Saghu, Maria Mencyana Pati
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ibu Hamil Sehat Bebas Penyakit Menular dan Malaria melalui Edukasi Triple Eliminasi Plus dan Pemeriksaan Malaria pada Kelas Ibu Hamil Widyastuti, Ririn; Boa, Grasiana Florida; Saghu, Maria Mencyana Pati; Belarminus, Petrus; Kristin, Diyan Maria
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 9 (2024): Volume 7 No 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i9.16407

Abstract

ABSTRAK Ibu hamil merupakan kelompok rentan tertularnya penyakit HIV (Human immunodeficiency virus), sifilis dan hepatitis B.  HIV, hepatitis B dan sifilis dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang yang tinggi. Selain penyakit menular malaria juga masih menjadi tantangan bagi ibu hamil. Triple eliminasi plus merupakan program yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menanggulangi penularan HIV (Human immunodeficiency virus), sifilis hepatitis B dan penambahan pemeriksaan malaria pada ibu hamil kepada bayinya. Triple eliminasi plus dilakukan untuk memastikan bahwa sekalipun ibu terinfeksi HIV, sifilis, dan atau hepatitis B sedapat mungkin tidak menularkan kepada bayinya serta malaria tidak memberikan efek kepada kehamilannya. Deteksi dini, skrining atau penapisan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan pada saat pelayanan antenatal terpadu sehingga mampu menjalani kehamilan hingga persalinan yang sehat. Meningkatkan pengetahuan kader dan ibu hamil tentang pencegahan penyakit menular pada ibu hamil melalui edukasi triple eliminasi plus dan pemeriksaan malaria pada kelas ibu hamil di Desa Baliloku wilayah kerja Puskesmas Lahihuruk Kec. Wanukaka Kab. Sumba Barat. Bentuk kegiatan PKM melalui edukasi kelas ibu hamil tentang pemeriksaan triple eliminasi plus dan pemeriksaan malaria pada ibu hamil. Kegiatan pengabmas dapat dilaksanakan dengan baik yang ditandai dengan antusias peserta pengabmas baik ibu hamil maupun kader. Hasil pemeriksaan malaria pada ibu hamil menunjukkan semua ibu hamil negatif malaria.   Kata Kunci: Penyakit Menular, Malaria, Ibu Hamil, Triple Eliminasi Plus  ABSTRACT Pregnant women are a vulnerable group for contracting HIV (Human  immunodeficiency virus), syphilis and hepatitis B. HIV, hepatitis B and syphilis can be transmitted from infected mothers to their babies which can cause high morbidity and mortality. Apart from infectious diseases, malaria is also still a challenge for pregnant women. Triple elimination plus is a program held by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia to tackle HIV transmission (Human immunodeficiency virus), syphilis hepatitis B and additional malaria screening for pregnant women and their babies. Triple elimination plus is carried out to ensure that even if the mother is infected with HIV, syphilis and/or hepatitis B, as far as possible, she does not infect her baby and that malaria does not have an effect on her pregnancy. Early detection, screening or health screening of pregnant women is carried out during integrated antenatal care so that they are able to undergo a healthy pregnancy and delivery. Increasing knowledge of cadres and pregnant women about preventing infectious diseases in pregnant women through triple elimination plus education and malaria screening in pregnant women's classes in Baliloku Village, Lahihuruk District Health Center working area. Wanukaka District. West Sumba. The form of PKM activities is through class education for pregnant women about triple elimination plus examination and malaria examination in pregnant women. Community service activities can be carried out well, which is marked by the enthusiasm of community service participants, both pregnant women and cadres.  The results of malaria tests on pregnant women showed that all pregnant women were negative for malaria.   Keywords: Infectious Diseases, Malaria, Pregnant Women, Triple Elimination Plus
Pelatihan Pijat untuk Stimulasi Tumbuh Kembang Balita pada Kader Posyandu dan Orang Tua Balita Stunting Awang, Mariana Ngundju; Boa, Grasiana Florida; Wanti, Wanti; Simbolon, Demsa; Irfan, Irfan; Widyastuti, Ririn; Agustine, Uly; Sine, Juni Gressilda Louisa; Belarminus, Petrus; Saghu, Maria Mencyana Pati; Lende, Julianus
Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amjpm.v4i1.303

