Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EDUKASI PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK DALAM MENCEGAH PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN Aqsyari, Rizki; Budi Santoso; Yovita Prabawati
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i1.383

Abstract

Limbah organik yang membusuk dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit, sehingga berisiko meningkatkan angka kejadian penyakit menular. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pengelolaan limbah organik dalam upaya mencegah penyakit berbasis lingkungan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dan tanya jawab. Pengabdian masyarakat dilaksanakan pada 14 November 2024 dan diikuti oleh 33 peserta dari SMA Negeri 2 Sukoharjo. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang direncanakan, dengan pemaparan materi mengenai pengelolaan limbah organik. Program edukasi yang disampaikan mencakup jenis-jenis limbah organik, dampaknya terhadap kesehatan, serta cara-cara pengelolaannya. Berdasarkan hasil evaluasi, terjadi peningkatan pengetahuan peserta, yang ditunjukkan oleh hasil post-test yang meningkat dari 59,09% menjadi 73,93%. Dengan demikian, kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo telah berjalan sesuai dengan tujuan dan harapan serta memberikan dampak positif bagi peserta dalam meningkatkan pemahaman mengenai manfaat pengelolaan. Kata kunci: edukasi; limbah organik; lingkungan; siswa Decaying organic waste can serve as a breeding ground for disease vectors, thereby increasing the incidence of infectious diseases. This community service activity aims to provide education on organic waste management as an effort to prevent environmentally-based diseases. The method used in this activity is lectures and question-and-answer sessions. The community service was conducted on November 14, 2024, and was attended by 33 participants from SMA Negeri 2 Sukoharjo. The activity proceeded as scheduled, featuring the presentation of materials on organic waste management. The educational program covered the types of organic waste, its impact on health, and management methods. Based on the evaluation results, there was an increase in participants' knowledge, as indicated by the post-test scores, which improved from 59.09% to 73.93%. Thus, the community service activity conducted at SMA Negeri 2 Sukoharjo was successfully carried out according to its objectives and expectations, providing a positive impact on participants by enhancing their understanding of the benefits of organic waste management in preventing environmentally-based diseases. Keywords: education; organic waste; environment; students
Meta-Analysis the Effect of Excessively Loud Sounds on Noise Induced Hearing Loss in Manufacturing Industry Workers Aqsyari, Rizki; Sumardiyono, Sumardiyono; Murti, Bhisma
Journal of Epidemiology and Public Health Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/jepublichealth.2023.08.02.12

Abstract

Background: Noise that exceeds the threshold value can cause work-related illness, which can be in the form of hearing loss or damage to the ear either temporarily or permanently after being exposed for a certain period of time without adequate protection. Noise-induced hearing loss (NIHL) is a working condition that often occurs in various industrial spectrums. This study aims to estimate the magnitude of the effect of noise on NIHL in manufacturing industry workers.Subjects and Method: This research is a systematic review and meta-analysis. Article search was carried out based on the PICO Model eligibility criteria including: P= Manufacturing industry worker; I= Noise intensity ≥85 dB; C= Noise intensity <85 dB; O= NIHL. The articles used come from 3 databases, namely: PubMed, Google Scholar, and Science Direct. The keywords used include “hearing loss” AND “noise-induced hearing loss” AND “manufacturing industry” AND “cross-sectional study”. The inclusion criteria in this study included full-text articles with a cross-sectional study design, the adjusted odds ratio (aOR) was used, the articles were published in the 2003-2022 range, and the outcome was NIHL. Articles were analyzed using the PRISMA diagram and the Review Manager 5.3 application.Results: A meta-analysis of 10 articles from Arab Saudi, Ethiopia, Kuwait, Tanzania, Thailand, Cina, Yordania, Norwegia, and Iran showed that ≥85 dB noise increases the likelihood of NIHL in industrial manufacturing workers. Manufacturing workers exposed to noise intensity of ≥85 dB increased NIHL by 1.90 times compared to manufacturing workers exposed to <85 dB of noise, and this result was statistically significant (aOR= 1.90; CI 95%= 1.61 to 2.26; p< 0.001).Conclusion: A meta-analysis of 10 cross-sectional studies concluded that noise increases the incidence of NIHL in manufacturing industry workers. Keywords: noise intensity, NIHL, manufacturing industry workers Correspondence: Rizki Aqsyari. Master’s Program in Public Health, Master’s Program, Universitas Sebelas Maret. Jl ir sutami no 36A Jebres, Surakarta. Email: Rizkiaqsyarid@gmail.com. Mobile: +6281272778423.
DETERMINAN KESEHATAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE DI SUKOHARJO, JAWA TENGAH TAHUN 2023: ANALISIS SPASIAL Aqsyari, Rizki; Dwi Nursanti, Anastasia Lina; Tirta Dharma, Yovita Prabawati
KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 1 (2025): KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/kjik.v13i1.394

