Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelatihan Peta Timbul Menggunakan Karya Seni Grafis Lukis Dalam Teknik Gores Bagi Kelompok MGMP Geografi Kota Langsa Suciani, Ayu; Aksa, Furqan Ishak; Nuryanti, Reni; Rahmadi, M Taufik; Effendi, Desy Irafadhillah; Jummi, Cut Vita Rajiatul
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 5 No. 2 (2025): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v5i2.2334

Abstract

Materi geomorfologi membutuhkan visualisasi konkret, salah satunya melalui peta timbul berbasis seni grafis dengan teknik gores. Guru geografi SMA di Kota Langsa selama ini hanya menggunakan PowerPoint dan peta timbul dari bubur kertas, tanpa inovasi baru. Mereka mengharapkan media pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang bentuk muka bumi. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan peta timbul sebagai media pembelajaran yang lebih menarik dan efektif. elatihan pembuatan peta timbul menggunakan teknik gores dalam seni grafis dilaksanakan dalam tiga tahap utama, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Tahap persiapan mencakup survei, penentuan lokasi dan sasaran, serta penyusunan materi. Pelaksanaan pelatihan dilakukan melalui metode ceramah, tanya jawab, dan latihan bersama, dengan langkah-langkah seperti identifikasi silabus, pembuatan peta timbul, dan uji coba oleh guru. Kegiatan berlangsung pada 14 Oktober 2023 di Universitas Samudra dengan peserta dari MGMP Geografi SMA Kota Langsa. Setelah pelatihan, media hasil kegiatan diserahkan kepada MGMP sebagai bentuk implementasi.
Penguatan Pemahaman Sejarah Ekspansi Majapahit melalui Literasi untuk Siswa SMA di Kecamatan Seruway Rahman, Aulia; Riyani, Mufti; Asnawi, Asnawi; Prasetyo, Okhaifi; Usman; Anis, Madhan; Zulkifli; Nuryanti, Reni
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 4 No. 10 (2025): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa)
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/krepa.v4i10.11747

Abstract

Pada abad ke-12 Masehi (sekitar tahun 1350), wilayah pantai timur Aceh menjadi salah satu sasaran ekspansi Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan Patih Gajah Mada. Gajah Mada berambisi untuk menyatukan seluruh Nusantara melalui "Sumpah Palapa" pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Ratu Tribhuwanatunggadewi. Kegagalannya dalam menguasai Samudra Pasai menyebabkan Gajah Mada mengalihkan ekspansi ke wilayah Tamiang, yang mencakup pendudukan beberapa wilayah, seperti Manyak Payed, Sungai Raya (Gajah Meuntah), dan Aramiyah. Lokasi-lokasi ini kini menjadi situs sejarah yang penting dan perlu diperkenalkan kepada generasi muda, khususnya siswa SMA Negeri 1 Seruway, Kabupaten Tamiang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dengan penyusunan rencana dan koordinasi dengan pihak sekolah untuk menentukan waktu dan lokasi kegiatan. Sosialisasi mengenai sejarah ekspansi Majapahit dilakukan melalui metode kajian sejarah, yang mencakup berpikir kronologis, pemahaman sejarah, interpretasi historis, dan riset historis. Siswa kemudian diajak untuk melakukan observasi langsung ke situs-situs sejarah di Aceh Tamiang, mengumpulkan data, dan mendiskusikan temuan mereka. Selanjutnya, siswa menyusun laporan berdasarkan hasil observasi dan analisis yang dilakukan. Hasil kegiatan ini dipublikasikan dalam jurnal dan media cetak untuk disebarluaskan. Kegiatan ini ditutup dengan evaluasi untuk menilai keberhasilan program dan penyusunan dokumentasi sebagai referensi di masa depan.
Identifikasi Bangunan-Bangunan Peninggalan Sejarah Masa Kolonial Belanda di Pesisir Timur Aceh Anis, Madhan; Ramazan, Ramazan; Prasetyo, Okhaifi; Nuryanti, Reni; Safitri, Intan; Mauladi, Wiwin; Puspita, Maya; Rahayu, Mutiara
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 7 No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v7i2.19747

