Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Pemahaman Rohaniwan Gereja tentang Model Pemerintahan Gereja terhadap Ketertiban Gereja Jairus Hasugian; S. Pantja Djati; Eddy Simanjuntak
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 7, No 1 (2022): Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v7i1.694

Abstract

Abstract. Organizations and positions in the Church exist for the purpose of bringing about order. However, there are often tensions and frictions between clergy and laity caused by an understanding of the government of the Church. The purpose of this study was to analyze the level of understanding of the Church's clergy about the model of Church government and its influence on Church order. The method used is descriptive exploratory, with a quantitative approach. The research variables consisted of the Sinodal Presbyterian government model (X1), Laikal (X2), Elders (X3), and order (Y). The object of research is the clergy of the Church of Isa Almasih (GIA), with a total sample of 193 people. The results showed that the level of understanding of the GIA clergy on the Sinodal Presbyterian model of government was very low compared to the understanding of the Laikal or Elder government model. Thus, it can be concluded that the tensions and frictions that occur are due to a lack of understanding of the model of government adopted by the Church Synod.Abstrak. Organisasi dan jabatan dalam Gereja ada dengan tujuan agar terwujud ketertiban. Namun, sering kali justru terjadi ketegangan dan gesekan di antara rohaniwan dan kaum awam yang disebabkan oleh pemahaman tentang pemerintahan Gereja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pemahaman rohaniawan Gereja tentang model pemerintahan Gereja dan pengaruhnya terhadap ketertiban Gereja. Metode yang digunakan adalah deskriptif eksploratif, dengan pendekatan kuantitatif. Variabel penelitian terdiri atas model pemerintahan Presbiterial Sinodal (X1), Laikal (X2), Kepenatuaan (X3), dan ketertiban (Y). Obyek penelitian adalah para rohaniwan Gereja Isa Almasih (GIA), dengan jumlah sampel 193 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman rohaniwan GIA tentang model pemerintahan Presbiterial Sinodal sangat kurang dibandingkan dengan pemahaman terhadap model pemerintahan Laikal atau Kepenatuaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketegangan dan gesekan yang terjadi adalah oleh karena pemahaman yang kurang terhadap model pemerintahan yang dianut Sinode Gerejanya.
Eksplorasi Konsep Incomprehensibility of God dalam Iman Kristen Perlius Telaumbanua; Anwar Three Millenium Waruwu; Martina Novalina; Eddy Simanjuntak
ARUMBAE: Jurnal Ilmiah Teologi dan Studi Agama Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Program Pascasarjana UKIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37429/arumbae.v5i2.1110

Abstract

The article delineates the significance of acknowledging God within the context of the Christian faith, focusing on the concept of the Incomprehensibility of God. The theological dualism approach to comprehending God - based on theory and actualization - highlights the challenges in understanding His essence. This research aims to explore this concept from the perspective of the Christian faith, particularly the recognition of God through Jesus Christ. Utilizing a qualitative method, an analysis of biblical texts and relevant theological literature reveals that while God is not entirely comprehensible, His revelations provide pertinent knowledge. The research findings affirm that the concept of the Incomprehensibility of God restricts human comprehension of God; however, recognition through Jesus Christ serves as the key to a deeper understanding. The recognition of God through Jesus Christ necessitates faith and an intimate relationship with Him.Kata Kunci: Pengenalan Allah, Dualisme Teologis, Incomprehensibility of God, Wahyu Khusus, Pemahaman Manusia Tentang Allah
Urgensi Pembelajaran Etika Kristen Terhadap Pembentukan Karakter Mahasiswa Mira Listari; Eddy Simanjuntak
CHARISTHEO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 3 No. 2 (2024): Maret 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Anugrah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54592/jct.v3i2.166

