Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pijat Bayi Common Cold untuk Mengatasi Bayi dan Balita Batuk Pilek di Posyandu Tolokan Getasan Anissa Regita; Diah Ayu Ningsih; Luvi Dian Afriyani; Rini Susanti
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infant massage is a skin-to-skin touch therapy that provides a sense of safety and comfort for babies. If done regularly, this therapy will increase catecholamine hormones (epinephrine and norepinephrine), increase growth and development as well as can be a therapy when the baby / toddler is sick. One of them is when suffering from a common cold, massage therapy can be done independently by the mother. Many mothers do not know how to massage commond cold babies. This service activity was carried out at the Posyandu in Tolokan Village, Getasan to increase mothers' knowledge about coughs and colds that can be treated not only by pharmacology but also non-pharmacology, namely by means of common cold therapy. The participants of this activity are mothers who have babies / toddlers at the Posyandu Tolokan Village, Getasan, totaling 18 people. The activity consists of three stages, namely, the first stage is to assess the mother's knowledge about cough and cold disease and common cold therapy. The second stage is to conduct socialization to mothers and families to provide health education about cough and cold disease and common cold therapy. The third stage is to evaluate the mother's knowledge about cough and cold disease and common cold therapy. The methods used were lecture, discussion and demonstration. The evaluation results showed an increase in knowledge from a percentage of 18% (pre test) increased to 86% (post test). It is hoped that mothers can practice baby massage when their babies/toddlers have a common cold.   Abstrak Abstrak Pijat bayi adalah terapi sentuh kontak langsung dengan kulit yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi bayi. Jika dilakukan teratur, terapi ini akan meningkatkan hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin), peningkatan pertumbuhan dan perkembangan sekaligus dapat menjadi terapi saat bayi/balita sakit. Salah satunya ketika menderita commond cold, terapi pijat dapat dilakukan secara mandiri oleh ibu. Banyak ibu yang tidak mengetahui cara pijat bayi commond cold. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Posyandu Desa Tolokan, Getasan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang batuk pilek yang bisa di obati tidak hanya dengan cara farmakologi tetapi juga non farmakologi yaitu dengan cara terapi common cold. Peserta kegiatan ini adalah ibu yang mempunyai bayi/balita di Posyandu Desa Tolokan, Getasan sejumlah 18 orang. Kegiatan terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap pertama adalah melakukan kajian terhadap pengetahuan ibu tentang penyakit batuk pilek dan terapi common cold. Tahap kedua melakukan sosialisasi kepada ibu dan keluarga untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit batuk pilek dan terapi common cold. Tahap ketiga adalah melakukan evaluasi terhadap pengetahuan ibu tentang penyakit batuk pilek dan terapi common cold. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan demonstrasi. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan dari presentase 18% (pre test) meningkat menjadi 86% (post test). Diharapkan ibu dapat mempraktikkan pijat bayi saat bayi/balitanya mengalami common cold.
