Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Struktur dan Nilai Moral dalam Cerita Rakyat Madura Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra Anak di Perguruan Tinggi Amalia, Laili; Hafsi, Ainur Rofiq; Mahbubi, Mahbubi; Baladiah, Jamilatul
Jurnal Komposisi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL KOMPOSISI
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/jk.v9i2.2514

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur dan nilai moral dalam cerita rakyat Madura, serta mengkaji implikasinya terhadap pembelajaran sastra anak di Perguruan Tinggi. Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif analitik. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerita berjudul “Cerita Rakyat Dari Madura” Karya Zawawi Imron. Data dalam penelitian ini adalah struktur dan nilai moral dalam cerita rakyat Madura. Model analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini meliputi: cerita rakyat Madura memiliki struktur naratif yang khas dan mencakup unsur-unsur intrinsik utama seperti alur, tokoh, latar, dan amanat. Alur cerita umumnya menggunakan pola maju. Tokoh-tokoh dalam cerita rakyat Madura mencerminkan berbagai karakter manusia dan hewan. Latar cerita menggambarkan kehidupan masyarakat Madura, baik secara geografis maupun budaya. Amanat sering kali mengajarkan nilai-nilai seperti kerja keras, kejujuran, cinta kasih, dan pentingnya menjaga harmoni sosial. Setiap cerita memiliki pesan moral yang unik namun tetap relevan dalam kehidupan sehari-hari, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Secara keseluruhan, nilai moral dalam cerita rakyat Madura mengajarkan pentingnya sikap positif seperti kesabaran, kejujuran, kerja keras, kerendahan hati, serta empati dan cinta kasih terhadap sesama. Analisis struktur dan nilai moral dalam cerita rakyat Madura memiliki implikasi penting bagi pembelajaran sastra anak di perguruan tinggi. Cerita-cerita ini memungkinkan mahasiswa untuk melatih kemampuan menganalisis elemen sastra, memahami nilai-nilai moral, dan mengaitkannya dengan konteks sosial dan budaya. Selain itu, cerita rakyat Madura dapat menjadi media untuk melestarikan kearifan lokal serta mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam menciptakan karya sastra anak yang edukatif.
Legal Dialectics in Suspension of Minutes of Advocate's Oath: Professional Independence, Judicial Contestation, and Shadows Contempt of Court Ludfi, Ludfi; Pradana, Sandi Yoga; Aini, Qurrotul; Mahbubi, Mahbubi
JIHAD : Jurnal Ilmu Hukum dan Administrasi Vol 7, No 1 (2025): JIHAD : Jurnal Ilmu Hukum Dan Administrasi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jihad.v7i1.8488

Abstract

Penelitian ini mengkaji secara kritis pembekuan berita acara sumpah advokat Firdaus Oiwobo, S.H., dan Razman Arif Nasution oleh Pengadilan Tinggi Ambon dan Banten dalam kerangka dialektika hukum yang mempertemukan ketegangan antara independensi advokat, supremasi yudisial, dan batasan konsep contempt of court. Problem akademis utama yang diangkat adalah bagaimana kewenangan pengadilan dalam menegakkan disiplin persidangan dapat berbenturan dengan prinsip due process of law serta doktrin officium nobile yang menjadi basis fundamental independensi advokat. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis legitimasi dan implikasi yuridis dari pembekuan sumpah advokat sebagai instrumen pengendalian profesi hukum, sekaligus mengidentifikasi potensi penyalahgunaan kewenangan yudisial dalam konstruksi hukum Indonesia. Dengan menggunakan metode normatif yuridis melalui pendekatan perundang-undangan, kasus, dan konseptual yang dianalisis secara hermeneutik-kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembekuan sumpah advokat oleh pengadilan tinggi tidak sekadar tindakan administratif, tetapi merupakan wujud intervensi yudisial yang berimplikasi pada pelemahan independensi profesi hukum. Meskipun bertujuan menjaga marwah peradilan, tindakan tersebut melampaui batas kewenangan yang sah dan bertentangan dengan prinsip fair trial serta due process of law. Selain itu, contempt of court dalam sistem hukum Indonesia masih memiliki ambiguitas regulasi, sehingga dapat menjadi instrumen represif terhadap advokat yang bersikap kritis dalam ruang persidangan. Penelitian ini merekomendasikan revisi regulasi contempt of court agar tidak membatasi kebebasan advokat serta mendorong pedoman yang menyeimbangkan kewenangan yudisial dan independensi profesi hukum, demi mencegah distorsi supremasi hukum dan delegitimasi institusional.
KONTESTASI YUDISIAL DAN INDEPENDENSI PROFESI DALAM PEMBEKUAN SUMPAH ADVOKAT: PERSPEKTIF HUKUM Ludfi, Ludfi; Pradana, Sandi Yoga; Aini, Qurrotul; Mahbubi, Mahbubi
HUNILA : Jurnal Ilmu Hukum dan Integrasi Peradilan Vol. 3 No. 2 (2025): HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum dan Integrasi Peradilan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Fattahul Muluk Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53491/hunila.v3i2.1687

