Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Hubungan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan Asfiksia Neonatorum di RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta Rahmah Widyaningrum; Maulida Rahmawati Emha; Haderiani
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 11 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.828 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v11i1.100

Abstract

Latar belakang: Salah satu indikator derajat kesehatan dalam suatu wilayah adalah angka kematian bayi dan ibu. Salah satu penyebab utama kematian neonatal di Indonesia adalah asfiksia, yakni mencapai 33,6 %. Penyebab tingginya kejadian asfiksia pada neonatus salah satunya disebabkan oleh ketuban pecah dini (KPD) pada ibu. Ketuban pecah dini menyebabkan penurunan jumlah cairan amnion sehingga membuat tali pusat menyempit dan menghambat aliran oksigen yang dibawa oleh darah ibu untuk bayi. Kejadian asfiksia di RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede dalam 3 tahun terakhir (2014-2016) mengalami peningkatan 4-6,1%. Hasil wawancara menunjukkan bahwa tingginya kejadian asfiksia disebabkan oleh: persalinan SC, panggul berukuran kecil (PBK), serta ketuban pecah dini (KPD). Dimana sejumlah 40% kejadiaan asfiksia disebabkan oleh KPD. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, dimana semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian ketuban pecah dini dengan asfiksia neonatorum di RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede. Metodologi: Jenis penelitian adalah analitik observasional, dengan rancangan retrospective menggunakan data rekam medis ibu dari bulan Agustus 2015 – Agustus 2016 dengan jumlah total sampling sejumlah 500 rekam medis. Data dianalisis menggunakan uji chi – square. Hasil dan simpulan: Jumlah ibu yang mengalami ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 83 orang (16,6%), sedangkan asfiksia sebanyak 198 neonatus (39,6%). Hasil uji chi-square menunjukkan nilai p value sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga terdapat hubungan antara kejadian ketuban pecah dini dengan asfiksia neonatorum di RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede. Upaya deteksi dini dan tatalaksana yang tepat pada ibu yang mengalami KPD dapat menekan tingginya angka kejadian asfiksia neonatorum dan kegawatdaruraratan neonatus.
Phenomenology study: sexual behavior of teenager with intellectual disability in Bantul, Yogyakarta Rahmah Widyaningrum
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 7 No. Special Edition (2021): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.507 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v7iSpecial Edition.268

Abstract

Aims: to characterize sexual behavior of teenagers with intellectual disability in Bantul, Yogyakarta. Design: Cross sectional study with qualitative approach using phenomenology. Methods: Data were collected using in-depth interview according to structured interview guidelines and observation sheet. Subjects were 2 teachers and 5 students in SLB Negeri 1 Bantul that were selected using purposive sampling method. Data were analyzed using inductive method and Colaizzi’s synthesis method. All analyses were performed in Open Code version 3.6.2.0. Results: Teenagers with intellectual disability comprehend sexuality as touching prohibition between men and women. Adultery indicator was assessed by the presence of nocturnal emission in men or menstruation in women. Some sexual behavior that was shown by teenagers with intellectual disability are holding hands, hugging, masturbation in men and sexual intercourse. Degree of sexual behavior was depended on disability severity. Conclusions: Sexual behavior was rise due to desire in teenager with intellectual disability. Pornographic video, accessed from cell phone, was strong stimulus that impact sexual behavior. Controlling negative sexual behavior through religion and norm, music and outdoor activity were used by teacher.
PENDEKATAN “BABY-INFANT CARE” GUNA MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN IBU DALAM PENGASUHAN BAYI BARU LAHIR rahmahwidyaningrum; Ignasia Nila Siwi; Miftahul Zahro
ABDIMAS Madani Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Abdimas Madani
Publisher : LPPM STIKES Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36569/abdimas.v4i1.92