Riwayat Preeklampsia, Usia dan Paritas Ibu Meningkatkan Resiko Preeklampsia, Studi Case Control di RSUD Gondosuwarno Ungaran: History of Preeclampsia, Age and Parity of The Mother Increase The Risk of Preeclampsia, Case Control Study at Gondosuwarno Ungaran Regional Hospital Anissa Regita; Yulia Nur Khayati
Journal of Holistics and Health Sciences Vol. 6 No. 2 (2024): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v6i2.483

Abstract

Preeclampsia is a symptom that occurs in women who are pregnant, giving birth and postpartum, characterized by hypertension, edema, and protein in the urine (proteinuria). Risk factors for preeclampsia include pregnancy, maternal and paternal factors. Several maternal factors that cause preeclampsia in mothers are maternal age, maternal parity and history of preeclampsia in previous pregnancies. The number of cases of preeclampsia in mothers treated at Dr. Gondo Suwarno Hospital in 2023 was 82 cases. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of preeclampsia in mothers at Dr. Gondo Suwarno Hospital Ungaran. The design of this study used case control. The population of this study were mothers giving birth at Dr. Gondo Suwarno Hospital Ungaran in January - December 2023 totaling 954 people. The sample used with a case and control ratio of 1:2 was 246 respondents, namely 82 cases and 164 controls. The sampling technique in the case used total sampling and control samples with simple random sampling. The data instrument used a master table. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis with the chi-square test. Univariate analysis of the category of respondents of non-risk age totaled 195 people (79.3%) and the age at risk totaled 51 people (20.7%), the category of primipara and multipara parity totaled 224 people (91.1%) and the parity of nullipara and grandemultipara totaled 22 people (8.9%), mothers giving birth with the category of no history of preeclampsia in previous pregnancies totaled 205 people (83.3%) and there was a history of preeclampsia in previous pregnancies totaled 41 people (16.7%). The results of the bivariate analysis between age and the incidence of preeclampsia obtained a p-value of 0.000 and OR 5.463, the results of the analysis between parity and the incidence of preeclampsia obtained a p-value of 0.000 and OR 2,856, the results of the analysis between the history of preeclampsia in previous pregnancies with the incidence of preeclampsia obtained a p-value of 0.000 and OR 5.260. There is a significant relationship between maternal age, maternal parity and history of preeclampsia in previous pregnancies with the incidence of preeclampsia. ABSTRAK   Preeklamsia merupakan gejala yang timbul pada wanita yang sedang hamil, bersalin dan masa nifas dengan ditandai adanya hipertensi, edema, dan adanya protein dalam urin (proteinuria). Faktor resiko penyebab preeklamsia meliputi faktor kehamilan, maternal dan paternal.  Beberapa faktor maternal yang menyebabkan preeklamsia pada ibu bersalin yaitu usia ibu, paritas ibu dan riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya. Jumlah kasus preeklamsia pada ibu bersalin yang ditangani RSUD dr. Gondo Suwarno tahun 2023 berjumlah 82 kasus. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia pada ibu bersalin di RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran. Desain penelitian ini menggunakan case control. Populasi penelitian ini ibu bersalin di RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran pada bulan Januari - Desember 2023 berjumlah 954 orang. Sampel yang digunakan dengan perbandingan kasus dan control 1:2 sebanyak 246 responden yaitu 82 kasus dan 164 kontrol. Teknik sampling pada kasus menggunakan total sampling dan sampel kontrol dengan simple random sampling. Instrumen data menggunakan master tabel. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square. Analisis univariat kategori responden usia tidak beresiko berjumlah 195 orang (79,3%) dan usia beresiko berjumlah 51 orang (20,7%), kategori paritas primipara dan multipara berjumlah 224 orang (91,1%) dan paritas nullipara dan grandemultipara berjumlah 22 orang (8,9%), ibu bersalin dengan kategori tidak ada riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya berjumlah 205 orang (83,3%) dan ada riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya berjumlah 41 orang (16,7%). Hasil analisis bivariat antara usia dengan kejadian preeklamsia didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 dan OR 5,463, hasil analisis antara paritas dengan kejadian preeklamsia didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 dan OR 2,856, hasil analisis antara riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya dengan kejadian preeklamsia didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 dan OR 5,260. Terdapat hubungan signifikan antara usia ibu, paritas ibu dan riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya dengan kejadian preeklamsia.
