Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Prokrastinasi Akademik dan Dukungan Sosial Teman Sebaya pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Pradinata, Sherlin; Susilo, Johannes Dicky
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.189 KB) | DOI: 10.33508/exp.v4i2.899

Abstract

Prokrastinasi akademik merupakan perilaku penundaan yang dilakukan secara sengaja ketika memulai atau mengakhiri suatu tugas dengan tujuan menghindari kesulitan pada bidang akademik, seperti skripsi, yang berdampak keterlambatan pengumpulan tugas dan kelulusan bagi pelaku prokrastinasi. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah dukungan sosial. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Subjek penelitian ialah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (N=30) yang menempuh proposal skripsi atau skripsi lebih dari 1 semester. Teknik sampling yang digunakan ialah incidental sampling. Skala dalam penelitian ini terdiri dari dua skala yaitu skala prokrastinasi akademik dan skala dukungan sosial teman sebaya. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis statistik non parametrik Kendall’s Tau b. Hasil pengolahan statistik memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,290 dengan nilai p sebesar 0,028 ( p≤0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara prokrastinasi akademik dan dukungan sosial teman sebaya pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Kata kunci: Prokrastinasi akademik, dukungan sosial teman sebaya
HUBUNGAN RELIGIOSITAS DENGAN KECERDASAN EMOSI PADA DOKTER MUDA YANG SEDANG MENJALANI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER DI SURABAYA Kristiani, Fransiska Dwi; Susilo, Dicky
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/exp.v9i1.2940

Abstract

Kecerdasan Emosi merupakan salah satu aspek psikologis yang berperan penting dalam kehidupan seseorang. Kecerdasan emosi dapat menunjang kinerja seseorang baik dalam pekerjaan, pendidikan maupun dalam berinteraksi dengan orang lain. Peran kecerdasan emosi dalam menunjang kinerja seseorang dirasakan oleh dokter muda yang sedang menjalani pendidikan profesi dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan religiositas dengan kecerdasan emosi pada dokter muda yang sedang mejalani pendidikan profesi dokter di Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada dokter muda yang sedang menjalani pendidikan profesi dokter di beberapa rumah sakit di Surabaya (N = 95). Penarikan sample dilakukan dengan teknik non-random sampling (convenience sampling & snowball sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Religiositas dan skala Kecerdasan Emosi dimana masing-masing skala terdiri dari 5 aspek. Data dianalisis dengan teknik statistika non-parametrik yaitu Kendall’s Tau B. Hasil pengolahan data mendapatkan nilai r sebesar 0,277 yang memiliki nilai p 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan positif antara religiositas dengan kecerdasan emosi pada dokter muda yang sedang menjalani pendidikan profesi dokter di Surabaya, sehingga apabila religiositas tinggi maka kecerdasan emosi seseorang juga tinggi begitupun sebaliknya. Selain itu religiositas berkontribusi sebesar 7% terhadap kecerdasan emosi, maka 93% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. 
Ketakutan akan Kematian Orang yang Beragama Katolik Ditinjau dari Keterlibatan dalam Kelompok Kategorial Dicky Susilo; Monika Septiani Nogo Choban
Psychopreneur Journal Vol. 6 No. 2 (2022): Psychopreneur Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/psy.v6i2.2658

Abstract

Death can come at any time, this causes a person to experience the fear of death. Fear of death is experienced not only by those who are on the verge of death (severely ill), but also by healthy people. One of the factors that can influence the fear of death is religiosity. One way to increase religiosity is by being involved in categorical groups, associations of the Christian faithful that are ecclesiastical in nature. The hypothesis of this study is that there is a difference in fear of death between people who are involved in the categorical group and those who are not. The research participants were 139 Catholics, consisting of 54 people who were involved and 85 people who were not. Sampling was based on purposive sampling technique and used the Collett-Lester Fear of Death Scale. The results of the analysis showed the results of t=3.353 (p<0.05) which means there is a significant difference in fear of death. The results of the study indicate the need for Catholics to increase their religiosity through involvement in categorical groups to reduce the fear of death.
Alat Ukur Peminatan Psikologi (Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Klinis, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, dan Psikologi Sosial) Prodi S1 Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Made Dharmawan Rama Adhyatma; Dicky Susilo
Psychopreneur Journal Vol. 6 No. 2 (2022): Psychopreneur Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/psy.v6i2.3212