Abstract

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan global yang masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas, terutama pada balita. Selama diare, air dan elektrolit termasuk natrium, klorida, kalium, dan bikarbonat hilang melalui tinja cair, muntah, keringat, urin, dan pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kesehatan lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian diare melalui analisis spasial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berdasarkan tempat atau lokasi. Studi ini bersifat deskriptif dengan populasi sebagai unit analisisnya (unit analisis agregat). Selain itu, penelitian dengan desain ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari institusi terkait. Pada penelitian ini, penyakit yang diteliti adalah kejadian diare, sementara faktor risiko yang diteliti adalah sarana air minum, jamban sehat, jumlah penduduk. Pada tahun 2023, data menunjukkan bahwa Kecamatan Mojolaban merupakan wilayah dengan jumlah sarana air minum paling sedikit di Kabupaten Sukoharjo, yaitu hanya sebanyak 11 tempat. Kondisi ini berkorelasi dengan tingginya angka kejadian diare di wilayah tersebut yang mencapai 2.506 kasus. Situasi ini menandakan bahwa keterbatasan akses terhadap air bersih dapat meningkatkan risiko masyarakat terkena penyakit diare. Di sisi lain, Kecamatan Grogol tercatat sebagai wilayah dengan jumlah penduduk terbesar di Sukoharjo, yakni sebanyak 121.584 jiwa. Selain itu, Grogol juga memiliki jumlah jamban sehat terbanyak dengan total 40.454 kepala keluarga (KK). Meskipun begitu, jumlah kasus diare di kecamatan ini juga tinggi, yaitu mencapai 3.283 kasus, menunjukkan bahwa keberadaan fasilitas sanitasi saja tidak cukup untuk menekan angka kejadian diare apabila tidak disertai perilaku hidup bersih dan pengelolaan limbah yang memadai. Kesimpulan: Tingginya kejadian diare di Kabupaten Sukoharjo, khususnya di Kecamatan Mojolaban dan Grogol, berkaitan erat dengan keterbatasan sarana air minum, tingginya jumlah penduduk, serta belum optimalnya pemanfaatan jamban sehat. Kata Kunci: diare, jumlah penduduk, jamban sehat Diarrhea is one of the global health problems that is still a major cause of morbidity and mortality, especially in toddlers. During diarrhea, water and electrolytes including sodium, chloride, potassium, and bicarbonate are lost through loose stools, vomiting, sweat, urine, and respiration. This study aims to determine the environmental health determinants that influence diarrhea incidence through spatial analysis. This study uses a quantitative method based on place or location. This study is descriptive with population as the unit of analysis (aggregate analysis unit). In addition, research with this design uses secondary data obtained from related institutions. In this study, the disease studied was diarrhea incidence, while the risk factors studied were drinking water facilities, healthy toilets, and population. In 2023, data shows that Mojolaban District is the area with the fewest number of drinking water facilities in Sukoharjo Regency, which is only 11 places. This condition correlates with the high incidence of diarrhea in the area, which reached 2,506 cases. This situation indicates that limited access to clean water can increase the risk of people getting diarrhea. On the other hand, Grogol District is recorded as the area with the largest population in Sukoharjo, which is 121,584 people. In addition, Grogol also has the largest number of healthy latrines with a total of 40,454 heads of families (KK). Even so, the number of diarrhea cases in this district is also high, reaching 3,283 cases, indicating that the existence of sanitation facilities alone is not enough to reduce the incidence of diarrhea if it is not accompanied by clean living behavior and adequate waste management. Conclusion: The high incidence of diarrhea in Sukoharjo Regency, especially in Mojolaban and Grogol Districts, is closely related to limited drinking water facilities, the high population, and the less than optimal use of healthy latrines. Keywords: diarrhea, healthy toilets, population,
EDUKASI PEMANFAATAN FASILITAS LAYANAN KESEHATAN PRIMER DAN CEK KESEHATAN GRATIS DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Dwi Kurniawan, Hendra; Aqsyari, Rizki; Setia Ismandani, Risa; Tirta Dharma, Yovita Prabawati; Dwi Nursanti, Anastasia Lina
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i2.411