Abstract

Status baru sebagai seorang ibu memang tidak mudah, karena banyak tanggung jawab baru yang harus dipelajari. Salah satu tugas yang banyak ditakuti oleh seorang ibu yang baru melahirkan yaitu memandikan bayinya. Hal ini disebabkan pengetahuan yang rendah ibu dalam perawatan bayi. Memandikan memiliki fungsi meningkatkan kenyamanan, memperlancar sirkulasi darah, memperbaiki pernapasan serta melindungi suhu tubuh bayi sehingga harus dilakukan dengan tepat. Mom’s To Be Community merupakan grup yang dibentuk sebagai sarana bagi calon ibu untuk belajar mengenai “Post Partum Mother Care dan Newborn Infant Care”. Grup diakses melalui Whatssapp, dengan peserta Ibu Hamil trimester II, III maupun ibu menyusui sejumlah 101 terdaftar dengan 56 peserta aktif. Grup dikelola oleh seorang admin dan 4 fasilitator yang merupakan expertis dalam bidangnya. Permasalahan awal sasaran antara lain: kepanikan ibu hamil trimester II dan III dalam menghadapi persalinan, persiapan dalam menghadapi persalinan dan merawat bayi baru lahir, ketakutan sasaran untuk memandikan bayi & merawat tali pusat, bisa tidaknya menyusui, serta antisipasi jika bayi mengalami kuning atau demam. Data karakteristik sasaran menunjukkan bahwa mayoritas berusia antara 21 – 25 tahun sejumlah 29 orang (51.8%), domisili sebagian besar di jawa barat 17 orang (30,4%), pendidikan terakhir SMA yakni 25 orang (44.6%), pekerjaan sebagai IRT sejumlah 37 orang (66.0%), kondisi saat ini sedang hamil trimester II berjumlah 13 orang (23.2%). Mayoritas sasaran sedang hamil anak pertama 20 orang (44.4%), sebagian besar sudah memiliki anak 1 sejumlah 27 orang (60.0%), sedangkan 35 orang (77.8%) sasaran belum pernah mengikuti program KB, dan 40 orang (88.9%) sasaran tidak memiliki riwayat keguguran. Berdasarkan rerata skor pretest 43.61 dan skor post test adalah 82.5. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan skor pengetahuan pada sasaran setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat dilaksanakan melalui pendekatan metode ceramah dan diskusi dengan media PPT dan video dalam kelas online via zoom maupun diskusi melalui WA grup.
Hubungan Efikasi Diri Akademik dengan Tingkat Stres Akademik Mahasiswa Selama Pandemi Covid_19 Isti Antari; Rahmah Widyaningrum; Sri Mariani Priyanti
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 12 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.911 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v12i2.223

Abstract

Pandemi Covid-19 menyebabkan pemerintah mengubah sistem pendidikan menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Perubahan ini mengakibatkan terganggunya psikologis yang berupa menurunnya motivasi, meningkatnya kecemasan, stres akademik, dan sebagainya. Efikasi diri akademik merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi tuntutan akademik. Dampak dari efikasi diri akademik dapat menurunkan efek negatif yang ditimbulkan oleh stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri akademik dan tingkat stres akademik mahasiswa selama pandemi Covid-19. Jenis penelitian analitis korelatif ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel dari penelitian berjumlah 51 mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan di DIY yang terdiri dari semester IV dan VI yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Academic Self Efficacy Scale (ASES) dan Student-life Stress Inventory (SSI). Uji bivariat menggunakan spearman’s rho. Tingkat efikasi diri akademik mahasiswa sebagian besar berada di kategori tinggi dan stres akademik mahasiswa sebagian besar berada di kategori sedang. Analisis statistik efikasi diri akademik dan stres akademik menggunakan spearman’s rho didapatkan hasil p 0.516 > 0.05. Secara statistik tidak ada hubungan antara efikasi diri akademik dengan stres akademik mahasiswa. Namun, dari distribusi frekuensi ada kecenderungan bahwa semakin tinggi efikasi diri akademik maka semakin ringan stres yang dialami mahasiswa. Terdapat hubungan yang positif antara efikasi diri akademik dan tingkat semester.
PIJAT BAYI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN BONDING ATTACMENT MELALUI PEMBERDAYAAN IBU DI POSYANDU BALITA DUSUN MONGGANG, SITIMULYO, PIYUNGAN, BANTUL rahmah widyaningrum; Okta Risya Safitri
ABDIMAS Madani Vol 1 No 1 (2019): Journal Abdimas Madani
Publisher : LPPM STIKES Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Posyandu Balita or integrated health service for under five age children in Dusun Monggang is a place of basic health activities organized from, by and for the community in the area. The program is conducted by health cadres assisted by local health workers. Posyandu Balita Monggang was chosen as a partner because it is one of the areas assisted by Madani STIKes in Yogyakarta for health services and education. Activities conducted at the Posyandu include: weighing children under five, filling in a record book for children’s growth and development namely KMS, consulting, providing supplementary food, and so on. This community service activity aims to provide understanding about infant massage to mothers who have babies and children under five age. Methods of community service activities include: examination of height and weight, assessment of maternal and infant characteristics and education of infant massage benefits and techniques using lecture techniques and giving leaflets. The results of the activity show that the characteristics of the baby, with a total of 10 babies, ranged in age from 0-18 months, the majority of men were 60% and all infants under five had good nutritional status (-2 up to +2 sd). While maternal characteristics include: age between 30-39 years (60%), final education Diploma / Bachelor (50%), and employment of the majority is housewife (90%). This activity is expected to be able to improve knowledge, attitudes and implementation of infant massage in an effort to improve bonding attachments of baby and mothers in Monggang.
Analisis Pelaksanaan Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SLB C di Bantul Rahmah Widyaningrum; Mei Neni Sitaresmi; Lely Lusmilasari
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 32, No 9 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.787 KB) | DOI: 10.22146/bkm.8579