Abstract

The Psychology Undergraduate Program at the Psychology Faculty - UKWMS has five areas of specialization consisting of Industrial and Organizational, Clinical, Developmental, Educational, and Social Psychology. Students need to adjust their interests to the five areas of specialization so that they can determine their future career orientation according to the field of work that reflects their competence in each area of interest. These specific competencies will be developed through specialization courses in each area of interest. Therefore, students need to know in advance their interests so as not to be careless in taking specialization courses later. On the other hand, measuring tools to identify areas of interest in psychology are still relatively limited, so scientific research is needed to make standardized measuring tools so that later it can help students to determine their area of interest. This interest measurement tool consists of several work situations related to each area of interest in psychology, where the subject will be asked to choose the type of task that he likes the most to the least. The assignments is based on competency standards determined by the Association of Indonesian Psychological Higher Education Providers (AP2TPI). The validity of the measuring instrument is enforced using the criterion validity method. The results of a study of participants who have completed undergraduate education show that 80% of test results are in accordance with the chosen field of interest during college.
Sikap Terhadap Kenakalan Remaja Dengan Religiositas Pada Anggota REKAT (Remaja Katolik) Di Surabaya Margaretha Wahyu Widyarti; Johannes Dicky Susilo
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.866 KB) | DOI: 10.33508/exp.v3i1.780

Abstract

Kenakalan remaja adalah salah satu perilaku menyimpang yang disebabkan oleh kegagalan individu dalam menjalankan tugas-tugas perkembangannya di masa remaja. Perilaku kenakalan remaja ini juga dilandasi oleh sikap yang dimiliki para remaja. Sikap yang mendukung terhadap kenakalan remaja memiliki potensi untuk memunculkan perilaku kenakalan pada remaja. Upaya pencegahan kenakalan remaja dapat dilakukan dengan pembinaan dari segi agama untuk menumbuhkan religiositas pada remaja dan pengetahuan baik-buruk sehingga akan membentuk sikap yang tidak mendukung pada kenakalan remaja. Salah satu pembinaan keagamaan yang ada adalah pembinaan Remaja Katolik (REKAT). Namun pada kenyataannya masih ada anggota REKAT yang melakukan kenakalan remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religiositas dengan sikap terhadap kenakalan remaja pada anggota REKAT di Surabaya. Subjek penelitian (N = 108) adalah anggota REKAT di Surabaya yang berusia 12-17 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara incidental sampling dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik korelasi non parametrik Kendall’s tau-b. Hasil analisis menunjukkan nilai r = 0,426 dengan p < 0.001 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara religiositas dengan sikap terhadap kenakalan remaja.
STUDI DESKRIPSI TENTANG RELIGIOSITAS DAN FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI RELIGIOSITAS PADA MAHASISWA YANG BERAGAMA KATOLIK DI UNIVERSITAS X Johannes Dicky Susilo
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.926 KB) | DOI: 10.33508/exp.v6i1.1791

Abstract

Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religious, namun saat ini penanaman nilainilai religious mulai terdesak oleh perkembangan teknologi, khususnya perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat, terbuka dan kurang selektif bisa memberikan dampak negatif bagi keberadaan dan kewibawaan nilai-nilai religious yang dianut dalam kehidupan masyarakat. Mahasiswa juga tidak terlepas dari pengaruh tersebut padahal sebagai calon agen perubahan diharapkan memiliki religiositas yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari fenomena tersebut di atas terhadap perkembangan religiositas mahasiswa di universitas Y. Penelitian dilakukan terhadap 449 orang mahasiswa yang beragama Katolik di universitas X dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Pengambilan data menggunakan skala religiositas remaja. Hasil penelitian menunjukkan tingkat religiositas dalam kategori sangat tinggi sebanyak 52,9% dan kategori tinggi 40,9%. Faktor-faktor yang dominan dalam mempengaruhi religiositas adalah orangtua, saudara, teman, dan pemuka agama. Orangtua adalah faktor yang paling dominan dalam pertumbuhan religiositas mahasiswa.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIOSITAS DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA MAHASISWA YANG BERAGAMA KATOLIK Stanley Evans Susanto; Dicky Susilo
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/exp.v10i2.4162

Abstract

Abstrak - Menjalani pendidikan di perguruan tinggi menjadi suatu hal yang didambakan. Meskipun demikian, pada mahasiswa, dapat terjadi gangguan pola pemikiran dan perilaku, sebagai bentuk dari kecemasan akademik. Religiositas mungkin berperan sebagai coping mechanism terhadap kecemasan akademik ini sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara religiositas dengan kecemasan akademik. Dengan metode kuantitatif, peneliti membuat alat ukur untuk kedua variabel yakni skala religiositas dan skala kecemasan akademik. Jumlah total responden adalah sebanyak 205 orang dengan kriteria subjek yakni mahasiswa yang beragama Katolik di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan nilai r = -0,156 dan p = 0,001 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan di antara kedua variabel dengan arah hubungan negatif, yang dapat diintepretasikan jika semakin tinggi tingkat religiositas, maka semakin rendah tingkat kecemasan akademik. Demikian pula sebaliknya, jika semakin rendah tingkat religiositas, maka semakin tinggi tingkat kedemasan akademik
PENGARUH GRATITUDE TERHADAP KECENDERUNGAN DEPRESI PADA MAHASISWA DI SURABAYA Ariel Benny Priyantono; Dicky Susilo; Happy Cahaya Mulya
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/exp.v11i1.4494

