Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Edukasi Preventif Penyalahgunaan Napza Pada Remaja : Pendekatan Pengabdian Masyarakat Untuk Dampak Berkelanjutan di Desa Kademangan Idealistiana, Lia; Fauzi, Achmad; Anita, Nur; Ronny, Ronny; Maria, Dely; Ladopurab, Maksimus Bisa; Widianti, Mira Adita; A, Mella Yuria R.; Fauzia, Jimny Hilda; Avicena, Rasyid; Utami, Nazera Nur; Wulansari, Cita Reast; Rini, Pierlita; Rini, Tetra
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.19275

Abstract

ABSTRAK Kurangnya sosialisasi tentang dampak negatif NAPZA menjadi salah satu penyebab minimnya pengetahuan remaja tentang bahaya zat terlarang. Studi yang dilakukan oleh Marlatt dan Witkiewitz (2002) menunjukkan bahwa edukasi yang tepat di tingkat komunitas dapat membantu mencegah peningkatan penggunaan zat berbahaya pada remaja. Di Desa Kademangan, pemahaman tentang bahaya NAPZA masih rendah, dan sebagian besar remaja tidak memiliki keterampilan hidup untuk menghadapi tekanan lingkungan yang berisiko. Desa Kademangan memiliki angka penggunaan zat berbahaya (NAPZA) yang cukup tinggi, terutama di kalangan remaja yang berada pada fase rentan. Meningkatkan pengetahuan serta kesadaran remaja tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan Napza. Metode pelaksanaan yang di gunakan yaitu pendekatan partisipatif dan edukatif. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini dari 40 remaja menunjukan bahwa rata-rata  remaja memiliki pengetahuan dan pemahaman dampak tentang penyalahgunaan Napza sebagian besar memiliki pengetahuan kurang sebanyak 15% dan sebanyak 18% remaja memiliki pemahaman kurang tentang dampak penyalahgunaan Napza, namun setelah diberikan edukasi pengetahuan dan pemahaman remaja meningkat menjadi 85% pengetahuan dan 80% pemahaman responden. Edukasi Preventif Penyalahgunaan Napza pada Remaja yang dilaksanakan di Desa Kademangan menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja terkait bahaya penyalahgunaan Napza. Kata Kunci: NAPZA, Remaja, Pengetahuan  ABSTRACT Lack of socialization about the negative impacts of drugs is one of the causes of the lack of knowledge among teenagers about the dangers of illegal substances. A study conducted by Marlatt and Witkiewitz (2002) shows that appropriate education at the community level can help prevent an increase in the use of dangerous substances in adolescents. In Kademangan Village, understanding of the dangers of drugs is still low, and most teenagers do not have the life skills to face the pressures of a risky environment. Kademangan Village has a fairly high rate of use of dangerous substances (NAPZA), especially among teenagers who are in the vulnerable phase. Increase youth knowledge and awareness about the impacts and dangers of drug abuse. The implementation method used is a participatory and educational approach. The results of this community service from 40 teenagers show that on average teenagers have knowledge and understanding of the impact of drug abuse, most of them have less knowledge as much as 15% and as many as 18% of teenagers have less understanding about the impact of drug abuse, but after being given education Teenagers' knowledge and understanding increased to 85% knowledge and 80% understanding of respondents. Preventive education on drug abuse among teenagers carried out in Kademangan Village showed significant results in increasing teenagers' knowledge and understanding regarding the dangers of drug abuse. Keywords: NAPZA, Teenager, Knowledge
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH REMAJA PADA KEGIATAN JUMBARA NASIONAL LAMPUNG TAHUN 2023 Putri, Tetra Anestasia; Wulansari, Cita Reast; Milandari, Ratu; Karimani, Nadiyah Najah; Pamungkas, Agung; Bahtiar, Agung
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.23298

Abstract

Pemeriksaan golongan darah sangat penting dilakukan seseorang sebelum mendonorkan darahnya. Pemeriksaan golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah seseorang sehingga  darah hasil donor darah akan ditransfusikan sesuai dengan golongan darah penerima. Menurut dari data Dukcapil tahun 2022 diketahui sebanyak 40 juta informasi tentang golongan darah yang dimiliki oleh penduduk Indonesia dan masih banyak penduduk yang belum memasukkan golongan darahnya didalam Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk membantu masyarakat mengetahui golongan darah terutama pada remaja. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk mengidentifikasi masalah dengan mendeteksi apakah remaja sudah mengetahui golongan darahnya dan melakukan edukasi kepada remaja untuk mengetahui pentingnya golongan darah. Hasil dari kegiatan pengabdian ini dari 236 remaja didapatkan golongan darah A 72 (30.5%), golongan darah B 64 orang (27.1%), golongan darah AB 13 orang (5.5%) dan golongan darah O 87 orang (36.9%). Manfaat pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan peserta JUMBARA tentang identifikasi golongan darahnya, sehingga diharapkan dengan mengetahui golongan darah tersebut akan memudahkan jika dikemudian hari terjadi kondisi darurat lebih cepat penangannya. Diharapkan program pengabdian memberikan pelayanan pemeriksan golongan darah sekaligus memberikan pemahaman pentingnya melakukan pemeriksaan golongan darah.
EDUKASI PENCEGAHAN LIPEMIK PADA PENDONOR Wulansari, Cita Reast; Intansari, Variena; Fakhrurriza, Nafila; Arsad, Laila; Zahara, Siti
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.32770

Abstract

Parameter utama manajemen mutu pelayanan darah adalah mengurangi tingkat pembuangan komponen darah dari pendonor yang dianggap tidak layak ditransfusikan. Pengukuran yang tepat dalam manajemen pelayanan darah adalah melakukan screening pendonor terutama untuk mencegah penularan infeksi melalui transfusi darah. Disamping itu terdapat alasan lain untuk komponen darah yang dapat menyebabkan proses pembuangan komponen yaitu perubahan warna pada plasma darah. Secara umum, plasma berwarna kekuningan dan terdapat suspensi sel darah lainnya. Plasma yang keruh atau berwarna putih dapat disebabkan oleh kelebihan lemak atau kolesterol dalam darah. Lipemik merupakan salah satu kondisi sampel donor yang terlihat keruh cenderung berwarna milky pada plasma, karena adanya akumulasi partikel Very Low-density Lipoprotein (VLDL), Chylomicron dan memiliki kandungan trigliserida yang tinggi. Kadar trigliserida dan kolesterol dalam serum dapat beresiko menimbulkan kekeruhan pada sampel. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan analisa penyebab lipemik yang sering dijumpai pada kegiatan donor darah, jika hal ini berkelanjutan maka akan menambah pembuangan komponen darah yang berakibat pada menurunnya jumlah stok darah berkualitas. Kegiatan pengabmas dilakukan pemeriksaan kolesterol yang didukung juga dengan pendataan Indeks Massa Tubuh (IMT). Responden juga mendapatkan edukasi melalui leaflet pencegahan lipemik pada pendonor sehingga dari kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi kasus  pembuangan komponen darah yang tidak layak ditransfusikan. Hasil kegiatan pengabmas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kolesterol berdasarkan usia  41-50 tahun (220,714 kg/m2)  menunjukkan  kadar kolesterol melebihi batas normal dibandingkan dengan kategori usia lainnya