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan tinggi badan lebih rendah dari rata-rata usianya. Prevalensi balita stunting di Provinsi NTT adalah 35,3% dam kabupaten Sumba Barat 23,3%. Di tingkat kecamatan terdapat 2 kecamatan yang mengalami kenaikan kasus di tahun 2022 yakni kecamatan Lamboya dan Wanukaka. Data balita stunting kec Wanukaka berjumlah 222 balita. Desa tertinggi dengan kasus stunting adalah Desa Baliloku dengan jumlah balita stunting 22 anak dengan status gizi 4 anak sangat pendek dan 18 anak pendek. Data ini belum mencapai target penurunan angka stunting menjadi 14% yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Solusi yang dilakukan adalah melakukan pelatihan pijat untuk stimulasi tumbuh kembang balita pada kader posyandu dan arangtua balita stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk stimulasi tumbuh kembang balita stunting yang ditandai dengan penambahan berat badan balita stunting. Peserta kegiatan terdiri dari kader posyandu (20 orang) dan orangtua balita stunting (21 orang). Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat pengaruh pijat pengaruh pijat bayi/balita terhadap stimulasi tumbuh kembang (penambahan berat badan) dengan p-value 0.000 (p < 0.005).
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mencegah Stunting Melalui 3P (Penyuluhan Kesehatan, Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal dan Pijat Bayi) Widyastuti, Ririn; Boa, Grasiana Florida; Dafroyati, Yuliana; Belarminus, Petrus; Bata, Verayanti Albertina; Saghu, Maria Mencyana Pati; Riti, Dessy Natalia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i2.13040

Abstract

ABSTRAK Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak usia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya. Deteksi dini stunting merupakan hal yang penting dilakukan, karena stunting dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak. Kader posyandu merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting dalam deteksi dini stunting. Deteksi dini stunting dapat dilakukan dengan cara mengukur pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin. Deteksi dini bisa dilakukan melalui pemantauan tumbuh kembang setiap bulan. Selain itu kader posyandu dapat memberikan penyuluhan dan edukasi tentang stunting kepada masyarakat, mengajarkan pengolahan bahan pangan lokal untuk PMT dan mengajarkan pijat bayi kepada orangtua bayi/balita untuk stimulasi tumbuh kembang. Tujuan memberdayakan Masyarakat (kader dan orangtua bayi/balita) untuk mencegah stunting melalui 3P (Penyuluhan kesehatan, pemanfaatan bahan pangan lokal dan pijat bayi). Metode Penelitian Penyuluhan kesehatan, pelatihan pemanfaatan bahan pangan lokal dan pelatihan pijat bayi pada kader posyandu. Kegiatan pengabdian Masyarakat dapat dilakukan dengan baik yang ditandai dengan antusiasme peserta mengikuti kegiatan, kader dan orangtua dapat mempraktikkan cara pembuatan PMT Modisco modifikasi dengan bahan pangan lokal serta dapat mempraktikkan kembali pijat bayi untuk stimulasi tumbuh kembang. Pemberdayaan masyarakat (kader dan orangtua) melalui program 3P sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif untuk mencegah stunting. Kata Kunci: Stunting, Penyuluhan, Pangan Lokal, Pijat Bayi  ABSTRACT Stunting is a condition of growth failure in children under five years of age (toddlers) due to chronic malnutrition. Stunting is characterized by a child's height being shorter than the age standard. Early detection of stunting is important because stunting can have a significant impact on children's health and welfare. Posyandu cadres are health workers who play an important role in the early detection of stunting. Early detection of stunting can be done by regularly measuring a child's growth and development. Early detection can be done by monitoring growth and development every month. Apart from that, posyandu cadres can provide counselling and education about stunting to the community, teach local food processing for providing additional food and teach baby massage to parents of babies/toddlers to stimulate growth and development. Purpose to empower the community (cadres and parents of babies/toddlers) to prevent stunting through health education, use of local food ingredients and baby massage. Health education, training on the use of local food ingredients and baby massage training for posyandu cadres. Community service activities can be carried out well as indicated by the enthusiasm of the participants in participating in the activities, cadres and parents can spread the method of making Modisco modifications using local food ingredients and can retransmit baby massage to stimulate growth and development. Community empowerment (cadres and parents) through the 3P program has been implemented well in accordance with the stipulated time and is expected to be used as an alternative to prevent stunting. Keywords: Stunting, Counselling, Local Food, Baby Massage