Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HIDROGEOLOGI RENCANA KEGIATAN PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BIJIH EMAS DI KABUPATEN ACEH TENGAH. PROVINSI ACEH Ira Mughni Pratiwi; Ika Arsi Anafiati; Asri Fridtriyanda
Jurnal Inovasi Pertambangan dan Lingkungan Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Inovasi Pertambangan dan Lingkungan
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.146 KB) | DOI: 10.15408/jipl.v2i1.26052

Abstract

Kajian hidrogeologi merupakan bagian dari aspek teknis untuk menentukan kelayakan suatu kegiatan penambangan, kajian hidrogeologi berfokus pada air tanah. Pemahaman hidrogeologi ini akan menjadi masukan untuk pengambilan keputusan tentang pengelolaan air tambang dan dewatering. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengkaji aspek hidrogeologi rencana kegiatan penambangan dan pengolahan bijih emas DMP melalui kegiatan lapangan pengeboran dan pengecekan sumber air tanah (mata air). Lokasi penelitian berada di area rencana kegiatan penambangan dan pengolahan bijih emas di Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Berdasarkan hasil penelitian Persebaran litologi yang ada di lokasi kajian, membentuk sistem akuifer tertekan dan debit air tanah tidak cukup besar. Berdasarkan hasil sebaran pemboran pada zona mineralisasi dapat diindikasikan bahwa seluruh lubang bor tidak melewati muka air tanah. Manifestasi air tanah yang dijumpai berupa rembesan mata air dan creek. Kajian tentang model neraca air di lokasi studi penting untuk dilakukan dengan beberapa alasan berikut ini untuk mengetahui dan memperkirakan kapasitas, jumlah dan proporsi masing-masing komponen di dalam model neraca air sebagai gambaran tentang kondisi awal tata atau sistem air di lokasi studi, untuk mengetahui daya dukung lingkungan tata air, untuk mengetahui dan memperkirakan respons tata air akibat adanya kegiatan penambangan dengan beberapa obyek yang mempengaruhi tata air.
Efektifitas Settling Pond Dalam Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (Tss) Di Pt. X Kabupaten Kapuas Tengah Provinsi Kalimantan Tengah Asri Fridtriyanda
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-12 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pertambangan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan seperti erosi dan sedimentasi yang berasal dari aktivitas pembukaan lahan dan material buangan (waste) yang mudah tererosi sehingga mempengaruhi baku mutu air limpasan yang keluar dari area penambangan dan menuju ke badan sungai. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara, disebutkan bahwa air limbah yang berasal dari kegiatan penambangan harus dikelola dengan pengendapan sebelum dialirkan ke permukaan dan air yang dialirkan harus memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Pada PT. X, lokasi titik penaatan air disebut dengan Water Compliance Point (WCP), dimana pada WCP ini dilakukan pemantauan kualitas air. Parameter kualitas air yang dipantau yaitu pH, TSS, Fe, dan Mn. Pemantauan kualitas air dilakukan harian (pH dan TSS) dan bulanan (pH, TSS, Fe, dan Mn). Adapun permasalahan limbah cair yang terjadi pada PT. X adalah kekeruhan air akibat TSS yang tinggi. Hal tersebut yang melatar belakangi diadakannya Pengamatan Efektifitas Settling Pond Dalam Menurunkan Kadar Total Suspeded  Solid (TSS) Pada di PT. X.