Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Analisa Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi pada Pasien Peserta Posyandu Lansia Kartini Surya Khatulistiwa Pontianak Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab Asseggaf; Ridha Ulfah
Jurnal Pharmascience Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i1.11870

Abstract

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi berupa aneurisma, gagal jantung, sindrom metabolik yang memicu diabetes, penyakit jantung, stroke, demensia, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan obat antihipertensi pada peserta Posyandu Lansia Kartini Madu II. Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien dengan total sampel sebanyak 48. Data berupa usia, jenis kelamin, jenis, dosis dan frekuensi pemberian obat antihipertensi, serta kepatuhan terapi pasien yang diukur dengan Medication Possession Ratio (MPR). Hasil penelitian ini menunjukkan hampir semua responden berusia ≥56 tahun (lansia lanjut) yakni sebanyak 44 orang (91,7%). Mayoritas pasien adalah pasien dengan hipertensi tingkat 2 yakni 29 orang (60,41%). Obat antihipertensi yang digunakan adalah kaptopril sebanyak 37 orang (77,08%) dan amlodipine sebanyak 11 orang (22,92%). Mayoritas pasien tidak patuh terhadap terapi antihipertensi yakni sebanyak 30 orang (62,5%). Terdapat hubungan bermakna derajat hipertensi terhadap kepatuhan minum obat pasien (p=0,0,040). Tidak terdapat hubungan bermakna antara bermakna usia, jenis kelamin, jenis obat, dosis obat dan frekuensi pemberian obat terhadap kepatuhan minum obat pasien (p>0,05). Kata Kunci: Hipertensi, Obat Antihipertensi, Kepatuhan Terapi Pasien Uncontrolled hypertension can lead complications including aneurysms, metabolic syndrome that caused of diabetes, stroke, dementia, and etc. This study determined the use of antihypertensive drugs in the participants of Posyandu Kartini Madu II. This study was a analytic study using patient medical record as secondary data in a total sample of 48 patients. Data collected were age, gender, type of doses and frequency antihypertensive drugs, and patient compliance in treatment measured with Medication Possession  Ratio (MPR). The result of this study showed that almost all of patiens were ≥56 years old (91.7%). Majority of patients were patients with hypertension grade II as many as 29 people (60.41%). The antihypertensive drugs used were captopril by 37 people (77.08%) and amlodipine by 11 people (22.92%). Majority of patients as many as 30 people were not compliant with medical treatment of antihypertensive drugs (62.5%). There was a significant relationship of patient’s medication compliance with the degree of hypertension (p=0.040). There was no significant relationship of patient’s medication compliance with age, sex, class, dose and frequency of admistrasion of antihypertensive drug (p>0.05).
Analisis Kandungan Metabolit Sekunder, Antioksidan dan Uji Aktivitas Antibakteri Minuman Tradisional Serbat Khas Kalimantan Barat dengan Variasi Komposisi dan Lama Perendaman Syarifah NYRS Asseggaf; Mistika Zakiah; Ridha Ulfah
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 11, No 2 (2022): Online July 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v11i2.1925