Abstract

This research explores the urgency of learning Christian ethics for students in higher education. The social phenomena of bullying and free sex are social problems that show that there is a moral and ethical crisis among students. Therefore, the aim of this research is to understand how learning Christian ethics shapes students' character in facing moral dilemmas and increases integrity and empathy. The method used in this research is a qualitative method by conducting a literature study. The research results show that learning Christian ethics provides a strong moral foundation for students to respect the lives of fellow human beings and avoid immoral acts such as bullying and free sex and other immoral acts. Therefore, learning Christian ethics is very relevant in shaping the character of Christian students, preparing them as human beings with integrity and empathy in the future. The conclusion is that universities need to expand and strengthen the learning of Christian ethics in the education system to support the development of strong character for Christian students.ABSTRAKPenelitian ini mengeksplorasi urgensi pembelajaran etika Kristen bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Fenomena sosial kasus bullying dan seks bebas adalah masalah sosial yang menunjukan bahwa terjadi krisis moral dan etika di kalangan mahasiswa. Oleh karenanya, tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana pembelajaran etika Kristen membentuk karakter mahasiswa dalam menghadapi dilema moral dan meningkatkan integritas serta empati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan melakukan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran etika Kristen memberikan landasan moral yang kuat bagi mahasiswa untuk menghargai hidup sesama manusia dan menjauhkan dari perbuatan tidak bermoral seperti perundungan dan seks bebas dan perbuatan tidak bermoral lainnya. Oleh karenanya pembelajaran etika Kristen sangat relevan dalam membentuk karakter mahasiswa Kristen, mempersiapkan mereka sebagai manusia berintegritas dan berempati di masa depan. Kesimpulannya adalah perguruan tinggi perlu memperluas dan memperkuat pembelajaran etika Kristen dalam sistem pendidikan untuk mendukung perkembangan karakter yang kuat bagi mahasiswa Kristen.Kata-kata kunci: Etika Kristen; Karakter; Mahasiswa Kristen.
Family Altar sebagai Upaya Pembentukan Karakter Anak dalam Menghadapi Tantangan di Era Digital Darman Syah Putra Zendrato; Martina Novalina; Anwar Three Millenium Waruwu; Eddy Simanjuntak
KHAMISYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Batu, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

character of children in an era of rapid technological advancement. With the premise that learning shapes human character, especially inquisitive children, this research aims to identify the significance of the Family Altar as a foundation for character formation in accordance with the example set by Christ. The methodology employed is a literature review, emphasizing character development in the era of globalization. The research findings indicate that the Family Altar, as a cell group within the church, facilitates family interaction and fosters a relationship with Christ. The family, as a divine institution, holds an inherent role in education and character development. Parents, as family leaders, bear the responsibility of guiding, educating, and nurturing the spiritual well-being of the household. The use of gadgets by children in the technological age presents a challenge, necessitating vigilant oversight. By integrating spiritual values through the Family Altar, children's character can be cultivated to be disciplined, God-fearing, and morally upright. This contributes positively to preparing a competitive and morally upright next generation amidst the challenges of the times. The Family Altar serves not only as a place of worship but also as a robust foundation for shaping children's character, thereby yielding positive impacts on their surrounding environment. Keywords: Family Altar; Character Formation; Changing Times; Technological Influence. Abstrak Artikel ini membahas peran penting Family Altar dalam membentuk karakter anak di era teknologi yang berkembang pesat. Dengan latar belakang bahwa pembelajaran membentuk karakter manusia, terutama anak-anak yang penuh rasa ingin tahu, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi signifikansi Family Altar sebagai landasan dalam membentuk karakter sesuai dengan teladan Kristus. Metode studi literatur digunakan untuk menekankan pembentukan karakter anak di era globalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Family Altar, sebagai sel grup dalam gereja, memungkinkan keluarga untuk berinteraksi dan membangun hubungan dengan Kristus. Keluarga, sebagai lembaga ilahi, memiliki peran kodrati dalam pendidikan dan pembentukan karakter. Orang tua sebagai pemimpin keluarga memiliki tanggung jawab membimbing, mendidik, dan memelihara kerohanian rumah tangga. Penggunaan gadget oleh anak-anak di era teknologi adalah tantangan, dan pengawasan bijak diperlukan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai rohani melalui Family Altar, karakter anak dapat dibentuk menjadi disiplin, takut akan Tuhan, dan berakhlak mulia. Ini memberikan kontribusi positif dalam mempersiapkan generasi penerus yang berdaya saing dan bermoral di tengah tantangan zaman. Family Altar tidak hanya sebagai sarana ibadah, tetapi juga fondasi kuat dalam membentuk karakter anak yang memberikan dampak positif pada lingkungan sekitarnya. Kata kunci: Family Altar; Pembentukan Karakter; Perubahan Zaman; Pengaruh Teknologi
Peran Teologi Sistematika Bagi Pertumbuhan Iman Umat Kristen Trecilia Dwi Lestari Sababalat; Martina Novalina; Anwar Three Millenium Waruwu; Eddy Simanjuntak
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 2 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jn.v2i1.14

