Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Efektivitas Skor Wells dengan Pemeriksaan D-Dimer, Prothrombin Time, Activated Partial Thromboplastin Time dan Fibrinogen Terhadap Deteksi Dini Deep Vein Trhombosis di Ruang ICU RSPAD Gatot Soebroto Rukmana, Aip; Sofiani, Yani; Agung, Rizki Nugraha
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 11 No 3 (2023): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v11i3.551

Abstract

Deep vein thrombosis (DVT) is a clinical disorder that occurs in the vein. The purpose of this study is to identify the effectiveness of the Wells score with D-Dimer, PT, APTT, and fibrinogen examinations for DVT early detection. cross-sectional research design to assess the validity of Wels scores and D-Dimer, PT, APTT, and Fibrinogen's examinations on DVT early detection. 70 respondents were chosen by the purposive sampling technique. In the results of sensitivity analysis using the True Positives/(True Positives + True Negatives) formula, the percentage of D-Dimer's sensitivity was obtained on the Wells score of 85.4%, PT on the Wells score percentage of 81.3%, Aptt against the Wells percentage score of 83.3%, and fibrinogen against the Wells scores with a percentage of 64.6%. It can be concluded that all variables have sufficient sensitivity values in determining DVT events by using Wells scores, but the most sensitive D-Dimer variable is D-Dimer in detecting the risk of DVT events. Researchers recommend that the results of this research be utilized as a reference in the development of instruments for the application of DVT early detection.
Gejala Primer Serangan Stroke pada Pasien Dengan Serang Pertama Agung, Rizki Nugraha; Jumaiyah, Wati; Siswandi, Iyar; Rinawati, Rinawati; Jum’atina, Jum’atina
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 6 No 1 (2024): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v6i1.8378

Abstract

This study aims to identify stroke symptoms that often occur in first-attack stroke patients. Using observational method with secondary data from medical records of stroke patients. The results of the study showed that the symptoms of stroke that often occurred in first stroke stroke patients were experiencing sudden weakness in the movement of half of the body (hands and feet) as many as 89 people (96.08%). Then, the majority of stroke patients had a history of disease, namely hypertension, 88 people (86.3%). and The majority of stroke onset when patients arrived at the hospital in this study was more than 3.5 hours but still under 24 hours. 63 people (61.8%). The conclusion from this study can be seen that the majority of the main symptoms of a stroke are experiencing sudden weakness in the movement of one side of the body (hands and feet) with the onset of stroke when the patient arrives at the hospital in the majority more than 3.5 hours but still less than 24 hours. Keywords: Hypertension, Stroke, Stroke onset, Stroke symptoms
Efektivitas tiupan blowing balloon exercise terhadap saturasi oksigen pada pasien penyakit paru obstruksi kronik di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang Hidayat, Agus Samsul; Sofiani, Yani; Agung, Rizki Nugraha
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 15 No. 01 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v15i01.1083

Abstract

Latar Belakang: PPOK merupakan penyakit pada sistem pernapasan yang memiliki karakteristik sumbatan saluran napas yang progresif yang tidak bisa kembali sepenuhnya disertai peradangan pada dan dampak sistemik yang mengakibatkan jalan napas menyempit, peningkatan sputum berlebih. Kesulitan bernapas, sesak napas yang dapat terlihat dengan kontraksi otot-otot pemapasan yang meningkat. Pencegahan bisa dilakukan rehabilitasi pernapasan dengan  tiupan blowing balloon exercise guna meningkatkan saturasi oksigen lebih adekuat. Salah satu indikatornya dengan mengukur saturasi oksigen. Metode: Desain penelitian menggunakan quasy experimental one group pre dan post test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel 20 responden pasien PPOK. Analisis data menggunkan analisis univariat, bivariat, multivariat.Hasil: didapatkan ada pengaruh tekanan tiupan blowing balloon exercise terhadap saturasi oksigen (p value 0,000).Kesimpulan: Peneliti menyarankan agar blowing ballon exercise dapat dilaksanakan dengan baik dan berkelanjutan sebanyak 3 kali tiupan selama tiga hari setiap pagi sehingga pasien PPOK akan memiliki saturasi oksigen yang lebih baik dan mengakibatkan penurunan eksaserbasi.
Hubungan self determination dengan kepatuhan minum obat antiretroviral pada pasien HIV di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang Suryanto, Yanto; Sofiyani, Yani; Agung, Rizki Nugraha
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 15 No. 01 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v15i01.1084

