Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Identifikasi Pasien Sepsis Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Qarinah, Maryam; Mangarengi, Yusriani; Mulyadi, Farah Ekawati; Wiriansya, Edward Pandu; Abdi, Dian Amelia
Indonesian Journal of Health Vol 3 No 2 (2023): Vol.03 No.02 (Desember 2023)
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33368/inajoh.v3i2.82

Abstract

Sepsis is one of the causes of considerable morbidity, mortality and health expenditure worldwide. Several factors that influence the high mortality rate in sepsis cases are identified from several bibliography usually in elder, pregnant women, infants, hospitalized patients, and immunosuppression. The research purpose to identifying sepsis patients in Ibnu Sina Makassar Hospital based on age, sex, type of infection and initial diagnosis. This research was an observational descriptive study conducted using secondary data through medical records of patients with sepsis in Ibnu Sina Hospital during October 2018-December 2020. There were 40 samples cases sepsis found. Most sepsis cases consist of 12 patients (30%) found in 58-67 years old patients, 8 patients (20%) in 48-57 years old patients, 7 patients (17.5%) in 38-47 years old patients, 6 patients (15%) in 68-77 years old patients, 3 patients (7.5%) in 18-27 years old, 2 patients (5%) in 28-37 years old patients, each 1 patients (2.5%) in 78-87 and 88-97 years old patients. There 21 patients (52.5%) sepsis patients were female. Infection type, 80% those happened by bacterial infection and 20% by virus infection. Most primary diagnosed of the patients were pneumonia.
PEMBERDAYAAN K3 KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA PLHUT DI KANTOR DEPAG KAB BARRU Alimuddin, Aris; Mangarengi, Yusriani; Azis, Andi Adillah Firstania
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.22452

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek konstruksi merupakan bentuk Upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan Sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas seperti yang tertera pada Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pekerja konstruksi memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi, terdapat dua kategori pekerja konstruksi, yaitu pekerja yang sudah mempunyai ikatan kerja permanen dengan kontraktor dan pekerja Borongan atau harian lepas di bawah koordinasi mandor. Kategori kedua inilah yang merupakan pekerja konstruksi lini depan dan memiliki risiko kecelakaan kerja paling tinggi. Berbagai macam peraturan telah dibuat sebagai bentuk keselamatan kerja para pekerja, namun kenyataan di lapangan kurang sesuai dengan peraturan yang telah ada. Penting bagi para pekerja untuk mengenal pekerjaan serta memahami bahaya yang mungkin dihadapi agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja. Salah satu Upaya yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan pelatihan dan penerapan keselamatan kerja.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI ANTARA EKSTRAK DAUN MANILKARA ZAPOTA L DAN EKSTRAK DAUN PSIDIUM GUAJAVA L TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI Sabir, Nurani Islami; Idrus, Hasta Handayani; Sodiqah, Yani; Hasbi, Berry Erida; Mangarengi, Yusriani; Zulfahmidah, Zulfahmidah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.25564

Abstract

Escherichia coli dapat menyebabkan banyak penyakit seperti diare, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis dari usia neonatal hingga manula dll. Tingginya angka resistensi E.coli yang diperantarai oleh plasmid menjadi ancaman kesehatan global. Daun Manilkara zapota L dan Psidium guajava L memiliki kandungan senyawa yang dapat menghambat dan membunuh bakteri E. coli. Dari kedua ekstrak ini belum diketahui tingkat efektivitasnya sebagai antibakteri terhadap E.coli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektivitas antibakteri antara ekstrak daun Manilkara zapota L dan ekstrak daun Psidium guajava L terhadap bakteri Escherichia coli. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true eksperimental posttest dengan metode disc-diffusion (metode Kirby Bauer Test) yang menggunakan ekstrak daun Manilkara zapota L dan daun Psidium guajava L dengan konsentrasi masing-masing ekstrak 100%, 200% dan 400% serta kontrol positif antibiotik levofloxacin untuk melihat perbandingan efektivitas dari ekstrak daun Manilkara zapota L dan daun Psidium guajava L dalam menekan pertumbuhan bakteri Escherichia coli.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Manilkara zapota L dan daun Psidium guajava L pada konsentrasi 100%, 200% dan 400% tidak membentuk zona hambat (zona hambat 0 mm) yang diklasifikasikan sebagai resisten. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Manilkara zapota L dan ekstrak daun Psidium guajava L pada konsentrasi 100%, 200% dan 400% belum mampu menghambat pertumbuhan E. coli secara In-Vitro.
The Effect of Black Rice Extract on Lipid Profile Changes in Hypercholesterolemic Mus musculus Awalia, Awalia; Makmun, Armanto; Bamahry, Aryanti R.; Rasfayanah, Rasfayanah; Mangarengi, Yusriani
Journal La Medihealtico Vol. 6 No. 1 (2025): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v6i1.1947