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui debit air yang masuk ke settling pond WCP 2, mengetahui material endapan yang terbawa air, mengetahui kualitas air di lokasi pengamatan berdasarkan parameter TSS nya dibandingkan dengan baku mutu serta mengetahui keefektifan penurunan TSS pada setiap kompartemen setlling pond dan mengetahui pengaruh perlakuan fisik dan kimia dalam menurunkan nilai TSS. Metode pada pengamatan ini adalah kuantitatif dan deskriptif. Pengambilan data pada penelitian ini adalah observasi dan kajian pustaka. Data yang diperoleh akan dianalisis. Adapun data yang akan dianalisis adalah debit air limpasan, sampel air (TSS) dan jenis material endapan. Berdasarkan hasil analisis data, debit air limpasan pada area Settling Pond WCP 2 adalah 0,58 m3/det. Nilai TSS pada WCP 2 masih berada pada nilai ambang batas baku mutu yang mengacu pada Kepmen LH No. 113 Tahun 2003, yaitu 400 mg/l. Tetapi nilai TSS pada WCP 2 dapat dikatakan cukup tinggi karena pada 3 kali pengambilan sampel nilai TSSnya hampir mencapai ambang batas baku mutu, yaitu 356 mg/l (20 April), 352 mg/l (3 Mei), dan 324 mg/l (4 Mei). Selain itu, penurunan TSS pada setiap kolam settling pond WCP 2 tidak efektif karena terjadi kenaikan TSS pada kolam 5 hingga kolam 9 (outlet). Material endapan yang terbawa air pada WCP 2 adalah campuran fines coal yang berasal dari ROM dan clay yang berasal dari air limpasan jalan. Setelah dilakukan pengamatan, permasalahan ini disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu kondisi fisik kolam yang tidak baik dan belum di maintenance, tidak adanya perlakuan fisik maupun kimia pada kolam, material campuran sulit mengendap, dan adanya sodetan pada kolam yang menyebabkan air limpasan dari jalan masuk ke kolam. Kata Kunci: settling pond, total suspended solid, efektifitas
Sistem Penyaliran Tambang Pit 19d Untuk Yearly Plan 2012 PT. Indominco Mandiri Bontang Kalimantan Timur Yeremia Permana Jurianta Sembiring; Albertho Paays; Waterman S B; Asri Fridtriyanda
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-13 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bukaan tambang 19D merupakan salah satu lokasi penambangan milik PT. Indominco Mandiri yang terletak di Kabupaten Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Sistem penambangan yang diterapkan adalah sistem tambang terbuka dengan metode stripmine . Pada tambang terbuka, sumber air yang masuk ke dalam tambang pada umumnya berasal dari air hujan yang langsung masuk ke bukaan tambang, air limpasan dari daerah tangkapan hujan di sekitar bukaan tambang, dan air tanah yang merembes pada jenjang bukaan tambang. Apabila dari sumber air tambang tersebut tidak ditangani dengan baik maka akan berpengaruh dalam kegiatan penambangan endapan Batubara di bukaan tambang 19D. Oleh karena itu perlu adanya rancangan sistem penyaliran tambang yang memadai untuk mendukung rencana penambangan Batubara di bukaan tambang 19D.Berdasarkan analisis data curah hujan tahun 2001-2011, diperoleh curah hujan rencana adalah 104,76 mm/hari, intensitas curah hujan sebesar 36,3 mm/jam dengan periode ulang hujan 3 tahun dan resiko hidrologi sebesar 98,27 %. Daerah tangkapan hujan pada lokasi penelitian dibagi menjadi lima daerah tangkapan hujan, yaitu DTH I= 0,203 km2, DTH II= 0,529 km2, DTH III= 0,252 km2, DTH IV= 0,317 km2, dan DTH = 0,272 km2. Debit air hujan yang langsung masuk ke bukaan tambang adalah 26,03 m3/detik dan debit air limpasan sebesar 2,35 m3/detik, sedangkan air tanah tidak memberikan kontribusi terhadap debit air tambang.Metode penyaliran yang akan diterapkan adalah gabungan antara Mine Drainage dan Mine dewatering yaitu upaya untuk mencegah supaya air tidak masuk ke areal penambangan dan mengeluarkan air yang masuk ke bukaan tambang. Saluran terbuka dibuat di sekitar bukaan tambang. Dimensi tiap saluran adalah:Saluran