Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Training on Students’ Science Process Skills to Achieve Science Learning Outcomes at SMPN 4 Tarogong Kidul [Pelatihan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik untuk Mencapai Capaian Pembelajaran IPA di SMPN 4 Tarogong Kidul] Purnamasari, Shinta; Abdurrahman, Dudung; Rahmaniar, Andinisa; Lestari, Wiwit Yuli; Latip, Abdul; Nurfadilah, Vina Anggun; Fauziah, Siti Rahayu; Nurma’ripat, Ikna; Nurdiana, Runi; Burhanudin, Muhamad Yusuf Fahmi
Jurnal Pengabdian Isola Vol 3, No 1 (2024): JPI: VOLUME 3, ISSUE 1, 2024
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpi.v3i1.71523

Abstract

Capaian pembelajaran mata pelajaran IPA pada Kurikulum Merdeka terdiri atas dua elemen, yaitu pemahaman IPA dan keterampilan proses. Hal tersebut mendorong dilakukannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada guru dan peserta didik dalam mengembangkan keterampilan proses sains. Kegiatan ini mencakup 3 tahapan kegiatan, yakni tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap persiapan dilakukan koordinasi antara tim PkM dan peserta PkM. Pada tahap pelaksanaan, dilakukan pelatihan dengan menerapkan teknik on and off-job training. Pelatihan dengan teknik on and off-job training meliputi pemberian materi dan workshop (off-job training), penerapan di kelas (on-job training), serta refleksi dan evaluasi (off-job training).  Pada tahap evaluasi, dilakukan penyebaran kuesioner kepada guru dan peserta didik. Hasil evaluasi menunjukkan respon positif terhadap kegiatan PkM baik dari guru maupun peserta didik. Guru menunjukkan persentase yang tinggi terkait kepuasan terhadap kegiatan PkM (93,33%), relevansi materi PkM dengan kebutuhan guru (90%), dan kebermanfaatan kegiatan PkM (90%). Persentase yang tinggi juga diberikan oleh peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan PkM. The learning outcomes of the science in Kurikulum Merdeka consist of two elements, that is scientific understanding and process skills. This encourages the conduct of community service activities with the aim of providing training to teachers and students in developing science process skills. This activity consists of 3 stages: preparation, implementation, and evaluation. In the preparation stage, coordination between the team and participants are conducted. In the implementation stage, training is conducted using on and off-job training techniques. On and off-job training techniques includes providing materials and workshops (off-job training), implementation in classroom on-job training), as well as reflection and evaluation (off-job training). In the evaluation stage, questionnaires are distributed to teachers and students. The evaluation results show positive responses to the community service activities from both teachers and students.  Teachers show a high percentage of satisfaction with the activities (93,33%), the relevance of material to teacher’s needs (90%), and the benefits of activities (90%). Students also give a high percentage for the learning activities carried out in the community service activities.
Training on the Development of Science Learning Tools with STEM Approach for Science Teachers in Garut Regency [Pelatihan Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan STEM Untuk Guru IPA di Kabupaten Garut] Latip, Abdul; Abdurrahman, Dudung; Rahmaniar, Andinisa; Purnamasari, Shinta; Lestari, Wiwit Yuli; Nurfadilah, Vina Anggun; Fauziah, Siti Rahayu
Jurnal Pengabdian Isola Vol 2, No 1 (2023): JPI: VOLUME 2, ISSUE 1, 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpi.v2i1.59338

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada guru IPA di Kabupaten Garut mengenai pengembangan perangkat pembelajaran IPA berpendekatan STEM. Kegiatan ini terdiri dari 3 tahapan utama, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap persiapan dilaksanakan koordinasi antara tim PKM dan perwakilan peserta. Pada tahap pelaksanaan menggunakan metode pelatihan dengan teknik on off, dengan rincian pemberian materi dan workshop (off job training), implementasi di Sekolah (on job training), refleksi dan evaluasi (off job training). Pada proses pelaksanaan kegiatan, secara umum guru dapat mengikuti dan menghasilkan luaran yang diharapkan. Pada tahap evaluasi dilakukan pemberian kuisioner dengan hasil bahwa secara umum guru memberikan respon positif terhadap kegaitan PkM, baik dari aspek kebermanfaatan materi, kesesuaian materi, kebermafaatan produk, dan kesesuaian kegiatan dengan kondisi lapangan.The community service activities aim to train science teachers in Garut Regency regarding developing STEM-approached science learning tools. This activity consists of 3 main stages: preparation, implementation, and evaluation. At the preparatory stage, coordination was carried out between the PKM team and participant representatives. At the implementation stage, using the training method with on-off techniques, with details of providing materials and workshops (off-job training), implementation in schools (on-job training), reflection and evaluation (off-job training). In implementing activities, the teacher can generally follow and produce the expected output. At the evaluation stage, a questionnaire was administered with the result that, in general, the teacher gave a positive response to PkM activities, both in terms of the usefulness of the material, the suitability of the material, the use of the product, and the suitability of the action with field conditions.
Profil Kemampuan Kreativitas Mahasiswa Calon Guru IPA dalam Membuat Peta Konsep pada Materi Reproduksi Manusia Lestari, Wiwit Yuli; Putri, Iffa Ichwani
Jurnal Kajian Pendidikan IPA Vol 4, No 2 (2024): Jurnal Kajian Pendidikan IPA
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jkpi.v4i2.3999