Abstract

Kecenderungan depresi didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang menyakitkan dengan perasaan kebahagiaan yang hilang dan dapat ditunjukan dengan gejala tertentu. Salah satu penyebab kecenderungan depresi adalah menurunnya gratitude atau rasa syukur yang dimiliki oleh seorang individu yang terdiri dari intencity, frequency, span dan dencity. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetauhi pengaruh dari gratitude terhadap kecenderungan depresi pada mahasiswa Surabaya. Peneliti menggunakan metode kuantitif dengan menyebarkan skala gratitude questionnaire 6 (GQ-6) dan depression anxiety stress scale 21 (DASS-21) yang peneliti susun dengan bantuan Google Form. Subjek yang menjadi penelitian ini adalah mahasiswa strata satu berumur 18-25 tahun di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan teknik analisa regresi sederhana dengan memakai bantuan aplikasi SPSS for Windows versi 25. Penelitian ini mendapatkan hasil adanya pengaruh signifikan antar variabel. Uji pengaruh pada penelitian ini digambarkan dengan sumbangan efektif sebesar 12.6% dan nilai sig, sebesar 0.000 (p < 0.05) dan nilai persamaan Y=41,274 – 0,449X. Berdasarkan persamaan regresi tersebut memperoleh arti bahwa setiap kenaikan 0,449 poin pada poin gratitude maka akan menurunkan 1 poin kecenderungan depresinya. Sebaliknya, setiap terdapat penurunan poin gratitude sebesar 0,449 poin maka akan menambahkan kenaikan 1 poin pada kecenderungan depresinya.
PENGARUH RELIGIOSITAS TERHADAP KECEMASAN PADA ANGGOTA KOMUNITAS ORANG MUDA KATOLIK (OMK) DI KEVIKEPAN SURABAYA SELATAN Maria Annuntiata Tiara Ayu Kusuma; Dicky Susilo
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/exp.v8i2.2874

Abstract

Kecemasan merupakan salah satu fenomena yang kerap terjadi pada masa dewasa awal. Kecemasan tersebut dipicu oleh ketidakmampuan individu dalam menghadapi permasalahan dan perubahan pada masa tersebut. Di Indonesia, sebesar 9,8% penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan munculnya gejala kecemasan. Kecemasan pada masa dewasa awal ini juga dialami oleh anggota Orang Muda Katolik (OMK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiositas terhadap kecemasan pada anggota komunitas OMK di Kevikepan Surabaya Selatan. Penelitian ini dilakukan pada anggota komunitas OMK yang aktif di setiap paroki dalam Kevikepan Surabaya Selatan (N = 162). Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Convenience Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Kecemasan dengan 3 aspek dan skala Religiositas dengan 5 dimensi. Data dianalisis dengan teknik statistika analisis regresi. Hasil pengolahan data mendapatkan nilai F sebesar 5,609 yang memiliki nilai p 0.019 (p < 0,05) yang berarti ada pengaruh religiositas terhadap kecemasan pada anggota komunitas OMK di Kevikepan Surabaya Selatan dan sebesar 3,4% variansi kecemasan dijelaskan oleh religiositas.
GAMBARAN IDENTITAS SOSIAL PADA WARGA PENGANUT BUDAYA BERSIH DESA WILAYAH SAWO KELURAHAN BRINGIN SURABAYA Raras Pramudita; Dicky Susilo
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/exp.v9i2.3256

Abstract

Indonesia memiliki banyak keberagaman tradisi yang masih dilakukan secara turun-temurun. Salah satu tradisi upacara ritual yang masih dilaksanakan pada masyarakat Indonesia adalah bersih desa atau sedekah bumi. Melekatnya tradisi upacara ritual dengan kehidupan bermasyarakat, dapat menjadi sebagai ciri atau identitas. Akan terkesan janggal jika suatu tradisi atau budaya tidak dilakukan. Sehingga individu yang menganut budaya ini menjadikannya sebagai identitas sosial akan memiliki nilai-nilai, emosi, dan pemikiran serta melewati proses identitas sosial terhadap budaya bersih desa. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan identitas sosial pada warga penganut budaya bersih desa berdasarkan komponen identitas sosial dan proses identitas sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah studi fenomenologi kepada dua informan yang menjalankan upacara kebudayaan ini di suatu daerah. Hasil dari penelitian ini, yaitu berdasarkan tiga komponen identitas sosial, yaitu komponen evaluatif berdasarkan nilai kehidupan, yaitu selamat dan bersyukur, komponen emosi berdasarkan perasaan individu, yaitu empati, cuek dan senang. Serta komponen kognitif yang meliputi proses identitas sosial, yaitu terdiri dari social categorization yang didasarkan atas lingkungan desa, tradisi adat, dan sejarah desa, prototypes yang didasarkan atas bentuk representasi kognitif meliputi kegiatan sedekah bumi dan partisipasi warga dalam kegiatan tersebut, dan depersonalization yang berdasarkan hasil internalisasi dari anggota kelompok, yaitu desa aman, warga rukun, saling membantu, dan tidak membeda-bedakan antar individu.