Abstract

Latar Belakang: Tingginya prevalensi pasien HIV akan menimbulkan berbagai masalah yang cukup luas pada individu yang terinfeksi. Kepatuhan menentukan seberapa baik pengobatan antiretroviral dalam menekan jumlah viral load, jika terapi yang dijalankan tidak serius maka virus akan resistensi. Salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan terapi pengobatan HIV/AIDS adalah kepatuhan pasien dalam terapi antiretroviral yang berkelanjutan tanpa putus yang dapat menekan terjadinya perkembangan virus, menurunkan resistensi virus dan memperbaiki kesehatan pasien secara umum. Ketidakpatuhan pasien akan menyebabkan gagalnya terapi sehingga mengakibatkan resistensi obat.Metode: Desain penelitian ini analitik kuantitatif dengan deskriptif korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampel penelitian ini menggunakan accidental sampling dengan sampel sebanyak 148 responden.Hasil: didapatkan ada hubungan self determination dengan kepetuhan minum obat ARV (p value = 0.014).Kesimpulan: Rekomendasi pelayanan keperawatan untuk dapat melakukan pendekatan dengan kegiatan pendidikan kesehatan serta melakukan monitoring dan evaluasi yang dapat menilai keberhasilan dalam mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien HIV.
Penerapan Evidence Based Practice Mind-Body Therapy (Mindfullness Based Stress Reduction) dalam Menurunkan Ansietas pada Pasien Coronaryheart Disease (CHD) Nurrahman, Aris; Jumaiyah, Wati; Yunitri, Ninik; Agung, Rizki Nugraha
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 4 (2024): Volume 4 Nomor 4 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i4.14150