Abstract

Kemampuan kreatif dalam membuat peta konsep merupakan kemampuan kreatif menyajikan hubungan setiap konsep. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan mahasiswa dalam membuat peta konsep dari membaca buku dan internet. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi pendidikan IPA sebanyak 30 orang. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dengan cara mengumpulkan data produk peta konsep yang telah dibuat mahasiswa, pada materi reproduksi manusia di mata kuliah fisiologi manusia. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi mahasiswa sebesar 87,29, sedangkan nilai terendah sebesar 54,24, dan untuk rata-rata seluruh mahasiswa sebesar 65,90 yang termasuk kedalam kategori sedang dari kreativitas mahasiswa dalam membuat peta konsep. Komponen penting yang harus diperhatikan dalam menyusun peta konsep adalah keterkaitan, konsep, keterkaitan silang, contoh, hierarki, dan mengenai kreativitas dalam menampilkan peta konsep dalam bentuk dan warna harus diperhatikan sesuai tingkatan hierarkinya karena jika tidak maka akan terjadi. sulit untuk dideskripsikan atau dapat terjadi miskonsepsi pada saat membaca peta konsep.
Pelatihan Berpikir Kritis dan Sikap Gotong Royong dalam Pembelajaran Laboratorium Luar Sekolah Taman Satwa Cikembulan di SMPN 2 Kadungora Lestari, Wiwit Yuli; Rahmaniar, Andinisa; Purnamasari, Shinta; Abdurrahman, Dudung; Latip, Abdul; Syarifatoha, Nawa Hilmi; Anwar, Siti Nazila; Safarizi, Sabrina Aprilla; Hasanah, Rani Sumiati; Hidayat, Aceng M Rohmat; Ramdan, Raihan Muhammad
Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA Vol. 8 No. 2 (2024): Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpmmp.v8i2.76787

Abstract

Penggunaan laboratorium luar sekolah sebagai sumber dan sarana prasarana pembelajaran dapat diterapkan didalam kegiatan pembelajaran, agar termotivasinya peserta didik dalam pembelajaran. Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik, begitu juga sikap gotong royong yang didalam kurikulum merdeka perlu dilatihkan. Pengabdian pelatihan ini dilakukan di SMPN 2 Kadungora. Subjek penelitian adalah peserta didik dan  guru. Kegiatan pengabdian ini mencakup 3 tahapan kegiatan, yaitu tahap persiapan,pelaksanaan dan refleksi evaluasi. Pada tahap persiapan melakukan kordinasi dari tim dosen UNIGA, mahasiswa UNIGA,  pihak sekolah dan pihak Taman Satwa Cikembulan. Pelatihan pelaksanaan meliputi pemberian materi konten IPA pentingnya sikap gotong royong dan berpikir kritis, penerapan di Taman Satwa Cikembulan, serta refleksi dan evaluasi. Pada tahap evaluasi, dilakukan penyebaran kuesioner kepada guru dan peserta didik. Hasil evaluasi pada kegiatan pengabdian menunjukkan respon positif baik dari peserta didik ataupun guru. Peserta didik memiliki rata-rata persentase yang tinggi dari setiap indikator. Sedangkan guru menunjukkan persante yang tinggi pada aspek kebermanfaatan menyelenggarakan pengabdian masyarakat atau 97,2%, aspek selanjutnya yaitu memiliki nilai sama yaitu aspek kebutuhan sesuai kemampuan profesionalisme guru dan kepuasan menyelengarakan pengabdian masyarakat yaitu bernilai 91.67% dan aspek yang paling kecil yaitu aspek relevansi materi dan evaluasi sesuai kurikulum Merdeka yaitu bernilai 90%.
Pembelajaran berbasis Next Generation Science Standards untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sekolah menengah pertama pada materi energi Lestari, Wiwit Yuli
Jurnal Kajian Pendidikan IPA Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Kajian Pendidikan IPA
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jkpi12120

