Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Membina Komunitas Belajar Guru: Berbagi Praktik Baik dan Pengalaman untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran di Kabupaten Sabu Raijua Tanggur, Femberianus Sunario; Koroh, Lanny Isabela D.; Benufinit, Yonly A.; Mbuik, Heryon B.; Naitili, Cornelia A.; Enstein, Jhon; Wisnuwardana, I Gede Wayan
BERBAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 3 (2025): BERBAKTI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat | January 2025
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30822/berbakti.v2i3.3958

Abstract

Keterbatasan akses terhadap pelatihan profesional, kurangnya kesempatan untuk berbagi pengalaman antar guru, dan kekurangan sumber daya pendidikan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Kurangnya kolaborasi antara guru berdampak pada kurang inovasi dan kreativitas guru dalam mengelolah kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut, diperlukan untuk membentuk komunitas belajar guru yang dapat memberikan wadah untuk berbagi praktik baik dalam mengelola kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengelolaan pembelajaran yang efektif di Kabupaten Sabu Raijua melalui pembentukan dan pembinaan komunitas belajar guru. Metode pelaksanaan mencakup identifikasi kebutuhan melalui wawancara dan survei, pembentukan komunitas belajar, sesi berbagi praktik terbaik, diskusi reflektif, serta pelatihan dan workshop yang relevan dengan konteks lokal. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan guru, serta kolaborasi yang lebih baik antar guru. Sebanyak 87% peserta merasa lebih percaya diri dalam menerapkan teknik pengajaran baru, dan 91% merasa lebih terhubung dengan rekan sejawat mereka. Selain itu, pembentukan komunitas belajar yang berkelanjutan diharapkan dapat terus memberikan dampak positif bagi kualitas pembelajaran di wilayah ini. Secara keseluruhan, kegiatan ini memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kompetensi guru dan kualitas pendidikan di Kabupaten Sabu Raijua.
Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Sejarah Berbasis Kurikulum Merdeka bagi Guru-guru MGMP Sejarah Se-Kota Kupang Wisnuwardana, I Gede Wayan; Taneo, Malkisedek; Rato, Flafius Selvianus; Dethan, Delsy A.; Neolaka, Stefridan Yantus
Jurnal Kelimutu Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 (2025): Kelimutu Journal of Community Service (KJCS)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/kjcs.v5i1.20759

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk membantu para guru-guru sejarah yang ada di Kota Kupang agar memilki kemampuan yang cukup dalam menyusun modul ajar Sejarah sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Selain itu guru dapat meneliti implementasi pembelajaran Sejarah dalam Kurikulum Merdeka serta dapat menuliskan artikel penelitiannya. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Peserta dalam kegiatan ini adalah guru-guru MGMP sejarah se-Kota Kupang. Pemberian materi dalam kegiatan ini berkaitan pelatihan dan pendampingan penyusunan modul ajar Sejarah sesuai dengan Kurikulum Merdeka; dan melakukan simulasi penggunaan modul ajar dalam pembelajaran Sejarah di Kelas. Hasil yang diharapkan dicapai dalam kegiatan pengabdian ini dimana kemampuan guru yang cukup dalam menyusun modul ajar sejarah dalam pembelajaran serta dapat meneliti implementasi pembelajaran sejarah dalam kurikulum Merdeka serta dapat menuliskan artikel penelitiannya. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal antara lain: a) Penerapan kurikulum merdeka yang mewajibkan terciptanya pembelajaran yang menarik bagi peserta didik serta mendorong peserta didik untuk kreatif, b). Tuntutan kurikulum Merdeka yang memberikan keleluasaan bagi guru untuk melakukan pengembangan modul ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, c) kenyataan di sekolah, guru belum memahami dalam menyusun dan mengembangkan modul ajar.
Memperkenalkan Budaya Belis Manggarai Melalui Teknologi Digital: Pendekatan Kognitivisme Dalam Pembelajaran IPS Tanggur, Femberianus Sunario; Shole, Moh.; Saddam, Saddam; Nuryanti, Nuryanti; Wisnuwardana, I Gede Wayan
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) Vol. 9 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sosiologi-Universitas Muhammadiyah Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59098/jipend.v9i2.2001

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan teknologi digital dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Belis Manggarai melalui pendekatan kognitivisme dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar. Dengan perkembangan teknologi digital yang pesat, pendidikan dihadapkan pada tantangan dalam mengintegrasikan budaya lokal, khususnya budaya Belis, ke dalam kurikulum sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, melibatkan guru, siswa, dan tokoh masyarakat sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media digital seperti video interaktif dan aplikasi pembelajaran meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam memahami budaya Belis. Teknologi digital memungkinkan siswa untuk belajar secara lebih interaktif dan multisensori, memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai budaya Belis. Temuan utama penelitian ini adalah bahwa pembelajaran berbasis teknologi digital tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan, tetapi juga memperkuat keterlibatan emosional siswa terhadap budaya lokal mereka. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan metode pengajaran yang inovatif untuk melestarikan budaya lokal di era digital.
Ecopedagogics of Manggarai Belis Culture: Efforts to Preserve the Symbolic Relationship Between Humans and Nature to Prevent the Commodification of Local Culture Tanggur, Femberianus Sunario; Astuti, Tri Marhaeni Pudji; Shole, Moh; Hermanto, Fredy; wisnuwardana, I Gede Wayan; Nuryanti, Nuryanti; Mirzachaerulsyah, Edwin
JAMBURA GEO EDUCATION JOURNAL Volume 6, Issue 2 (2025): Jambura Geo Education Journal (JGEJ)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jgej.v6i2.33086

