Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Analisa Quenching Air Dan Oli Terhadap Terhadap Nilai Kekerasan Permukaan Baja Karbon Rendah Hardfacing Menggunakan Las Smaw Dengan Polaritas DC- Dan DC+ Hermawati, Lilin; Pratomo, Sunu Arsy; Budiyanto, Lilik
Jurnal Universal Technic Vol. 3 No. 1 (2024): April : Jurnal Universal Technic
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/unitech.v3i1.1880

Abstract

When welding, you don't have to connect two metal materials, you can also weld the thickness of the component. Steel is a metal material that can be used in the engineering field to make alloys of other metals so that they can have better material properties than the original metal material. One thing that can be done to increase resistance to wear is to increase the surface hardness of the workpiece. This research carried out an analysis to increase the hardness of the surface of low carbon steel after heat treatment for 60 minutes with variations in quenching media resulting from hardfacing using SMAW welding (shield metal arc welding) with DC+ and DC- polarities. The data analysis technique used in this research is specimen testing. The results obtained later by the research show that DC+ polarity has higher hardness in all specimens tested with a value of 418.66 VHN water quenching, 402.8 VHN oil quenching, 348 VHN non-treatment when compared with DC- polarity with a value of 405, 92 VHN quenching water, 374.02 VHN quenching oil and 323.38 VHN non-treatment. Quenching media with water obtained the highest hardness results with a value of 405.92 VHN.
Model Pendukung Keputusan Berbasis Analitical Hierarchy Process Dalam Pemenuhan Alat Keselamatan Kapal Motor Tradisional Prakoso, Muhammad Ravi; Pratomo, Sunu Arsy; Diansisti, Anisa
Ocean Engineering : Jurnal Ilmu Teknik dan Teknologi Maritim Vol. 3 No. 2 (2024): Juni : Jurnal Ilmu Teknik dan Teknologi Maritim
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/ocean.v3i2.2429

Abstract

Traditional wooden motorboats are ships that are built traditionally based on the experience of the builder without a basic design process like modern ships. The sizes of traditional wooden ships are usually small and are mostly used as fishing vessels, passenger ships and inter-island cargo ships, especially in eastern Indonesia. Traditional wooden motor boats have become a means of local transportation to serve shipping needs in the regions and as a means of local transportation. Sailing certainly has various problems which can be caused by weather factors, the condition of shipping lanes, other ships, and things beyond human capabilities, which can cause shipping disruptions and even cause emergencies. Emergency means a situation outside normal conditions that occurs on board a ship which has a tendency to endanger human life, property, objects and the environment where the ship is located. One way to anticipate emergency events is to provide safety equipment. IMO (International Marine Organization) as a maritime world organization issued SOLAS (Safety of Life at Sea) which contains provisions regarding what safety equipment is on board ships such as Life Jackets, Ring Buoys and Fire Extinguisher. However, in fact, fulfilling the safety equipment requires independent costs from traditional motorboat owners so there is a priority in fulfilling the safety equipment. Based on the results of the Analytical Hierarchy Process calculations in priority fulfillment of safety equipment with the final result of 36.6% Life Jacket, 30.8% Ring Buoy and 33.6% Fire Extinguisher. With these results, ship owners can determine their priorities in anticipating future emergencies
Manajemen Perawatan Kompresor Udara Pada Mesin Induk di KM Umsini Haryadi, Sugeng; Pratomo, Sunu Arsy
Ocean Engineering : Jurnal Ilmu Teknik dan Teknologi Maritim Vol. 3 No. 2 (2024): Juni : Jurnal Ilmu Teknik dan Teknologi Maritim
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/ocean.v3i2.2469

Abstract

The smooth operation of the ship is inseparable from the support of auxiliary aircraft with good work and maintenance systems. The compressor as a producer of compressed air which will be used for the initial ignition of the main engine, and auxiliary engines as well as working air services in the engine section and the deck section. Thus, maintenance needs to be carried out so that the required air capacity can be fulfilled at any time. For the smooth operation of the machine, good maintenance management is needed so that its condition is maintained and when it is used there are no problems and it can work optimally. Many experts say that how important it is to make a good maintenance management. The method used in this research is the field research method supported by conducting interviews with several parties related to the research topic and supported by library research methods. To carry out maintenance and repairs to the air compressor on the main engine at KM Umsini, it is necessary to carry out maintenance and repair management which includes planning, organizing, implementing and finally controlling. The suggestion that the author can convey is that the ship's crew, especially the engineers, learn correctly the workings or functions of the air compressor on the main engine so that when the ship is operating it experiences problems that can be resolved properly.
