Kelelahan adalah suatu sinyal yang menandakan bahwa tubuh memerlukan waktu untuk beristirahat. Kelelahan menjadi masalah umum yang banyak dialami oleh orang dan menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan. Kelelahan dapat terjadi pada pekerja berbagai rentang usia, termasuk pekerja muda usia 15-24 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelelahan pada pekerja muda meliputi usia, status gizi (Indeks Masa Tubuh), status pernikahan, masa kerja, kebiasaan olahraga, konsumsi kafein, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, kualitas tidur, kepuasan kerja, dan stres kerja terhadap kelelahan kerja itu sendiri pada pekerja muda di provinsi Bali. Penelitian dilakukan pada pekerja muda di Bali, melibatkan 298 pekerja muda. Rancangan penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan cross-sectional study. Instrumen yang digunakan meliputi Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Sleep Hygiene Index untuk melihat higiene tidur dan kuesioner adaptasi dari Copenhagen penilaian lebih lanjut dan perbaikan untuk mencegah terjadinya kelelahan berkelanjutan yang Psychosocial Questionnaire-III. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistic sederhana. Hasilnya menunjukkan sebagian besar responden dalam kategori lelah (77,52%). Tiga gejala kelelahan yang terjadi yaitu sebagian besar merasa haus, merasa mengantu, dan menguap saat bekerja. Uji bivariat didapatkan sebagian besar tingkat kelelahan kategori lelah terjadi pada kelompok usia >21 tahun, jenis kelamin laki-laki, belum menikah, indeks massa normal, masa kerja >12 Bulan, kualitas tidur buruk, higiene tidur baik, tidak merokok, mengonsumsi alkohol, mengonsumsi kafein, dan tidak melakukan aktivitas olahraga Berdasarkan analisis multivariat, terdapat hubungan bermakna antara variabel kualitas tidur (p=0,005) dan stres kerja (p<0,001) terhadap kelelahan. Disimpulkan secara umum, kelelahan pada pekerja muda di provinsi Bali dalam kondisi membutuhkan perhatian khusus, karena dapat menjadi risiko kritis terjadinya kecelakaan kerja.