Abstract

Local culture shapes the ecological ethics of society, but globalization and commodification often erode its symbolic and ecological meaning. The Belis tradition in Manggarai Regency, East Nusa Tenggara, which is rich in spiritual and ecological values, is now undergoing changes due to modernization. The purpose of this study is to analyze the role of eco-pedagogy in preserving the symbolic relationship between humans and nature through the Belis tradition, identify ecological values, the impact of commodification, and formulate education strategies based on local wisdom. Using a qualitative approach with a case study method, data was collected through interviews, participatory observation, and documentation studies. Thematic analysis was conducted to examine human-nature relations, ecological values, and cultural commodification, with triangulation of sources and member checking for data validity. The results of this study show that the Belis tradition is not only a social and cultural practice, but also functions as a medium for ecological education that instills awareness of the sacred relationship between humans, livestock, and nature. However, the commodification of Belis culture, which has turned livestock into mere economic symbols, has threatened the ecological and spiritual values of this tradition. This research contributes to the development of a local wisdom-based education model for maintaining the relationship between humans and nature. Further research should explore the role of the younger generation in preserving the ecological values of the Belis tradition and formulate an applicable eco-pedagogical model in the context of Manggarai education
Campus Habituation and Digital Culture in Strengthening Communication Ethics Saddam, Saddam; Hermanto, Fredy; Wisnuwardana, I Gede Wayan; Mirzachaerulsyah, Edwin; Tanggur, Femberianus Sunario; Garba, Malami Muhammad; Nuryanti, Nuryanti; Rahmandari, Ismi Arifiana
International Journal of Social Learning (IJSL) Vol. 5 No. 3 (2025): August
Publisher : Indonesian Journal Publisher in cooperation with Indonesian Social Studies Association (APRIPSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/ijsl.v5i3.391

Abstract

This study examines how integrating digital culture values in campus habituation strengthens students’ digital communication ethics as social capital. Using a qualitative descriptive method in Mataram City, data were collected from students, lecturers, staff, and campus leaders through interviews and observations. Findings reveal that students recognize the importance of digital values such as netiquette, digital literacy, and digital citizenship. However, the implementation of these values remains inconsistent and unstructured. Ethical awareness in digital communication varies among students, especially regarding personal social media use. Despite these challenges, digital platforms like WhatsApp and Instagram support the development of bonding and bridging social capital through trust-building and collaboration. The study suggests the need for structured campus policies, regular digital ethics training, curriculum integration, and digital communities to foster ethical digital behavior in academic settings.
Persepsi Masyarakat Suku Boti Terhadap Agama Dan Pendidikan Di Desa Boti Kecamatan Ki’e Kabupaten Timor Tengah Selatan Solle, Serliani Mariani; Taneo, Malkisedek; Wisnuwardana, I Gede Wayan
FLORESIENSIS Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/floresiensis.v4i1.17757

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan adat istiadat dengan masuknya agama dan Pendidikan di Desa Boti Kecamatan Ki’e Kabupaten Timor Tengah Selatan dan persepsi Masyarakat suku Boti terhadap agama dan Pendidikan di Desa Boti Kecamatan Ki’e Kabupaten Timor Tengah Selatan. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penentuan informan dilakukan secara snowball sampling. Teknik pengumpulan data: wawancara, observasi dan studi dokumen. Teknik analisis data: Teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Masuknya agama dan pendidikan telah mengubah adat istiadat Masyarakat Suku Boti, membagi mereka menjadi dua kelompok: Boti Dalam dan Boti Luar. Boti Dalam masih setia pada adat istiadat, tanpa agama dan pendidikan formal, sementara Boti Luar menganut agama Kristen dan menerima pendidikan, serta mengikuti perkembangan zaman. (2) Persepsi Boti Dalam memandang agama leluhur sebagai pedoman hidup yang mengacu pada 9 hari yang diisi dengan larangan, di mana pelanggaran dapat menimbulkan malapetaka.
Permainan Tradisional Sebagai Ruang Belajar Sosial: Refleksi Siswa Terhadap Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Dasar Nuryanti, Nuryanti; Handoyo, Eko; Hermanto, Fredy; Tanggur, Femberianus Sunario; Wisnuwardana, I Gede Wayan
JUPEIS : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 4 No. 3 (2025): JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial
Publisher : Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jupeis.Vol4.Iss3.1640

Abstract

Permainan tradisional merupakan warisan budaya yang mengandung nilai sosial, edukatif, dan moral penting, serta berpotensi sebagai ruang belajar sosial dalam pembentukan karakter siswa. Namun, di tengah dominasi teknologi dan permainan digital, minat siswa sekolah dasar terhadap permainan tradisional menurun, sehingga berpengaruh pada berkurangnya kesempatan belajar nilai-nilai sosial secara alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana permainan tradisional yang diintegrasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat berfungsi sebagai ruang belajar sosial dan media pembentukan karakter bagi siswa sekolah dasar. Pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologis, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi, lalu dianalisis secara tematik menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional seperti gobak sodor, engklek, dan egrang tidak hanya menghadirkan kesenangan, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai karakter seperti kerja sama, tanggung jawab, disiplin, dan empati secara alami. Kegiatan ini berperan sebagai ruang interaksi sosial yang memperkuat komunikasi, toleransi, dan ketahanan mental siswa. Meskipun terdapat tantangan seperti pengaruh gadget dan keterbatasan fasilitator, permainan tradisional tetap berpotensi menjadi media efektif dalam pendidikan karakter yang kontekstual dan berakar pada budaya lokal. Penelitian ini menegaskan pentingnya mengintegrasikan permainan tradisional dalam ekstrakurikuler sebagai ruang belajar sosial yang menyenangkan dan bermakna untuk pembentukan karakter anak.