Analisis Sumber Daya Awak Kapal, Jumlah Penumpang dan Alat Keselamatan Terhadap Keselamatan di Pelabuhan Sri Bintan Pura Sukmawati, Bunga Dwi; Pratomo, Sunu Arsy; Wa’adulloh, Mui’zzaddin
Jurnal Sains Bangunan Vol 1 No 1 (2024): Jurnal Sains Bangunan Edisi September 2024
Publisher : FAKULTAS TEKNIK ITBADLA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keselamatan maritim dalam industri pelayaran menjadi aspek yang sangat penting untuk diperhatikan, di mana keberhasilan operasional kapal sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas dari faktor-faktor tersebut. Prosedur-prosedur keselamatan dalam dunia maritim sudah sangat ketat, tingkat kecelakaan dan insiden yang terjadi, khususnya di pelabuhan masih sangat tinggi. Hal ini  mempengaruhi aspek keamanan dan kenyamanan penumpang serta efisiensi operasional kapal. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam pengaruh kriteria – kriteria tersebut terhadap keselamatan pelayaran dan untuk memberikan rekomendasi yang konkret bagi manajemen pelabuhan dalam meningkatkan kondisi keselamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria jumlah penumpang memiliki prioritas utama dalam mempengaruhi keselamatan pelayaran dengan bobot prioritas 0,103 atau 10%, diikuti kriteria sumber daya awak kapal dengan bobot prioritas 0,258 atau 26 % dan kriteria alat keselamatan dengan bobot prioritas 0,638 atau 64%. Hasil perhitungan alternatif menunjukkan yang menjadi prioritas utama dalam keselamatan pelayaran di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang yaitu pada Kapal A dengan bobot 0,1333 atau 13%, Kapal B prioritas ketiga dengan bobot 0,5315 atau 53%, dan Kapal C degan prioritas kedua dengan bobot 0,3352 atau 34%. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan pemahaman dan pengelolaan keselamatan pelayaran di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang.
Analisis Produktivitas Bongkar Muat Petikemas dalam Proses Logistik di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Prakoso, Bayu Galih; Rusmiyanto, Dedy; Pratomo, Sunu Arsy
Jurnal Sains Bangunan Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Sains Bangunan Edisi Maret 2025
Publisher : FAKULTAS TEKNIK ITBADLA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran penting transportasi laut dalam menghubungkan orang dan barang di seluruh dunia melalui berbagai jenis kapal. Penggunaan petikemas menjadi krusial dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam angkutan barang. Oleh karena itu, analisis produktivitas bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menjadi fokus penelitian untuk meningkatkan layanan dan efisiensi operasional. Masalah penelitian yang diajukan dalam skripsi ini adalah tingkat produktivitas bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang serta apakah faktor-faktor seperti Box/Crane/Hour, Box/Ship/Hour, dan Berth Occupancy Ratio (BOR) mempengaruhi produktivitas tersebut. Tingkat pemanfaatan dermaga TPKS Semarang pada tahun 2021 memperoleh nilai rata-rata BOR sebesar 36% yang dikategorikan kurang dari nilai BOR yang disarankan sebesar 50% dengan jumlah tambatan 2. Pada Tahun 2022 memperoleh nilai rata- rata BOR sebesar 52% dikategorikan baik tetapi menurut nilai BOR yang disarankan dengan jumlah tambatan 2 belum memenuhi standar nilai BOR yang disarankan. Pada tahun 2023 memperoleh nilai rata-rata BOR sebesar 56% dikategorikan baik dan memenuhi standar nilai BOR yang disarankan. Nilai rata-rata Box/Crane/Hour pada Tahun 2021 sebesar 38,98 Box/Crane/Hour; pada Tahun 2022 sebanyak 79,18 Box/Crane/Hour; pada Tahun 2023 sebesar 60,22 Box/Crane/Hour. Nilai rata-rata Box/Ship/Hour pada Tahun 2021 sebesar 12,59 Box/Ship/Hour; pada Tahun 2022 sebanyak 29,10 Box/Ship/Hour; pada Tahun 2023 sebesar 19,28 Box/Ship/Hour.
