The digitalization of health insurance administration offers considerable potential to enhance efficiency, transparency, and service accessibility. However, its implementation in Indonesia continues to face structural and operational challenges. This article aims to identify the opportunities and key barriers to adopting digital technology in the health insurance sector. A literature review method was applied, analyzing seven articles published between 2020–2025 obtained from Google Scholar and PubMed. The findings indicate that digital tools such as mobile applications, blockchain, and telemedicine have improved administrative processes and user experience. Nevertheless, issues such as digital literacy gaps, infrastructure limitations, and weak system integration continue to hinder the full realization of digitalization benefits. This study underscores the importance of strengthening human resource capacity, regularly updating digital platforms, and reinforcing regulatory frameworks to support an inclusive and sustainable digital transformation in health insurance services. Digitalisasi dalam pengelolaan asuransi kesehatan menawarkan potensi signifikan dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, dan aksesibilitas layanan. Namun, implementasinya di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala struktural dan operasional. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang serta tantangan utama dalam penerapan teknologi digital di sektor asuransi kesehatan. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur terhadap tujuh artikel yang dipublikasikan antara tahun 2020–2025, diperoleh melalui basis data Google Scholar dan PubMed. Hasil kajian menunjukkan bahwa digitalisasi, melalui adopsi teknologi seperti aplikasi mobile, blockchain, dan telemedicine, dapat mempercepat proses administrasi dan meningkatkan pengalaman peserta. Namun, tantangan seperti kesenjangan literasi digital, keterbatasan infrastruktur, dan rendahnya integrasi sistem masih menghambat optimalisasi manfaat digitalisasi. Penelitian ini menekankan pentingnya strategi peningkatan kapasitas SDM, pembaruan perangkat lunak secara berkala, serta penguatan regulasi untuk mendukung transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.