I    : a = 2,2 m; b = 2 m; B = 4 m; h = 2 m.Saluran II   : a = 1,2 m; b = 1,2 m; B = 2,3 m; h = 1,1 m.Saluran III : a = 1,2 m; b = 1,1 m; B = 2,2 m; h = 1,1 m.Saluran IV : a = 1 m ; b = 1 m; B = 2,2 m; h = 1,1 m, untuk saluran terbuka yang memotong jalan angkut dipasang gorong-gorong dengan diameter 0,5 m.Air yang masuk ke dalam bukaan tambang dialirkan secara alami ke dalam sumuran. Pembuatan sumuran didasarkan pada jumlah debit air tambang yang masuk ke bukaan tambang dan alat gali yang digunakan yaitu backhoe komatsu PC 200 LC-7. Dimensi tiap sumuran adalah sumuran I; kedalaman sumuran 5 m, luas sumuran  21.900 m2, dan sumuran II; kedalaman sumuran 5 m, luas sumuran 13.900 ,m2. Selanjutnya air yang telah masuk ke dalam sumuran dipompa menuju kolam pengendapan. Pompa yang dibutuhkan sebanyak 5 buah pompa yaitu merk Multiflo Tipe MFC-420. Dimensi dari kolam pengendapan adalah panjang 80 m, lebar 14 m, dan kedalaman 4 m. Dalam perancangan sistem penyaliran diketahui faktor-faktor yang berpengaruh adalah kondisi hidrologi, kondisi geologi, rencana kemajuan tambang, dan kondisi air tambang di daerah penelitian.Kata kunci: air limpasan, daerah tangkapan hujan, air bawah tanah, metode penyaliran, kondisi hidrologi
RENCANA REKLAMASI DAN REVEGETASI PADA LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA DI PT. SURYA ANUGRAH SEJAHTERA PROVINSI JAMBI Warniningsih; Asri Fridtriyanda; Dimas Pangestu
Retii 2022: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-17
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem penambangan batubara di Indonesia umumnya dilaksanakan dengan Tambang Terbuka. Karakteristik mendasar sistem tambang terbuka adalah membuka lahan dan mengubah bentang alam, sehingga mempunyai potensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat. Berdasarkan aspek lingkungan, keberadaan pertambangan batubara menimbulkan dampak perubahan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, terjadinya ancaman terhadap keanekaragaman hayati, penurunan kualitas air dan penurunan kualitas udara serta pencemaran lingkungan. PT. Surya Anugerah Sejahtera (SAS) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara. Wilayah konsensi pertambang batubara PT. SAS berada di Desa Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Metode penelitian yang digunakan yaitu desktriptif dan komparatif. Desktriptif menjelaskan rencana reklamasi yang akan dilakukan dan yang terjadi di lapangan. Sedangkan komparatif membandingkan rencana reklamasi pasca produksi yang sudah direncanakan dan yang terjadi di lapangan. Parameter penelitian berfokus pada parameter rencana kegiatan reklamasi yang terdiri dari penatagunaan lahan dan revegetasi di PT. SAS. Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan dan Batubara telah diatur sebagai kekuatan hukum dalam penegakan upaya pengelolaan pertambangan yang harus ramah lingkungan. Oleh karena itu PT. SAS wajib melakukan reklamasi lahan bekas tambang. Pelaksanaan rencana reklamasi yang akan dilaksanakan PT.Surya Anugrah Sejahtera (SAS) meliputi pengaturan permukaan lahan, penebaran tanah zona pengakaran, pengendalian erosi dan sedimentasi serta revegetasi. Kegiatan in di lakukan pada lahan seluas 10 ha. Penataan permukaan lahan dengan menggunakan teras bangku miring ke dalam, penebaran tanah zona pengakaran sebesar 50.000 m3, pengendalian erosi dan pengelolaan air dengan cara pembuatan saluran drainase berbentuk trapezium. Kegiatan revegetasi dengan cara penanamann tanaman kacang-kacangan, pioneer, dan sisipan (tanaman lokal). Jarak tanam yang digunakan adalah 4x5 (pioneer) dan 5x5 untuk kacang-kacangan.
