Rahmanto, Kelik Desta
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Demographic Factors Influencing Parental Perceptions of Early Childhood Sexual Education: A Study in Malang City Mukhlis, Akhmad; Husen, Wahyuni; Fitriah, Nurlaeli; Elvira, Melly; Putri Santoso, Sandy Tegariyani; Rahmanto, Kelik Desta; Rochmah, Ainur
Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Vol. 9 No. 4 (2024)
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jga.2024.94-06

Abstract

This study examines parents' perceptions of the importance of sexual education in early childhood and the demographic factors influencing these views. Using multiple regression analysis, a quantitative survey was conducted with 100 Malang City parents with children aged 4-6 years. The results show that 84% of parents held positive perceptions, while 16% expressed negative views. The F-test yielded a calculated F value of 26.6 with a significance level of 0.000 (<0.05), indicating that gender, age, and parental education significantly influence perceptions of sexual education. Parents with negative views often cited traditional beliefs about child development, considering children unprepared for topics on sexuality. Cultural factors, a lack of exposure to sexual education during their childhoods, and insufficient knowledge about appropriate content for young children further contributed to this stance. The findings suggest that sexual education for early childhood must consider comprehensive education for parents, ensuring they understand appropriate boundaries and materials. Demographic factors such as age, gender, and education must also be addressed when designing educational programs. Limitations of this study include its focus on a single city and a relatively small sample size, which may restrict the generalizability of the findings. Future research should expand the geographic scope and examine other factors, such as socioeconomic status or cultural diversity. Addressing these limitations could provide deeper insights into how to design effective sexual education programs that respect cultural contexts while fostering understanding and acceptance among parents.
Eksistensi Padepokan Asmoro Bangun: sebuah eksplorasi awal Asmawati, Rika Inggit; Triningsih, Luly; Rahmanto, Kelik Desta
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 18, No 2 (2024): Sejarah Lisan: Menggali Ingatan untuk Memahami Masa Kini dan Membingkai Masa De
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v18i22024p215-224

Abstract

This study investigates the historical development and inheritance processes of Padepokan Asmoro Bangun, a cultural institution dedicated to preserving Topeng Malangan art, through an oral history approach. Data was gathered through interviews with the fifth-generation successor and the last surviving wife of the founder. The findings reveal that the padepokan has sustained its legacy across several generations since its establishment in the early 1900s. Particularly notable is the third generation, whose leadership elevated the art of Topeng Malangan dance to national prominence, cementing its cultural significance. The inheritance process within the padepokan not only entails the transmission of artistic knowledge and cultural values but is also deeply rooted in the Javanese philosophy of trahing kusumo rembesing madu—a concept emphasizing the continuation of noble lineage through the harmonious dissemination of virtue and excellence. This philosophy underscores the interplay between familial heritage and the preservation of cultural traditions, reflecting broader Javanese values in the stewardship of intangible cultural heritage. Penelitian ini bertujuan untuk menggali sejarah dan proses pewarisan Padepokan Asmoro Bangun yang aktif dalam melestarikan seni Topeng Malangan dengan menggunakan pendekatan sejarah lisan. Wawancara dilakukan dengan pewaris generasi kelima, dan istri terakhir pendiri padepokan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padepokan telah melintasi beberapa generasi sejak didirikan oleh generasi pertama sekitar tahun 1900-an. Generasi ketiga dikenal sebagai maestro yang mengangkat seni tari Malangan ke level nasional. Proses suksesi tidak hanya melibatkan transfer pengetahuan dan nilai budaya, tetapi juga selaras dengan filosofi jawa Trahing kusumo rembesing madu - sebuah konsep yang menekankan pada kelanjutan garis keturunan bangsawan melalui penyebaran kebajikan dan keunggulan yang harmonis. Filosofi ini menggarisbawahi interaksi antara warisan keluarga dan pelestarian tradisi budaya, yang mencerminkan nilai-nilai Jawa yang lebih luas dalam pengelolaan warisan budaya tak benda.
Peran Tempat Penitipan Anak terhadap Kemandirian dan Kedisiplinan Anak Usia Dini Sholiha, Moezenatus; Mukhlis, Akhmad; Rahmanto, Kelik Desta; Huda, Mifathul
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 9 No. 6 (2025): In Progress
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v9i6.6993