Analisis Kecukupan Pandu dalam Meningkatkan Pelayanan Kapal PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Tanjung Perak Surabaya Pasha, Muhammad Andhara Alam; Pratomo, Sunu Arsy; Ihkamuddin, Zihni
Jurnal Sains Bangunan Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Sains Bangunan Edisi Maret 2025
Publisher : FAKULTAS TEKNIK ITBADLA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sangat penting bagi sistem transportasi Indonesia namun menghadapi tantangan dalam meningkatkan kapasitas dan efisiensi. Studi ini mengevaluasi bagaimana layanan pemanduan berdampak pada operasional kapal, dengan fokus pada pergerakan kapal, jam layanan pilot, dan jam kerja. Tingkat aktivitas bervariasi: dari rendah-sedang (2884-2972 pergerakan) pada bulan Januari-April hingga tinggi (6759 pada bulan September) pada bulan Mei-September, kemudian menurun (2975-3666) pada bulan Oktober-Desember. Kecukupan layanan percontohan berfluktuasi, mencapai puncaknya pada 10,84 pada bulan Agustus dan turun menjadi 5,92 pada bulan Juni. Meskipun secara keseluruhan stabil, jam kerja pilot yang berlebihan dapat menurunkan kualitas layanan karena kelelahan. Studi ini menemukan bahwa meningkatkan pergerakan kapal dan mengoptimalkan jam pilot dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi waktu tunggu. Penelitian ini bertujuan untuk memandu manajemen pelabuhan dan menginformasikan penelitian masa depan.
Analisis Kinerja dan Waktu Keterlambatan Perbaikan Kapal Penumpang dengan Metode House Of Risk (HOR) pada PT. Janata Marina Indah Purba, Regius Ovianto; Purwanto; Pratomo, Sunu Arsy
Jurnal Sains Bangunan Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Sains Bangunan Edisi Maret 2025
Publisher : FAKULTAS TEKNIK ITBADLA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia telah mendirikan beberapa perusahaan galangan kapal yang bergerak di bidang perkapalan salah satunya adalah PT. Janata Marina Indah Semarang yang menitik beratkan pada produksi dan reparasi kapal yang terletak di Semarang. PT. Janata Marina Indah, didirikan pada tahun 1977 dan aktif menerima pesanan untuk  pembuatan  bangunan  baru  segala  jenis  kapal.  Hasil  perhitungan  lama  perbandingan  waktu keterlambatan  perbaikan  kapal  penumpang  diketahui  nilai  dengan  rata-rata  keterlambatan  paling  tinggi pada KM. Dharma Rucitra 1 adalah pekerjaan general service dengan nilai 0,44 hari. Pekerjaan nilai rata- rata paling tinggi pada kapal KM. Madani Nusantara adalah pekerjaan general service dengan nilai 7,33 hari dan sea trial dengan nilai 7 hari.  Metode House Of Risk (HOR) adalah salah satu solusi untuk mengatasi keterlambatan perbaikan kapal, metode ini memiliki tujuan untuk mengindentifikasi dan menilai risiko-risiko  yang  ada  pada  kegiatan  perbaikan  kapal.  