Studi Literatur Jenis Tanaman Pengelola Air Asam Tambang Batubara Dengan Cara Fitoremediasi Pada Sistem Lahan Basah Buatan Asri Fridtriyanda; Heru Dwiriawan Sutoyo; Dwi Herniti
Retii 2022: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-17
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan penambangan batubara memberikan dampak terhadap perubahan kualitas air salah satunya adalah air asam tambang. Air asam tambang merupakan air limbah dari proses kegiatan penambangan batubara akibat dari mineral sulfida yang teroksidasi dan menghasilkan nilai pH yang rendah. Untuk menjamin perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup maka air asam tambang wajib diolah terlebih dahulu sebelum dilepas kembali ke media lingkungan. Salah satu standar teknologi pengolahan air asam tambang yaitu menggunakan lahan basah dengan cara fitoremediasi. Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan atau menghancurkan bahan pencemar seperti logam berat. Fitoremediasi memaanfaatkan jenis tanaman yang mampu menyerap logam berat dan tahan terhadap pH asam. Tanaman yang dianggap mampu dalam menyerap logam berat adalah eceng gondok, purun tikus, ekor kucing (thypa) dan kayu apu. Jenis-jenis tanaman tersebut memupnyai nilai keefektifan dan ketahanan tumbuh tanaman ketika menyerap kandungan logam pada air asam tambang. Metode penelitian yang digunakan yaitu Studi Literatur. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Pada penelitian ini, dilakukan beberapa pengumpulan data berupa tesis dan jurnal sebagai bahan review. Sebagai fokus pengamatan pada penelitian studi literatur maka ditinjau beberapa parameter yaitu efektivitas waktu pengolahan kualitas air (pH, Fe dan Mn) dan ketahanan hidup tanaman. Berdasarkan analisis studi literatur pada beberapa penelitian menunjukan bahwa tanaman yang efektif dalam mengelola air asam tambang dan mampu bertahan pada air asam tambang adalah jenis tanaman Ekor Kucing (Typha Angustifolia).
ANALISIS KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK PADA PENAMBANGAN PASIR SUNGAI DI WILAYAH KALURAHAN SENDANGSARI KAPANEWON PAJANGAN, KABUPATEN BANTUL Asri Fridtriyanda; Dwi Herniti; Andi Pranajati; Alfito Dean Wicaksana
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 23 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kalurahan Sendangsari memiliki sumber daya alam berupa cadangan material pasir yang tersebar di sepanjang daerah aliran Sungai Progo. Potensi pasir yang melimpah di Sungai Progo dimanfaatkan warga sekitar untuk meningkatkan nilai ekonomi dengan cara melakukan kegiatan penambangan pasir. Jika kegiatan penambangan dilakukan tanpa kaidah good mining practice maka dapat menyebabkan perubahan lingkungan fisik. Maka dari itu perlu dilakukan analisis kerusakan lingkungan fisik meliputi jarak penambangan dari jembatan, kondisi alur sungai, erosi dan degradasi sungai. Acuan analisis data menggunakan Regulasi Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada unsur jarak dari jembatan dan bangunan sungai menunjukan tolak ukur Baik, dikarenakan jarak dari jembatan dan bangunan sungai > 1000 m ke arah hulu dan tidak ada bangunan jembatan dan bangunan sungai ke arah hilir. Pada unsur perubahan alur sungai menunjukan tolak ukur Rusak, dikarenakan terjadi perubahan alur yaitu alur bercabang. Pada unsur erosi menunjukan tolak ukur Baik, karena tidak terjadi erosi tebing dan bangunan dan tidak ditemukan adanya gejala erosi dan tidak terjadi longsoran dan gangguan kestabilan. Klasifikasi tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi pada area penelitian adalah rusak ringan.
