Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERBEDAAN PENGAMBILAN RISIKO WIRAUSAHA DITINJAU DARI JENIS MOTIVASI BERWIRAUSAHA Mathar, Andi Muthmainnah; Muis, Ismarli; Hamid, Andi Nasrawaty
JIVA: Journal of Behaviour and Mental Health Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jiva.v5i1.3010

Abstract

ABSTRACT Entrepreneurship is an activity that involves risk, so a risk-taking attitude is required for entrepreneurs to develop a business. Previous studies have confirmed that entrepreneurs' risk-taking is affected by individuals' motivation to start businesses. However, most studies focused on two types of motivation - necessity-based or opportunity-based or pulled and pushed - even though individual entrepreneurial motivations vary. This research aims to fill the gap by examining the risk-taking in 100 entrepreneurs regarding six types of motivation (Reluctant entrepreneurs, convenience entrepreneurs, economically driven entrepreneurs, social entrepreneurs, learning and earning entrepreneurs, and prestige and control entrepreneurs). Participants are 100 entrepreneurs in South Sulawesi who are founders, run their businesses every day, and are willing to participate in the research. The effects of examination suggest a distinction in the risk-taking of entrepreneurs based on their motivation. Prestige and control entrepreneurs are the highest risk-takers, while social entrepreneurs are the lowest. Research also suggests that the effect of education on risk-taking is significantly different. However, the difference in risk-taking among male and female entrepreneurs is insignificant. Our research has potential practical benefits to assist policymakers or business advisors in mapping risks according to business development potential based on an entrepreneur's entrepreneurial motivation categories, help women to increase their confidence in taking risks for their businesses, and encourage entrepreneurs to continue to learn and improve their abilities in both formal and informal environments.Keywords: entrepreneur, entrepreneurial motivation, entrepreneurial risk-taking ABSTRAKKewirausahaan merupakan suatu kegiatan yang memiliki risiko, sehingga diperlukan sikap berani mengambil risiko bagi wirausaha dalam mengembangkan usahanya. Penelitian sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa pengambilan risiko wirausaha dipengaruhi oleh motivasi individu untuk memulai bisnis. Namun, sebagian besar penelitian berfokus pada dua jenis motivasi – berdasarkan kebutuhan (necessity-based) atau berdasarkan peluang (opportunity-based) atau pulled and pushed – meskipun motivasi berwirausaha individu berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan mengkaji pengambilan risiko pada 100 wirausaha mengenai enam jenis motivasi, yaitu reluctant entrepreneurs, convenience entrepreneurs, economically driven entrepreneurs, social entrepreneurs, learning and earning entrepreneurs, dan prestige and control entrepreneurs. Responden penelitian adalah 100 wirausaha di Sulawesi Selatan yang merupakan pendiri, menjalankan usahanya setiap hari dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Dampak dari pemeriksaan ini menunjukkan adanya perbedaan dalam pengambilan risiko yang dilakukan wirausaha berdasarkan motivasi mereka. Prestige and control entrepreneurs merupakan pengambil risiko tertinggi, sedangkan social entrepreneurs merupakan pengambil risiko paling rendah. Penelitian juga menunjukkan bahwa pengaruh pendidikan terhadap pengambilan risiko berbeda secara signifikan. Namun, perbedaan pengambilan risiko antara wirausaha laki-laki dan perempuan tidak signifikan. Penelitian ini mempunyai potensi manfaat praktis untuk membantu pengambil kebijakan atau penasihat bisnis dalam memetakan risiko sesuai potensi pengembangan usaha berdasarkan kategori motivasi wirausaha seorang wirausaha, membantu perempuan untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam mengambil risiko bagi usahanya, dan mendorong wirausaha untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuannya baik di lingkungan formal maupun informal.Kata Kunci: motivasi berwirausaha, pengambilan risiko, wirausaha
Edukasi Parental Feeding: Mengajarkan Makanan Sehat dan Halal pada Anak Melalui Self-Determinism Rifani, Rohmah; Muis, Ismarli; Juaneda, St.; Jafar, Eka Sufartiangsih
INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2024): INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/inovasi.v4i2.68704