Hasil  perhitungan  HOR  telah  didapatkan  peringkat agen/penyebab risiko yang diurutkan berdasarkan nilai paling tinggi. Penyebab utama adalah, belum adanya kebijakan yang  secara  tegas mengatur  ketentuan  additional  works dengan  nilai  Agregate  Risk  Potential (ARP) 300, adanya tambahan order material untuk pekerjaan tambahan diluar daftar perbaikan dengan nilai Agregate Risk Potential (ARP) 288, alat kerja banyak memerlukan peremajaan dengan nilai Agregate Risk Potential  (ARP)  145.  Hasil  identifikasi  dan  penilaian  terhadap  risk  event  dan  risk  agent  menggunakan metode HOR upaya mitigasi risiko yang dapat diterapkan untuk memitigasi risiko tersebut ada tiga yaitu, evaluasi  mendalam  terhadap  jenis  dan  jumlah  material  tambahan  yang  diperlukan  untuk  pekerjaan tambahan, dengan nilai Total Efektifitas Mitigasi dengan Kesulitan (ETDk) 1.746, memberikan batas waktu maksimal  untuk  penerimaan  additional  works  di  luar  repair  list  dengan  persetujuan  pihak  yang  terkait, dengan nilai Total Efektifitas Mitigasi dengan Kesulitan (ETDk) 1.494 dan melakukan pengecekan bahwa material yang diperlukan untuk pekerjaan tambahan tersedia dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan permintaan, dengan nilai Total Efektifitas Mitigasi dengan Kesulitan (ETDk) 1.446.
Analisis Manajemen Operasional Repair Container di Depo Masaji Tataan Kontainer Indonesia Srengsem Lampung Tiara, Rahma Putri; Pratomo, Sunu Arsy; Wa’adulloh, Mui’zzaddin
Jurnal Sains Bangunan Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Sains Bangunan Edisi Maret 2025
Publisher : FAKULTAS TEKNIK ITBADLA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri  logistik  dan  transportasi  memiliki  peranan  vital  dalam  mendukung  kegiatan  ekonomi,  baik  di tingkat nasional maupun internasional. Sebuah depo container harus memenuhi persyaratan dari asosiasi depo  container/ASDEKI,  pemerintah dan  pemilik  container.  Depo peti kemas yang bermunculan merupakan salah satu rantai pasok (supply chain) yang sangat penting guna melengkapi aktivitas pasokan dari  produsen  hingga  ke  konsumen  berjalan  dengan  lancar.  Analisis  data  yang  akan  dilakukan menggunakan  metode  preventif  maintenance  menurut  konstan  (1981)  dalam  Mustofs  dan  Hery  (2020) sebagai berikut, perhitungan biaya perawatan repair (Cr), perhitungan biaya perawatan preventive (Cm), perhitungan Kebijakan Repair (TCr), perhitungan kebijakan preventive (TCm). Biaya perbaikan container paling  berpengaruh,  dimana  biaya  yang  dikeluarkan  untuk  kerusakan  Gasket,  Outer  Broken  sebesar Rp.241.668 atau 31,92 %, kerusakan pada Cross Member Assy Bent Insert sebesar Rp.135.330 atau 17,87 % dan kerusakan pada Panel Corrugated. Rotten Patch sebesar Rp.380.182 atau 50,21 %. Biaya Preventive Maintenance yang dikeluarkan paling berpengaruh terhadap biaya repair. Pada kerusakan Gasket, Outer Broken mengeluarkan biaya sebesar Rp.1.510.917 atau 35,61 %, kerusakan pada Cross Member Assy Bent Insert sebesar Rp. 1.288.247 atau  30,36  % dan pada kerusakan  Panel  Corrugated.  Rotten  Patch  sebesar Rp.1.444.026 atau 34,03 %.