Prediksi Terjadinya Batu Terbang Menggunakan Metode Kecerdasan Buatan Pada Peledakan Kuari Batugamping Sakti, Hakim Erlangga Bernado; Widanti, Brigita Christi; Anafiati, Ika Arsi; Fridtriyanda, Asri
Geosapta Vol 10, No 1 (2024): JANUARI 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v10i1.16254

Abstract

Beberapa metode telah dikembangkan untuk memprediksi jarak lemparan fragmen batuan hasil peledakan. Salah satu diantara metode-metode tersebut yaitu metode kecerdasan buatan (artificial intelegence/AI). Saat ini metode AI dianggap sebagai metode yang paling inovatif di dalam menyelasaikan banyak permasalahan. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan menggunakan metode perbandingan hasil prediksi jarak lemparan batuan (Fd) menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Murlidhar dkk (2021), Hudaverdi dan Akyildiz (2019), Hasanipanah dkk (2017), dan Lu dkk (2020). Parameter masukan yang digunakan meliputi d (diamter lubang ledak). T (stemming), B (burden),  PF (powder factor), S (spasi), H (tinggi jenjang), RQD (rock quality designation), ρr (densitas batuan), dan Vb (volume blok batuan). Setelah nilai Fd diperoleh kemudian dilakukan penentuan apakah nilai Fd tersebut aman atau tidak (terjadi flyrock) dengan menggunakan patokan yang ditetapkan oleh Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) yaitu maksimal sejauh 500 m. Lokasi penelitian berada pada kuari Batugamping PT. X yang terletak di wilayah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang dikelompokkan sebagai Formasi Paciran. Hasil analisis prediksi Fd diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil antara masing-masing persamaan. Hasil tertinggi diperoleh menggunakan persamaan Lu dkk (2020) dengan Fd sebesar 388,575 m sedangkan hasil terendah menggunakan persamaan MLR Hudaverdi dan Akyildiz (2019) dengan Fd sebesar 80,742 m. R2 tertinggi terdapat pada persamaan Lu dkk (2020) sebesar 0,883 dan R2 terendah terdapat pada persamaan Hudaverdi dan Akyildiz (2019) sebesar 0,843. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jarak lemparan batuan aktual sehingga dapat dilakukan pencocokan model prediksi batu terbang pada lokasi penelitian.
EVALUASI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA AKTIVITAS PENGUPASAN OVERBURDEN DI PT. FIRMAN KETAUN (FK) DESA TANJUNG DALAM KEC. ULOKKUPAI KAB. BENGKULU UTARA Herniti, Dwi; Fridtriyanda, Asri; Dinata, Alfasa Ardi; Siri, Hasywir Thaib
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 23 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai suatu cadangan batubara yang cukup besar. Seiring dengan berkembangnya zaman penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas bumi yang semakin besar sehingga mengakibatkan berkurang pasokan minyak bumi maupun gas. Adapun alternatif lain yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak bumi dan gas adalah batubara. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) menghitung produktivitas rencana dan aktual alat gali-muat dan alat angkut di PT. Firman Ketaun; 2) mengetahui faktor teknis yang mempengaruhi produktivitas alat gali-muat dan alat angkut di PT. Firman Ketaun dan 3) mengevaluasi produktivitas alat gali-muat dan alat angkut agar dapat bekerja secara optimal. Penelitian ini penulis fokus menganalisis produktivitas alat gali muat dan alat angkut dari PIT penambangan sampai disposal. Dalam kegiatan penambangan, PT. Firman Ketaun menetapkan target di bulan Januarisebesar 32.734 BCM. Namun pada kenyataannya pada bulan Januari 2023 ketercapaian produktivitas alat gali muat dan alat angkut sebesar 13.344 BCM yang artinya bahwa target PT.Firman Ketaun belum terpenuhi. Faktor utama tidak tercapainya produktivitas alat gali muat dan alat angkut adalah lamanya waktu tunggu untuk pengisian dikarenakan MF (Match Factor) < 1 dimana alat gali muat bekerja kurang dari 100% sedangkan alat angkut bekerja 100%. Karena efisiensi kerja yang rendah sehingga perlu d ilakukan perbaikan terhadap nilai efisiensi kerja. Dengan meningkatnya cycle time dan waktu kerja efektif maka target produksi perusahaan dapat ditingkatkan adapun produktifitas setelah dilakukan perbaikan cycle time waktu kerja efektif produktivitas alat meningkat menjadi 26.272,20 BCM/Bulan. Dengan menggunakan alternatif ini, maka target produksi yang di harapkan perusahaan sebesar 18.000 BCM/Bulan sudah melebihi target, sehingga alternatif ini dapat digunakan agar produksi yang di harapkan perusahaan dapat tercapai.
