Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengembangan Teknologi GeoNode Sebagai Geoportal Tata Ruang di Kota Balikpapan Widyantoro, Bimo Aji; Pamungkas, Srirahadita
COMPACT: Spatial Development Journal Vol 3 No 2 (2024): COMPACT
Publisher : Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35718/compact.v3i2.1291

Abstract

The implementation of Geographic Information System (GIS)-based technology in urban spatial planning is increasingly important in supporting the management and proper decision-making. Effective spatial planning requires access to accurate and easily accessible spatial data. GeoNode is an open source platform for spatial data management and sharing, which can provide effective solutions in supporting digital-based spatial information systems. This study aims to develop and implement GeoNode as a supporting tool in spatial management in Balikpapan City. The methods used include spatial data collection, GeoNode infrastructure development, and integrating data from various sources. The results of the study indicate that GeoNode can improve efficiency in accessing, visualizing, and creating spatial data. GeoNode can be a reliable geoportal in providing real-time access to more inclusive spatial data. The application of GeoNode technology as a medium for sharing and disseminating spatial data can be a model for the development of spatial information systems in Balikpapan City.
Analisis Perubahan Distribusi Urban Heat Island Berdasarkan Faktor Kerapatan Vegetasi di Kota Mataram Pamungkas, Srirahadita; Membala, Sarah
COMPACT: Spatial Development Journal Vol 3 No 2 (2024): COMPACT
Publisher : Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35718/compact.v3i2.1292