Abstract

ABSTRACT Coronary Heart Disease (CHD) is a health condition that is not caused by infectious factors and is a serious concern in society, with the number of cases continuing to increase both globally and in Indonesia. Someone who experiences stress in a CHD condition tends to experience various symptoms such as anxiety, disappointment, difficulty feeling calm after experiencing irritation, and is susceptible to feeling angry or offended by small things. People with CHD who experience stress also need a longer time to feel relaxed or calm again, the impact is very detrimental to heart health. From a behavioral perspective, high levels of stress hormones also make individuals with CHD experience difficulty sleeping. This study aims to apply Evidence-Based Nursing Practice (PKBB) to understand the impact of applying Mind-body Therapy on anxiety levels in CHD patients. Use descriptive tests for continuous variables such as age, while binomial tests are used for nominal and ordinal variables such as gender and education level. To calculate the number of respondents, researchers used G*Power Version 3.1 software. In G*Power, researchers use family tests: t-test, statistical tests: the average difference between two dependent means (matched pairs), type of power analysis: a priori, calculating the required sample size - keeping in mind alpha, power, and effect size, with two-tailed input parameters, total effect size of 0.78, alpha error probability of 0.05, and power of 0.80. The results showed 15 respondents. Mind-body therapy has been proven to be successful in reducing anxiety levels in CHD patients. Mind-Body Therapy is carried out for 8 weeks, 6 times a week, with a duration of 30 minutes in a quiet environment. Keywords: Evidence Based Practice Mind-Body Therapy, Mindfullness Based Stress Reduction, Ansietas, Coronary Heart Disease (CHD).  ABSTRAK Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu kondisi kesehatan yang bukan disebabkan oleh faktor penularan dan menjadi perhatian serius dalam masyarakat, dengan jumlah kasus yang terus meningkat baik secara global maupun di Indonesia. Seseorang yang mengalami stres dalam kondisi PJK cenderung mengalami berbagai gejala seperti kecemasan, kekecewaan, sulit merasa tenang setelah mengalami kekesalan, serta rentan terhadap perasaan marah atau tersinggung oleh hal-hal kecil. Orang dengan PJK yang mengalami stres juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat kembali merasa rileks atau tenang, dampaknya sangat merugikan bagi kesehatan jantung. Dari segi perilaku, tingginya hormon stres juga membuat individu dengan PJK mengalami kesulitan dalam tidur. Penelitian ini bertujuan menerapkan Praktik Keperawatan Berbasis Bukti (PKBB) guna memahami dampak penerapan Terapi Mind-body terhadap tingkat kecemasan pada pasien PJK.  Menggunakan uji deskriptif untuk variabel kontinu seperti usia, sementara uji binomial digunakan untuk variabel nominal dan ordinal seperti jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Untuk menghitung jumlah responden, peneliti memanfaatkan perangkat lunak G*Power Versi 3.1. Pada G*Power, peneliti menggunakan uji keluarga: t-test, uji statistik: perbedaan rata-rata antara dua rata-rata tergantung (matched pairs), jenis analisis daya: a priori, menghitung ukuran sampel yang diperlukan - dengan mengingat alpha, daya, dan ukuran efek, dengan parameter input berupa dua ekor, ukuran efek total 0,78, alpha error probabilitas 0,05, dan daya 0,80. Hasilnya menunjukkan 15 responden. Terapi Mind-body terbukti berhasil mengurangi tingkat kecemasan pada pasien PJK. Pelaksanaan Terapi Mind-Body dilakukan selama 8 minggu, 6 kali seminggu, dengan durasi 30 menit di lingkungan yang hening. Kata Kunci: Praktek Berbasis Bukti Terapi Pikiran-Tubuh, Pengurangan Stres Berbasis Perhatian, Ansietas, Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Penerapan Evidence Based Practice Terapi Cermin untuk Meningkatkan Fungsi Motorik Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Rohani, Rohani; Jumaiyah, Wati; Yunitri, Ninik; Agung, Rizki Nugraha; Agustina, Elis Nurhayati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 4 (2024): Volume 4 Nomor 4 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i4.14174