Pengenalan Ilmu Kebumian untuk Siswa di SMA Negeri 2 Palangka Raya Iashania, Yunida; Fidayanti, Neny; Fridtriyanda, Asri; N.S.P. Tanggara, Deddy; Saptawartono; Murati, Ferra; Ariyantho, Dody; Hendra Wiryanto, Yustinus; Taruna, Yulian; Indrajaya, Fahrul
Diteksi : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Teknik Vol. 2 No. 1 (2024): Diteksi, Vol. 2, No. 1, Mei 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/diteksi.v2i1.12970

Abstract

Ilmu kebumian merupakan salah satu Pelajaran yang ada di SMA Negeri 2 Palangka Raya, ilmu ini sendiri bagian dari cabang - cabang ilmu yang mempelajari bumi. Bidang Ilmu Kebumian dari tingkat dasar hingga tingkat lanjut selalu berhubungan dengan teori dan aplikasinya. Pengenalan ilmu di kelas akan membantu pelajar untuk mengetahui prinsip-prinsip yang ada dilapangan berdasarkan pengalaman para dosen. Kegiatan pengenalan merupakan aktivitas yang dapat mengenalkan ilmu mengenai bumi melalui presentasi-presentasi serta berbagi pengalaman di lapangan kepada siswa di SMA Negeri 2 Palangka Raya. Kegiatan ini memberikan motivasi dan pengetahuan terutama mengenai kebumian. Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah memberikan pengajaran yang baik berupa materi serta pengalaman untuk meningkatkan motivasi belajar siswa/i. Hal ini didasari bahwa Sebagian anak-anak kurangnya minat dalam belajar terutama dalam hal kebumian dan manfaat belajar mengenai masalah-masalah kebumian. Kegiatan pengabdian ini memberikan motivasi kepada anak-anak dan menujukkan sisi pentingnya kita mempelajari tentang kebumian. Metode kegiatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan pemberdayaan kelompok sasaran yaitu: Pengenalan, struktur geologi, mineral pada batuan.
Klasifikasi Erosi Permukaan Pada Area Reklamasi Tambang Batubara Menggunakan Universal Soil Loss Equation (Usle) Fridtriyanda, Asri
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Kegiatan reklamasi yang terencana dan berkelanjutan diharapkan lahan bekas tambang dapat digunakan atau dimanfaatkan kembali sebagai lahan pertanian atau kegiatan produktif lainnya sehingga dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat berkurang. Dengan melihat pentingnya kegiatan reklamasi ini, sehingga perlu dilakukan evaluasi tingkat keberhasilan reklamasi yang bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan penatagunaan lahan, pengendalian erosi dan sedimentasi, pelaksanaan revegetasi dan penyelesaian akhir. Erosi merupakan salah satu faktor yang wajib dievaluasi. Hal ini dikarenakan pengendalian erosi dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan di luar areal pertambangan karena air limpasan dari areal pertambangan mengalir ke sungai sekitar areal pertambangan, maka dari itu perlu dilakukan klasifikasi erosi guna mengetahui tingkat erosi yang terjadi di area reklamasi-revegetasi Blok 1. Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka nilai erosi tanah pertahun di lokasi Reklamasi Blok 1 adalah 70.48 ton/Ha/tahun masuk dalam kategori sedang. Berdasarkan pengamatan di lapangan, hal yang mempengaruhi terjadinya erosi pada area reklamasi Blok 1 karena tidak dibuat bangunan pengendali erosi dan sedimentasi, tidak maksimalnya pertumbuhan tanaman, tidak maksimalnya pertumbuhan cover crops pada area tertentu.