Abstract

Abstrak. Pada umumnya anak usia sekolah dasar belum memiliki orientasi yang bertujuan (self-determinism) terkait dengan masa depan. Mengajarkan tentang makan sehat pada anak penting dilakukan agar dapat bertumbuh dan berkembang secara sehat sehingga akan mendukung dalam mengejar cita-citanya. Kegiatan ini dilakukan dua tahap; pertama mengenalkan berbagai jenis profesi dan kedua parental feeding; mengajarkan makanan sehat dan halal. Mitra adalah TPA/TKA Babul Khaerat, di Gowa sehingga program ini dilaksanakan pada santriwan dan satriwati (N=83). Hasil kegiatan menjelaskan bahwa hampir sebagian besar (90%, N=40) peserta berjenis kelamin laki-laki bercita-cita ingin menjadi polisi dan tentara. Peserta berjenis kelamin perempuan sebagian besar ingin menjadi guru (60%, N=43).  Setelah dikenalkan berbagai macam profesi, wawasan peserta menjadi semakin luas mengenai profesi yang berkembang saat ini dan yang akan datang. Terkait perilaku makan, peserta banyak yang tidak suka makan sayur. Wawasan  terhadap pola makan sehat bertambah setelah mengikuti kegiatan. Pengetahuan mengenai label halal dan nutrisi pada kemasan makanan meningkat yang pada awalnya kurang peduli terhadap informasi tersebut. Program ini cukup efektif  untuk meningkatkan pemahaman terkait cita-cita dan pola makan sehat sesuai syariah. Edukasi penting dilakukan pada anak dan remaja agar dapat tumbuh berkembang dan memiliki self determisim. Kata Kunci:  Self determinism, Produk halal, Parental Feeding
The contribution of psychological capital in improving work-family balance in female entrepreneurs Saputri, A. Tiara Alfiani; Muis, Ismarli; Anwar, Hilwa
Humanitas: Indonesian Psychological Journal Volume 22 (1) 2025
Publisher : HUMANITAS published by Universitas Ahmad Dahlan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/humanitas.v22i1.934

Abstract

The flexibility of entrepreneurship allows individuals to set their working hours. However, juggling family responsibilities with work demands can increase stress for female entrepreneurs. This study investigates the impact of psychological capital, including self-efficacy, hope, resilience, and optimism, on the work-family balance of female entrepreneurs. The research involved 302 female entrepreneurs who completed the Work-Family Balance Scale and the Psychological Capital Questionnaire (PCQ) through an online survey. The research suggests that psychological capital positively influences work-family balance and emphasizes the significant role of self-efficacy and resilience as the primary predictor of work-family balance. Moreover, the duration of business operation, educational attainment, and the size of the workforce were found to have a notable impact on work-family balance. Interestingly, the number of children was determined to have no effect.
PENERAPAN OUTBOUND TRAINING UNTUK PENINGKATAN KOHESIVITAS TIM DI UPT PPK BKD PROVINSI SULAWESI SELATAN Muis, Ismarli; Suci, Faradilla Nurul; Sahnur, Akhdan Asirih Afif Siddiq; Oddang, Andi Nabila Fitriyyah; Nurjaya, Ima Tri
Devote: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global Vol. 2 No. 2 (2023): Devote : Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, Desember 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/devote.v2i2.1786

Abstract

Outbound training is an experiental learning process that is carried out to improve interpersonal relationships, team cohesiveness, and behavior modification by providing changes in individual characteristics. Outbound Training aims to help 13 employees of the Technical Implementation Unit (UPT) Potential and Competency Assessment (PPK) of the Regional Personnel Agency (BKD) of South Sulawesi Province. The method in this study is to use the One Group Pre-Post Design Method, this method is supported by giving a team cohesiveness questionnaire as a pre-test then a post-test after giving intervention in the form of outbound training. Based on the results of the paired sample t-test, the 2-tailed significance value is 0.002 <0.05, which means that there is a significant difference between the pre-test and post-test, so it can be concluded that there is an effect of the outbound training process on increasing team cohesiveness at UPT PPK BKD South Sulawesi Province, this can be seen in the results of data analysis, namely that there are differences in group cohesiveness values before and after the implementation of outbound training for employees of 13 UPT PPK BKD South Sulawesi Province. It can be concluded that Outbound training is effective in increasing team cohesiveness.
PERBEDAAN PENGAMBILAN RISIKO WIRAUSAHA DITINJAU DARI JENIS MOTIVASI BERWIRAUSAHA Mathar, Andi Muthmainnah; Muis, Ismarli; Hamid, Andi Nasrawaty
JIVA: Journal of Behaviour and Mental Health Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jiva.v5i1.3010