Abstract

Increased levels of lipid profiles in the blood affect the occurrence of coronary heart disease. Several large studies have shown that several natural food ingredients rich in antioxidants are associated with a lower incidence of cardiovascular disease. prevent the occurrence of several degenerative diseases. The research design used was a research design with a control group (pretest-posttest control group design). The research design used was a pretest-posttest control group design with 27 mice (mus musculus). They were divided into 3 groups: the negative control group (placebo), the positive control group (simvastatin), and the treatment control group (black rice). The intervention was carried out for 21 days. Data analysis was carried out using the paired T test and one way ANOVA test. Giving black rice extract can significantly improve lipid profile levels in mice, especially increasing HDL cholesterol levels by (10.44%) and decreasing triglyceride levels by (12.89%) as well as Simvastatin administration can also improve lipid profile levels significantly, especially decreased total cholesterol levels by (24.67%) and decreased LDL cholesterol by (32.08%). Based on the one way ANOVA test, P values were obtained successively in the administration of black rice extract, namely total cholesterol (p=<0.001), HDL cholesterol (p=<0.001), LDL cholesterol (p=<0.001), and triglycerides (p=<0.001). Likewise, in the administration of simvastatin, the lipid profile levels were obtained (p = <0.001). The conclusion of this study was that there was a significant effect of giving black rice extract on the lipid profile of hypercholesterolemia mice which was as effective as simvastatin.
The potential of bilimbi leaf (Averrhoa bilimbi L.) extract as an inhibitor of Staphylococcus epidermidis growth Asnur, Andi Muhammad Nawwar; Waspodo, Nurelly N; Irwan, Andi Alamanda; Sodiqah, Yani; Mangarengi, Yusriani
International Journal of Health Science and Technology Vol. 6 No. 3 (2025): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/ijhst.v6i3.3965

Abstract

Coagulase-negative staphylococci (CoNS) are part of the normal skin flora and are often considered to be minimally pathogenic or even non-pathogenic. However, in certain cases, CoNS bacteria can lead to increased morbidity and mortality, particularly in high-risk patients. This study aims to examine the inhibition zones of Staphylococcus epidermidis following treatment with bilimbi (Averrhoa bilimbi L.) leaf extract at concentrations of 50%, 75%, and 100%, and to compare the inhibition zones across these three concentrations. This research employed a laboratory experimental design using the Kirby-Bauer disc diffusion method. The results showed that the inhibition zones for Staphylococcus epidermidis treated with 50% extract concentration were 12.78 mm, 13.01 mm, and 13.10 mm, classified as intermediate. At a 75% concentration, the inhibition zones were 13.07 mm, 13.40 mm, and 15.12 mm, ranging from intermediate to sensitive. Meanwhile, the 100% concentration produced inhibition zones of 15.64 mm, 16.89 mm, and 17.1 mm, classified as sensitive. A comparative analysis of the inhibition zones indicated that the 100% concentration produced the largest zone of inhibition among the three concentrations tested.
Risk factors for surgical site infection (ssi) in post-appendectomy patients at Massenrempulu Hospital, Enrekang Regency, 2023 Fahruddin, Annisa; Gani, Azis Beru; Harahap, Muhammad Wirawan; Purnamasari, Reeny; Mangarengi, Yusriani
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 7 No. 3 (2025): September: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v7i3.6618

