Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Frekuensi Kekambuhan Kejang Terhadap Perubahan Fungsi Kognitif pada Pasien Dewasa Dengan Epilepsi di Poliklinik Neurologi RSUD Jend. Ahmad Yani Metro Fitri, Novia Elisya; Anita, Fitri; Andini, Sandra
Jurnal Multidisiplin Teknologi dan Arsitektur Vol 2, No 2 (2024): November 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/motekar.v2i2.3697

Abstract

Penurunan fungsi kognitif yang sering ditemukan pada epilepsi sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain etiologi, tipe kekambuhan, sindrom epilepsi, letak lesi atau fokus kekambuhan, frekuensi dan durasi kekambuhan, umur saat onset, adanya gangguan psikis lain seperti kecemasan dan depresi, serta obatanti-epilepsi yang diminumnya. Tujuan dalam penelitian ini adalah diketahui hubungan frekuensi kekambuhan kejang terhadap perubahan fungs ikognitif pada pasien dewasa dengan epilepsi di Poliklinik Neurologi RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. Jenis penelitian ini akan menggunakan penelitian kuantitatif metode deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien epilepsi di RSUD Jend. Ahmad Yani Metro periode Januari - Maret 2024 pasien epilepsi yang menjalani rawat jalan di poliklinik neurologi sebanyak 114 pasien, sehingga didapatkan jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini sebanyak 53sampel. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik non probability sampling yaitu purposive sampling. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami frekuensi kekambuhan kejang yang sering berjumlah 23 responden (43,3%) dan responden mengalami fungsi kognitif yang normal berjumlah 31 responden (58,5%). Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan P-value 0,008 atau P-value nilai α (0,05) yang artinya terdapat Hubungan Frekuensi Kekambuhan Kejang Terhadap Perubahan Fungsi Kognitif Pada Pasien Dewasa dengan Epilepsi di Poliklinik Neurologi RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kesehatan kepada pasien untuk mencegah terjadinya kekambuhan kejang, dengan cara rutin minum obat,rajin melakukan olah raga serta rutin dalam melakukan pemeriksaan kesehatan
Pengaruh Teknik Pernapasan Buteyko Terhadap Saturasi Oksigen dan Frekuensi Pernapasan pada Penderita Asma di Klinik Pratama PT GGP Kabupaten Lampung Tengah 2024 Maulidina, Kharisma; Antoro, Budi; Andini, Sandra
Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health Vol 4, No 1 (2025): March 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetish.v4i1.4083

Abstract

Asma merupakan penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala seperti sesak napas dan penurunan saturasi oksigen. Teknik pernapasan Buteyko adalah metode pengendalian pernapasan yang bertujuan untuk meningkatkan pola pernapasan pada penderita asma. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh teknik pernapasan Buteyko terhadap saturasi oksigen dan frekuensi pernapasan pada penderita asma di Klinik Pratama Pt GGP Kabupaten Lampung Tengah 2024. Penelitian ini berbentuk Kuantitatif dengan desain penelitian pendekatan pre experimental one group pretest-postest. Subjek penelitian adalah penderita Asma dengan topik penelitian pada pengamatan Pengaruh Teknik Pernapasan Buteyko Terhadap Saturasi Oksigen Dan Frekuensi Pernapasan, populasi dalam penelitian ini berjumlah 52 responden dan pengambilan sampel berjumlah 24 responden dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, di analisis dengan Uji-t dependen.Pengukuran saturasi oksigen dan frekuensi pernapasan dilakukan sebelum dan sesudah diberikan intervensi menggunakan alat oksimetri dan penghitungan manual frekuensi pernapasan. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan signifikan pada saturasi oksigen sebelum 93% dan sesudah 96% (p ˂0,05) dan penurunan frekuensi pernapasan sebelum 25x/menit sesudah 20x/menit (p 0,05). uji statistik Uji-t di dapatkan p-value 0.000, atau p-value 0,05 Kesimpulan dari penelitain ini teknik pernapasan Buteyko berpengaruh dalam meningkatkan saturasi oksigen dan menurunkan frekuensi pernapasan pada penderita asma. Dengan demikian, metode ini dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari intervensi non-farmakologis dalam manajemen asma.
Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok dan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Kanker Paru di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2024 Jeriyan, Jeriyan; Andini, Sandra; Maryuni, Sri
Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health Vol 4, No 1 (2025): March 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetish.v4i1.3916