Abstract

ABSTRACT Entrepreneurship is an activity that involves risk, so a risk-taking attitude is required for entrepreneurs to develop a business. Previous studies have confirmed that entrepreneurs' risk-taking is affected by individuals' motivation to start businesses. However, most studies focused on two types of motivation - necessity-based or opportunity-based or pulled and pushed - even though individual entrepreneurial motivations vary. This research aims to fill the gap by examining the risk-taking in 100 entrepreneurs regarding six types of motivation (Reluctant entrepreneurs, convenience entrepreneurs, economically driven entrepreneurs, social entrepreneurs, learning and earning entrepreneurs, and prestige and control entrepreneurs). Participants are 100 entrepreneurs in South Sulawesi who are founders, run their businesses every day, and are willing to participate in the research. The effects of examination suggest a distinction in the risk-taking of entrepreneurs based on their motivation. Prestige and control entrepreneurs are the highest risk-takers, while social entrepreneurs are the lowest. Research also suggests that the effect of education on risk-taking is significantly different. However, the difference in risk-taking among male and female entrepreneurs is insignificant. Our research has potential practical benefits to assist policymakers or business advisors in mapping risks according to business development potential based on an entrepreneur's entrepreneurial motivation categories, help women to increase their confidence in taking risks for their businesses, and encourage entrepreneurs to continue to learn and improve their abilities in both formal and informal environments.Keywords: entrepreneur, entrepreneurial motivation, entrepreneurial risk-taking ABSTRAKKewirausahaan merupakan suatu kegiatan yang memiliki risiko, sehingga diperlukan sikap berani mengambil risiko bagi wirausaha dalam mengembangkan usahanya. Penelitian sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa pengambilan risiko wirausaha dipengaruhi oleh motivasi individu untuk memulai bisnis. Namun, sebagian besar penelitian berfokus pada dua jenis motivasi – berdasarkan kebutuhan (necessity-based) atau berdasarkan peluang (opportunity-based) atau pulled and pushed – meskipun motivasi berwirausaha individu berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan mengkaji pengambilan risiko pada 100 wirausaha mengenai enam jenis motivasi, yaitu reluctant entrepreneurs, convenience entrepreneurs, economically driven entrepreneurs, social entrepreneurs, learning and earning entrepreneurs, dan prestige and control entrepreneurs. Responden penelitian adalah 100 wirausaha di Sulawesi Selatan yang merupakan pendiri, menjalankan usahanya setiap hari dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Dampak dari pemeriksaan ini menunjukkan adanya perbedaan dalam pengambilan risiko yang dilakukan wirausaha berdasarkan motivasi mereka. Prestige and control entrepreneurs merupakan pengambil risiko tertinggi, sedangkan social entrepreneurs merupakan pengambil risiko paling rendah. Penelitian juga menunjukkan bahwa pengaruh pendidikan terhadap pengambilan risiko berbeda secara signifikan. Namun, perbedaan pengambilan risiko antara wirausaha laki-laki dan perempuan tidak signifikan. Penelitian ini mempunyai potensi manfaat praktis untuk membantu pengambil kebijakan atau penasihat bisnis dalam memetakan risiko sesuai potensi pengembangan usaha berdasarkan kategori motivasi wirausaha seorang wirausaha, membantu perempuan untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam mengambil risiko bagi usahanya, dan mendorong wirausaha untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuannya baik di lingkungan formal maupun informal.Kata Kunci: motivasi berwirausaha, pengambilan risiko, wirausaha
Fear of failure and Entrepreneurial intentions in University Students Mutmainnah, Mutmainnah; Muis, Ismarli; Hamid, Andi Nasrawaty
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 13 No 2 June 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jehcp.v13i2.28074