Abstract

Surgical Site Infection (SSI) is a major healthcare-associated infection that significantly increases morbidity, mortality, and healthcare costs. This study aims to analyze the risk factors for SSI in post-appendectomy patients at Massenrempulu Hospital, Enrekang Regency, using a cross-sectional method with secondary data from patient medical records. A total of 41 patients met the inclusion criteria. The results indicate that SSI was more prevalent in females (65.9%) compared to males (34.1%), with the highest incidence occurring in the 17-25 age group (34.1%). In terms of nutritional status, most SSI cases were observed in patients with abnormal BMI, including underweight (22%), overweight (29.3%), and obesity (7.3%). Additionally, 92.7% of patients had no comorbidities, while a small percentage had hypertension (4.9%) or fatty liver disease (2.4%). Surgical duration was also a critical factor, as most SSI cases (92.7%) were associated with moderate-duration surgeries (60-120 minutes), while only 7.3% occurred in short-duration surgeries (<60 minutes). These findings highlight the importance of monitoring SSI risk factors, particularly among younger patients, females, and those with abnormal nutritional status. The study emphasizes the need for improved infection control strategies, proper nutritional management, and enhanced postoperative care to minimize SSI occurrence. Future research should consider primary data collection and additional variables to further explore risk factors. Additionally, healthcare facilities should enhance infrastructure and transition from manual to electronic medical records to improve patient management and reduce infection rates.
Identifikasi Morfologi dan Koloni Bakteri Probiotik Pada Makanan Tradisional Dangke: Morphological and Colony Identification of Probiotic Bacteria in Dangke Traditional Food Widyadhana, Narlhiandini Mitresna; Bamahry, Aryanti R.; Kamaluddin, Irna Diyana Kartika; Safitri, Asrini; Mangarengi, Yusriani
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1587

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Dangke merupakan produk olahan susu sapi atau susu kerbau dengan getah papaya yang dibungkus menggunakan daun pisang. Susu merupakan media yang baik untuk perkembangan mikroba karena kandungan nutrisinya yang tinggi dengan aktivitas air yang tinggi pada pH yang mendekati netral. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain eksperimental. Dilakukan perhitungan koloni pada media isolasi dan persentase konsentrasi mikroorganisme serta mengidentifikasi morfologi bakteri Hasil: Dangke susu kerbau segar. Jumlah koloni bakteri pengenceran 10-1 paling banyak terdapat pada dangke 1, dangke 2, dan dangke 5, pengenceran 10-2 paling banyak pada dangke 1, pengenceran 10-3 paling banyak dangke 2, pengenceran 10-4 paling banyak pada dangke 3, pengenceran 10-5 paling banyak pada dangke 3.  Persentase konsentrasi dangke 1 (33,3%), dangke 2 (25%), dangke 3 (20%), dangke 4 (20%), dangke 5 (25%). Morfologi bakteri basil dengan jenis bakteri gram positif. Dangke susu kerbau mengandung bakteri probiotik Genus Lactobacillus bermanfaat bagi kesehatan yang bisa membantu proses pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan dapat menghasilkan bakteriosin untuk melawan bakteri patogen.  Kesimpulan: Terdapat morfologi bakteri basil dengan koloni streptobasil termasuk jenis bakteri gram positif pada makanan tradisional dangke susu kerbau, yang tergolong bakteri probiotik Genus Lactobacillus. Abstract Background: Dangke is a processed product of cow's milk or buffalo milk with papaya sap wrapped using banana leaves. Milk is a good medium for microbial development due to its high nutritional content with high water activity at a pH close to neutral. Methods: This research is a descriptive study with an experimental design. Calculation of colonies on isolation media and percentage concentration of microorganisms and identifying bacterial morphology were carried out. Results: Fresh buffalo milk dangke. The number of bacterial colonies in dilution 10-1 is the most in dangke 1, dangke 2, and dangke 5, dilution 10-2 is the most in dangke 1, dilution 10-3 is the most in dangke 2, dilution 10-4 is the most in dangke 3, dilution 10-5 is the most in dangke 3.  Percentage concentration of dangke 1 (33.3%), dangke 2 (25%), dangke 3 (20%), dangke 4 (20%), dangke 5 (25%). Morphology of bacilli bacteria with gram-positive bacteria type. Buffalo milk dangke contains probiotic bacteria Genus Lactobacillus beneficial for health that can help the digestive process, increase immunity, and can produce bacteriocins to fight pathogenic bacteria. Conclusion: There is a morphology of bacillus bacteria with streptobacillus colonies including gram-positive bacteria in traditional buffalo milk dangke food, which is classified as probiotic bacteria of the Lactobacillus genus.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ZAITUN (OLEA EUROPAEA L.) JENIS EXTRA VIRGIN TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Salam, Annisa Salsabilah; Syamsu, Rachmat Faisal; Ikram, Dzul; Mangarengi, Yusriani; Muchtar, Amrizal
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.25609

