Articles
Sosialisasi Dan Pendampingan Digital Marketing Pada UMKM Desa Rejoslamet Mojowarno
Putri Nur Anggraeni;
Eny Suryowati;
Nurul Aini
Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan Vol 5, No 1 (2022): Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan
Publisher : Universitas PGRI Palembang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31851/dedikasi.v5i1.7737
Perkembangan teknologi mendorong UMKM untuk berevolusi dalam digital marketingnya. UMKM di Desa Rejoslamet belum menggunakan digital marketing dengan sepenuhnya, penggunaan digital marketingnya masih terbatas. Sehingga perlu adanya kegiatan sosialisasi tentang digital marketing. Kegiatan sosialisasi dan pendampingan tentang digital marketing dilakukan agar UMKM semakin berkembang dan mengikuti kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Kegiatan ini diawali dengan observasi dan wawancara, setelah itu pemberian materi tentang digital marketing dan praktik menggunakan digital marketing. Pendampingan juga dilakukan agar memudahkan dan terarah sebagai pelaku UMKM untuk praktik.
Mengeksplor Penalaran Spasial Siswa dalam Menyelesaikan Soal Geometri Berdasarkan Gender
Nurul Aini;
Eny Suryowati
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (604.354 KB)
|
DOI: 10.31980/mosharafa.v11i1.1183
AbstrakPenalaran spasial penting untuk dibangun dan dikembangkan karena membantu siswa dalam memahami suatu konsep geometri. Namun, penalaran spasial siswa tahap operasional konkret masih jarang diteliti, sedangkan ditahap tersebut merupakan awal anak dalam memahami geometri. Tujuan penelitian adalah mengeksplor penalaran spasial siswa dalam menyelesaikan soal geometri berdasarkan gender. Jenis penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen pendukung yaitu lembar tugas penalaran spasial dan pedoman wawancara. Metode pengumpulan data dengan menggunakan tes dan wawancara. Responden dari siswa kelas 5 MI AL-ASY’ARI Keras Diwek Jombang sejumlah 28 siswa, lalu subjek penelitian diambil 1 laki-laki dan 1 perempuan berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan siswa laki-laki lebih dominan dalam visualisasi spasial, siswa perempuan lebih dominan dalam orientasi spasial. Namun, pada rotasi spasial memiliki kemampuan penalaran spasial yang sama. Exploring Students' Spatial Reasoning in Solving Geometry Problems Based on Gender AbstractSpatial reasoning is important to build and develop because it helps students understand a geometric concept. However, the spatial reasoning of students in the concrete operational stage is still rarely studied, while at this stage is the beginning of children in understanding geometry. The purpose of the study was to explore students' spatial reasoning in solving geometry problems based on gender. This type of descriptive qualitative research. Supporting instruments are spatial reasoning task sheets and interview guidelines. Data collection methods using tests and interviews. Respondents from class 5 students at MI AL-ASY'ARI Keras Diwek Jombang were 28 students, then the research subjects were 1 male and 1 female based on purposive sampling. The results showed that male students were more dominant in spatial visualization, female students were more dominant in spatial orientation. However, the spatial rotation has the same spatial reasoning ability.