Abstract

The Dutch colonial presence in the eastern coastal region of Aceh had a significant influence on infrastructure development and cultural changes in the area. The buildings left over from the Dutch Colonial period on the East Coast of Aceh are physical evidence of the interaction between the Dutch and the people of Aceh at that time. Therefore, these relics must be protected and preserved. A lack of public understanding of the importance of preserving cultural heritage can result in neglect and lack of support for the preservation of these buildings. For this reason, the aim of this research is to identify buildings left over from the Dutch Colonial period in the cities on the East coast of Aceh, such as East Aceh, Langsa City, and Aceh Tamiang. The research used in this research is historical or historical research methods. The steps in historical research are heuristics, verification, interpretation, and historiography. As a result of the research that has been carried out, a number of locations of historical heritage building objects were found scattered at several points in East Aceh, Langsa City, and Aceh Tamiang. In East Aceh, the East Aceh Regent's Hall and the Water Storage Reservoir are historical heritage sites. Langsa City also has several historical heritage buildings, such as the Balee Juang Building, SD Negeri 1 Langsa, PDAM, Hall, Satpol PP and WH Building, and Langsa Post Office. Apart from that, in Aceh Tamiang, there is a Regent's pavilion building and a Dutch rubber plantation industrial building, which are important historical relics. These historical remains provide an overview of the cultural and historical heritage of the area.Kehadiran Kolonial Belanda di wilayah pesisir Timur Aceh membawa pengaruh yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur dan perubahan budaya di daerah tersebut. Bangunan-bangunan peninggalan masa Kolonial Belanda di Pesisir Timur Aceh menjadi bukti fisik dari interaksi antara Belanda dan masyarakat Aceh pada masa itu. Oleh karena itu, peninggalan tersebut harus dilindungi dan dilestarikan. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya dapat mengakibatkan penelantaran dan kurangnya dukungan untuk pelestarian bangunan-bangunan tersebut. Untuk itu tujuan penelitian ini yakni mengindetifikasi bangunan-bangunan peninggalan masa Kolonial Belanda di Kota pesisir Timur Aceh seperti di Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah atau historis. Langkah-langkah penelitian sejarah yaitu, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan sejumlah lokasi objek bangunan peninggalan sejarah yang tersebar di beberapa titik di Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang. Di Aceh Timur, terdapat Pendopo Bupati Aceh Timur dan Waduk Penampung Air sebagai peninggalan bersejarah. Kota Langsa juga memiliki beberapa bangunan peninggalan sejarah seperti Gedung Balee Juang, SD Negeri 1 Langsa, PDAM, Pendopo, Gedung Satpol PP dan WH, dan Kantor Pos Langsa. Selain itu, di Aceh Tamiang terdapat gedung pendopo Bupati dan  bangunan industri perkebunan karet Belanda yang menjadi peninggalan sejarah yang penting. Peninggalan sejarah tersebut memberikan gambaran tentang warisan budaya dan sejarah daerah tersebut.
Integrating Scratch Techniques in Relief Map Media for Earth's Surface Learning Suciani, Ayu; Islami, Zukya Rona; Nuryanti, Reni
JURNAL GEOGRAFI Vol. 17 No. 1 (2025): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v17i1.64492

Abstract

In the modern educational landscape, innovative teaching methods, such as raised-relief maps using graphic art scratch techniques, are crucial for helping students engage with complex geography concepts. These tactile maps provide a multisensory learning experience, enhancing spatial awareness and retention by allowing students to physically interact with three-dimensional topographies. By combining art and geography, this approach fosters creativity while improving students' understanding and retention of geographical features. This research uses the R&D method with the ADDIE model to design and develop a raised relief map to improve students' understanding of the Earth's topography. The development process involves creating a map prototype using scratch graphic art techniques and various materials such as plywood, foam, plaster, and acrylic paint to create three-dimensional topographic features. The results of this research indicate that raised relief maps successfully enhance students’ understanding of spatial relationships and topographic features of the Earth through an interactive, multisensory approach. The use of tactile materials and interactive elements in the maps helped students understand complex geographic concepts, while feedback from prototype testing provided insights for design improvements to enhance learning effectiveness. The contribution of this research is to provide an effective tactile-based learning aid development model to enhance students' geographical understanding, while opening up opportunities for further innovation in interactive education.