Abstract

Staphylococcus aureus adalah flora normal kulit yang mampu menjadi patogen dan menyebabkan infeksi kulit ringan maupun infeksi berat dengan tanda khas peradangan, abses, dan nekrosis.  Bakteri Staphylococcus aureus resisten terhadap banyak antibiotik sehingga menimbulkan masalah terapi terhadap infeksi, seperti MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus). Minyak zaitun diketahui mengandung senyawa yang mampu menghambat bahkan membunuh bakteri, yaitu oleuropein, hidroksitirosol dan tirosol, flavonoid, dan minyak atsiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak zaitun (Olea europaea L.) jenis Extra Virgin terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian dilakukan dengan true experimental post test menggunakan metode disc diffusion (metode Kirby Bauer) untuk melihat efektivitas minyak zaitun jenis Extra Virgin dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Dilakukan uji identifikasi bakteri menggunakan pewarnaan gram, uji katalase metode slide, uji katalase metode tabung, dan uji koagulase. Tampak bakteri berbentuk bulat dan berwarna ungu (gram positif) yang bergerombol seperti gambaran rantai anggur, gambaran hasil positif untuk bakteri Staphylococcus aureus. Uji katalase metode slide dan tabung terinterpretasi positif. Hasil dari penelitian ini diperoleh rata-rata zona hambat minyak zaitun extra virgin sebesar 2,64 mm (media 1), 2,62 mm (media 2), 1,94 mm (media 3), dan 1,36 mm (media 4) dengan interpretasi resisten. Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus mampu dihambat dengan minyak zaitun (Olea europaea L.) jenis Extra Virgin, namun daya hambat sangat lemah.
Edukasi Aktivitas Fisik Sebagai Upaya Program Gerakan Masyarakat Sehat Menuju Indonesia Sehat 2025: Pengabdian Masyarakat Hartini, Supri; Mangarengi, Yusriani; Nurachma, Evy; Rahayu Asih, Okti
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 3 No. 3 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 3 Nomor 3 (Januari 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v3i3.395