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan hasil analisis potensi dan masalah yang diambil dari standar pembelajaran yang digunakan di sekolah. Berdasarkan hasil wawancarai pihak sekolah menyatakan bahwa hanya menggunakan perangkat pembelajaran berdasarkan pemerintah. Dari hal tersebut maka peneliti ingin menerapkan pembelajaran Next Generation Science Standard pada peserta didik dengan menggunakan pembelajaran berbasis Next generation science standard dengan model 5M (mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan) materi energi pada peserta didik kelas 7 di tingkat sekolah menengah pertama salah satu kota di Yogyakarta. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui bagaimana hasil penerapan pembelajaran NGSS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi energi. Subjek penelitian yaitu peserta didik kelas VII sebanyak 31 peserta didik. Pakar ahli memvalidasi perangkat pembelajaran berbasis NGSS. Hasil validasi rata-rata ahli perangkat dan ahli materi masing-masing adalah 92,70% dan 90% (sangat layak). Efektivitas perangkat pembelajaran diukur melalui pretest dan posttest kemudian dihitung peningkatannya dengan  rumus N-gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap indikator pemikiran kritis telah meningkat dengan rata-rata N-gain 0,31. Sehingga disimpulkan dengan pembelajaran berbasis NGSS menjadikan kemampuan berpikir kritisnya meningkat.
Profil kemampuan kreativitas mahasiswa calon guru IPA dalam membuat peta konsep pada materi reproduksi manusia Lestari, Wiwit Yuli; Putri, Iffa Ichwani
Jurnal Kajian Pendidikan IPA Vol 4 No 2 (2024): Jurnal Kajian Pendidikan IPA
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jkpi23999

Abstract

Kemampuan kreatif dalam membuat peta konsep merupakan kemampuan kreatif menyajikan hubungan setiap konsep. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan mahasiswa dalam membuat peta konsep dari membaca buku dan internet. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi pendidikan IPA sebanyak 30 orang. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dengan cara mengumpulkan data produk peta konsep yang telah dibuat mahasiswa, pada materi reproduksi manusia di mata kuliah fisiologi manusia. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi mahasiswa sebesar 87,29, sedangkan nilai terendah sebesar 54,24, dan untuk rata-rata seluruh mahasiswa sebesar 65,90 yang termasuk kedalam kategori sedang dari kreativitas mahasiswa dalam membuat peta konsep. Komponen penting yang harus diperhatikan dalam menyusun peta konsep adalah keterkaitan, konsep, keterkaitan silang, contoh, hierarki, dan mengenai kreativitas dalam menampilkan peta konsep dalam bentuk dan warna harus diperhatikan sesuai tingkatan hierarkinya karena jika tidak maka akan terjadi. sulit untuk dideskripsikan atau dapat terjadi miskonsepsi pada saat membaca peta konsep.
Research Trends on Local Potential and Opportunities in Science Education: A Bibliometric Analysis Using VOSviewer Lestari, Wiwit Yuli; Surtikanti, Hertien Koosbandiah; Rahman, Taufik; Riandi
Journal of Applied Science, Engineering, Technology, and Education Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : PT Mattawang Mediatama Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35877/454RI.asci3058

Abstract

Local potential refers to everything a region possesses in various fields, such as natural environment, resource production, culture, society, and other areas. This study aims to conduct a bibliometric analysis by integrating mapping analysis using the VOSviewer program and data collection using the Publish or Perish application. The method used is a bibliometric and quantitative descriptive approach. Data was obtained by searching for the terms "local potential" and "education science" on Google Scholar using the Publish or Perish application, resulting in 560 articles published from 2013 to September 2023. Based on the research, there was an increase in publications during 2013-2017, starting from 3 articles in 2013, 5 in both 2014 and 2015, 10 in 2016, and 75 in 2017. In 2018, there was a decrease to 32 articles, but from 2019 to 2022, there was an increase again, with 69 articles published in 2019, 84 in 2020, 105 in 2021, and 106 in 2022. In 2023, there was a decline to 98 articles. Research on the topic of "local potential" in science education can still be explored further, particularly in under-researched aspects such as “assessment, discovery, ecosystem material, environment literacy, student worksheets (LKPD), local culture, medicinal plants, natural science education, science process skills, science web modules, student worksheets, videos, and wisdom.”
Analisis Ketersediaan dan Standarisasi Sarana Prasarana Laboratorium IPA dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik SMP Lestari, Wiwit Yuli; Surtikanti, Hertien Koosbandiah; Rahman, Taufik; Riandi, Riandi
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 15 No 1 (2025): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v15i1.2471