Abstract

Fenomena Urban Heat Island (UHI) terjadi ketika suhu di pusat kota lebih tinggi dibandingkan dengan daerah di sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh alih fungsi lahan yang mengurangi area hijau dan digantikan oleh permukaan yang menyerap panas, seperti jalan atau bangunan. Kota Mataram, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengalami peningkatan suhu, dengan suhu tertinggi tercatat mencapai 34,8°C pada 2019 dan 36,2°C pada 2023. Selain itu, penggunaan lahan juga meningkat dari 6.129 ha pada 2019 menjadi 6.130 ha pada 2023. Penurunan luas vegetasi dan semakin berkembangnya kawasan perkotaan memicu terjadinya fenomena UHI. Untuk itu, penelitian ini menggunakan citra satelit untuk menganalisis perubahan suhu dan kerapatan vegetasi di Kota Mataram guna mengetahui faktor penyebab dan distribusi UHI.  
Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Pola Penyebaran Lahan Terbangun di Kota Balikpapan Berbasis Shannon's Entropy Gizela, Berly; Puspita Dewi, Dhyah; Inri Pratama, Maryo; Pamungkas, Srirahadita
Dewantara Journal of Technology Vol. 5 No. 1 (2025): Dewantara Journal of Technology Volume 5 Nomor 1
Publisher : Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sektor industri besar dan menengah pengolahan di Kota Balikpapan memberikan kontribusi sebesar 47,26% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang menunjukkan peran strategis sektor ini dalam perekonomian kota. Pembangunan industri di Balikpapan juga selaras dengan arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Balikpapan tahun 2005–2025, yang menempatkan industri sebagai salah satu dari lima dimensi utama pembangunan kota. Perkembangan industri mendorong peningkatan jumlah tenaga kerja dan aktivitas ekonomi yang kemudian menyebabkan terjadinya migrasi menuju kawasan industri. Kondisi ini menuntut penyediaan lahan pendukung, seperti permukiman dan infrastruktur, sehingga mendorong konversi lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun. Perubahan ini memicu terbentuknya pola spasial tertentu dalam penyebaran lahan terbangun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perkembangan industri terhadap pola penyebaran lahan terbangun di Kota Balikpapan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan mengombinasikan model Shannon Entropy, data penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan pola penyebaran lahan terbangun dari pola ribbon development menjadi leapfrog terhadap industri maupun jalan.
Effect of Land Use Change on Groundwater Recharge Potential in the Water Catchment Areas of East Balikpapan Pamungkas, Srirahadita; Wildania Al Gani, Akhmel; Adhar, Khairunnisa
Dewantara Journal of Technology Vol. 5 No. 1 (2025): Dewantara Journal of Technology Volume 5 Nomor 1
Publisher : Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balikpapan City has experienced consistent population growth, with an increase of 19,000 residents in 2023 and an additional 4,600 people between January and March 2024. This population growth has significantly impacted land demand, particularly in East Balikpapan District, which covers an area of 137.16 km² with a population of 102,959 and a population density of 868.04 people/km². According to Balikpapan Mayor Regulation No. 22 of 2021 on the Detailed Spatial Plan (RDTR), and based on the Strategic Environmental Assessment (KLHS), a total of 630.34 hectares has been designated as water catchment zones across the sub-districts of Manggar, Manggar Baru, and Lamaru. However, the 2021–2026 Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) of Balikpapan indicates ongoing land use mismatches due to community practices that are inconsistent with spatial allocations. The 2023 Balikpapan Environmental Protection and Management Plan (RPPLH), through the DPSIR (Driving Force–Pressure–State–Impact–Response) analysis, indicates a decline in environmental carrying capacity caused by unplanned land clearing, reduced open spaces, and the shrinking of both water catchment areas and forest zones. An analysis of water catchment potential shows a notable shift: in 2014, 74% of the area was considered less suitable; in 2019, 58% was moderately suitable; and by 2024, 86% was moderately suitable. Land use conversion predominantly occurred between 2014–2019, with 136.99 hectares changing from fields/gardens to forest, and between 2019–2024, from forest to shrubs—both within high-potential zones.
Analisis Mitigasi Bencana Banjir Berbasis Pemanfaatan Ruang Berdasarkan Tingkat Kerentanan Bencana di Kecamatan Balikpapan Selatan Suvana, Noermaya; Pamungkas, Srirahadita; Ariyaningsih
Dewantara Journal of Technology Vol. 5 No. 1 (2025): Dewantara Journal of Technology Volume 5 Nomor 1
Publisher : Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Balikpapan Selatan merupakan salah satu wilayah yang tergolong rentan terhadap bencana banjir, dengan luas wilayah mencapai 3.880,96 hektare. Topografi kawasan ini sebagian besar berupa dataran rendah, berada di sekitar aliran sungai, dan terletak di wilayah pesisir, sehingga menjadikannya sangat rawan terhadap banjir. Banjir di wilayah ini berkaitan erat dengan kondisi tata ruang dan lingkungan, seperti sistem drainase yang kurang optimal, terbatasnya infrastruktur mitigasi, minimnya kawasan resapan air, tingginya curah hujan, serta meluapnya sungai yang melintasi kecamatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi mitigasi banjir berbasis pemanfaatan ruang yang disesuaikan dengan tingkat kerentanan wilayah. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis overlay untuk menentukan tingkat kerentanan banjir, serta analisis deskriptif kualitatif dalam merumuskan rekomendasi mitigasi bencana. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi meliputi Kelurahan Damai Bahagia, Damai Baru, Sepinggan, Gunung Bahagia, dan Sungai Nangka. Sementara itu, wilayah yang termasuk dalam kategori kerentanan sedang berada di Kelurahan Sepinggan Raya dan Sepinggan Baru. Mitigasi berbasis pemanfaatan ruang dapat dilakukan melalui pengendalian pemanfaatan lahan sesuai dengan rencana pola ruang, penerapan teknologi biopori atau sumur resapan pada kawasan terbangun, serta pengembangan wilayah dengan proporsi 70% area terbangun dan 30% ruang terbuka hijau.
Analisis IFAS EFAS Infrastruktur Wisata Pantai Corong Berdasarkan Kriteria Pengembangan Pariwisata 6A Adhar, Khairunnisa; Pamungkas, Srirahadita; Syafitri, Elin Diyah; Ilhami, Putri Fatimatuzzahroh
Dewantara Journal of Technology Vol. 5 No. 1 (2025): Dewantara Journal of Technology Volume 5 Nomor 1
Publisher : Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Corong merupakah salah satu wisata bahari di Penajam Paser Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan infrastruktur wisata Pantai Corong di Kabupaten Penajam Paser Utara melalui analisis IFAS dan EFAS berdasarkan pendekatan 6A (Attraction, Accessibility, Amenities, Accommodation, Ancillary, dan Activities). Metode yang digunakan adalah mix methods yaitu menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif melalui observasi, wawancara dan kuesioner. Faktor internal dan eksternal dianalisis untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan kawasan. Hasil analisis IFAS menunjukkan skor 0,15 dan EFAS sebesar 0,46, yang menunjukkan bahwa Pantai Corong memiliki kekuatan dan peluang yang lebih besar dibanding kelemahan dan ancaman. Kawasan ini berada pada kuadran I dalam matriks SWOT, menandakan posisi strategis untuk pertumbuhan. Daya tarik alam, festival layang-layang, dukungan Pokdarwis, dan aktivitas wisata menjadi kekuatan utama, sementara peluang berasal dari dukungan pemerintah dan potensi kolaborasi dengan UMKM. Strategi yang direkomendasikan adalah strategi pertumbuhan agresif dengan mengoptimalkan potensi internal, meningkatkan kualitas infrastruktur, serta memperkuat kolaborasi antar-pemangku kepentingan guna mendorong pengembangan wisata yang berkelanjutan.
SOSIALISASI SERTA PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA UNTUK KESEHATAN MANDIRI Puspita Dewi, Dhyah; Adhar, Khairunnisa; Pamungkas, Srirahadita; Membala, Sarah; Widyantoro, Bimo Aji; Zaidah, Dhinya Atus; Widiyanti, Tria; Ramadhan, Novalias Alfalaqi; Sinaga, Vien Natasya Br.; Saputra, Maulana
PIKAT Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat ITK Vol. 6 No. 1 (2025): PIKAT : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Institut Teknologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35718/pikat.v6i1.1325

Abstract

Globalisasi dan modernisasi telah menggeser gaya hidup masyarakat, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan kesehatan. Masyarakat perkotaan, seperti di RT 61 Kelurahan Sepinggan Baru, Kecamatan Balikpapan Selatan, cenderung bergantung pada obat-obatan kimia buatan pabrik yang sering kali mahal dan memiliki efek samping. Oleh karena itu, program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebagai sumber daya kesehatan mandiri. Melalui sosialisasi, penanaman, dan penyerahan pengelolaan TOGA, masyarakat diajak untuk memanfaatkan lahan kosong di lingkungan mereka sebagai "apotek hidup." Program ini berhasil menanam 300 bibit TOGA dan membentuk kelompok pengelola yang bertanggung jawab atas keberlanjutan program. Hasil ini menunjukkan bahwa pendekatan partisipatif dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk mendukung kesehatan masyarakat berbasis kearifan lokal.