Abstract

Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) mendorong pola hidup sehat termasuk aktivitas fisik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik masih rendah. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) oleh Generasi Muda Forum Komunikasi Dosen (GM FKD) ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai manfaat aktivitas fisik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. PKM ini dilakukan melalui ceramah, diskusi interaktif, sesi tanya jawab, serta kegiatan ice breaking yang mendukung aktivitas fisik agar peserta lebih aktif dan bersemangat. Materi mencakup manfaat aktivitas fisik, jenis latihan yang direkomendasikan, serta strategi penerapannya. Diskusi mengungkap kendala utama seperti kesibukan dan kurangnya motivasi, yang kemudian diberikan solusi praktis oleh narasumber. Untuk dampak yang berkelanjutan, diperlukan sosialisasi yang lebih luas serta dukungan dari berbagai pihak guna mewujudkan Indonesia Sehat 2025
Efektivitas Pemberian Madu Hutan (Apis Dorsata) dalam Mengatasi Infeksi Klebsiella Pneumoniae pada Mencit ( Mus Musculus) Musa, Muh. Muflih Usman; Wiriansya, Edward Pandu; Dwimartyono, Fendy; Mangarengi, Yusriani; Khalid, Nurfadhillah; Ahmad, Izhar Fitrah; Adrian, Adrian; Faisal, Fathir; Fazdlurrahman, Fazdlurrahman; Ilham, Muhammad
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 11 (2025): Volume 5 Nomor 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i11.19657

Abstract

ABSTRACT Nosocomial infections, especially those caused by Klebsiella pneumoniae bacteria, are a significant global health problem. The increasing antibiotic resistance encourages the search for alternative therapies, one of which is through the use of natural ingredients such as honey. Honey, especially Apis dorsata wild honey, is known to have antibacterial properties that can inhibit bacterial growth. To evaluate the effectiveness of giving forest honey (Apis dorsata) based on preventive, curative and supportive groups in treating Klebsiella pneumoniae infections in mice. This research uses a quasi experimental post-test method. A total of 30 mice were divided into 5 treatment groups. The test carried out was the Colony Number Distribution Test, then the Normality Test, after finding that the samples were not normally distributed, we chose the Kruskal Wallis Non-Parametric Test and the Mann-Whitney Test.Of the five groups studied, the intervention in the group given forest honey (Apis dorsata) combined with the antibiotic ceftriaxone as well as in the group given first forest honey (Apis dorsata) showed effective results (P<0.05) while the other groups did not show results. effective (P>0.05). Based on research, it was explained that giving forest honey (Apis dorsata) was effective as a preventive and supportive group, but was not effective as a curative group in treating Klebsiella pneumoniae infections in mice. Keywords: Forest Honey (Apis Dorsata), Klebsiella Pneumoniae Infection, Mice (Mus Musculus).  ABSTRAK Infeksi nosokomial, terutama yang disebabkan oleh bakteri Klebsiella pneumoniae, merupakan masalah kesehatan global yang signifikan. Meningkatnya resistensi antibiotik mendorong pencarian alternatif terapi, salah satunya melalui penggunaan bahan alami seperti madu. Madu, khususnya madu hutan Apis dorsata, diketahui memiliki sifat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Untuk mengevaluasi efektivitas pemberian madu hutan (Apis dorsata) berdasarkan kelompok upaya preventif, kuratif serta supportif dalam mengatasi infeksi Klebsiella pneumoniae pada mencit. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental post-test. Sebanyak 30 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Pengujian yang dilakukan adalah Uji Distribusi Jumlah Koloni, lalu kemudian Uji Normalitas, setelah didapatkan sampel tidak terdistribusi normal sehingga kami memilih Uji Non Parametrik Kruskal Wallis serta Uji  Mann-Whitney. Dari lima kelompok yang diteliti, intervensi pada kelompok pemberian madu hutan (Apis dorsata) yang dikombinasi dengan antibiotik ceftriaxone juga pada kelompok yang diberikan terlebih dahulu madu hutan (Apis dorsata) menunjukkan hasil yang efektif (P<0.05) sedangkan kelompok yang lain tidak menunjukkan hasil yang efektif (P>0.05). Berdasarkan penelitian, dijelaskan bahwa pemberian madu hutan (Apis dorsata) efektif sebagai kelompok preventif dan  supportif, namun tidak efektif sebagai kelompok kuratif dalam mengatasi infeksi Klebsiella pneumoniae pada mencit. Kata Kunci: Madu Hutan (Apis Dorsata), Infeksi Klebsiella Pneumoniae, Mencit (Mus Musculus).