Abstract

Tingginya tingkat kematian akibat kanker terutama di Indonesia antara lain disebabkan karena terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang kanker, bahaya kanker, tanda-tanda dini dari kanker, faktor-faktor resiko terkena kanker, cara penanggulangannya secara benar serta membiasakan diri dengan pola hidup sehat. Kebiasaan merokok secara tidak langsung dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, dalam jangka waktu yang panjang akan membahayakan bagi tubuh. Selain berdampak pada perokok aktif, orang-orang disekitar perokok tersebut yang secara tidak langsung menghirup asap rokok juga memiliki resiko yang sama besarnya dengan perokok aktif tersebut. Meskipun tidak merokok, berada di lingkungan yang penuh dengan asap rokok masih dapat menimbulkan efek yang tidak baik terhadap tubuh sama halnya seperti perokok aktif. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dan kebiasaan merokok dengan kejadian kanker paru di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Uji yang digunakan yaitu chi square. sampel dalam penelitian ini adalah 55 pasien kanker paru. Pengumpulan data dengan lembar kuesioner. Hasil penelitian didapatkan mayoritas berusia 56-65 tahun sebanyak 22 responden (40,0%), jenis kelamin laki-laki sebanyak 34 responden (61,8%), pendidikan SD sebanyak 24 responden (43,6%) dan pekerjaan buruh sebanyak 14 responden (25,5%). Hasil bivariat menunjukan pengetahuan tentang bahaya merokok mendapatkan nilai p value 0,023 ≤ 0,05 dan kebiasaan merokok mendapatkan nilai p value 0,034 ≤ 0,05. Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan dengan pasien kanker paru dan terdapat hubungan kebiasaan merokok dengan pasien kanker paru di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Pengaruh air perasan curcuma longa terhadap penurunan lama nyeri pada penderita dispepsia Clarissa, Elga Manda; Andora, Novika; Andini, Sandra
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 2 (2025): May Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i2.936

Abstract

Background: Dyspepsia is a complex gastrointestinal symptom that is often encountered in daily clinical practice. This condition is characterized by a series of symptoms related to the gastroduodenal digestive tract, such as pain or a burning sensation in the upper abdomen (epigastrium). Purpose: To determine the effect of Curcuma longa juice on reducing the duration of pain in dyspepsia sufferers. Methods: Quantitative research with observational pre-experimental design and cross-sectional approach. The population in this study were dyspepsia sufferers who accidentally met the researcher and met the inclusion and exclusion criteria. The sample in this study amounted to 38 participans with the sampling technique used was Acidental sampling. Data analysis used univariate and bivariate analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test and a confidence level of <0.05. Results: Wilcoxon test with statistical test with mean duration of dyspeptic pain before intervention was 11 but after intervention the average became 95 with p value of 0.000 <0.05 meaning there was an effect of squeezing cucuma longa on reducing duration of pain. Conclusion: Based on the results of the Wilcoxon Signed Rank Test, there is an effect of curcuma longa juice on reducing the duration of pain with a p-value of 0.000.   Keywords: Curcuma Longa; Dyspepsia; Pain.   Pendahuluan: Dispepsia merupakan gejala gastrointestinal (gastrointestinal symptoms) yang kompleks dan sering dijumpai dalam praktik klinis sehari-hari. Kondisi ini ditandai dengan rangkaian gejala yang terkait dengan saluran pencernaan gastroduodenal, seperti nyeri atau sensasi terbakar di daerah perut atas (epigastrium). Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh air perasan curcuma longa terhadap penurunan lama nyeri pada penderita dispepsia. Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan pra eksperimen observasional dan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita  dispepsia yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan kriteria inklusi ekslusi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 partisipan dengan teknik sampling yang di gunakan adalah Acidental sampling. Analisis data menggunakan analisi univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan derajat kepercayaan <0.05. Hasil: Pengujian wilcoxon menggunakan test statistic dengan mean lama nyeri dispepsia sebelum intervensi sebesar 11, setelah intervensi rata-rata menjadi 95 dengan nilai p sebesar 0.000<0.05 artinya ada pengaruh dari perasan cucuma longa terhadap penurunan lama nyeri. Simpulan: Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Tes, terdapat pengaruh antara air perasan curcuma longa terhadap penurunan lama nyeri p-value 0.000.   Kata Kunci : Curcuma Longa; Dispepsia; Nyeri.
Hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit dermatitis Amanda, Meidia; Andini, Sandra; Erwin, Tubagus
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 3 (2025): July Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i3.945