Abstract

Serbat drink is a traditional drink typical of the Malay of West Kalimantan made from plant spices usually served in the Saprahan tradition. Serbat drinks are widely circulated among the public because, empirically, they are useful for health problems, one of which is to treat diarrhea. Objectives: To analyzed the content of secondary metabolites, antioxidant activity, and antibacterial activity of serbat drink on the growth of Escherichia coli bacteria which were known from the presence or absence and measurement of the length of the inhibition zone (the clear area around the disc) with the positive control, namely ciprofloxacin, and negative control, namely distilled water. Methods: The plant spices used in this research include cardamom, cloves, star anise, cinnamon, pandan leaves, sappan wood, anise, and ginger. Serbat drink was made in 3 variations, namely composition A, composition B, and composition C. The three composition variations were carried out for two soaking times, namely 15 minutes and 540 minutes. This study used the thin-layer chromatography (TLC) method for phytochemical screening, the DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil) method for examination of antioxidant activity, and Escherichia coli bacteria cultured in 3 agar and tested using the disc diffusion method (Kirby-Bauer) to determine its antibacterial activity.  Results: The secondary metabolites contained in each serbat water sample, antioxidant activity from strongest to weakest among the serbat samples, and the absence of visible inhibition zones. Conclusion: Serbat drink does not have antibacterial activity against Escherichia coli.Keywords:  secondary metabolites, serbat drink, variations in composition, variations in the soaking time
EDUKASI MENGENAL GOLONGAN OBAT PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KARTINI MADU II Asseggaf, Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab; Zakiah, Mistika; Ulfah, Ridha; Putri, Triyana Harlia
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 06 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan Lansia terhadap pengobatan sangat perlu untuk ditingkatkan karena rendahnya pengetahuan lansia dapat menyebabkan suatu permasalahan yang baru mengenai status pada kesehatan pada individu dengan usia beranjak lanjut mengenai dosis obat yang berlebihan, pengobatan dengan kombinasi obat, proses interaksi pada obat dan efek samping dalam mengonsumsi obat.  Dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan dapat memiliki tujuan yang ditujukan pada lansia atau keluarga yang memiliki lansia di wilayah kerja Posyandu Lansia Kartini Madu II tentang golongan obat yang mencakup jenis-jenis golongan obat dan interaksi yang dapat terjadi jika mengkonsumsi lebih dari 1 obat. Metode kegiatan ini adalah ceramah interaktif dan tanya jawab. Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan dilakukan pretest kemudian adanya post test setelah kegiatan ceramah secara dua arah yang dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden penelitian. Penyuluhan atau edukasi tentang obat dapat membantu masyarakat memiliki tingkat pemahaman yang cukup terkait cara dalam mengonsumsi dan menggunakan obat pada individu dengan usia lanjut yang memiliki manfaat untuk mencari solusi dalam masalah yang muncul ketika mengonsumsi obat pada individu dengan usia yang beranjak lanjut. Adanya hasil yang meningkat dengan persentase sebesar 70,73% dari 41 responden peserta, terdapat 29 orang yang memiliki peningkatan pada skor dari hasil post-test dengan hasil rerata yang mengalami nilai meningkat dengan persentase sebesar 15%.  Edukasi terkait golongan obat dan interaksi obat dapat menyebabkan hasil tingkat pengetahuan pada responden lansia yang meningkat. Hasil ini didasarkan dengan adanya peningkatan pada hasil dari tes sebelum adanya ceramah (pretest) dan tes setelah adanya ceramah (posttest) yang dilakukan oleh peserta. Peningkatan pengetahuan terkait penggolongan obat ini dapat membantu masyarakat untuk lebih bijak saat mengkonsumsi obat, yang memiliki tujuan dapam mencari solusi pada permasalahan yang timbul dalam konsumsi obat yang tidak tepat guna terutama pada orang yang berusia lanjut.
Analisis Kandungan Metabolit Sekunder, Antioksidan dan Uji Aktivitas Antibakteri Minuman Tradisional Serbat Khas Kalimantan Barat dengan Variasi Komposisi dan Lama Perendaman Asseggaf, Syarifah NYRS; Zakiah, Mistika; Ulfah, Ridha
Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 11 No. 2 (2022): Online July 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v11i2.1925

Abstract

Serbat drink is a traditional drink typical of the Malay of West Kalimantan made from plant spices usually served in the Saprahan tradition. Serbat drinks are widely circulated among the public because, empirically, they are useful for health problems, one of which is to treat diarrhea. Objectives: To analyzed the content of secondary metabolites, antioxidant activity, and antibacterial activity of serbat drink on the growth of Escherichia coli bacteria which were known from the presence or absence and measurement of the length of the inhibition zone (the clear area around the disc) with the positive control, namely ciprofloxacin, and negative control, namely distilled water. Methods: The plant spices used in this research include cardamom, cloves, star anise, cinnamon, pandan leaves, sappan wood, anise, and ginger. Serbat drink was made in 3 variations, namely composition A, composition B, and composition C. The three composition variations were carried out for two soaking times, namely 15 minutes and 540 minutes. This study used the thin-layer chromatography (TLC) method for phytochemical screening, the DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil) method for examination of antioxidant activity, and Escherichia coli bacteria cultured in 3 agar and tested using the disc diffusion method (Kirby-Bauer) to determine its antibacterial activity.  Results: The secondary metabolites contained in each serbat water sample, antioxidant activity from strongest to weakest among the serbat samples, and the absence of visible inhibition zones. Conclusion: Serbat drink does not have antibacterial activity against Escherichia coli.Keywords:  secondary metabolites, serbat drink, variations in composition, variations in the soaking time
Program Edukasi Penggunaan Obat dan Makanan Minuman Sehat untuk Siswa TK Pertiwi Kota Pontianak Asseggaf, Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab; Zakiah, Mistika; Ulfah, Ridha; Putri, Triyana Harlia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 5 (2025): Volume 8 No 5 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i5.18642

