Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PERANCANGAN PRIMER SECARA IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI GEN IGF1 MENGGUNAKAN APLIKASI BIOINFORMATIKA chan, suwarny; Titi Purnama; Sanatang
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 10 No. 1 (2025): Bioma : Januari - Juni 2025
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Insulin-like Growth Factor 1 (IGF1) is a gene that plays a vital role in cell growth and development in mammals. Proper primer design is crucial for successful target gene amplification through PCR technique. This study aims to design and analyze specific primers for IGF1 gene amplification using an in silico approach. The methods employed include sequence analysis using MEGA 11, primer design using Primer3Plus, and primer validation using Clone Manager Demo 9. Evaluation of the designed primers demonstrated optimal characteristics according to PCR parameters, including nucleotide size, melting temperature, and appropriate GC percentage. Secondary structure analysis confirmed the absence of primer-dimer formation and hairpin structures that could potentially reduce amplification effectiveness. In silico analysis showed that the designed primers have high specificity to the target gene and are predicted to amplify a 325 bp DNA fragment. This research has produced primer designs that can be used effectively and specifically for IGF1 gene amplification in subsequent studies https://docs.google.com/document/d/1iPjWY0R-uTUXNQGJCmWf6L1lrg7-IHh6/edit?usp=sharing&ouid=113416817180411207854&rtpof=true&sd=true
ANALISIS PERBANDINGAN SEDIMEN KRISTAL ASAM URAT PADA PENDERITA ARTRITIS GOUT YANG OBESITAS DAN BUKAN OBESITAS DI RSUD KOTA KENDARI Titi Purnama; Armayani; Dartin
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. I (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883./3

Abstract

Artritis gout merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat dari deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. Atritis Gout sering dikaitkan dengan obesitas. Orang dengan kegemukan mempunyai kecenderungan mengalami peningkatan kadar asam urat dalam darah. Sehingga dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah, memicu terjadinya peningkatan kristal asam urat dalam urin.Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah 55 orang penderita artritis gout di RSUD Kota Kendari dengan besar sampel 25. Metode pengambilan sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis menggunakan uji statistik Mann Whitney.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita artritis gout yang obesitas sebanyak 2 orang (18%) mempunyai sedimen kristal asam urat normal dan sebanyak 9 orang (82%) mempunyai sedimen kristal asam urat abnormal. Sedangkan penderita artritis gout yang bukan obesitas sebanyak 10 orang (71%) mempunyai sedimen kristal asam urat normal dan hanya sebanyak 4 orang (29%) mempunyai sedimen kristal asam urat abnormal. Sehingga terdapat perbedaan antara penderita artritis gout yang obesitas dan bukan obesitas terhadap sedimen kristal asam urat di RSUD Kota Kendari. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai uji statistik Mann Whitney yang mempunyai nilai signifikan 0,001, dimana sig <0,05 menunjukkan H0 ditolak dan Ha diterima.Dari hasil penelitian ini maka perlu adanya pencegahan obesitas pada penderita artritis gout dan pengaturan pola makan agar dapat mencegah terjadinya peningkatan sedimen kristal dalam urin pada penderita artritis gout
PENGGUNAAN GIEMSA SEBAGAI ALTERNATIF PEWARNA PENGGANTI CARBOL FUCHSIN DAN METHILEN BLUE PADA PEWARNAAN BTA METODE ZIEHL NEELSEN Titi Purnama; Tasnim; Rafiah
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.4.2.2