Abstract

Pemanfaatan layanan kesehatan primer adalah aspek krusial yang perlu menjadi perhatian utama di masyarakat. Berbagai masalah kesehatan yang terus-menerus muncul berdampak negatif pada status kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penerapan pemeriksaan kesehatan secara rutin dalam kehidupan sehari-hari menjadi sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan komunitas. Meskipun layanan kesehatan primer berfungsi sebagai garda terdepan dalam sistem kesehatan, pemanfaatannya masih jauh dari optimal. Berdasarkan data dan observasi awal, ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami manfaat dan aksesibilitas fasilitas kesehatan primer. Selain itu, pengetahuan tentang program deteksi dini penyakit melalui cek kesehatan gratis juga masih terbatas. Situasi ini menghambat upaya preventif dan promotif dalam menjaga kesehatan. Pengabdian masyarakat ini berfokus pada peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan layanan kesehatan primer serta program cek kesehatan gratis. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dan tanya jawab. Hasil dari kegiatan pengabdian menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan layanan kesehatan primer dan masyarakat antusias dalam mengikuti cek kesehatan yang dilakukan. Kata kunci: edukasi; layanan kesehatan primer; pemeriksaan kesehatan The utilization of primary health care services is a crucial aspect that requires primary public attention. Various health problems that continually arise negatively impact the overall health status of the community. Therefore, implementing routine health checks in daily life is crucial to maintaining and improving public health. Although primary health care services serve as the frontline of the health system, their utilization is still far from optimal. Based on preliminary data and observations, it was found that many people still do not fully understand the benefits and accessibility of primary health care facilities. Furthermore, knowledge about early disease detection programs through free health checks is also limited. This situation hampers preventive and promotive efforts in maintaining health. This community service program focused on increasing public awareness, knowledge, and participation in utilizing primary health care services and the free health check program. The methods used in this activity were lectures and question-and-answer sessions. The results of the community service activity showed an increase in public understanding about the use of primary health care services and community enthusiasm in participating in the health checks. Keywords: education; health check-ups; primary health care
EDUKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SERTA CEK KESEHATAN Aqsyari, Rizki; Dwi Kurniawan, Hendra; Setia Ismandani, Risa; Leemanza, Yulia; Suryo Handoyo, Rudy
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i2.414

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan aspek penting dalam upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Kasus penyakit tidak menular di Indonesia terus meningkat, dengan hipertensi mencapai 330 juta kasus dan kanker mencapai 300 juta kasus. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga Desa Tempel Sukoharjo mengenai PHBS dan pemeriksaan kesehatan. Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab yang dilaksanakan pada 03 Mei 2025 dan diikuti oleh 38 peserta. Materi edukasi mencakup indikator PHBS seperti cuci tangan, penggunaan jamban sehat, air bersih, aktivitas fisik, serta edukasi terkait pemeriksaan tekanan darah, gula darah. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta terhadap PHBS sebesar 70,10 % sebelum diberikan edukasi dan 80,20 % setelah diberikan edukasi mengalami peningkatan pengetahuan mengenai PHBS dan cek kesehatan, serta munculnya kesadaran akan pentingnya deteksi dini penyakit. Faktor pendorong keberhasilan kegiatan ini adalah relevansi topik dengan kondisi kesehatan masyarakat dan tingginya antusiasme warga. Masih ditemukan tantangan seperti rendahnya praktik PHBS pada indikator merokok. Kegiatan ini membuktikan bahwa pendekatan edukatif dan interaktif dapat meningkatkan literasi kesehatan masyarakat serta mendorong perubahan perilaku yang lebih sehat dan berkelanjutan. Kata kunci: cek kesehatan; edukasi kesehatan; perilaku sehat; PHBS Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is a crucial aspect in disease prevention and improving the community's quality of life. Cases of non-communicable diseases in Indonesia continue to rise, with hypertension reaching 330 million cases and cancer reaching 300 million cases. This community service activity aims to increase the knowledge and awareness of residents of Tempel Village, Sukoharjo, regarding PHBS and health checks. The method used was a lecture and question-and-answer session, held on May 3, 2025, and attended by 38 participants. The educational material covered PHBS indicators such as handwashing, use of healthy latrines, clean water, physical activity, and education related to blood pressure and blood sugar checks. The results showed an increase in participants' knowledge of PHBS by 70.10% before the education session and 80.20% after the education session. The participants experienced an increase in knowledge about PHBS and health checks, as well as an increased awareness of the importance of early disease detection. The driving factors for the success of this activity were the relevance of the topic to public health conditions and the high enthusiasm of the residents. Challenges remained, such as low PHBS practice in the smoking indicator. This activity demonstrated that an educational and interactive approach can improve public health literacy and encourage healthier and more sustainable behavior changes. Keywords: health check; health education; healthy behavior; PHBS