Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Identifikasi dan Uji Resistensi Bakteri pada Pasien Ulkus Diabetikum di Bangsal Interne RSUP Dr. M. Djamil Padang Ringga Novelni
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Jl. Kamboja Simpang Baru-Panam, Pekanbaru, Riau 28293 Telp. (0761) 588006, Fax. (0761) 588007 e-mail: editor-jpfi@stifar-riau.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.448 KB) | DOI: 10.51887/jpfi.v8i2.550

Abstract

Diabetic ulcers is one of diabetic mellitus’s chronic complication such as open wound on the skin and can be accompanied by necrotic tissues. High blood glucose levels become a strategic area to the development of bacteria. This study aims to determine the bacterial agent that cause of diabetic ulcer and its resistance to antibiotics. The design of this study was true experiment with diabetic ulcers patients as the subject in the ward interne at RSUP Dr. M. Djamil Padang on period February - April 2019. In this study 10 samples of diabetic ulcer patients were obtained, then bacterial identification and antibiotic resistance test was done against 5 types of antibiotics ciprofloxacin, cefotaxime, meropenem, gentamicin and vankomicin. Consecutively most of bacteria found were Klebsiella pneumonia (40%), Staphylococcus epidermidis (60%). Proteus vulgaris (10%), Proteus mirabilis (10%), Pseudomonas aeruginosa (10%) and Staphylococcus aureus (10%). Ciprofloxacin and Cefotaxime had the highest level of bacterial resistance (40%), while Vancomicin is effective to used in Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis.
Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Pengetahuan dalam Penggunaan Antibiotik Oral di Apotek Kecamatan Koto Tangah Padang Ringga Novelni
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 9 No. 2 (2020): JPFI
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Jl. Kamboja Simpang Baru-Panam, Pekanbaru, Riau 28293 Telp. (0761) 588006, Fax. (0761) 588007 e-mail: editor-jpfi@stifar-riau.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v9i2.804

Abstract

Antibiotics are drugs that are widely used for therapeutic treatment of infections, but now the purchase of antibiotics without a doctor's prescription at pharmacies has become a global problem, especially in developing countries. This study aims to determine the relationship of community education level to knowledge in the use of oral antibiotics in pharmacies in Koto Tangah District, Padang. The method used is descriptive correlative with cross-sectional approach. The population in this study were all people who visited the pharmacy in Koto Tangah District. The sampling technique uses non-random sampling technique that is purposive sampling of 100 respondents who have met the inclusion and exclusion criteria. Measuring instruments in this study used a questionnaire about knowledge in the use of oral antibiotics. Based on the results of the chi-square statistical test between the level of knowledge and the level of education obtained p = 0,000. This shows the p value is not greater than 0.05, and the relationship between the level of public education with knowledge in the use of Oral Antibiotics with the Spearman correlation test is 0.53, so it can be concluded that there is a relationship between the level of public knowledge and the level of public education in use of oral antibiotics.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera (L.) DC) SEBAGAI ANTIHIPERTENSI TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN Ria Afrianti; Ringga Novelni; Irma Yulinda
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Padang
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.624 KB)

Abstract

Hipertensi salah satu penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.Salah satu tanaman yang digunakan masyarakat luas untuk menurunkan tekanan darah adalah daun sembung (Blumea balsamifera (L.)DC). Flavonoid dalam ekstrak daun sembung (Blumea balsamifera (L.)DC) diduga memiliki efek antihipertensi.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sembung (Blumea balsamifera (L.) DC) sebagai antihipertensi dan untuk menentukan dosis efektif ekstrak etanol daun sembung sebagai antihipertensi pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan kombinasi NaCl dan prednison selama 7 hari.Pada penelitian ini hewan percobaan dikelompokkan menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 ekor tikus putih jantan yang diuji peroral. Kelompok 1 diberi sediaan Na CMC 0,5% sebagai kontrol negatif, kelompok 2 diberi sediaan penginduksi kombinasi NaCl 2,5% dan prednison 1,5 mg/kgBB sebagai kontrol positif, kelompok 3 diberi sediaan ekstrak daun sembung dosis 250 mg/kgBB, kelompok 4 diberi sediaan ekstrak daun sembung dosis 500 mg/kgBB, kelompok 5 diberi sediaan ekstrak daun sembung dosis 750 mg/kgBB, kelompok 6 diberi sediaan Kaptopril dosis 2,5 mg/kgBB sebagai pembanding.Pengobatan diberikan selama 3 hari dan kemudian tekanan darah tikus putih jantan diukur pada hari ke 10 dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah Non-Invasif CODA. Hasil analisis menggunakan anova satu arah menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sembung dapat mempengaruhi tekanan darah secara nyata (p<0,05), yang artinya terdapat perbedaan secara nyata pada setiap kelompok. Dosis yang paling efektif dalam menurunkan tekanan darah adalah pada dosis 500 mg/kgBB.
IDENTIFIKASI DAN UJI RESISTENSI BAKTERI DARI SWAB (USAP) TENGGOROKAN PENYEBAB PNEUMONIA PADA PASIEN YANG DI RAWAT INAP BANGSAL PARU RSUP DR. M. DJAMIL PADANG Ringga Novelni; Ifmaily Ifmaily; Alamsyah Hanafiah
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 5 No 2 (2020): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vo.5 No.2 Tahun 2020
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1110.373 KB)