Abstract

This research This study examines the suspension of the oath of advocates Firdaus Oiwobo, S.H., and Razman Arif Nasution by the Ambon and Banten High Courts, in the context of the legal dialectic between the independence of the advocate profession, judicial supremacy, and contempt of court. The main issue raised is the potential conflict between the court's authority in enforcing trial discipline with the principle of due process of law and the doctrine of officium nobile which underlies the independence of advocates. This study aims to analyze the legitimacy and legal implications of the suspension of the advocate's oath and identify the potential for abuse of judicial authority. The method used is normative legal with a statutory, case, and conceptual approach, which is analyzed hermeneutically-critically. The results of the study indicate that the suspension of the advocate's oath by the high court is more than just an administrative action, but is a judicial intervention that weakens the independence of the legal profession. This action is contrary to the principles of fair trial and due process of law. This study recommends a revision of the contempt of court regulation to protect the freedom of advocates and create a balance between judicial authority and the independence of the legal profession.
Korelasi Diyāt dan Restorative Justice dalam Tindak Pidana Pembunuhan dengan Alasan Pemaaf Mahbubi, Mahbubi
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 11 No 1 (2025): SYARIATI : Jurnal Studi Al Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v11i1.8219

Abstract

Penelitian ini ingin menganalisis hubungan antara diyāt dalam hukum Islam dan konsep keadilan restoratif dalam sistem hukum positif terkait tindak pidana pembunuhan dengan alasan pemaaf. Diyāt, sebagai bentuk kompensasi finansial kepada keluarga korban, dipandang sejalan dengan prinsip keadilan restoratif yang menekankan pemulihan hubungan sosial. Metode penelitian normatif digunakan untuk mengkaji literatur dalam hukum Islam, KUHP Nasional, dan pendekatan keadilan restoratif kontemporer. Temuan menunjukkan bahwa integrasi Diyāt dan keadilan restoratif dapat menjadi alternatif penyelesaian non-litigasi yang memperhatikan kepentingan korban, pelaku, dan masyarakat.
THE ROLE OF HUMANIST THOUGHT IN BUILDING BRIDGES BETWEEN ISLAM AND UNIVERSAL HUMAN VALUES Karimullah, Suud Sarim; Mahbubi, Mahbubi
Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam Vol 9 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : IAIN Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/zjpi.v9i2.7708

Abstract

This study traces the fundamental role of humanist thought in bridging the gap between Islamic values and the universality of human values. This study adopts a library research method that applies a literature analysis approach that is not only inclusive but also holistic in collecting, evaluating, and integrating findings from various literature sources that are relevant to the focus of the study. The results of the study highlight the positive contribution of humanist thinking in stretching the harmony between Islamic teachings and universal human values, being a driver in shaping an inclusive and sustainable world for all individuals, regardless of their religious or cultural diversity. The relationship between Islamic teachings and universal human values has shown a positive evolution, with humanist thought serving as an essential link that fosters interreligious dialogue and promotes tolerance. The influence of humanist thought in the structure of society and interreligious relations also creates an environment that promotes inclusiveness, sustainability, and peace. While challenges remain, humanist thinking remains a positive driver in shaping a better world for all human beings, regardless of their religious or cultural background.
STRATEGI PEMODELAN KOGNITIF SOSIAL GURU PAI DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SISWA Yanuardianto, Elga; Yasid, Abu; Mahbubi, Mahbubi
FAJAR Jurnal Pendidikan Islam Vol. 1 No. 2 (2021): FAJAR Jurnal Pendidikan Islam (Desember)
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.905 KB) | DOI: 10.56013/fj.v1i2.1230