Abstract

Pewarnaan BTA menggunakan pewarnaan Ziehl nelsen dengan komposisi larutan pewarnaan BTA metode Ziehl-Neelsen adalah larutan Carbol fuchsin, alcohol asam, metilen blue yang selama ini merupakan gold standar pemeriksaan BTA namun bahan yang dibutuhkan seperti Carbol Fuchsin, Methilen Blue terjadi kendala dalam mendapatkannya sementara suspeck harus segera dilakukan pemeriksaan untuk mendapatkan penanganan sehingga digunakan Giemsa. Untuk komposisi larutan Giemsa yang biasa digunakan adalah Azur II-Eosin, Azur II, Gliserin dan Metil alcohol. Yang memiliki kemampuan mewarnai sel sehingga dapat dijadikan sebagai alternative. Dengan ini penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan giemsa sebagai alternatif pewarna pengganti carbol fuchsin dan Methilen Blue pada pewarnaan BTA metode Ziehl Neelsen. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian Pre-eksperimen yakni dilakukan treetmen pada pewarnaan preparat BTA dengan menggunakan larutan Giemsa yakni masing-masing konsentrasi 2,5%, konsentrasi 3,0%, konsentrasi 3,5 larutan Giemsa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel sputum yang disajikan sebagai preparat berjumlah 33 sampel. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik non parametrik (Kruskal Wallis Test). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai sig 0.000 < α (0,05) maka terdapat Perbedaan variasi Giemsa sebagai altenatif pewarna pengganti carbol fuchsin dan Methilen Blue pada pewarnaan BTA metode Ziehl Neelsen. Hasil pewarnaan preparat BTA menggunakan zehl neelsen sebagai control dengan indikator hasil pewarnaan jelas (bentuk basil dan berwarna merah). Sedangkan pewarnaan preparat BTA menggunakan giemsa konsentrasi 2,5% mendapatkan hasil yang kurang jelas, giemsa konsentrasi 3,0% mendapatkan hasil yang cukup jelas, giemsa konsentrasi 3,5% mendapatkan hasil yang jelas. Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan Giemsa dgn variasi konsentrasi yang lebih banyak dan variasi waktu pewarnaan untuk mendapatkan konsentrasi dan waktu yang paling efektif
HUBUNGAN KONSUMSI MEROKOK DENGAN KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA MASYARAKAT PESISIR DESA BANABUNGI KECAMATAN KADATUA KABUPATEN BUTON SULAWESI TENGGARA Titi Purnama; Sunarsih; Dewi Kumalasari
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.5.2.7

Abstract

LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan jenis lipoprotein yang paling banyak mengangkut kolesterol di dalam tubuh. Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar LDL, dimana nikotin yang merupakan salah satu unsur pada rokok merangsang sekresi katakolamin, meningkatkan lipolisis, dan meningkatkan asam lemak bebas. Kadar LDL yang berlebihan dalam darah akan meningkatkan resiko penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri yang di ikuti dengan terjadinya aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan konsumsi merokok dengan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) didalam darah pada masyarakat pesisir pantai Desa Benabungi Kecamatan Kadatua kabupaten Buton Sulawesi Tenggara Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan rancangan Case Control Study. Populasi pada penelitian ini adalah pria dewasa merokok di pesisir Desa Banabungi Selatan Kecamatan Kadatua Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara berjumlah 26, Sampel diperoleh dengan metode total sampling. Metode analisis menggunakan u. Analisis data menggunakan Uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan uji mann whitney menunjukan mean rank atau rata-rata perokok aktif 11.33 lebih rendah dari pada rata-rata perokok aktif 14.15, maka dapat disimpulkan bahwa perokok aktif beresiko memiliki kadar LDL yang abnormal dibandingkan perokok aktif. Nilai U sebesar 47.0 dan nilai W sebesar 68.0. apabila dikonversikan ke nilai Z - 0.913, Nilai sig atau P value sebesar 0.361 > 0.05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap konsumsi merokok pada kategori perokok aktif dan pasif dengan kadar low density lipoprotein (LDL). Diharapkan bagi masyarakat, disarankan tidak merokok untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol. Bagi instansi terkait untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya merokok. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan kebiasaan merokok seperti pemeriksaan hipertensi, kolesterol total, kolesterol HDL, dan Trigliserida.
PERBANDINGAN JUMLAH SEL DARAH (LEUKOSIT,TROMBOSIT DAN ERITROSIT PADA PENDERITA DIABETES MILETUS TIPE 2 DENGAN ULKUS DIABETIKUM DAN YANG TIDAK MENGALAMI ULKUS DIABETIKUM DI RSUD KAB.BOMBANA Sanatang; Titi Purnama; Nur Safitri
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.6.2.4