Abstract

ABSTRACT The incidence of stroke throughout the world is currently becoming increasingly worrying, not only as the main cause of death, but also ranked second as a cause of global disability with more than 13 million new cases each year. A number of intervention measures have been carried out to overcome the physical limitations of the upper extremities in post-stroke patients, such as training the paralyzed arm, carrying out arm exercises that focus on the disorder experienced, applying functional stimulation using electricity, carrying out rehabilitation assisted by robots, and undergoing bilateral arm training. However, all of these interventions require a high level of intensity as well as “1 to 1” interaction with a therapist over several weeks, which makes it difficult for patients to maintain an intensive level of therapy. To carry out mirror therapy with the aim of increasing muscle strength in parts of the body that experience weakness due to stroke, especially upper extremity hemiparesis. This research is a cross-sectional study. The study population consisted of stroke patients with upper extremity hemiparesis who were undergoing inpatient treatment on the seventh floor of the National Brain Center Hospital. The sample size was calculated taking into account the effect size of 0.67, significance level of 0.05, power of 80%, and risk of dropping out of 20%. Thus, the number of participants in this study was 24 patients. Mirror therapy has been proven to be successful in increasing muscle strength in stroke patients with upper limb hemiparesis at PON Hospital. This therapy is carried out for 30 minutes, five days a week, for three weeks (8-31 May 2023). Mirror therapy can be carried out easily by nurses and involves the patient's family. Mirrors are available in each treatment room to make carrying out therapy easier. The study findings showed an increase in muscle strength in the upper extremities, confirming the effectiveness of mirror therapy in stroke patients with hemiparesis. Keywords Evidance Based Practice Mirror Therapy, Extremity Motor Function, Stroke Patients.  ABSTRAK Kejadian stroke di seluruh dunia saat ini menjadi semakin mengkhawatirkan, tidak hanya sebagai penyebab utama kematian, tetapi juga menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kecacatan global dengan lebih dari 13 juta kasus baru setiap tahunnya. Sejumlah tindakan intervensi telah dilakukan untuk mengatasi keterbatasan fisik ekstremitas atas pada pasien paska stroke, seperti melatih lengan yang mengalami paralisis, melakukan latihan lengan yang difokuskan pada gangguan yang dialami, menerapkan stimulasi fungsi menggunakan listrik, melakukan rehabilitasi dibantu oleh robot, dan menjalani pelatihan lengan bilateral. Namun, semua intervensi tersebut memerlukan tingkat intensitas yang tinggi serta interaksi "1 to 1" dengan terapis selama beberapa minggu, yang membuat tingkat intensif dari terapi yang dapat dijalankan oleh pasien menjadi sulit. Untuk melaksanakan terapi cermin dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot pada bagian tubuh yang mengalami kelemahan akibat stroke, khususnya pada hemiparesis ekstremitas atas. Penelitian ini merupakan studi potong lintang. Populasi penelitian terdiri dari pasien stroke dengan hemiparesis ekstremitas atas yang sedang menjalani perawatan rawat inap di lantai tujuh Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Jumlah sampel dihitung dengan memperhatikan effect size 0,67, tingkat signifikansi 0,05, power 80%, dan risiko drop out sebesar 20%. Sehingga, jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 pasien. Terapi cermin terbukti berhasil meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke dengan hemiparesis ekstremitas atas di RS PON. Terapi ini dilakukan selama 30 menit, lima hari seminggu, selama tiga minggu (8-31 Mei 2023). Pelaksanaan terapi cermin dapat dilakukan dengan mudah oleh perawat dan melibatkan keluarga pasien. Cermin tersedia di setiap ruang perawatan untuk mempermudah pelaksanaan terapi. Temuan penelitian menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot pada ekstremitas atas, menegaskan efektivitas terapi cermin pada pasien stroke dengan hemiparesis. Kata Kunci: Terapi Cermin Praktek Berbasis Bukti, Fungsi Motorik Ekstremitas, Pasien Stroke 
Penerapan Evidance Based Practice Therapy Music White Noise terhadap Gangguan Tidur pada Pasien Stroke Haryanti, Noviana; Agung, Rizki Nugraha; Yunitri, Ninik; Rayasari, Fitrian; Sulistyorini, Cahyo Ismawati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 4 (2024): Volume 4 Nomor 4 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i4.14131