Analisis Pengaruh Proses Bongkar Muat Curah Kering terhadap Berthing Time di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Manunggal, Putro Ponco Jalu; Sutini; Pratomo, Sunu Arsy
Jurnal Sains Bangunan Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Sains Bangunan Edisi Maret 2025
Publisher : FAKULTAS TEKNIK ITBADLA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bongkar muat curah kering, proses vital dalam rantai pasokan global, memindahkan komoditas seperti biji-bijian, pupuk, dan batubara dari kapal ke darat. Dilakukan di pelabuhan khusus, bongkar muat curah kering melibatkan berbagai pihak dan berperan penting dalam ketahanan pangan, industri, dan perdagangan internasional. Memahami karakteristik komoditas, proses, teknologi, regulasi, dan tantangan dalam bongkar muat curah kering membuka peluang penelitian menarik, seperti analisis efisiensi, optimasi penumpukan dan dampak lingkungan. Penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan sistem bongkar muat curah kering yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan. ET/BT Tahun 2023 setiap bulan mengalami kenaikan dan penurunan pada nilai rata-rata ET/BT. Nilai rata-rata ET/BT tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 94% dan nilai terendah terjadi pada bulan Maret sebesar 63%. Produktivitas bongkar muat curah kering pada Pelabuhan Tanjung Emas Semarang bedasarkan T/G/J memperoleh nilai rata T/G/J bulk carier sebesar 293,51 dan nilai rata rata T/G/J kapal tongkang memperoleh 149,97. Diagram persentase perbandingan di atas bahwa persentase produktivitas bulk carier lebih banyak sebesar 66% daripada Tongkang yang mendapatkan 34%. Pada bulan November kinerja pelabuhan cukup baik dari nilai standar yang telah ditentukan yaitu 90% sedangkan pada Bulan Maret kinerja Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dikategorikan kurang baik dari nilai standar yang telah ditentukan. Produktivitas bongkar muat curah kering bedasarkan T/G/J pada Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sudah memenuhi standar nilai yang telah ditentukan DirJen Perhubungan Laut.
Analisis Kedalaman Dermaga Menggunakan Sistem Batimetri Untuk Pemetaan Dasar Laut di PT PAL Surabaya Rizkiyono, Rico Andhika; Pratomo, Sunu Arsy; Wa' addulloh, Mu’izzaddin; Diansisti, Anisa; Hidayati, Ratna
Ocean Engineering : Jurnal Ilmu Teknik dan Teknologi Maritim Vol. 4 No. 1 (2025): Ocean Engineering : Jurnal Ilmu Teknik dan Teknologi Maritim
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/ocean.v4i1.3700

Abstract

In an era of increasingly advanced technology, seabed mapping is very important in various fields, such as ship navigation, underwater infrastructure development, and marine environmental research. The use of a seabed sounding system at PT PAL has improved the quality of seabed mapping. The purpose of this study is to analyze the seabed at the PT PAL Surabaya pier in order to find out through seabed mapping using a bathymetric survey system and to find out the level of shallowing at each pier and which area is safe for ships to dock. This study uses a quantitative descriptive method. Pier sounding data using an echosounder tool at the PT. PAL Surabaya pier. The sounding data obtained starting from 2023 contains information about the depth of the pier, and will later be used to calculate Tool Correction, Fluctuation Correction, LWS (Low Water Spring) Correction, and Real Depth (actual depth). The results of the study show that based on the results of a bathymetric survey at PT. PAL in September 2023, the depth data at the West Peninsula pier is at a shallowest depth of 4 meters and the deepest is 6 meters. While the shallowest depth at the West Bandar pier is 3 meters and the deepest is 6 meters. At the North Peninsula pier the deepest depth is 8 meters marked with a solid green color. From these results it can be seen what ships can enter each particular pier area, namely ships that have a minimum draft of 2.65 m.