Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Evaluasi Penghapusan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Okhaifi Prasetyo; Amanda Ridho Pratomo
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 6 (2021): December Pages 3500-5500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.351 KB) | DOI: 10.31004/edukatif.v3i6.1281

Abstract

Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan Satuan Pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar. Untuk itu tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi penghapusan ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Penelitian ini merupakan studi literatur dengan menelaah sumber-sumber terkait penghapusan ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Hasil dari berbagai telaah literatur ini akan digunakan untuk mengevaluasi penghapusan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) serta potensi penelitian selanjutnya di Indonesia. Pelaksanaan USBN bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik selama di sekolah dasar dan menengah. Alasan Mendikbud Nadiem menghapus USBN, karena materi dinilai terlalu padat sehingga cenderung mengajarkan materi dan menghafal materi, bukan kompetensi. Selain itu USBN juga membuat peserta didik dan guru stres, dan hal itu mengubah indikator keberhasilan siswa sebagai individu. Banyak pihak yang setuju dengan penghapusan USBN, hanya saja perlunya perbaikan yang dilakukan pihak pendidikan untuk pengganti USBN.
"Water Politics": Gampong Lengkong Existence in Langsa City 2000-2021 Okhaifi Prasetyo; Dyah Kumalasari
Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education (BirLE) Journal Vol 4, No 2 (2021): Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education, May
Publisher : BIRCU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birle.v4i2.1863

Abstract

Water is a natural resource that has a very important function for the life of living things on earth. The existence of Gampong Lengkong has brought its own changes since 2000 after the existence of a clean water industry by managing clean water that is in the ground. This study aims to obtain a complete and integrated understanding of the clean water household industry in Gampong Lengkong, Langsa City, which affects the community both in terms of politics and existence. Using qualitative methods with data collection techniques literature study, observation, interviews, documentation. Based on the research results, it is concluded as follows: In 1995 marked the emergence of a water industry being developed in an area which is a peat land area, the Gampong Lengkong area was developed into a small household industrial area. At this early stage the area did not exploit so many clean water. In its existence, the people of Gampong Lengkong are greatly helped by the clean water industry. Besides, there is a political element in every policy taken for the implementation of economic activities in Lengkong Village. Political activity is characterized in three dimensions, namely: activity, decision making, and distribution of clean water.
Nilai-Nilai Tradisi Peusijuek Sebagai Pembelajaran Sejarah Berbasis Kearifan Lokal: Indonesia Okhaifi Prasetyo; Dyah Kumalasari
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 3 (2021): September
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i3.1387

Abstract

Pembelajaran sejarah mengintegrasikan beberapa unsur nyata yang terdapat di lingkungan untuk mencapai sebuah tujuan. Unsur tersebut bisa didapatkan melalui sebuah kearifan lokal yang ada pada masyarakat. Tujuan penulisan ini yaitu mengetahui nilai-nilai yang ada dalam Tradisi Peusijuek sebagai pembelajaran sejarah berbasis kearifan lokal. Menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan teknik pengumpulan data kepustakaan, observasi dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa Kearifan lokal merupakan gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat. Hal ini selaras dengan masyarakat Aceh yang percaya, bahwa tradisi Peusijuek merupakan hasil kearifan lokal yang diajarkan nenek moyang mengenai budaya dan agama yang harus dijalankan secara berdampingan dengan segala kebaikan yang ada di dalamnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang muncul pada tradisi Peusijeuk sebagai pembelajaran sejarah yaitu meliputi nilai toleransi, nilai religius, nilai sosial dan nilai kerjasama.
Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Mata Pelajaran Sejarah Sebagai Perbandingan Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Okhaifi Prasetyo; Aulia Rahman
PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial) Vol 3, No 1 (2023): PAKIS, Maret 2023
Publisher : Pendidikan IPS FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/pakis.v3i1.7831

Abstract

The curriculum is a strategic basis for the design of education; education in a country must aim to become independent and empower every human being who takes an education. This article examines the education unit-level curriculum (KTSP) in historical subjects. Using the literature study method, researchers conduct research by collecting a number of books, articles, magazines, and other text sources related to the problem and research objectives. The results show that the Education Unit Level Curriculum (KTSP) is a curriculum compiled and implemented by every element of education in Indonesia. The purpose of implementing KTSP is for education units to give authority (autonomy) to each educational institution and to encourage schools to make participatory decisions in developing the curriculum for the sake of self-sufficiency and empowerment of every educational actor, especially in historical subjects. But KTSP is the same as any other curriculum with weaknesses and strengths. These weaknesses include a lack of human resources, minimal infrastructure, a lack of understanding of teachers about KTSP, and a reduction in teaching hours which causes a reduction in teacher income. Then there are also several advantages, namely: encouraging the realization of school autonomy, encouraging the ability of teachers, and allowing schools to arrange their lessons to suit the needs of students.Keywords: Analysis, KTSP, IKM, History Lesson.
Optimizing Management of the Jeumpa Journal: Journal of Science & Biology Education, Journal of the Biology Education Department, Samudra University Muhammad Khalil; Okhaifi Prasetyo; Muhammad Al Dilwan; Hasby Hasby
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 7 No 2 (2023): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v7i2.748