Abstract

ABSTRAK Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan penyebab kematian tertinggi. Penelitian ini dilakukan terhadap pasien pneumonia di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan Februari- April 2019. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan desain prospektif. Identifikasi bakteri penyebab pneumonia dari swab tenggorokan 10 orang pasien pneumonia di Bangsal paru RSUP Dr. M. Djamil Padang diawali dengan isolasi bakteri dengan penanaman sampel pada media Agar Darah dan media Mac Conkey. Selanjutnya dilakukan identifikasi dengan pewarnaan gram dan uji biokimia. Dari hasil uji identifikasi bakteri didapatkan 7 jenis bakteri penyebab pneumonia, yaitu 1 kultur Enterobacter aerogenes (10%), 2 kultur Pseudomonas aeruginosa (20%), 3 kultur Klebsiella pneumoniae (30%), 1 kultur Staphylococcus aureus (10%), 1 kultur Streptococcus pneumoniae (10%), 1 kultur Staphylococcusepidermidis (10%), dan 1 kultur Proteus mirabilis (10%). Uji resistensi bakteri hasil isolasi dilakukan terhadap 5 antibiotik yaitu amoksisilin, cefotaxim, kloramfenikol, gentamisin dan eritromisin. Hasil uji resintensi bakteri didapatkan resistensi tertinggi terhadap antibiotik amoksisilin, sedangkan hasil sensitivitas tertinggi terhadap antibiotik gentamisin.
POLA BAKTERI DAN KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI NICU RSUP DR. M. DJAMIL PADANG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2018 Ringga Novelni; Nessa Nessa; Melzy Putri Sani
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 6 No 2 (2021): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Akademi Farmasi Prayoga Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1011.079 KB) | DOI: 10.56350/jafp.v6i2.72

Abstract

ABSTRAK Resistensi terhadap antibiotik merupakan masalah yang sering terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik telah mempengaruhi hasil terapi, biaya terapi, penyebaran penyakit dan lama sakit. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk mencegah dan mengatasi terjadinya resitensi bakteri dengan melakukan pengawasan penggunaan antibiotik dirumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri dan kepekaannya terhadap antibiotik pada pasien yang dirawat di NICU RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari – Desember 2018. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data yang dikumpulkan secara retrospektif. Sampel penelitian adalah catatan hasil pemeriksaan kultur dari berbagai spesimen dan uji sensitivitas bakteri terhadap antibiotik pada pasien yang dirawat di NICU RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari – Desember 2018. Dari hasil penelitian didapatkan bakteri terbanyak yang menginfeksi pasien yang dirawat di NICU RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah Klebsiella sp dengan prevalensi sebesar 28% dan bakteri dengan prevalensi rendah yang menjadi penyebab infeksi adalah E.coli, Stenotrophomonas maltophylia, Staphylococcus, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus hominis dengan prevalensi masing-masingnya sebanyak 2%. Pola kepekaannya menunjukkan bahwa bakteri patogen yang ditemukan mempunyai resistensi yang tinggi terhadap eritromisin, ampisilin, amoksisilin, dan ceftriaxon serta umumnya sensitif terhadap vancomisin, trimetroprime/sulfamethoksazol, amikasin dan meropenem.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2019 Lola Azyenela; Ringga Novelni
JFL : Jurnal Farmasi Lampung Vol. 10 No. 2 (2021): JFL : Jurnal Farmasi Lampung
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jfl.v10i2.701