Abstract

Background: Dermatitis is a chronic inflammatory skin disease (recurring and disappearing), caused by external or internal stimuli. Skin exposed to dermatitis appears spotted and bubbling on its surface like boiling water bubbles. This condition is characterized by itching, redness, scaling and blistering. Purpose: To determine the relationship between personal hygiene and the incidence of dermatitis. Methods: Quantitative research type with analytical survey design and cross-sectional approach. The population in this study were Dermatitis patients who visited Kotabumi II Health Center. The sample in this study amounted to 79 respondents with non-probability sampling technique. Data collection using questionnaire sheets and observation sheets. Results: Most respondents experienced severe dermatitis, amounting to 50 respondents (63.3%). The results of the chi-square statistical test obtained a p-value of 0.000 (<0.05). Conclusion: There is a significant relationship between personal hygiene and the incidence of dermatitis.   Keywords: Dermatitis; Dermatitis Disease Occurrence; Personal Hygiene.   Pendahuluan: Dermatitis adalah penyakit peradangan pada kulit yang bersifat kronis (hilang timbul), akibat rangsangan dari luar maupun dari dalam tubuh. Kulit yang terpapar dermatitis tampak berbintik dan menggelembung pada permukaannya seperti buih air mendidih. Kondisi ini ditandai dengan rasa gatal, kemerahan, bersisik dan melepuh. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit dermatitis. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan survey analitik dan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Dermatitis yang berkunjung ke Puskesmas Kotabumi II. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 79 responden dengan teknik non-probability sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan lembar observasi. Hasil: Sebagian besar responden mengalami mengalami dermatitis berat yang berjumlah 50 responden (63.3%). Hasil uji statistik chi-square memperoleh nilai p-value 0,000 (<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara personal hygiene dengan kejadian penyakit dermatitis.   Kata Kunci: Dermatitis; Kejadian Penyakit Dermatitis; Personal Hygiene.
Hubungan Self-Care dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Sragi Tahun 2024 meisita, ita; Andini, Sandra; Warni, Hernida
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 10 No 1 (2025): Vol. 10 No. 1 Juni 2025
Publisher : Universitas Aufa Royhan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v10i1.1667

Abstract

The objective of this study is to establish the relationship between self-care and quality of life among patients diagnosed with diabetes mellitus in the working area of the Sragi Community Health Centre in 2024. The researcher employed a quantitative observational analytical method and applied a cross-sectional approach. The study cohort consisted of 113 individuals diagnosed with diabetes mellitus, under observation from January to April. Purposive sampling, which involved careful consideration of specific criteria for inclusion and exclusion, selected a total of 88 participants among these. For our investigation, we used the SDSCA and DQoL questionnaires. We performed data analysis using frequency distributions and chi-square testing. The results revealed that a substantial percentage of the participants (43.2%) reported experiencing a moderate degree of self-care and quality of life. The p-value of 0.000 indicates a significant and robust connection between self-care and quality of life. Researchers encourage that persons diagnosed with diabetes mellitus improve their self-care habits in order to reduce complications and improve their overall quality of life
Pengaruh pemberian pursed lips breathing terhadap frekuensi pernapasan pada pasien penyakit paru obstruktif kronik Suryana, Ryta Ramadona; Antoro, Budi; Andini, Sandra
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 4 (2025): September Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i4.960

Abstract

Background: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a non-communicable respiratory disease that causes airflow obstruction and dyspnea, leading to increased respiratory rate. This increased respiratory rate can disrupt sleep patterns in COPD patients and can be addressed with relaxation therapy. Pursed lip breathing is a non-pharmacological therapy that can be used to reduce respiratory rate in COPD patients. Purpose: To determine the effect of administering pursed lips breathing on patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) with complaints of shortness of breath which results in increased respiratory frequency. Method: This quantitative study used a one-group design (pre- and post-test) and no comparison between the control groups. The study involved 19 patients. The hypothesis test used a paired sample t-test. Result: The Paired Sample T-test shows that the p-value is 0.000 <0.05. Conclusion: There is an effect of giving Pursed lips breathing on respiratory frequency in Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) patients.   Keywords : COPD; Pursed Lips Breathing; Respiratory Rate.   Pendahuluan: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit pernapasan tidak menular yang menyebabkan obstruksi aliran udara dan dispnea sehingga frekuensi pernapasan meningkat. Peningkatan frekuensi pernapasan dapat menyebabkan gangguan pola tidur pada pasien PPOK dan dapat diatasi dengan terapi relaksasi. Pursed lips breathing adalah salah satu terapi non farmakologis yang bisa digunakan untuk menurunkan frekuensi pernapasan pada pasien PPOK. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian pursed lips breathing pada pasien yang mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dengan keluhan sesak napas yang mengakibatkan frekuensi pernapasan meningkat. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain one group (pre and post-test) dan tidak ada perbandingan antara kelompok kontrol. Penelitian ini melibatkan 19 pasien sebagai partisipan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Paired Sample T-test. Hasil: Uji Paired Sample T-test menunjukkan bahwa nilai p-value yaitu didapatkan nilai 0.000 <0.05. Simpulan: Ada pengaruh pemberian Pursed lips breathing terhadap frekuensi pernapasan pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).   Kata Kunci : Frekuensi Pernapasan; PPOK; Pursed Lips Breathing.