Abstract

Anak yang mandiri dan disiplin lebih siap beradaptasi dengan lingkungan sekolah, mengikuti aturan, serta mengembangkan keterampilan sosial dan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran daycare terhadap pembentukan kemandirian dan kedisiplinan anak usia dini. Penelitian menggunakan pendekatan mixed methods dengan penggabungan data kuantitatif dan kualitatif. Studi dilakukan di Daycare Bintang Kecil dengan sampel 10 anak usia 2–5 tahun. Data dikumpulkan melalui kuesioner sebagai instrumen utama, dilengkapi observasi dan wawancara sebagai metode pendukung. Analisis data menggunakan uji validitas Gregory untuk memastikan relevansi instrumen. Hasil menunjukkan bahwa daycare berperan sangat positif dalam membentuk kemandirian anak dan kedisiplinan anak. Keberhasilan ini didukung oleh program kegiatan yang terstruktur, pola asuh demokratis, serta interaksi konsisten antara pengasuh, anak, dan orang tua. Penelitian ini mengisi kekosongan studi tentang peran daycare sebagai agen pembentuk karakter di masa prasekolah, yang masih jarang dibahas secara integratif dalam konteks Indonesia. Temuan ini menunjukkan bahwa daycare bukan sekadar tempat penitipan, tetapi juga lingkungan strategis yang mampu menanamkan nilai-nilai penting bagi perkembangan anak. Implikasi praktisnya, hasil ini dapat digunakan untuk merancang program pembinaan karakter di TPA yang lebih sistematis dan berbasis pendekatan holistik.
Pelatihan Implementasi Pembelajaran Mendalam Bagi Guru LP Ma’arif Kota Malang Mukti, Taufiq Satria; Manggala, Ibrahim Sani Ali; Rahmanto, Kelik Desta; Nur’aini, Luthfiah Hamidah
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 4 (2025): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/x3m54977

Abstract

Pembelajaran mendalam menjadi konsentrasi utama di sekolah saat ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kegiatan pengabdian dilakukan terhadap 40 guru LP Ma’arif Kota Malang yang terdiri dari 22 sekolah. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan metode CBR (Community-Based Research). CBR merupakan pendekatan kolaboratif untuk menjawab kebutuhan melalui metode ilmiah yang inklusif, partisipatif, serta transformatif. Pengukuran peningkatan pemahaman guru tentang pembelajaran mendalam dilaksanakan di awal sebelum pelatihan dan setelah pelatihan melalui kuesioner dengan aspek pemahaman pembelajaran, penilaian, dan pemanfatan media dalam pembelajaran. Analisis dilakukan dengan statistik deskriptif. Hasil kegiatan pelatihan guru menunjukkan peningkatan pemahaman dengan aspek media pembelajaran 86.67% menjadi 88.33%, aspek asesmen 77.33% menjadi 83.89%, serta aspek pembelajaran 64.44% menjadi 80.67%. Hasil ini sejalan dengan perubahan proses pembelajaran yang berlangsung pada saat observasi pasca pelatihan. Guru lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran mendalam, mulai dari perangkat pembelajaran serta terlihat proses berlangsung sesuai kereangka kerja pembelajaran mendalam meskipun belum 100%. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan efektif dan diharapkan dapat dilaksankaan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan semacam ini perlu dilakukan dan direncanakan dengan berkolaborasi dengan dinas pendidikan maupun kerjasama dengan perguruan tinggi agar peningkatan kapasitas guru dalam menjamin kualitas pembelajaran dapat tercapai. Training on Implementing In-Depth Learning for Teachers at LP Ma'arif Malang City Abstract Deep learning is currently a major focus in schools to improve the quality of learning. Community service activities were carried out with 40 teachers from 22 schools at the Ma'arif Islamic Junior High School in Malang City. The community service activities were implemented using the CBR (Community-Based Research) method. CBR is a collaborative approach to address needs through inclusive, participatory, and transformative scientific methods. Measurements of teachers' understanding of deep learning were carried out before and after the training through questionnaires covering aspects of learning understanding, assessment, and media utilization in learning. Analysis was carried out using descriptive statistics. The results of the teacher training activities showed an increase in understanding of the learning media aspect from 86.67% to 88.33%, the assessment aspect from 77.33% to 83.89%, and the learning aspect from 64.44% to 80.67%. These results are in line with changes in the learning process that took place during post-training observations. Teachers are better prepared to implement deep learning, starting from the learning tools and the process appears to be taking place according to the deep learning framework, although not yet 100%. It can be concluded that the training activities were effective and are expected to be implemented in classroom learning. Such activities need to be implemented and planned in collaboration with the education office and universities to improve teacher capacity in ensuring the quality of learning.