Abstract

Abstrac Pneumonia is an inflammation of the lung parenchyma caused by bacteria, viruses, fungi, and parasites, but pneumonia can also be caused by chemicals or due to physical exposure such as temperature or radiation. The main therapy given to patients with pneumonia caused by bacteria is antibiotics. WHO recommends ATC (Anatomical Therapeutic Chemical) and DDD (Defined Daily Dose) as global standards for the study of drug use, one of which is antibiotics. The purpose of this study was to see an overview of the use of antibiotics using the ATC/DDD and DU 90% methods at Dr. Adnaan WD Payakumbuh Hospital in 2019. This study was a descriptive analytic study with a cross sectional design that was carried out retrospectively using data obtained from patient medical records. . Samples were taken by purposive sampling technique. The results showed that the quantity of antibiotic use from 111 patients in medical records obtained a total of 101.04 grams of DDD/100 days of hospitalization. The most widely used antibiotic was ceftriaxone and the least was cefoperazone. Antibiotics that fall into the 90% segment are Ceftriaxone (36.57%), Levofloxacin (28.39%), Cefotaxime (7.83%), Ciprofloxacin (7.40%), Cefixime (7.11%),Ceftazidime ( 6.24%) DDD/100 patient-days. Keywords: ATC/DDD, DU90%, evaluation of antibiotic use, pneumonia
UJI AKTIVITAS ANTIDEPRESAN EKSTRAK ETANOL DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot (L.) Medik) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus mussculus) Ringga Novelni; Mimi Aria; Prima Minerva; Amelia Utami Putri
JURNAL KATALISATOR Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Katalisator Volume 7 Nomor 1, April 2022
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.652 KB) | DOI: 10.22216/katalisator.v7i1.931

Abstract

Tumbuhan gedi hijau (Abelmoschus manihot (L.) merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk pengobatan depresi. Tanaman ini mengandung senyawa-senyawa yang memiliki efek sebagai antidepresan, seperti quercetin, isoquercitrin, hyperoside, hibifolin, quercetin- 3'-0-glukosida, dan isorhamnetin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antidepresan ekstrak etanol daun gedi hijau (Abelmoschus manihot (L.) Medik). Sebelum penelitian dilakukan, semua hewan uji dibuat menjadi stress dengan metode Tail suspension test selama 10 hari. Pemberian sediaan uji dilakukan hari ke-11 secara peroral, setelah 1 jam pemberian sediaan uji baru diamati aktivitas antidepresan dengan uji immobility time pada mencit dengan menggunakan stopwatch selama 5 menit. Kemudian diperoleh hasil berdasarkan urutan kelompok (kontrol negatif, kontrol pembanding, serta kelompok dosis 150; 250 dan 350 mg/Kg BB) dengan durasi immobility time (284,75 detik ; 159,5 detik ; 222,75 detik ; 178,5 detik ; 131,75 detik). Hasil penelitian ini dianalisis dengan anova satu arah dengan nilai signifikansinya (p<0,05). Hasil analisa statistik menunujukkan bahwa ekstrak etanol daun gedi hijau memiliki aktivitas sebagai antidepresan dan pemberian variasi dosis ekstrak etanol daun gedi hijau (Abelmoschus manihot (L.) Medik) memberikan pengaruh terhadap mencit putih jantan (Mus mussculus) dengan hasil dosis yang lebih efektif sebagai antidepresan adalah dosis 250 mg/KgBB.
EFEKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK DAUN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) PADA MENCIT PUTIH JANTAN Diza Sartika; Miftahur Rahmi; Ringga Novelni; Fatma Adilla
JURNAL KATALISATOR Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Katalisator Volume 8 No. 1, April 2023
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.83 KB) | DOI: 10.62769/katalisator.v8i1.2196