Abstract

Scientific journals are publication media that contain articles that present the results of research and scientific studies. Management of journals by departments at universities is essential in improving the quality and reputation of departments, especially in supporting the implementation of tridharma in research. Based on the results of observations, the management of the Jeumpa Journal carried out by the Department of Biology Education at Samudra University is still not optimal. Through the Community Partnership Program (PKM), efforts were made to solve problems related to the not yet optimal management of the journal. Together with Jeumpa Journal editorial partners, efforts to optimize the journal were carried out through four stages, namely optimizing the appearance of the journal's website, compiling author guidelines, compiling article templates, and socializing and promoting the journal. Evaluation with Jeumpa Journal editorial partners on all stages of optimization activities that have been carried out is used as a benchmark in preparing follow-up programs in the development.
DIMENSI PSIKOLOGIS, MEDIA, DAN POLITIK DALAM KASUS DUGAAN PENISTAAN AGAMA OLEH SUKMAWATI SOEKARNOPUTRI Okhaifi Prasetyo; Zulkifli; Intan Safitri
Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol. 11 No. 1 (2023): Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh (LSAMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang kontroversial. Metode kajian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan hermeneutika. Kajian ini merupakan studi literatur dengan menggunakan media internet dan berita online sebagai sumber data yang dikumpulkan dengan cara menentukan tujuan penelitian, kriteria pencarian, pencarian literatur, seleksi dan evaluasi literatur, analisis literatur, dan sintesis dan interpretasi. Hasil kajian artikel ini menunjukkan bahwa kontroversi pernyataan Sukmawati melibatkan tiga dimensi yaitu segi politik, psikologis, dan ketiga media atau penyampaian informasi. Simpulan artikel ini menegaskan bahwa setiap individu, termasuk Sukmawati Soekarnoputri, penting mempertimbangkan konteks sosio-historis seperti agama, budaya, sosial, dan politik ketika menyampaikan pikiran, khususnya dalam upaya memahami dan menginterpretasikan teks dan pernyataan. This article discusses the controversial statement of Sukmawati Soekarnoputri. The study method is descriptive qualitative with a hermeneutic approach. This study is a literature study using internet media and online news as a source of data collected by determining research objectives, search criteria, literature search, literature selection and evaluation, literature analysis, and synthesis and interpretation. The results of the study of this article show that the controversy over Sukmawati's statement involves three dimensions, namely political, psychological, and the third media or information delivery. The conclusion of this article emphasizes that it is important for every individual, including Sukmawati Soekarnoputri, to consider the socio-historical context such as religion, culture, social and politics when conveying thoughts, especially in an effort to understand and interpret texts and statements.
Upaya Masyarakat Untuk Melestarikan Tradisi Jenguk I di Kecamatan Babussalam Aceh Tenggara Syahril Syahril Abd.Rahman; Okhaifi Prasetyo
INSPIRASI : JURNAL ILMU-ILMU SOSIAL Vol 20, No 1 (2023): 2 Juni 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI TULUNGAGUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/insp.v20i1.4150

Abstract

Tradisi  yang disebut Jenguk II dilakukan untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas bayi. Kebiasaan ini dilakukan saat bayi berusia satu sampai dua minggu, meskipun orang tua bayi mungkin setuju untuk menunda kebiasaan tersebut sampai anak berusia antara satu dantiga bulan. Ritual jenguk ll yang terdiri dari barang-barang yang digunakan dalam prosesi ritual Jenguk, pakaian adat dari Alas, komponen kuliner seperti nasi, nasi ubi, lauk, dan sayuran. Tradisi I sering diawasi oleh Tukhang ( saudara perempuan wanita). Rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tradisi jenguk I dipraktikkan di Kabupaten Babussalam Tenggara Aceh? 2. Bagaimana upaya masyarakat Kabupaten Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara dalam menjaga peninggalan jenguk I. Metode observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan dalam investigasi ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun tradisi jenguk i dirayakan pada setiap kelahiran anak, peristiwa terbesar hanya dirayakan pada kelahiran anak pertama dan seringkali terjadi ketika anak tersebut berusia dua atau tiga minggu pada hari lahirnya . Sanak saudara atau keluarga isteri bertanggung jawab untuk membiayai dan melaksanakan segala perbuatan yang berkaitan dengan jenguk I.
Fenomena Pernikahan di Bawah Umur Terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga di Aceh Tenggara dika lastari; Nadila Nadila; Okhaifi Prasetyo
Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial (JIES) Vol 11, No 3 (2022): November 2022 (in press)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jies.v11i3.20612