Abstract

DM Tipe 2 adalah penyakit yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah yang disebapkan oleh resistensi insulin. Dm Tipe 2 dapat menyebapkan komplikasi seperti ulkus diabetikum. ulkus dapat mempengaruhi jumlah sel darah pada manusia. Tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui perbandingan jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit pada penderita DM Tipe 2 dengan ulkus diabetikum dan yang tidak mengalami ulkus diabetikum di RSUD Kabupaten Bombana. Jenis penelitian megunakan compreative study dengan rancangan ekperimen laboratory jumlah sampel sebanyak 22 responden 11 responden yang mengalami ulkus dan 11 responden yang tidak mengalami ulkus. hasil penelitian menunjukan bahwa pada penderita diabetes miletus Tipe 2 yang mengalami ulkus dan yang tidak mengalami ulkus diabetik di peroleh hasil pemeriksaan sel darah eritrosit dapat dilihat bedasarkan nilai signifikan 0,170 bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah eritrosit, dan pada hasil pemeriksaan sel darah trombosit nilai signifikan 0,743 tidak terdapat perbedaan jumlah trombosit Sedangkan pada hasil pemeriksaan jumlah sel leukosit nilai signifikan 2,361 terdapat perbedaa pada responden yang mengalami ulkus diabetik dan yang tidak mengalami ulkus diabetik Kesimpulan pada hasil pemeriksaan jumlah sel darah eritrosit,trombosit, tidak terdapat perbedaan pada penderita DM tipe 2 yang ulkus dan yang tidak ulkus sedangkan jumlah leukosit terdapat perbedaan pada penderita DM tipe 2 yang ulkus dan yang tidak ulkus,
HUBUNGAN KONSUMSI MEROKOK DENGAN KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA MASYARAKAT PESISIR DESA BANABUNGI KECAMATAN KADATUA KABUPATEN BUTON SULAWESI TENGGARA Titi Purnama; Sunarsih; Dewi Kumalasari
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.6.1.3

Abstract

LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan jenis lipoprotein yang paling banyak mengangkut kolesterol di dalam tubuh. Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar LDL, dimana nikotin yang merupakan salah satu unsur pada rokok merangsang sekresi katakolamin, meningkatkan lipolisis, dan meningkatkan asam lemak bebas. Kadar LDL yang berlebihan dalam darah akan meningkatkan resiko penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri yang di ikuti dengan terjadinya aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan konsumsi merokok dengan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) didalam darah pada masyarakat pesisir pantai Desa Benabungi Kecamatan Kadatua kabupaten Buton Sulawesi Tenggara Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan rancangan Case Control Study. Populasi pada penelitian ini adalah pria dewasa merokok di pesisir Desa Banabungi Selatan Kecamatan Kadatua Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara berjumlah 26, Sampel diperoleh dengan metode total sampling. Metode analisis menggunakan u. Analisis data menggunakan Uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan uji mann whitney menunjukan mean rank atau rata-rata perokok aktif 11.33 lebih rendah dari pada rata-rata perokok aktif 14.15, maka dapat disimpulkan bahwa perokok aktif beresiko memiliki kadar LDL yang abnormal dibandingkan perokok aktif. Nilai U sebesar 47.0 dan nilai W sebesar 68.0. apabila dikonversikan ke nilai Z - 0.913, Nilai sig atau P value sebesar 0.361 > 0.05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap konsumsi merokok pada kategori perokok aktif dan pasif dengan kadar low density lipoprotein (LDL). Diharapkan bagi masyarakat, disarankan tidak merokok untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol. Bagi instansi terkait untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya merokok. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan kebiasaan merokok seperti pemeriksaan hipertensi, kolesterol total, kolesterol HDL, dan Trigliserida.
PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LDL (Low Density Lipoprotein) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIRECT (Homogenous Assay) DAN METODE INDIRECT ( Friedewald ) DI RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA Titi Purnama; Muhammad Erwan Dewa
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.6.2.10