Abstract

ABSTRACT Stroke is a multi-complex neurological deficit disease that impacts not only the physical condition but also the psychological and social condition of stroke patients which can affect all aspects of their life. Sleep disorders are a group of conditions characterized by disturbances in the quality and quantity of a person's sleep. Sleep quality is related to sleep interruption due to frequent and repeated brief periods of nighttime wakefulness while sleep quantity is related to difficulty in initiating and maintaining sleep. This Evidance Based Nursing application aims to get an idea of the effect of white noise on sleep disorders in hospitalized stroke patients. This research is cross-sectional. The number of samples determined by the researcher, using the G*Power 3.1 application, obtained results of 5 people with 1 additional person as a respondent in preparation for the drop out of 1 person with a final total of 7 people. White noise music therapy was effective in reducing sleep disturbances in stroke patients before the intervention, the average sleep disturbance was 8.57, decreased to 4.14 after the intervention, with a significant effect of -3.91 and a p-value <0.001, even though the EBNP journal recommended therapy using Fitbit, in the field, the use of Fitbit is not recommended because it can interfere with the patient's sleep comfort with the device worn on the wrist throughout sleep. Keywords: Evidance Based Practice, White Noise Music Therapy, Sleep Disorders, Stroke Patients.  ABSTRAK Stroke merupakan penyakit defisit neurologis multi kompleks yang berdampak bukan hanya pada kondisi fisik namun juga psikologis dan sosial pasien stroke yang dapat mempengaruhi semua sendi kehidupannya. Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang dicirikan dengan adanya gangguan dalam kualitas dan kuantitas tidur seseorang. Kualitas tidur terkait dengan terputusnya tidur akibat periode singkat terjaga di malam hari yang sering dan berulang sedangkan kuantitas tidur terkait dengan kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur. Aplikasi Evidance Based Nursing ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh white noise  terhadap gangguan tidur  pasien stroke yang menjalani rawat inap.  Penelitian ini bersifat potong lintang (cross-sectional). Jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti, menggunakan aplikasi G*Power 3.1 dengan mendapatkan hasil 5 orang dengan 1 orang tambahan sebagai responden sebagai persiapan droop out 1 orang dengan total akhir 7 orang. Terapi musik white noise efektif dalam mengurangi gangguan tidur pasien stroke sebelum intervensi, rata-rata gangguan tidur adalah 8.57, turun menjadi 4.14 setelah intervensi, dengan efek signifikan sebesar -3.91 dan nilai p-value <0.001, meskipun jurnal EBNP merekomendasikan terapi menggunakan Fitbit, di lapangan, penggunaan Fitbit tidak disarankan karena dapat mengganggu kenyamanan tidur pasien dengan perangkat terpasang di pergelangan tangan sepanjang tidur. Kata Kunci: Evidance Based Practice Therapy Music White Noise, Gangguan Tidur, Pasien Stroke.
Pengaruh interaksi virtual sebagai terapi untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan hemodinamik pasien ICU Astuty, Yeni; Sofiani, Yani; Agung, Rizki Nugraha; Rayasari, Fitrian; Kurniasih, Dian Noviati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 2 (2025): Volume 19 Nomor 2
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i2.840