Abstract

ABSTRAK Anak usia dini merupakan waktu-waktu penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi salah satunya oleh gizi anak. Penting untuk memberikan edukasi kepada anak sejak usia dini, terutama mengenai penggunaan obat dan makanan sehat. Meningkatkan kesehatan masyarakat merupakan bagian penting dari upaya peningkatan kualitas penduduk. Penting bagi anak-anak untuk diberikan pemahaman tentang obat-obatan dan makanan yang aman. Metode yang digunakan pada kegiatan PKM ini adalah menunjukaan balon berbentuk buah dan sayur. Anak anak sangat antusias dalam menjawab. Mereka dapat lebih cepat mengenali contoh makanan yang termasuk sehat dan tidak sehat, senang, merasa rilex, dan berani mengemukakan pendapat, menjawab dan bertanya. Tingkat pemahaman siswa TK Pertiwi Kota Pontianak terkait penggunaan obat dan makanan minuman sehat masih terbatas dan bersifat sederhana sehingga diperlukan  edukasi yang rutin dan pengukuran status gizi secara berkala untuk memantau tumbuh kembang mereka.   Kata Kunci: Anak Usia Dini, Nutrisi Sehat, Obat ABSTRACT Early childhood is a critical period for children's growth and development. One factor that influences their growth and development is nutrition. It is important to provide education to children from an early age, especially regarding the use of medication and healthy food. Improving public health is a crucial part of efforts to enhance the quality of the population. It is important for children to be given an understanding of safe medication and food consumption. The method used in this community service activity involved demonstrating balloons shaped like fruits and vegetables. The children were very enthusiastic in responding. They quickly recognized examples of healthy and unhealthy foods, felt happy, relaxed, and were confident in expressing their opinions, answering, and asking questions. Conclusion: The level of understanding of Pertiwi Kindergarten students in Pontianak City regarding the use of medicine and healthy food and drinks is still limited and simple, so routine education and regular nutritional status measurements are needed to monitor their growth and development. Keywords: Early Childhood, Healthy Nutrition, Medication
The Influence of Self-Care Management on Blood Pressure Control in Hypertensive Patients: A Literature Review Asseggaf, Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab; Zakiah, Mistika; Ulfah, Ridha; Putri, Triyana Harlia; Len, Jenny Firda; Qatrunnada, Aura
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v11i2.1550

Abstract

Background: Hypertension, often referred to as the "silent killer," is a chronic condition characterized by systolic blood pressure >/140 mmHg and diastolic blood pressure >/90 mmHg. It is a major contributor to cardiovascular morbidity and mortality. One key factor affecting blood pressure control is adherence to antihypertensive medication, which is closely linked to self-care management. Objective: This literature review aims to analyze the influence of self-care management on blood pressure control in patients with hypertension. Methods: An integrative literature review was conducted by collecting references from electronic databases. Six journal articles that met the inclusion criteria were analyzed using descriptive analysis techniques. Results: The review found a strong correlation between effective self-care management and improved blood pressure control. Various factors were identified as influencing self-care capacity, including age, duration of illness, presence of comorbidities, self-efficacy, perception, and health literacy. These factors play a critical role in determining a patient's ability to manage their condition. Conclusion: Self-care management is essential in supporting medication adherence and achieving blood pressure control in hypertensive patients. Both intrinsic and extrinsic factors contribute to the effectiveness of self-care strategies and should be considered in hypertension management programs
Comparison of Antibacterial Activity Tests of 70% and 96% Ethanol Extract on Siam Sambas Orange Leaves (Citrus nobilis var. microcarpa) Zakiah, Mistika; Asseggaf, Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab; Ulfah, Ridha; Putri, Triyana Harlia; Hendrayana, Bimo; Putra, Galih Abisatya Hartono
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 11 No. 3 (2025)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v11i3.1705