Abstract

This study aimed to investigate the relationship between fear of failure and entrepreneurial intentions in students. The Entrepreneurial Intention Questionnaire (EIQ) was used to assess entrepreneurial intention, while the Performance Failure Appraisal Inventory (PFAI) was employed to evaluate the fear of failure. The study involved 288 students from various regions in Indonesia, and accidental sampling was used as the sampling technique. The analysis, using the Spearman-Rho correlation test, revealed a negative correlation between fear of failure and entrepreneurial intention (p = 0.033 (p < 0.05)), indicating that higher levels of fear of failure were associated with lower entrepreneurial intentions. Furthermore, the analysis showed that specific aspects of fear of failure, such as fear of shame and embarrassment (p = 0.016), fear of devaluing one's self-estimate (p = 0.002), and fear of having an uncertain future (p = 0.031) were significantly negatively correlated with entrepreneurial intentions. However, the fear of important others losing interest and the fear of upsetting important others showed no correlation with entrepreneurial intention. Additional analysis revealed no significant differences in entrepreneurial intention based on age and gender, but a significant difference was observed based on domicile. Fear of failure also did not show significant differences based on the age, gender, and domicile of the respondents.
Kompetensi Coaching pada Guru Untuk Meningkatkan Autonomi Siswa Muis, Ismarli; Lukman, Lukman
DEDIKASI Vol 27, No 2 (2025): JURNAL DEDIKASI
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/dedikasi.v27i2.78254

Abstract

Abstrak. Program pelatihan kompetensi coaching bagi guru bertujuan untuk mendorong kemandirian siswa melalui peningkatan keterampilan coaching pada guru. Pelatihan ini diikuti oleh beberapa sekolah di Sulawesi Selatan dengan melibatkan 50 guru. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini mencakup ceramah, role play, dan simulasi. Evaluasi hasil pelatihan dilakukan melalui pre-test dan post-test yang terdiri dari skala pengukuran diri dan formulir pengukuran kognitif untuk menunjukkan perubahan pemahaman dan keterampilan coaching pada guru. Pelatihan ini berhasil meningkatkan pemahaman dan kompetensi coaching guru yang dapat digunakan dalam mendukung kemandirian siswa. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini terbukti efektif dalam memfasilitasi guru untuk mendorong kemandirian siswa melalui keterampilan coaching, dan layak untuk dikembangkan lebih lanjut.Kata Kunci: Coaching, kompetensi guru, kemandirian siswa, komunikasi efektif.
Workshop Pelayanan Prima untuk Meningkatkan Kemampuan Pelayanan bagi Pengelola Perpustakaan Muis, Ismarli
INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 2 (2025): INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/inovasi.v5i2.79069

Abstract

Pengabdian ini bertujuan meningkatkan kompetensi pustakawan dalam memberikan pelayanan prima melalui kegiatan workshop. Studi ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kualitas layanan perpustakaan, yang ditunjukkan oleh keterbatasan komunikasi layanan, rendahnya pemahaman terhadap standar pelayanan, serta minimnya pelatihan berkelanjutan. Workshop bagi pustakawan Universitas Negeri Makassar dilaksanakan melalui tiga tahap: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Strategi pelatihan meliputi pemaparan materi, studi kasus, roleplay, serta group coaching dan sharing session. Efektivitas program dievaluasi menggunakan desain pre-test–post-test dan dianalisis dengan uji Paired Sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada skor rata-rata peserta dari 7,68 menjadi 8,92 (p = 0,001), yang mengindikasikan peningkatan pemahaman dan keterampilan layanan. Dengan demikian, workshop terbukti efektif menumbuhkan budaya pelayanan yang ramah, empatik, dan profesional serta berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan perpustakaan. Kata kunci: workshop pustakawan, pelayanan prima, kualitas layanan perpustakaan, kompetensi pustakawan, service excellence.