Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MAKNA METAFORA CINTA DALAM LAGU BATAK TOBA “RAPHON HO DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI-NILAI ROMANTIS DALAM MASYARAKAT BATAK TOBA Purba, Asriaty R; Sianipar, Trynanda; Harniko Pasaribu, Jefri; Lubis, Alpiani; Saragih, Risdo
Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol. 8 No. 1 (2025): Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/parataksis.v8i1.18109

Abstract

Suku Batak Toba memiliki warisan budaya penting salah satunya adalah lagu Batak Toba. Lagu batak toba sangat sering menggunakan metafora dalam lirik-liriknya untuk menyampaikan berbagai realita kehidupan, maupun percintaan. Salah satu lagu Batak Toba yang mencolok dalam hal ini adalah “Raphon Ho”. Lagu ini dinyanyikan oleh Jun Munthe dan sebagian liriknya mengandung berbagai metafora yang mencurahkan perasaan cinta, ketulusan, dan kesetiaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna metafora cinta yang terkandung dalam lirik lagu “Raphon Ho” serta mengidentifikasi pengaruh lagu ini terhadap nilai-nilai romantis dalam masyarakat Batak. pada lirik lagu ini menunjukkan bahwa metafora cinta di dalam lagu ini tidak hanya berfungsi sebagai ungkapan perasaan pribadi, tetapi juga mengandung nilai-nilai romantis yang kuat dalam masyarakat Batak Toba, seperti kesetiaan, pengorbanan, dan kesempurnaan cinta. Lagu “Raphon Ho” juga berperan dalam membentuk dan memperkuat pandangan masyarakat Batak mengenai hubungan asmara dan pernikahan
Chomsky's Theory of Generative Transformative Grammar and Its Application in the Grammatical Sciences of the Batak Simalungun Language Simarmata, Tioara Monika; Silaban, Immanuel; Simamora, Yustina Jindi Lusmiran; Sianipar, Trynanda; Pasaribu, Jefri Harniko
Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Vol. 4 No. 5 (2025): September 2025
Publisher : Raja Zulkarnain Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55909/jpbs.v4i5.917

Abstract

Dalam penelitian ini tradisi Padashon Demban yang juga dikenal sebagai tradisi menyampaikan sirih kepada orang Batak Simalungun dibahas. Tradisi ini merupakan salah satu warisan budaya yang masih hidup hingga hari ini. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna simbolik fungsi sosial dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam praktik penyampaian sirih sebagai bagian dari tata kehidupan masyarakat Simalungun. Studi ini menggunakan metodologi kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi wawancara dengan tokoh adat dan anggota masyarakat dan penelitian literatur tentang berbagai sumber tertulis tentang tradisi dan budaya Simalungun. Studi menunjukkan bahwa Padashon Demban memiliki berbagai bentuk penyajian termasuk Batu ni Demban, Demban Tugah-Tugah, Demban Tasakan, dan Demban Gunringan. Setiap bentuk memiliki tujuan dan arti unik. Tradisi ini mengandung nilai-nilai sosial etika estetika dan spiritual yang menekankan betapa pentingnya penghormatan kesopanan keseimbangan dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat. Sirih adalah simbol niat baik penghargaan dan cara untuk mempererat hubungan sosial dan menyelesaikan masalah dengan damai. Tradisi Padashon Demban menunjukkan nilai-nilai budaya dan moral yang kuat dari masyarakat Batak Simalungun. Sangat penting untuk melestarikan tradisi ini agar generasi berikutnya dapat mengenal dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang membentuk keharmonisan sosial dan identitas budaya bangsa. Kata kunci: Padashon Demban, masyarakat Simalungun, kearifan lokal, budaya.
Mangongkal Holi dalam Etnik Batak Toba : Kajian Wacana Struktural Sinulingga, Jekmen; Sianipar, Trynanda; Harniko, Jefri
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mendalami upacara Mangongkal Holi dalam masyarakat Batak Toba dengan pendekatan wacana struktural untuk mengungkap makna simbolis dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Pendekatan kualitatif digunakan dalam metode penelitian untuk mengumpulkan data melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan informan kunci dari komunitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara tersebut terdiri dari tahapan-tahapan yang terorganisir dengan baik, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan ritual, serta prosesi pemindahan tulang-belulang dan penyelenggaraan pesta adat. Setiap tahap memiliki makna simbolis yang dalam, mencerminkan nilai-nilai gotong royong, penghormatan terhadap leluhur, dan penegasan identitas budaya. Implikasi sosial dan budaya dari upacara Mangongkal Holi menegaskan pentingnya menjaga dan memperkuat warisan budaya dalam komunitas Batak Toba. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang nilai-nilai budaya dan spiritual dalam konteks upacara adat Batak Toba dan menyoroti relevansinya dalam menjaga keberlanjutan tradisi leluhur.
Kesopansantunan dalam Pergaulan Batak Toba Suatu Perspektif Etika Sosial : Kajian Normatif Sitompul, Yulia Saftania; Saragih, Dinda Apriani; Sianipar, Trynanda; Simarmata, Tioara Monika; Pasaribu, Jefri Harniko; Saragih, Risdo; Tampubolon, Flansius
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini secara mendalam menganalisis konsep kesopanan dan santunan dalam konteks pergaulan masyarakat Batak Toba melalui pendekatan normatif. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai, norma, dan etika yang menjadi landasan perilaku sopan santun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Batak Toba. Selain itu, penelitian ini juga akan mengidentifikasi bagaimana nilai-nilai tersebut diwariskan secara turun-temurun dan diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan. Melalui studi literatur, penelitian ini akan mengungkap makna yang lebih luas dari kesopanan dan santunan dalam konteks masyarakat Batak Toba. Konsep kesopanan tidak hanya sebatas perilaku lahiriah, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai batin seperti hormat, rendah hati, dan gotong royong. Penelitian ini juga akan menganalisis bagaimana nilai-nilai kesopanan dan santunan berinteraksi dengan dinamika sosial yang terus berubah, termasuk pengaruh globalisasi dan modernisasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam beberapa hal. Pertama, penelitian ini akan memperkaya pemahaman kita tentang kekayaan budaya Batak Toba, khususnya dalam dimensi etika dan moral. Kedua, penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang tertarik pada kajian budaya dan antropologi. Ketiga, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan refleksi bagi masyarakat Batak Toba dalam menjaga kelestarian nilai-nilai luhur budaya di tengah perubahan zaman. Terakhir, penelitian ini juga dapat memberikan inspirasi bagi pengembangan pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai lokal.