Abstract

Cinnamon leaf extract (Cinnamomum burmanni) contains flavonoid compounds that function to stimulate insulin activation so that it can be used for anti-hyperglycemia.The purpose of this study was to determine the effect of giving cinnamon leaf extract (Cinnamomum burmanni) to male white mice induced by dexamethasone and 10% glucose and to determine the effective dose of cinnamon leaf extract (Cinnamomum burmanni) which can reduce blood glucose levels in mice. hyperglycemia. The group was divided into 6 groups, consisting of negative control, positive control, dose variation of 250mg/kg bw, 500mg/kg bw and 750mg/kg bw and the comparison group was Glibenclamide. The inducer used was dexamethasone 5mg/ml and 10% glucose. Induction of dexametason is carried out for 6 days and continued the administration of 10% glucose for 2 days, then given test preparations from days 7, 14 and 21 after the induction of dexamethasone and glucose 10%.  The results showed that the best dose in reducing blood sugar levels in mice was a dose of 750 mg/KgBW with a percentage reduction of 26.33%. Two-way ANOVA statistical analysis test on the percentage of significant antidiabetic (p<0.05). The conclusion of this study is that the ethanolic extract of cinnamon leaves has the effect of activity in lowering blood glucose levels on the 21st day.
Skrinning fitokimia ekstrak daun kelor kombinasi lemon Gina Amelia Govaldi; Ringga Novelni
FLORONA : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2023): Florona: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/florona.v2i2.721

Abstract

Defenisi cantik yaitu memiliki kulit wajah yang sehat. Memiliki wajah sehat dapat melakukan perawatan menggunakan bahan alami yang mengandung senyawa antioksidan yang dapat merawat kulit wajah. salah satunya adalah daun kelor dan lemon, Daun kelor dan lemon mengandung flavonoid, tanin dan vitamin C yang telah terbukti efektif sebagai antibakteri dan mampu mengurangi peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia yang terdapat pada masker daun kelor kombinasi lemon menggunakan skrining fitokimia dengan dua pembanding yaitu F1 (daun kelor masker kombinasi lemon 2:4), F2 (masker daun kelor kombinasi lemon 3:5). Berdasarkan hasil skrining fitokimia diketahui F1 mengandung vitamin C tingkat sedang , flavonoid tingkat sedang dan tannin tingkat sedang . sedangkan F2 mengandung vitamin C tingkat sedang, flavonoid tingkat sedang dan tannin tingkat sedang. Hasil uji menunjukan bahwa daun kelor kombinasi lemon positif memiliki kandungan flavonoid, tannin dan vitamin c.
POLA BAKTERI DAN KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA HASIL KULTUR PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2018 Ringga Novelni; Tisa Mandala Sari; Fira Andila
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1758

Abstract

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa mengakibatkan resistensi obat, meningkatkan biaya terapi, penyebaran penyakit, lama sakit dan biaya pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri dan kepekaanya terhadap antibiotik pada pasien yang dirawat di intensive care unit (ICU) RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif restrospektif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel dari berbagai spesimen seperti urine, sputum dan darah yang memiliki catatan hasil pemeriksaan kultur dari berbagai spesimen dan uji sensitivitas bakteri terhadap antibiotik pada pasien yang dirawat di ICU RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari – Desember 2018. Bakteri yang menjadi agen penginfeksi tertinggi pada pasien yang dirawat di ruang ICU adalah Klebsiella sp 40% dan yang terendah adalah Staphylococcus haemolyticus 1%, Enterobacter aerogenes 1%, Staphylococcus epidermidis 1% dan Staphylococcus hominis 1%. Dari hasil penelitian didapatkan antibiotik yang mempunyai persentase resistensi tertinggi yaitu ampisilin, ceftriaxon, cefazoline, ciprofloxacin, gentamisin, amoksisilin, dan eritromisin dan sensitif terhadap meropenem, trimethoprim/sufamethoxazol, amikacin dan levofloxacin. Inappropriate use of antibiotics can lead to drug resistance, increase the cost of therapy, spread of disease, duration of illness and treatment costs. This study aims to determine the pattern of bacteria and their sensitivity to antibiotics in patients treated at intensive care unit (ICU) Dr. M. Djamil Padang. This research is descriptive with data collected retrospectively. The samples in this study were 118 samples, but the number of samples taken to make the research subjects obtained from the counters using the Slovin formula as many as 100 samples from various specimens such as urine, sputum and blood that have records of the results of the examination of the culture of various specimens and bacterial sensitivity tests for antibiotics in patients treated at ICU RSUP Dr. M. Djamil Padang from January to December 2018. Bacteria that were the highest infectious agents in patients treated in the ICU were Klebsiella sp 40% and the lowest were Staphylococcus haemolyticus 1%, Enterobacter aerogenes 1%, Staphylococcus epidermidis 1% and Staphylococcus hominis 1%. The results showed that antibiotics had the highest percentage of resistance, namely ampicillin, ceftriaxon, cefazoline, ciprofloxacin, gentamicin, amoxicillin, and erythromycin and were sensitive to meropenem, trimethoprim/ sufamethoxazol, amikacin and levofloxacin.