Abstract

Evaluation of triage programs school health unit and clean and health living behavior in school for children with special educational needs BantulPurposeThis study aimed to get an overview of school health unit and implementation of clean and health living behavior in school for children with special educational needs. MethodsThis research used qualitative methods with a case study approach. Participants of the study included the principal, the teacher, students and public health center staff, the senior managers of the school, and the Yogyakarta provincial youth and sports education department. Qualitative data were obtained through in-depth interviews, observations, and documentation studies. ResultsThe implementation of trias school health unit program was in the good category. Some clean and health living indicators were still in low category. The obstacles of the school health unit and clean and health living behavior program implementation were limited understanding of students, low coverage of teacher and school training, economic conditions and parental attitudes, school readiness, and involvement of relevant agencies. Factors affecting school health unit implementation included curriculum, school organization, and partnership. ConclusionThe implementation of school health unit and clean and health can be enhanced through partnership optimization with community health centers, related offices, non-governmental organizations, and education and health universities.
Effect of Six-Sex Education Program on Social Skills in Adolescent with Intellectual Dissability in SLB N 1 Bantul Rahmah Widyaningrum; Ignasia Nila Siwi
International Journal of Health Science and Technology Vol 1, No 1 (2019): July
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.399 KB) | DOI: 10.31101/ijhst.v1i1.944

Abstract

There are 1350 people with intellectual dissability in Yogyakarta, in which 50% of them are adolescent with age ranged from 13-18 years old. Most of adolescents with intellectual disability will have limitation on cognitive, adaptive behavior and social-personal function, which lead to some diverted behaviors such as inability to maintain cleanliness, taking care of themselves, and conducting good act of sexual behaviors. These conditions will lead to social perception as childish, inhuman, asexual, or bad sexual behavior due to lack of information and low cognitive function. This study aimed to assess the efect of six- sex education program on social skills of adolescent student with intellectual dissability in SLB N 1 Bantul, Yogyakarta. This is a pre experimental with one group pre test-post test design. Twenty (20) students with intellectual dissability were recruited using simple random sampling. Social skills were measured using KiSS-18 (Kikuchi’s Scale of Social Skills) questionnaire before and after six-sex education program for four weeks. The data were analyzed using paired t-test. There is a significant (p= 0.034) different on the social skills before and after six- sex education program. Adolescent with intellectual dissability require specific treatment, communication and skill to improve their social skills through sex education program.
Terapi Empati Sebagai Upaya Menurunkan Tindakan Bullying Pada Anak Usia Sekolah di SD N Karanggayam rahmahwidyaningrum
ABDIMAS Madani Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Abdimas Madani
Publisher : LPPM STIKES Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36569/abdimas.v4i2.104

Abstract

Introduction: schools have a function as a formal institution that transfers knowledge and as a second home in creating a new ecosystem for the growth of students' character and competence. A good social environment is a psychological determinant of students that affects learning outcomes. Cases of bullying from year to year are increasing which include: ridicule, exclusion, beating, kicking and pushing. The most severe impact of bullying is depression to suicide attempts. The school environment, family and peers are factors that can influence the emergence of bullying in schools. Several types of programs have been offered to reduce bullying. Objective: To increase students' knowledge about bullying and to instill Islamic values to behave according to morality. Methods: the community service was carried out on 31 May 2022 through a classical lecture method approach for 45 minutes followed by a discussion session. The target audience was 39 students and 2 accompanying class teachers. The follow-up was in the form of a booklet with the theme "Let's Stay Away from Bullying and Love Your Friends" which was handed over to student representatives and the school. Results: the majority of the targets were in the 4th grade of elementary school (20 people/51.28%) with the percentage of male students more than 22 students (56.41%). Characteristics of bullying actions that have been carried out by students of SD N Karanggayam in the form of: hitting (7 students/17.94%), laughing at (23 students/58.97%) and social bullying in the form of isolating or not inviting to play (1 student (2.56%). Conclusion: After the community service activities, students' understanding of bullying increased.
Dampak Screen Time Berlebih Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Di Posyandu Balita Tunas Mekar Dusun Monggang rahmahwidyaningrum
ABDIMAS Madani Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Abdimas Madani
Publisher : LPPM STIKES Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36569/abdimas.v5i1.133