Pendidikan Kesehatan Gizi dan Pijat Oksitosin dalam Upaya Mengatasi Produksi ASI pada Ibu Post Partum Wahyu Indah Lestari; Widayati; Masruroh; Ryan Nabela Maha Rani; Nova Oktaviani; Nafa Nofitasari; Anissa Regita; Alya Fernanda Khairani; Vanisa; Eva Desita Sari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i2.3439

Abstract

WHO recommendations in order to achieve optimal growth and development are giving breast milk to babies immediately within 30 minutes after the baby is born, giving only breast milk (ASI) or exclusively breastfeeding from birth until the baby is 6 months old, providing complementary foods for breast milk ( MP-ASI) from when the baby is 6 months old to 24 months or more. Providing nutrition to newborns is done by providing good breast milk, namely exclusive breastfeeding, but sometimes mothers experience difficulties in giving breast milk because they think that the milk has not yet come out and they are still stiff in giving breast milk, especially for young mothers who are giving birth for the first time. Prevention can be done by providing health education about nutrition during breastfeeding and oxytocin massage therapy to increase breast milk production.  Prevention can be done by providing health education about nutrition during breastfeeding and oxytocin massage therapy to increase breast milk production. The results of this community service show that the average knowledge of postpartum mothers has increased, where the average post-test knowledge is greater than the average pre-test score. Therefore, postpartum mothers’ knowledge about nutrition and oxytocin massage has increased.   ABSTRAK Menurut WHO untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal yaitu memberikan air susu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulam sampai dengan 24 bulan atau lebih. Pemberian nutrisi pada bayi baru lahir dilakukan dengan cara pemberian ASI yang baik yaitu ASI Eksklusif, tetapi kadang ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI karena anggapan ASI belum keluar dan masih kaku dalam pemberian ASI terlebih pada ibu muda yang pertama kali melahirkan. Pencegahan dapat dilakukan dengan diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi selama menyusui dan terapi pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu nifas mengalami peningkatan dimana rata-rata pengetahuan post retsnya lebih besar daripada nilai rata-rata pre test. Oleh karena itu, pengetahuan ibu nifas tentang gizi dan pijat oksitosin mengalami peningkatan.
Pijat Tui Na untuk Meningkatkan Nafsu Makan pada Balita di RW 3 dan 4 Desa Leyangan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Alfina Ifada; Anissa Regita; Gisella Alifia Saputri; Karunia Pratiwi; Miki Kasari; Vanisa; Ari Widyaningsih
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Community Midwifery Activities are midwifery services aimed at the community with an emphasis on high-risk groups with efforts to achieve optimal health levels through disease prevention, improving health, ensuring the affordability of the health services needed and involving clients as partners in planning, implementing and evaluating midwifery services. Tui Na massage is one of the advances in acupressure technology that helps overcome appetite problems. The advantages of this massage, in addition to overcoming eating difficulties in toddlers, can also strengthen the bond between children and parents. Parental communication through Tui Na Massage can form a special strong bond for toddlers, this gentle positive touch and pressure can prevent psychological problems in children so that children will find it easy to eat. The target of this activity is toddlers in RW 3 and 4 in Leyangan village. Based on the results of the study conducted for 1 week, namely on June 2-7, 2025, it was found that there were several problems that were worthy of being raised to be given the right solution, including problems in toddlers, namely there were 6 toddlers who had problems, 3 of whom were malnourished, 2 short children, and 1 very short child. Based on the description above, students held a socialization activity about complementary Tui Na massage care to overcome appetite problems in children.   Abstrak Kegiatan Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Pijat Tui Na merupakan salah satu kemajuan teknologi akupressure yang membantu mengatasi masalah nafsu makan. Kelebihan pijat ini, selain untuk mengatasi kesulitan makan pada anak balita, juga dapat mempererat ikatan antara anak dan orang tua. Komunikasi orang tua melalui Pijat Tui Na dapat membentuk ikatan khusus yang kuat bagi anak balita, sentuhan dan tekanan positif yang diberikan dengan lembut ini dapat mencegah masalah psikologi anak sehingga anak akan mudah untuk makan. Sasaran kegitan ini adalah balita RW 3 dan 4 di desa Leyangan. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama 1 minggu yaitu pada 2-7 Juni 2025 ditemukan adanya beberapa masalah yang layak diangkat untuk diberikan penyelesaian yang tepat diantaranya  adalah  terdapat  masalah  pada  balita,  yaitu terdapat 6 balita yang bermasalah,  3 diantaranya adalah gizi kurang, 2 anak pendek, dan 1 anak sangat pendek. Berdasarkan uraian di atas maka mahasiswa mengadakan kegiatan sosialisasi tentang asuhan komplementer pijat Tui Na untuk mengatasi masalah nafsu makan pada anak.