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi sarana dan prasarana laboratorium IPA di jenjang sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah pada Tahun Pelajaran 2023/2024. Fokus utama penelitian ini adalah meninjau sejauh mana fasilitas laboratorium IPA, termasuk kondisi ruang dan kelengkapan sarana, mampu mendukung keterampilan proses sains peserta didik dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini dilaksanakan pada lima sekolah menengah pertama, yaitu SMP Negeri A, SMP Negeri B, SMP Negeri C, MTs Negeri A, dan MTs Negeri B yang berada di salah satu kota di Provinsi Jawa Barat. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode komparatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi menggunakan daftar ceklis. Aspek yang dievaluasi mencakup empat kategori sesuai dengan standar Permendiknas No. 24 Tahun 2007, yaitu: (1) ruang laboratorium IPA, (2) perabot dan media pembelajaran, (3) peralatan pendidikan, serta (4) perlengkapan lainnya. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode skoring. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium IPA di SMP Negeri A mencapai 93%, SMP Negeri B sebesar 88%, SMP Negeri C sebesar 72%, MTs Negeri A sebesar 75%, dan MTs Negeri B sebesar 70%. Secara keseluruhan, sarana dan prasarana laboratorium di kelima sekolah tersebut masih belum mencapai kondisi ideal karena belum memenuhi 100% dari standar yang ditetapkan dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Kekurangan dalam kelengkapan laboratorium ini berpotensi menghambat kelancaran proses pembelajaran serta dapat berdampak pada pengembangan keterampilan proses sains peserta didik.
Pemahaman Konsep Sains Melalui Pendekatan Etnosains: Studi Kualitatif pada Pembelajaran IPA di Daerah Terpencil Lestari, Wiwit Yuli
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 6 (2025): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntaximperatif.v5i6.578

Abstract

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran penting untuk membekali siswa dengan pemahaman tentang alam dan prinsip ilmiah. Di daerah terpencil, pembelajaran IPA menghadapi tantangan berupa keterbatasan sumber daya, akses teknologi, dan media pembelajaran kontekstual, yang mengakibatkan rendahnya pemahaman konsep sains siswa. Pendekatan etnosains, yang mengintegrasikan pengetahuan lokal dan budaya ke dalam pembelajaran sains, menjadi solusi potensial untuk meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur. Etnosains memungkinkan siswa memahami konsep sains melalui kearifan lokal, seperti pengelolaan hutan tradisional atau konservasi air, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan. Temuan menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif siswa, serta membuat mereka lebih aktif dalam pembelajaran. Meskipun efektif, implementasi etnosains menghadapi kendala seperti kurangnya pemahaman guru dan terbatasnya panduan pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan guru dan pengembangan sumber daya pendukung. Artikel ini menawarkan panduan praktis untuk mengintegrasikan etnosains dalam pembelajaran IPA, mendorong pelestarian budaya lokal, serta mengembangkan generasi yang cerdas, sadar budaya, dan bertanggung jawab terhadap lingkunganKonsep Sains
Penerapan potensi lokal dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama Lestari, Wiwit Yuli; Rahmita, Rahmita
Jurnal Kajian Pendidikan IPA Vol 5 No 2 (2025): Jurnal Kajian Pendidikan IPA
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jkpi.v5i2.41916

Abstract

This study aims to analyze the implementation of local potential as a contextual approach in science learning. This research uses a qualitative approach with data collection techniques in the form of literature reviews from various scientific sources and educational policies. The review results show that local potentials, such as school gardens, home industries, and the surrounding natural environment, are utilized to teach science concepts such as ecosystems, matter and its changes, energy, environmental pollution, and other science topics. Learning strategies that can be applied include project-based learning, field visits, and direct observation, which align with the principles of the Merdeka Curriculum and the scientific approach. This implementation increases student enthusiasm, active engagement, and stronger conceptual understanding. On the other hand, there are obstacles such as limited resources to support major science concepts, the unavailability of modules based on local potential, and the lack of teacher training on local potential. The teacher's role as a learning innovator is key in packaging local potential into relevant teaching materials. Positive impacts are also seen in the strengthening of Pancasila Student Profile values, such as mutual cooperation, environmental awareness, and appreciation of local culture. This study recommends strengthening teacher capacity, policy support, and the provision of contextual learning resources to optimize the integration of local potential in science learning. Keywords: local potential, science learning, Merdeka Curriculum, Pancasila Student Profile