Abstract

Background: Antibiotic resistance against bacterial infections such as Escherichia coli and Staphylococcus aureus, prevalent in tropical regions, necessitates alternative treatments. One potential solution is utilizing secondary metabolites found in Sambas Siamese orange leaves. These compounds may serve as antibacterial agents. Objective: This study aims to compare the effectiveness of 70% and 96% ethanol as solvents for extracting secondary metabolites from Sambas Siamese orange leaves. Methods: Extraction was performed using two types of solvents (70% and 96% ethanol) to obtain secondary metabolites. Antibacterial activity was tested using the disc diffusion method (Kirby-Bauer), and data were analyzed with One-Way Analysis of Variance (ANOVA). Results: Extraction with 96% ethanol yielded flavonoids (+++), terpenoids (++), steroids (++), and phenols (++). Meanwhile, extraction with 70% ethanol produced Mayer alkaloids (++), flavonoids (++), saponins (+), steroids (+++), and phenols (+++). The 96% ethanol solvent was more effective in extracting limonene compounds from the leaves. Conclusion: The 96% ethanol solvent demonstrated higher effectiveness compared to 70% ethanol in extracting secondary metabolites, particularly limonene, which has potential antibacterial properties, from Sambas Siamese orange leaves
GAMBARAN SELF EFFICACY, SELF CARE MANAGEMENT, DAN KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA Asseggaf, Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab; Zakiah, Mistika; Ulfah, Ridha; Putri, Triyana Harlia
Klabat Journal of Nursing Vol. 6 No. 2 (2024): Nursing - World's Buoyant
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v6i2.1164

Abstract

Keluhan tentang masalah kesulitan tidur di waktu malam hari sering terjadi pada lansia. Kesulitan tidur dapat berpengaruh terhadap kualitas tidur lansia ditandai dengan masih banyaknya lansia yang sering mengalami terbangun dimalam hari. Guide imagery merupakan salah satu terapi non farmakologi yang sering digunakan untuk mengatasi masalah gangguan tidur dan dapat bermamfaat untuk menurunkan kecemasan, nyeri, dan memfasilitasi kualitas tidur yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Teknik relaksasi guide imagery terhadap kualitas tidur pada lansia di wilayah kerja puskesmas Jatijajar kota Depok. Metode penelitian ini mengunakan one group pretest-post test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik Purposive sampling dengan jumlah sampel 10 lansia. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner PSQI. Hasil tes statistik uji paired sample t-tes didapatkan hasil kualitas tidur sebelum diberikan intervensi pada 10 lansia dengan nilai mean 8,50, dan setelah diberikan intervensi mean 4,50. Perbedaan nilai dari kedua variabel (mean difference) menunjukkan bahwa p-value <0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian teknik relaksasi guide imagery terhadap kualitas tidur pada lansia. Saran bagi masyarakat agar dapat memberi dukungan pada keluarga untuk melakukan terapi relaksasi guide imageri agar dapat membantu dan memperbaiki kualitas tidur pada lansia. Complaints about difficulty sleeping at night often occur in the elderly. Difficulty sleeping can affect the sleep quality of the elderly, as indicated by the fact that many elderly people often wake up at night. Guided imagery is a non-pharmacological therapy that is often used to treat sleep disorders and can be useful for reducing anxiety, pain and facilitating good quality sleep. This study aims to determine the effect of guided imagery relaxation techniques on sleep quality in the elderly in the Jatijajar health center working area, Depok city. This research method uses a one group pretest-post test design. The sampling technique used purposive sampling technique with a sample size of 20 elderly people. The measuring instrument used is the PSQI questionnaire. The results of the statistical test of the paired sample t-test showed that the quality of sleep before the intervention was given to 20 elderly people with a mean value of 8.50, and after being given the intervention the mean was 4.50. The difference in the values ​​of the two variables (mean difference) shows that the p-value is <0.05. The conclusion of this research is that there is an influence of providing guided imagery relaxation techniques on sleep quality in the elderly. Suggestions for the community to provide support to families to carry out guided imagery relaxation therapy in order to help and improve sleep quality in the elderly.
HUBUNGAN KADAR GDP, KREATININ, DAN UREUM DENGAN KADAR HBA1C PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Ulfah, Ridha; Syahrizal, Syahrizal
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengukuran Hemoglobin A1c (HbA1c) disarankan sebagai baku emas dalam memonitoring glukosa darah jangka panjang pada pasien Diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2). Namun adanya keterbatasan fasilitas alat dan SDM yang mampu melakukan pemeriksaan HbA1c sehingga pemeriksaan ini tidak bisa rutin dilakukan terutama di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa (GDP), ureum, dan kreatinin merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan dan merupakan salah satu pemeriksaan untuk deteksi awal komplikasi mikrovaskuler nefropati diabetikum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar GDP , ureum, dan kreatinin dengan kadar HbA1c guna memberikan pilihan alternatif pemeriksaan monitoring glukosa darah dan deteksi awal komplikasi yang mudah diakses bagi pasien DM tipe 2. Metode penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari BPJS Kesehatan pada tahun 2021. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Saphiro-Wilk, Pearson, Spearman’s rho, dan one way ANOVA dengan nilai p < 0,05 dianggap bermakna. Hasil menunjukkan GDP secara signifikan berkorelasi positif terhadap kadar HbA1c (r=0.462, P=0.023). Sedangkan jenis kelamin (r=0.045, P=0.836), usia (r=0.101, P=0.639), jenis fasilitas kesehatan (r=0.680, P=0.519), ureum (r=0.258, P=0.221) dan kreatinin (r=-0.235, P=0.269) tidak berkorelasi dengan kadar HbA1c. Sehingga dapat disimpulkan bahwa GDP berkorelasi positif secara signifikan dengan HbA1c. Adapun jenis kelamin, usia, jenis fasilitas kesehatan, ureum, dan kreatinin tidak berkolerasi secara signifikan dengan HbA1c. Sehingga disarankan pemeriksaan GDP menjadi salah satu alternatif pemeriksaan HbA1c dalam memantau glukosa darah pada pasien DM II.
Peningkatan Pengetahuan Dampak Perjudian bagi Kesehatan Mental Remaja Putri, Triyana Harlia; Ulfah, Ridha; Asseggaf, Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab; Zakiah, Mistika; Tyas, Tri Wahyuning; Khansa, Marsyabila Puspa; Agustina, Vanisia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 11 (2024): Volume 7 No 11 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i11.17523

