proses relaksasi ventrikel yaitu ketika kontraksi berakhir dan darah mulai dipompa oleh atrium ke ventrikel .Setiap gelombang pada sinyal EKG mempunyai bentuk dan durasi yang standar. Setiap perubahan bentuk dan perbedaan durasi mengindikasikan kelainan yang terjadi pada jantung seseorang. Dengan menggunakan EKG Lead II, seluruh aktivitas listrik pada otot jantung dapat diamati, memungkinkan untuk diagnosis kelainan jantung Hasil menunjukkan bahwa dalam proses pengambilan data sebanyak 5 kali, dengan setiap orang terdiri dari 3 kali pengambilan data. Pada saat pengambilan data grafik dan suhu Normal. Pada grafik yang di amati adalah gelombang QRS Jantung mempunyai arti fisis dan klinis terhadap kondisi seseorang. Sinyal R merupakan sinyal tertinggi atau merupakan amplitudo bagi gelombang QRS jantung.dan suhu tampil pada LCD 16x2 . Penelitian ini berhasil dirancang dengan menggunakan beberapa komponen sederhana.
PROTOTIPE PENGONTROLAN NYALA DAN PADAMNYA LAMPU BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS): PROTOTIPE PENGONTROLAN NYALA DAN PADAMNYA LAMPU Somayasa, Diva Maheswari Nadiguna; Nursalam, Maliqa Naylisa; Taslimah, Inzani Imama; Nafarudin; Sutiari, Desak Ketut; Abidin, Muhammad Zaenal
Bakti Cendekia Vol. 1 No. 1 (2024): Bakti Cendekia
Publisher : Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia Regional Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan IoT (Internet of Things) dalam pengontrolan jarak jauh mampu meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga, menghemat energi listrik sekaligus biaya tagihan listrik, serta meningkatkan keamanan. Salah satu sistem pengontrolan sederhana adalah pengontrolan lampu berbasis IoT yang mampu mengatasi batasan jarak dalam menyalakan ataupun memadamkan lampu. Pada penelitian ini dirancang dan dibangun suatu prototipe pengontrolan lampu berbasis IoT yang mampu mengatasi batasan jarak dalam menyalakan ataupun memadamkan lampu. Rangkaian ini membutuhkan komponen-komponen untuk menjalankan sistem pemrograman, yaitu NodeMCU Esp8266 sebagai mikrokontroler, driver relay sebagai pemutus dan penyambung arus listrik berdasarkan perintah NodeMCU, platform Blynk sebagai penginput perintah ke NodeMCU, dan lampu sebagai bahan uji coba. Program dibuat sedemikian rupa pada platform Arduino IDE sehingga mampu menghubungkan Blynk, wifi, dan NodeMCU. Program yang telah diunggah akan diaplikasikan melalui pemasangan rangkaian prototipe. Rangkaian menghubungkan NodeMCU, relay, kabel USB dan adaptor sebagai sumber tegangan DC untuk mikrokontroler, serta lampu LED yang seluruhnya akan dihubungkan dengan menggunakan kabel jumper di atas papan rangkaian. Sistem yang telah selesai direkatkan pada papan tripleks agar menyatu. Hasil uji coba menunjukkan bahwa Blynk memiliki kontrol sepenuhnya atas menyala dan padamnya lampu dengan syarat bahwa lampu harus menyala/on melalui sakelar manual sejak awal, prototipe terhubung dengan wifi yang telah didaftar dalam program, dan Blynk harus terintegrasi dengan jaringan internet. Di mana pun dan kapan pun, selama perangkat terhubung dengan internet maka pengontrolan lampu dapat dilakukan. Hal ini tentunya dapat membantu meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga, menghemat energi listrik sekaligus biaya tagihan listrik, dan meningkatkan keamanan dalam sistem perangkat elektronik.
PEMANFAATAN KOMODITAS LOKAL DAUN JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE) DAN LIMBAH TULANG IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) SEBAGAI PENGEMBANGAN TRANSDERMAL PATCH ANTIINFLAMASI : PEMANFAATAN JAMBU METE DAN LIMBAH TULANG IKAN CAKALANG SEBAGAI TRANSDERMAL PATCH ANTIINFLAMASI Somayasa, Diva Maheswari Nadiguna; Prangesti, Gita; Runtu, Putri Mardiyah; Kusmalawati, Tuty; Sutiari, Desak Ketut
Bakti Cendekia Vol. 1 No. 1 (2024): Bakti Cendekia
Publisher : Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia Regional Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sulawesi Tenggara adalah provinsi yang kaya akan sumber daya alam potensial, beberapa diantaranya adalah jambu mete (Anacardium occidentale) dan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Namun, potensi ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal terutama pada bagian daun jambu mete dan tulang ikan cakalang. Daun jambu mete diketahui mengandung flavonoid yang bersifat antiinflamasi, antioksidan dan antimikroba dengan IC50 0,26 ppm. Tulang ikan cakalang mengandung kolagen sebesar 18,82% yang juga bersifat antiinflamasi dan dapat menjaga kesehatan kulit. Zat aktif flavonoid dan kolagen dari kedua jenis komoditas lokal ini dapat dikombinasikan menjadi sediaan transdermal patch yang berpotensi mempercepat penyembuhan luka pada kulit, khususnya luka lecet. Selain itu, pengembangan transdermal patch ini dapat menjadi salah satu upaya pemanfaatan komoditas lokal dan limbahnya secara optimal. Pembuatan transdermal patch memerlukan beberapa tahapan, dimulai dari tahap penyiapan serbuk simplisia, ekstraksi maserasi, ekstraksi gelatin dan pembuatan patch. Zat-zat berupa HPMC, PVP dan propilen glikol diperlukan dalam pembuatan basis transdermal patch karena berperan sebagai gelling agent, pelarut dan pengikat campuran. Uji flavonoid dengan metode Wilstater menggunakan serbuk Mg dan HCl pekat menunjukkan bahwa ekstrak dan serbuk simplisia daun jambu mete positif mengandung flavonoid dengan adanya perubahan warna sampel menjadi merah. Melalui uji karakteristik ditunjukkan bahwa transdermal patch telah memenuhi persyaratan sebagai sediaan obat topikal yang baik bagi kulit dengan nilai ketahanan lipat ≥ 300 kali, ketebalan ≤ 1 mm dan rata-rata pH 6,2 pada F2 dan F3. Patch yang telah jadi lalu ditempelkan pada plester hypafix untuk kemudian ditempelkan pada daerah luka
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM PESISIR DENGAN KEARIFAN LOKAL DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA Sutiari, Desak Ketut; Moita, Susalman; Baka, Wa Kuasa
Bakti Cendekia Vol. 1 No. 2 (2024): BAKTI CENDEKIA
Publisher : Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia Regional Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kearifan lokal merupakan pengetahuan dan praktik tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi, yang berfungsi untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Dalam konteks pengelolaan sumber daya alam pesisir, kearifan lokal seperti Pangloma laot, Adat Sasi, Bapongka, Awig-Awig dan Monguni memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mempertahankan identitas budaya. Kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam pesisir adalah warisan budaya yang sangat berharga, yang menggabungkan pengetahuan tradisional dan praktik lokal untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat. Dengan memperkuat dan melestarikan kearifan lokal ini, kita dapat memastikan bahwa sumber daya alam pesisir dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk generasi yang akan datang.