Abstract

Penanaman Kepribadian dimulai dari lingkungan keluarga, kerabat, sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan rumah dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan Kepribadian yang pertama dan utama harus lebih diberdayakan dan haal tersebut merupakan tugas orang tua sebagai penanam pertama Kepribadian anaknya. Keluarga adalah sekolah untuk kasih sayang, tempat belajar yang penuh dengan cinta, janganlah orang tua menanamkan keluarga sebagai tempat untuk bertengkar dengan pasangannya karena dengan hal itu sangatlah berakibat buruk pada perkembangan Kepribadian anak yang akan menganggap berkeluarga adalah hal yang sangat menyengsarakan kelak jika anak tersebut sudah dewasa. Pembentukan Kepribadian melalui sekolah juga harus diperhatikan di sekolah pendidikan tidak semata-mata tentang mata pelajaran yang hanya meningkatkan kemampuan IQ saja tetapi juga harus diperhatikan bagaimana penanaman moral, nilai-nilai estetika, budi pekerti yang luhur dan lain sebagainya. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki dari profesi seorang guru, karena dalam Istilah Jawa bahwa seorang guru adalah seseorang yang harus digugu (dipercaya) dan ditiru ( dicontoh), dari sini kita memahami bahwa guru merupakan profesi yang patut untuk dihargai dan dijunjung tinggi, dan dari Implementasi tersebut maka sepatutnya seorang guru harus menjadi model atau Uswatun Hasanah yang mampu melahirkan siswa dengan kepribadian yang baik sehingga mampu menjadikan dunia pendidikan yang berbasis karakter, bermoral tanpa meninggalkan kearifan budaya lokal. Fenomena yang terjadi di SMPI Yanabi’ul Ulum Plalangan kecamatan Kalisat Jember, bagaimana strategi guru disekolah tersebut dalam membentuk kepribadian siswa melalui pemodelan kognitif social patut untuk di telaah karena ini akan menjadi salah satu cara dalam menjadikan siswa berkepribadian yang baik disekolah maupun diluar sekolah. Keywords: Pemodelan Kognitif Sosial, Kepribadian Siswa
PANDANGAN MUḤAMMAD SA`ĪD RAMAḌĀN AL-BŪṬI TERHADAP MAṢLAḤAH WASIAT WAJIBAH ANAK ANGKAT Mahbubi, Mahbubi; Ludfi, Ludfi
Al Hakam : The Indonesian Journal of Islamic Family Law and Gender Issues Vol 3 No 2 (2023): Al Hakam
Publisher : Study Program of Islamic Family Law, Syari'ah Faculty, University of Al-Hikmah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35896/alhakam.v3i2.615

Abstract

The Compilation of Islamic Law (KHI) regulates mandatory wills for adopted children and adoptive parents, this is stated in article 209 paragraphs (1) and (2). This rule is relatively new when referring to the implementation of mandatory wills implemented in other Islamic countries. In contemporary jurisprudence studies, obligatory wills are only given to heirs who do not receive an inheritance because they are mahjūb by other heirs. The implementation of mandatory wills in Indonesia is considered to involve the mutual benefit of the child and his adoptive parents. Therefore, the focus of this study is to find the suitability of the concept of obligatory wills in KHI with the concept of mashlahah al-Buthi. The type of research used is library research with content analysis, philosophical-hermeneutic and mashlahah approaches. The data collection technique is in the form of documentation through inventory, classification and data evaluation. The results of this research state that mandatory wills in the KHI are only given to adopted children and adoptive parents. This legal formulation is the result of the ijtihad of Indonesian ulama' which aims for the common good. The concept of mashlahah al-Buthi is mashlahah which tries to take the middle path in accordance with what is intended by Syāri', so that giving obligatory wills to adopted children is a real benefit.
Pengujian Kerentanan dan Mitigasi Website SIAKAD Fakultas Kedokteran UNESA dengan OWASP ZAP Rofiq, Fauzan Ainur; Mahbubi, Mahbubi; Kalokajaya, Dewangga Alun; Yunus, Andika Faliyastats; Permana, Riski Surya; Taufiq, Ahmad Marwan; Prismana, I Gusti Lanang Putra Eka; Habibi , Mohammad Wildan
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.3686

Abstract

Keamanan siber merupakan aspek kritis dalam pengelolaan sistem informasi, terutama untuk platform yang menangani data sensitif seperti Sistem Informasi Akademik (SIAKAD). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi keamanan secara mendalam pada website SIAKAD Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surabaya dengan memanfaatkan alat OWASP Zed Attack Proxy (ZAP). Metode pengujian diterapkan melalui beberapa tahapan sistematis, dimulai dari pengumpulan informasi awal, dilanjutkan dengan pemindaian kerentanan otomatis, analisis eksploitasi, evaluasi potensi akses ilegal, hingga penyusunan rekomendasi laporan keamanan yang komprehensif. Hasil investigasi mengungkapkan bahwa sistem tersebut mengandung sejumlah kerentanan dengan tingkat risiko yang bervariasi. Secara total, teridentifikasi 21 jenis peringatan, yang diklasifikasikan mulai dari risiko tinggi, sedang, rendah, hingga informasional. Temuan paling kritis bersumber dari komponen JavaScript yang rentan, sementara insiden terbanyak ditemukan pada kerentanan pemanggilan berkas JavaScript lintas domain. Berbagai kelemahan lain yang termasuk dalam kategori OWASP Top 10 juga terdeteksi, seperti kesalahan konfigurasi keamanan, pengungkapan informasi sensitif, mekanisme autentikasi yang lemah, penggunaan komponen usang, serta kurangnya pengelolaan pencatatan dan pemantauan keamanan yang memadai. Sebagai solusi, penelitian ini merekomendasikan serangkaian langkah mitigasi strategis, termasuk perbaikan konfigurasi kebijakan keamanan konten, penguatan pengaturan cookie, pembaruan komponen secara berkala, dan penerapan header keamanan yang wajib. Simpulan dari studi ini membuktikan bahwa OWASP ZAP merupakan instrumen yang efektif untuk mengaudit keamanan website sekaligus memberikan peta jalan yang jelas bagi perbaikan dan peningkatan postur keamanan digital suatu institusi.