Abstract

LDL adalah lipoprotein dalam plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang dan kolesterol tinggi. Pengukuran kadar LDL dapat ditentukan dengan menggunakan metode direk dan indirek (formula friedewald). Pemeriksaan menggunakan metode direct digunakan pada saat parameter pemeriksaan hanya memeriksa parameter LDL saja, sedangkan metode indrect digunakan pada saat pemeriksaan LDL disertai dengan parameter fraksi lipid lengkap yaitu kolesterol, trigliserida dan HDL. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik secara cross sectional. Sampel yang digunakan adalah 37 sampel hasil pemeriksaan kadar LDL metode direct dan metode indirect. Pemeriksaan kadar LDL direct menggunakan BA 400 Bio System dengan metode enzimatik (homogenous assay). Hasil penelitian perbandingan hasil pemeriksaan kadar LDL menggunakan metode direct (homogenous assay) dengan metode indirect (friedewald) menggunakan uji statistik Paired t-test, menunjukkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan kadar LDL metode direct (homogenous assay) dengan metode indirect (friedewald). Metode Direk lebih baik digunakan karena mempunyai keuntungan dapat mengukur secara langsung bila dibandingkan dengan formula Friedewald Pertimbangan utama dalam mengadopsi metode homogen (homogeneous assay) adalah Keandalan analitik yang ditetapkan oleh NCEP berupa kesalahan total (bias+1,96 CV) <12% dari nilai sebenarnya, total kesalahan ini dapat diterima dan paling mendekati dengan gold standard pemeriksaan LDL bila dibandingkan dengan metode indirek (formula friedewald) yang menggunakan perhitungan kadar LDL melibatkan 3 parameter lipid sehingga hasil perhitungannya tergantung pada ketepatan ketiga parameter tersebut.
ANALISIS QUALITY CONTROL PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN PADA ALAT HEMATOLOGY ANALYZER Titi Purnama; Atri
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 5 No. 1 (2021): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.5.2.6

Abstract

Quality control merupakan suatu rangkai pemeriksaan analitik untuk mendeteksi kesalahan dan memastikan bahwa sistem mutu yang dilaksanakan berjalan dengan benar serta menjamin hasil. Alat Hematology Analyzer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui hasil cepat tetapi masih ada alat yang tidak melakukan quality control dengan baik sehingga membuat hasil tidak akurat dan dipertanyakan kebenarannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa quality control pada pemeriksaan hemoglobin menggunakan kontrol laboratorium. Jenis penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu bahan kontrol level low, level normal dan level high. Hasil penelitian quality control pemeriksaan hemoglobin level low dengan nilai target 5,5 g/dL didapatkan hasil analisa rata-rata 5.43 g/dL dengan standar deviasi (SD) 0.06 , koefisien variasi (KV) 1.21 dan bias -0.01 %. Hasil analisa level normal dengan nilai target 12 g/dL didapatkan hasil rata-rata 12 g/dL dengan standar deviasi (SD) 0,14, koefisien variasi (KV) 1,16 dan bias 0,00. Hasil analisa level high dengan nilai target 15,8 g/dL didapatkan analisa rata-rata 15,63 g/dL dengan standar deviasi (SD) 0,08, koefisien variasi (KV) 0,56 dan bias -0,01. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam pengawasan Quality control pemeriksaan hemoglobin di UPTD Puskesmas Abeli kota kendari didapatkan hasil akurasi dan presisi yang baik. Pada westgrad multirule tidak ada angka quality control yang melewati batas aturan westgard multirule sehingga quality control pemeriksaan hemoglobin memenuhi target pelayanan analisa sampel pasien.Diharapkan dapat dilanjutkan pelaksanaan quality control ini agar dapat menjadi tolak ukur keberhasil pelayanan laboratorium.
IDENTIFIKASI INTERLEUKIN-6 PADA PASIEN DIABETES MELITUS (DM) TIPE II YANG HIPERTENSI DAN NON HIPERTENSI Suwarny Ruhi; Titi Purnama; Helmawati Pasomba
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.7.1.7