Abstract

Background: Anxiety is a common problem among patients in the Intensive Care Unit (ICU) and can result in hemodynamic instability. One innovative solution to reduce anxiety is to use video calls as a substitute for limited in-person family visits. Purpose: To determine the effect of virtual interaction as therapy in reducing anxiety and improving hemodynamics in ICU patients. Method: Quasi-experimental research with pre-test and post-test on one intervention group, conducted in the ICU of An-nisa Hospital Tangerang in October-December 2024. The sampling technique used purposive sampling with a sample size of 60 participants. The independent variable in this study is virtual interaction via video call, while the dependent variable is the level of anxiety of ICU patients. Data analysis used univariate in the form of frequency distribution and bivariate using the Wilcoxon Signed Rank test. Results: Video call therapy was effective in significantly reducing the anxiety level of ICU patients (pretest score 17.07±0.583 to 12.43±0.898; p=0.000). Video calls had a significant impact on hemodynamic parameters, namely a decrease in systolic pressure (166.00±7.376 to 1125.70±7.728), diastolic (111.80±9.876 to 89.33±8.821), heart rate (113. 00±9.927 to 78.533±6.981), and respiration rate (22.766±1.165 to 16.766±1.381) with p=0.000. This intervention is effective to reduce anxiety and improve hemodynamic stability. Conclusion: The video call intervention was effective in reducing anxiety levels and improving hemodynamic parameters.   Keywords: Anxiety; Hemodynamics; Intensive Care Unit (ICU); Therapy; Virtual Interaction.   Pendahuluan: Kecemasan merupakan masalah umum yang dihadapi oleh pasien di Intensive Care Unit (ICU) dan dapat berdampak pada ketidakstabilan hemodinamik. Salah satu solusi inovatif untuk mengurangi kecemasan adalah dengan menggunakan video call sebagai pengganti kunjungan langsung keluarga yang terbatas. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh interaksi virtual sebagai terapi untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan hemodinamik pasien ICU. Metode: Penelitian kuasi-eksperimental dengan desain pre-test dan post-test pada satu kelompok intervensi, dilaksanakan di ICU Rumah Sakit An-nisa Tangerang, pada bulan Oktober-Desember 2024. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 partisipan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah interaksi virtual melalui video call, sedangkan variabel dependen adalah tingkat kecemasan pasien ICU. Analisis data yang digunakan univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank. Hasil: Terapi video call efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien ICU secara signifikan (skor pretest 17.07±0.583 menjadi 12.43±0.898 ketika posttest; p=0.000). Video call memberikan dampak signifikan terhadap parameter hemodinamik, yaitu penurunan tekanan sistolik (166.00±7.376 menjadi 1125.70±7.728), diastolik (111.80±9.876 menjadi 89.33±8.821), denyut jantung (113.00±9.927 menjadi 78.533±6.981), dan laju respirasi (22.766±1.165 menjadi 16.766±1.381) dengan nilai p=0.000. Intervensi ini efektif untuk menurunkan kecemasan dan memperbaiki stabilitas hemodinamik pasien. Simpulan: Intervensi video call terbukti efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan dan memperbaiki parameter hemodinamik pasien.   Kata Kunci: Hemodinamik; Intensive Care Unit (ICU); Interaksi Virtual; Kecemasan; Terapi.
Program Peningkatan Kemampuan Pasien GGK dengan Komorbid DM Terhadap Manajemen Penyakit di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta Pusat Siswandi, Iyar; Natashia, Dhea; Agung, Rizki Nugraha; Ibrahim, Ikhsan
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 8 (2025): Volume 8 No 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i8.20689

Abstract

ABSTRAK Penderita gagal ginjal kronik dengan komorbid diabetes melitus yang menjalani hemodialisis memerlukan manajemen penyakit yang tepat, dikarenakan masih banyak pasien tidak mampu dalam mengelola penyakitnya dengan baik. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap tingkat kemampuan pasien GGK dengan komorbid DM pada manajemen penyakit di ruang hemodialisis Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu dimulai dengan penyuluhan tahap 1 dan tahap 2. Pasca kegiatan ini diketahui telah terjadi peningkatan pengetahuan pasien gagal ginjal kronik dengan komerbid diabetes melitus terkait manajemen penyakit. Kegiatan pengabdian Masyarakat ini penting dijalankan untuk dapat meningkatkan kemampuan pasien terhadap manajemen penyakit seperti manajmen diet, olahraga, obat-obatan dan psikososial melalui edukasi bertahap. Kesimpulannya, edukasi manajemen penyakit pada pasien gagal ginjal kronik dengan komorbid diabetes melitus memiliki pengaruh yang baik, dengan manajemen pengobatan, diet, pemeriksaan rutin, olahraga, dan psikososial. sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik, Diabetes, Kemampuan, Manajemen Penyakit  ABSTRACT Chronic kidney disease patients with comorbid diabetes mellitus undergoing hemodialysis require proper disease management, as many patients are unable to manage their condition effectively. This community service activity aims to provide understanding of the patients' ability levels in managing chronic kidney disease with comorbid diabetes mellitus in the hemodialysis unit of Islamic Hospital Jakarta Cempaka Putih. The community service activity is conducted through several stages, starting with education phases 1 and 2. After this activity, it was found that there has been an increase in knowledge among chronic kidney disease patients with comorbid diabetes mellitus regarding disease management. This community service activity is important to enhance patients' abilities in disease management such as diet management, exercise, medication, and psychosocial support through gradual education. In conclusion, disease management education in chronic kidney failure patients with comorbid diabetes mellitus has a positive impact, including management of medication, diet, regular check-ups, exercise, and psychosocial support, thus improving the quality of life of patients. Keywords: Chronic kidney failure, Diabetes, Ability, Disease Management
Optimalisasi Disease Awareness Diabetes Melitus di SMA Muhammadiyah 1 Jakarta Pusat Sofiani, Yani; Agung, Rizki Nugraha; Astuti, Medya Aprilia; Septian, Alnendi; Lestari, Rini; Azzahra, Sabrina
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 8 (2025): Volume 8 No 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i8.21421