Abstract

ABSTRAK Bermain menjadi salah satu karakteristik yang remaja yang dalam fase ini akan terus berkembang hingga dewasa. Permainan di masa kini tidak pula luput memanfaatkan internet, dimana internet merupakan satu kesatuan dengan kehidupan manusia karena menjadi suatu kebutuhan, tidak terkecuali remaja. Game online merupakan salah satu permainan yang mengakses internet yang berujung pada aktivitas berjudi. Judi menjadi hal yang menarik di luar permainan itu sendiri. Perjudian memiliki dampak yang menganggu kesehatan mental hingga terjadinya bunuh diri, oleh sebab itu apabila masalah perjudian tidak diinformasikan dengan tepat dan jelas, maka remaja berisiko terjebak dalam perjudian karena belum bijak dalam menentukan pilihan. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja berkaitan dengan dampak dari perilaku perjudian pada kesehatan mental. Sasaran dalam kegiatan ini remaja SMP Negeri 5 Kota Pontianak sebanyak 30 siswa/i. Kegiatan diawali dengan membuka sesi diskusi,pre-test dan Post-Test pengetahuan diikuti dengan penyerahan buku saku serta link video edukasi. Hasil test pengetahuan siswa mengenai perjudian sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan rerata pre-test (5,55, SD=0,31) dan rerata post-test (7,10, SD=1,01), hasil analisis t-test didapatkan p-Value=0,004, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum diberikan edukasi dengan sesudah diberikan edukasi. Kata kunci: Kesehatan Jiwa, Perjudian, Remaja, Sekolah   ABSTRACT Playing is one of the characteristics of teenagers who in this phase will continue to develop into adults. Games today also do not escape the use of the internet, where the internet has become a part of human life and a necessity, including teenagers. Online games are one of the games that access the internet which ends in gambling activities. Gambling is an interesting thing outside the game itself. Gambling has an impact that interferes with mental health to suicide, therefore if the problem of gambling is not informed properly and clearly, then teenagers are at risk of being trapped in gambling because they are not wise in making choices. The purpose of implementing this activity is to increase adolescent knowledge related to the impact of gambling behavior on mental health. The target in this activity is teenagers of SMP Negeri 5 Pontianak City as many as 30 students. The activity began by opening a discussion session, pre-test and post-test knowledge followed by the submission of pocket books and educational video links. The results of the students' knowledge test regarding gambling before and after being given education with a pre-test average (5.55, SD=0.31) and a post-test average (7.10, SD=1.01), the results of the t-test analysis obtained p-Value=0.004, so it can be concluded that there is a difference in the level of knowledge before being given education and after being given education. Keywords: Adolescents, Gambling, Mental Health, School