Abstract

Screen time adalah waktu yang dihabiskan anak untuk menonton televisi, menggunakan laptop atau komputer, bermain video game dan gawai. Durasi yang direkomendasikan oleh American Academy of Child and Adolescent Psychiatry adalah maksimal 1 jam per hari pada anak usia 2-5 tahun, sedangkan anak di bawah usia tersebut tidak direkomendasikan. Tujuan awal orang tua memberikan gawai adalah supaya anak lebih pintar, tidak rewel dan tidak mengganggu pekerjaan orang tua. Pemakaian gawai yang berlebihan memberikan dampak negatif bagi aspek fisik maupun psikososial anak, yakni gangguan kesehatan mata, pusing, stres, antisosial, serta keterlambatan bicara. Pengetahuan orang tua yang baik terkait acuan pemakaian gawai pada anak diharapkan dapat menurunkan dampak negatifnya. Tujuan kegiatan ini meningkatkan pengetahuan orang tua terkait dampak negatif screen time yang berlebihan terhadap perkembangan bahasa anak. Pengabdian masyarakat dilaksanakan tanggal 13 Desember 2022 melalui pendekatan metode ceramah selama 45 menit dilanjutkan sesi diskusi dan tanya jawab. Sasaran yang hadir sejumlah 10 orang tua dan 4 kader Posyandu Balita Tunas Mekar, Dusun Monggang. Data karakteristik sasaran menunjukkan mayoritas orang tua berusia 30 – 40 tahun sejumlah 80%, jenis kelamin perempuan 80%, dan mayoritas IRT sejumlah 80%, mayoritas anak berusia 1 – 3 tahun sejumlah 40%, dan jenis kelamin laki-laki 60%. Rerata skor pengetahuan orang tua terkait dampak screen time berlebih terhadap perkembangan bahasa anak adalah 6,80. Setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat orang tua meningkat pemahamannya terkait dampak negatif penggunaan gawai yang berlebihan.
THE Hubungan Kecanduan Menonton Drama Korea dengan Kualitas Tidur Remaja Komunitas Drakor Id di Media Sosial Facebook Rahmah Widyaningrum; Muhammad Nur Hasan; Ahmad Miftah Haris
Jurnal Kesehatan Madani Medika Vol 13 No 2 (2022): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.131 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v13i2.272

Abstract

Latar belakang: drama korea merupakan salah satu hasil dari kebudayaan Hallyu (Korean Wave) yang banyak digemari oleh remaja. Kecanduan menonton drama korea merupakan suatu bentuk kegiatan yang berlebihan dalam menonton drama korea. Dampak negatif yang ditimbulkan jika terlalu lama menonton drama korea adalah kelelahan otot mata, mata merah, insomnia, dan berekspektasi tinggi. Terlebih kegiatan ini dilakukan sebelum tidur dan dilakukan berjam-jam sehingga berakibat pada kualitas tidur yang buruk. Tujuan: untuk mengetahui hubungan kecanduan menonton drama korea dengan kualitas tidur remaja akhir di komunitas Drakor-ID media sosial facebook. Metode: merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota grup Drakor-ID di media sosial Facebook dengan jumlah anggota 14.825 pada Februari 2021. Sampel diambil dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling dengan margin of error 5% sebanyak 384 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index). Kuesioner didistribusikan ke responden di grup Drakor-ID Facebook secara daring melalui tautan link google form. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil dan simpulan: kecanduan menonton drama korea dengan durasi 3,91±0.834 jam dan rata-rata kualitas tidur yaitu 14,51±1.535, dan dari uji Spearman’s rho pada anggota grup Drakor-ID menunjukkan nilai p<0,05. Terdapat hubungan signifikan antara kecanduan menonton drama korea dengan kualitas tidur remaja.