Abstract

ABSTRAK Pergeseran pola penyakit dari penyakit menular masih tinggi  terhadap penyakit tidak menular pada negara berkembang seperti Indonesia, salah satunya adalah diabetes melitus (DM). Penelitian terbaru dari Kementrian Kesehatan RI (2023) menunjukan prevalensi diabetisi meningkat hingga 10,9% dalam dekade terkahir. Tingginya angka kejadian dan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes maka diperlukannya pencegahan yang optimal melalui proses peningkatan pengetahuan dan kesadaran diri terhadap pengendalian DM. Pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran diri terhadap pengendalian DM. Pengabdian masyarakat dilakukan kepada guru dan staf di SMA Muhammadiyah 1 Jakarta dengan memberikan penyuluhan kesehatan melalui media video edukasi yang diputarkan sebanyak satu kali dan selanjutnya diberikan sesi diskusi dan diakhiri dengan penyerahan poster edukasi. Dalam program PkM kali ini, mayoritas peserta laki-laki. Sebanyak 23 peserta yang mengikuti post-test, 21 peserta (sekitar 91,3%) berhasil menjawab dengan benar semua dari 8 soal yang diberikan, hal tersebut menunjukkan pemahaman terhadap materi edukasi dengan baik. Hasil ini secara keseluruhan merefleksikan efektivitas program edukasi dalam meningkatkan pengetahuan peserta mengenai diabetes melitus. Kegiatan pengabdian masyarakat ini ini berhasil meningkatkan kesadaran peserta tentang pentingnya pencegahan dan deteksi dini Diabetes Melitus. Disarankan Perlu adanya program lanjutan berupa pelatihan guru sebagai duta kesehatan untuk mendukung penyuluhan dan deteksi dini Diabetes Melitus di lingkungan sekolah khususnya di SMA Muhammadiyah I Jakarta.  Kata Kunci: Berbasis Video, Diabetes Melitus, Edukasi Kesehatan, Kesadaran Penyakit  ABSTRACT The shift in disease patterns from infectious diseases to non-infectious diseases were still high in developing countries such as Indonesia, one of which is diabetes mellitus (DM). Research results from the Indonesian Ministry of Health (2023) showed that the prevalence of diabetes has increased to 10.9% in the last decade. The high incidence rate and large impact caused by diabetes requires optimal prevention through the process of increasing knowledge and self-awareness regarding DM control. This community service (PkM) aims to increase knowledge and self-awareness regarding DM control. Community service was carried out for teachers and staff at SMA Muhammadiyah 1 Jakarta by providing health education through educational video media which was played once and then a discussion session was given and ended with the handover of educational posters. In this PkM program, the majority of participants were male. A total of 23 participants took the post-test, 21 participants (around 91.3%) managed to answer all 8 questions correctly, this shows a good understanding of the educational material. These results overall reflect the effectiveness of the education program in increasing participants' knowledge about diabetes mellitus. This community service activity succeeded in increasing participants' awareness of the importance of prevention and early detection of Diabetes Mellitus. It is recommended that there is a need for a follow-up program in the form of teacher training as health ambassadors to support counseling and early detection of Diabetes Mellitus in the school environment, especially at SMA Muhammadiyah I Jakarta. Keywords: Diabetes Mellitus, Disease Awareness, Health Education, Video-Based