Abstract

Diabetes Melitus adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah lebih tinggi dari normal atau hiperglikemia karena tubuh tidak dapat mensekresi atau menggunakan hormon insulin secara cukup. Salah satu penyakit yang sering menyertai penderita diabetes Melitus adalah Hipertensi. Pada DM Tipe 2 terjadi hiperglikemia yang cenderung menimbulkan stres oksidatif yang memicu auto oksidasi glukosa sehingga terbentuk ROS (Reactive Oxygen Spesies), oksigen radikal akan merusak DNA inti sehingga proses glikolisis terganggu dan menyebabkan munculnya jalur AGE dan meningkatkan kadar IL-6 penyebab kerusakan vaskuler. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya Interleukin-6 (IL–6) pada pasien diabetes Melitus tipe II yang hipertensi dan non hipertensi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita Diabetes Melitus tipe II yang menjalani perawatan inap dan perawatan jalan di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari sebanyak 6 orang. Populasi tersebut kemudian dijadikan sebagai sampel. Usia tertinggi pasien DM Tipe II yang non hipertensi adalah 86 tahun dengan kadar glukosa 330 mg/dl serta tekanan darah 120/80 mm/Hg sedangkan yang usia terendah 45 tahun dengan kadar glukosa 245 mg/dl serta tekanan darah 110/90. Usia tertinggi pasien DM Tipe II yang hipertensi adalah 63 tahun dengan kadar glukosa 235 mg/dl serta tekanan darah 130/90 mm/Hg sedangkan yang usia terendah 46 tahun dengan kadar glukosa 249 mg/dl serta tekanan darah 140/100. Hasil pemeriksaan interleukin-6 pada pasien DM tipe 2 yang mengalami hipertensi dan non hipertensi dinyatakan negatif. Untuk penelitian selanjutnya pemeriksaan interleukin 6 pada penderita DM yang hipertensi dan non hipertensi perlu dilakukan dengan menggunakan metode ELISA dan menggunakan sampel dengan jumlah yang lebih banyak.
MUTASI GEN TMPRSS 6 TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA PETANI PADI YANG TERPAPAR PESTISIDA DI DESA TANGGONDIPO KECAMATAN UEPAI KABUPATEN KONAWE Titi Purnama; Tasman; Trisnawati
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.7.1.8

Abstract

Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara menggambarkan prevalensi anemia sebesar 67,3%, antara lain disebabkan oleh asupan gizi yang masih rendah. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 8 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pengukuran kadar hemoglobin dengan jumlah sampel 7 responden. Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri dari darah EDTA untuk mengukur kadar hemoglobin dan serum petani padi untuk mendeteksi mutasi gen TMPRSS 6. Hasil penelitian mutasi gen TMPRSS 6 pada petani yang memiliki kadar hemoglobin rendah di Puskesmas Uepai adalah genotipe CC (0%). Genotipe CT (57%) terdapat pada sampel 1, 2, 3 dan 7 ditandai dengan munculnya pita berukuran 331 bp, 225 bp dan 151 bp. Genotipe TT (42.85%) terdapat pada sampel 4, 5 dan 6 yang ditandai dengan muncul pita berukuran 331 dan 151 bp. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua petani padi yang memiliki kadar hemoglobin rendah membawa alel T yang merupakan faktor resiko terjadinya anemia. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan sekuensing DNA untuk mengetahui jenis mutasi DNA gen TMPRSS 6 yang terjadi.