Abstract

Di era saat ini, terdapat tantangan yang signifikan dalam hal pemahaman ajaran dasar iman Kristen di kalangan umat Kristen itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisi kesenjangan ini dengan fokus pada bagaimana teologi sistematis dapat menguatkan iman umat Kristen melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang dasar-dasar keyakinan Kristen. Selain itu, penelitian ini akan menjelajahi hubungan antara teologi sistematis, pengalaman pribadi, dan konteks sosial umat Kristen untuk memperkaya pemahaman iman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teologi sistematika memungkinkan umat Kristen untuk memahami doktrin mendasar dari iman Kristen, memperkuat kesatuan dalam iman, dan memperdalam hubungan pribadi dengan Allah. Pembelajaran teologi sistematika juga membangun dasar yang kokoh bagi kehidupan Kristen secara pribadi, membantu dalam pembentukan kerangka pemikiran yang benar, dan mempersiapkan individu untuk menjawab pertanyaan atau tantangan terkait keyakinan Kristen. Temuan dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang berharga dalam memahami peran teologi sistematis dalam memperkuat keyakinan umat Kristen dalam menghadapi tantangan dan perubahan dalam masyarakat saat ini.
Strategi Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Menghadapi Gaya Hidup Hedonisme di Kalangan Remaja Usia 15-18 Tahun Sianturi, Haraitoni D.; Marampa, Elieser R; Simanjuntak, Eddy; Setiawan S.K, Yusuf
Jurnal Ap-Kain Vol 1, No 2 (2023): Pendidikan Kristen dan Teologi (Juli 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/jak.v1i2.93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi guru pendidikan agama Kristen dalam menghadapi gaya hidup hedonisme remaja di kalangan usia 15-18 tahun. Dengan menggunakan metode kepustakaan yaitu mengumpulkan sumber-sumber literatur dari artikel jurnal,hasil penelitian sebelumnya, buku-buku pdf, drive, internet dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian. Adapun hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa; Guru pendidikan agama Kristen memegang peran strategis untuk membimbing dan mengarahkan setiap remaja agar tidak terjebak dalam kehidupan yang hedonisme melalui langkah-langkah strategis seperti: 1) Mengajarkan remaja praktik bersyur; 2) Membimbing remaja dalam pengembangan empati dan kasih kepada sesama; 3) Memberikan pendidikan religious yang mengutamakan pemahaman dan praktik membaca Alkitab sebagai elemen sentral dalam perkembangan rohani; 4) Mendorong pemikiran positif sebagai metode kognitif dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan; 5) Mendidikan remaja agar menginternalisasi disiplin sebagai komponen integral dalam gaya hidupnya.
"Already but not yet": Konstruksi paradigma resiliensi teologis dalam konvergensi pemikiran eskatologis Paulus-Moltmann Simanjuntak, Eddy Suandar
KURIOS Vol. 11 No. 2: Agustus 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v11i2.1222