Abstract

Artikel ini bermaksud guna menyimpulkan Fenomena pernikahan dibawah umur terhadap kesejahteraan rumah tangga di Kabupaten Aceh Tenggara dan memperdalam mengenai masalah yang timbul dalam pernikahan dibawah umur.angapan ini menyangkut mengenai hal yang sering dibicarakan didalam masyarakat setempat akan kekhawatirannya terhadap pergaulan anak zaman sekarang. Tulisan Artikel ini merupakan hasil dari penemuan didalam semua permasalahan dengan mengunakan metode Pendekatan Deskriptif dengan Kualitatif mengenai langkah-langkah dalam penelitian sosial menyangkut pada Pernikahan dibawah umur terhadap kesejahteraan rumah tangga.hasil yang dapat kami temukan mengenai pendapat orang lain atau observasi dilapangan.di agama Islam juga menjelaskan bahwa melarang jelas jika anak dibawah umur yang belum siap akan mental serta fisik untuk melanjutkan kejenjang yang mana ingin mebina rumah tangga.oleh sebab itu,hal ini menjadi salah satu masalah dalam perundang- undangan serta agama.encarian perpustakaan metode dan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan. Namun Perkawinan bisa dapat dilakukan oleh kedua pembelai yang belum bisa atau bahkan  sudah menjalan baligh jika telah memenuhi syarat dan rukun nikah. Namun sering kali tanggapan masyarakat dan para ulama sangat berbeda,bahkan seringnya terjadi penyimpangan argumen mengenai tanggapan pernikahan dibawah umur. Menurut para ulama batas usia laki-laki dan perempuan untuk memungkinkan mereka menikah yaitu batas usia subur. Maka pernikahan perlu ditinjau kembali mengingat berbagai dampak negatif dari pernikahan di bawah umur. Pernikahan tersebut seperti masalah kesehatan produksi
Nilai Kearifan Lokal Tradisi Nandong Di Simeulue Dan Fungsinya Pada Pewarisan Budaya Bagi Masyarakat Setempat Rahman, Aulia; Prasetyo, Okhaifi; Rahmatin, Yulisa; Sutrisno, Imam Hadi; Anis, Madhan
Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial Vol 4, No 1 (2024): PAKIS, Maret 2024
Publisher : Jurusan Pendidikan IPS FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/pakis.v4i1.12077

Abstract

The Nandong tradition is an abstract expression representing Simeulue's unique cultural heritage. This research aims to describe the local wisdom values of the Nandong tradition in Simeulue and their function in cultural inheritance for the local community. This research was conducted using a qualitative ethnographic approach. This research shows that the Simeulue people have various oral traditions, including the nanga-nanga and Dandong traditions. These traditions have meaningful values passed down by their ancestors from generation to generation and are instilled in the daily life of the Simeulue people. , these values are the delivery of moral messages, advice, attitudes of respect, responsibility, and resilience; these values cannot be separated from religious teachings. The cultural inheritance of the local wisdom values of the Nandong tradition is to perform Nandong arts at Simeulue birthday events and cultural festivals, welcoming guests as well as at weddings and circumcisions of the apostles and inviting the public to watch every Nandong performance so that people understand Nandong. Nandong art is also inherited through Nandong poetry, which contains important meaning, namely the advice in it, which is then conveyed to the public regarding knowledge of the signs of natural phenomena. However, the preservation of Nandong culture has begun to fade due to the development of modern musical instruments, so local culture is increasingly rarely displayed.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEHADIRAN PERGURUAN TINGGI DAN TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN TINGGI (STUDI KASUS MASYARAKAT KEC. LANGSA LAMA, KOTA LANGSA) Saragih, Deby Chintia; Jannah, Alfa Ichatul; Prasetyo, Okhaifi
INSPIRASI : JURNAL ILMU-ILMU SOSIAL Vol 20, No 2 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI TULUNGAGUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/insp.v20i2.4147

Abstract

The purpose of conducting this study is none other than to find out the perceptions (views) of the community towards the presence of tertiary institutions (universities) and the level of public awareness of continuing higher education (a case study of the people of Langsa Lama District, Langsa City). In this study using descriptive qualitative research methods with a case study approach and the method of collecting sources used, namely secondary sources and primary sources, primary sources obtained directly from the object, namely the people of Langsa sub-district, long by way of direct interviews, observation and also documentation. Secondary sources can be through books, journal articles, theses, blogs and so on. Then the data analysis technique applied is divided into three stages, namely Data Reduction, Data Presentation and Drawing Conclusions. The results of this study show that (1). The public's perception (view) of the presence of tertiary institutions in the Langsa Lama District is very good for increasing the quality of human resources (HR). (2) The presence of tertiary institutions has had a very positive impact, including the impact of increasing the community's economy in Langsa Lama District, Langsa City. (2) The level of awareness of the people of Langsa Lama District, Langsa City about the importance of continuing their education to the tertiary level is quite good because the community already understands the importance of continuing their education to the tertiary level. The people in the Langsa Lama sub-district are aware that by continuing their education to tertiary institutions, their first goal is not just to find a job, but to study, add insight, increase intelligence, skills and knowledge obtained in college and then apply it in life to get a job at field.