Abstract

This study examines the construction of the theological resilience paradigm through the convergence of Pauline and Moltmannian eschatological thought, particularly focusing on the "already but not yet" concept. The research demonstrates how Paul's eschatological framework, as systematized by Geerhardus Vos, intersects with Jürgen Moltmann's theology of hope to construct a paradigm of theological resilience. Through a literature-based analysis, this study reveals that the tension between present reality and future hope creates a distinctive theological framework for understanding human perseverance in the face of suffering. The convergence of these theological traditions offers a novel perspective on resilience that transcends psychological categories, grounding human endurance in eschatological hope. The findings suggest that theological resilience arises from the dialectical tension of Christ's inaugurated yet incomplete reign, offering believers both present comfort and a future orientation. This research contributes to contemporary theological discourse by offering a biblical-theological foundation for understanding resilience within Christian faith communities.   Abstrak Penelitian ini mengkaji konstruksi paradigma resiliensi teologis melalui konvergensi pemikiran eskatologis Paulus dan Moltmann, khususnya fokus pada konsep "already but not yet". Riset ini mendemonstrasikan bagaimana kerangka eskatologis Paulus, sebagaimana disistematisasi oleh Geerhardus Vos, bersinggungan dengan teologi harapan Jürgen Moltmann untuk mengkonstruksi paradigma resiliensi teologis. Melalui analisis berbasis literatur, penelitian ini mengungkap bahwa tegangan antara realitas kini dan harapan masa depan menciptakan kerangka teologis yang khas untuk memahami daya tahan manusia di tengah penderitaan. Konvergensi tradisi-tradisi teologis ini menawarkan perspektif novel tentang resiliensi yang melampaui kategori-kategori psikologis, mendasarkan daya tahan manusia pada harapan eskatologis. Temuan menunjukkan bahwa resiliensi teologis muncul dari tegangan dialektis pemerintahan Kristus yang sudah dimulai namun belum lengkap, memberikan kepada orang percaya baik penghiburan masa kini maupun orientasi masa depan. Penelitian ini berkontribusi pada diskursus teologis kontemporer dengan menawarkan fondasi biblis-teologis untuk memahami resiliensi dalam komunitas iman Kristen.
Kontribusi Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Mempersiapkan Mental Health Remaja menuju Bonus Demografi di Tahun 2045 Telaumbanua, Perlius; Gea, Avantika Angel; Simanjuntak, Eddy; Rohi, Ampinia
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 4 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i4.774

Abstract

Peran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam mendukung kesejahteraan mental remaja, terutama dalam menghadapi tantangan modern seperti bonus demografi di tahun 2045, sangat penting. PAK memberikan dukungan emosional dan spiritual dengan nilai-nilai seperti kasih, perdamaian, dan harapan. Selain itu, PAK menegaskan pentingnya kebahagiaan dan kesejahteraan fisik serta spiritual, yang membantu menjaga kesehatan mental dan mengelola stres sehari-hari. Dengan pendekatan ini, komunikasi dan pemenuhan kebutuhan menjadi bagian integral dari ajaran Kristen, yang memperkuat ketangguhan spiritual dan kemampuan menghadapi tantangan hidup. Dalam konteks kasus remaja di Indonesia, di mana kesehatan mental menjadi fokus serius, PAK menjadi solusi yang relevan dan berpotensi dalam membentuk karakter dan kesejahteraan mental remaja.
Tinjauan Konseling Pastoral Terhadap Dinamika Pernikahan: Perspektif Teologis dalam Membangun Hubungan Harmonis Lily Peggy Kawatu; Eddy Simanjuntak; Herman Pakiding; Juan Carlos
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2024): Februari
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i3.943

Abstract

Marriage is the union of two individuals in a sacred life together, but is often tested by various challenges. Pastoral counseling is a solution to help couples overcome problems and build a harmonious relationship. A theological perspective provides a strong spiritual and moral foundation in forming a healthy marital relationship. It views marriage as a spiritual calling, where partners are united by God to complement each other on a spiritual journey. The moral foundation of religious teachings becomes a guide in resolving conflicts and making constructive decisions. Prayer is a means of communication with God, providing guidance and strength in facing problems. Forgiveness and unconditional love are important values taught by religion, helping couples navigate conflict wisely. Pastoral counseling with a theological approach helps couples overcome marital dynamics by strengthening their relationship in accordance with the principles of religious teachings.
Peran Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya Melalui Cara Hidup Yang Kudus Berdasarkan 1 Petrus 1:13-16 Grace Melisa; Martina Novalina; Anwar Three Millenium Waruwu; Eddy Simanjuntak
JURNAL TRANSFORMASI: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Vol. 2 No. 2 (2023): (November 2023)
Publisher : STT INTI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article delves into the pivotal role of the Holy Spirit in guiding believers towards a sanctified life, mirroring that of Jesus. Anchored in the teachings of Peter outlined in 1 Peter 1:13-16, this research aims to bridge the scientific gap regarding the role of the Holy Spirit. Employing a qualitative descriptive approach, the study leverages Biblical texts and literature reviews. The analysis reveals that the Holy Spirit enables life transformation, allowing alignment with God's will and bringing Him glory. The fullness of the Holy Spirit, both temporally and permanently, engenders a profound understanding of God's intentions. Furthermore, the Holy Spirit is the personification of God, leading and guiding in daily life. By liberating the human spirit from sin, the Holy Spirit shapes and steers the lives of believers, enabling them to bear witness to God's will in this world.