STRATEGI SISWA SMP DALAM GENERALISASI HUBUNGAN KOVARIASI
Eny Suryowati
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 2, No 2 (2020): Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Palembang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (357.926 KB)
|
DOI: 10.31851/indiktika.v2i2.4101
ABSTRAKSalah satu aktivitas dalam belajar matematika adalah melakukan generalisasi. Hubungan fungsional terbagi menjadi dua yaitu hubungan kovariasi dan hubungan korespondensi. Generalisasi hubungan kovariasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan suatu pernyataan tentang hubungan perubahan dua kuantitas. Proses tersebut terdiri dari relating, searching dan extending. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang digunakan dalam generalisasi hubungan kovariasi pada siswa SMP. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jombang dan SMP Negeri 2 Jombang, pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, pengumpulan datanya melalui think aloud dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini ada 2 siswa SMP yang dipilih dari 26 siswa yang melakukan generalisasi hubungan kovariasi. Subjek pertama melakukan generalisasi hubungan kovariasi dengan menggambar model dan menghitung banyaknya pot dan persegi pada setiap model menggunakan operasi perkalian. Sedangkan subjek kedua melakukan generalisasi hubungan kovariasi dengan memperhatikan banyaknya pot dan persegi pada model sebelumnya. Berdasarkan hasil pekerjaan subjek dan wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek pertama menggunakan strategi counting dan subjek kedua menggunakan strategi recursion.Kata kunci : generalisasi, hubungan kovariasi, hubungan fungsionalABSTRACTOne of the activities in learning mathematics is to make generalizations. Functional relationships are divided into two, namely covariation relationship and correspondence relationship. The generalization of a covariation relationship is a process for obtaining a statement about the relationship of changes in two quantities. The process consists of relating, searching, and extending. This study aims to describe the strategies used in generalizing the covariation relationship in junior high school students. This research was carried out in SMP Negeri 1 Jombang and SMP Negeri 2 Jombang, in the odd semester of the academic year 2018/2019. This research is qualitative research with data collection through think aloud and interviews. The subjects in this study were 2 junior high school students selected from 26 students who generalized the covariation relationship. The first subject generalized the covariation relationship by drawing the model and calculating the number of pots and squares in each model using multiplication operations. Otherwise, the second subject generalized the covariation relationship by observing the number of pots and squares in the previous model. Based on the results of the subject's works and interviews, it can be concluded that the first subject uses the counting strategy and the second subject uses the recursion strategy. Keywords : generalization, covariation relationship, functional relationship
MANIPULASI MATEMATIKA SISWA SD DALAM MENYELESAIKAN SOAL PECAHAN
Eny Suryowati;
Rifa Nurmila
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 2, No 1 (2020): Second Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Materi pecahan merupakan salah satu materi yang kompleks untuk anak Sekolah Dasar. Operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan merupakan salah satu bagian dari materi pecahan yang dipelajari di Sekolah Dasar. Konsep pecahan akan menjadi lebih nyata jika menggunakan media yang tepat. Salah satu media yang bisa digunakan adalah clock-face fraction. Media ini dapat digunakan siswa untuk melakukan manipulasi matematika dalam menyelesaikan soal pecahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana siswa SD kelas 4 melakukan manipulasi matematika dalam menyelesaikan soal pecahan. Dua siswa SD kelas 4 akan diberi penjelasan tentang penggunaan clock-face fraction, kemudian siswa diberi soal pecahan untuk dikerjakan dengan bantuan clock-face fraction. Saat siswa mengerjakan akan diamati bagaimana proses siswa mengerjakan dan setelah itu akan dilakukan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek 1 merepresentasikan pecahan secara simbol kemudian menggunakan benda konkrit clock-face fraction, sedangkan subjek 2 merepresentasikan pecahan menggunakan benda konkrit dahulu kemudian mengubahnya menjadi simbol matematika. Subjek 1 dan subjek 2 merepresentasikan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan menggunakan benda konkrit clock-face fraction kemudian menuliskan simbol matematika penjumlahan dan pengurangan pecahan. Subjek 1 dan subjek 2 membandingkan dua pecahan menggunakan benda konkrit clock-face fraction kemudian menyimpulkan hasilnya dalam bentuk simbol matematika.
PENDAMPINGAN BELAJAR UNTUK ANAK SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI DUSUN TEBUIRENG CUKIR JOMBANG
Alfi Farihatul Lathifah;
Eny Suryowati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pandemi Covid-19 yang menjangkit seluruh negara dunia telah merubah tatanan hidup masyarakat dunia, perubahan pola hidup ini mencangkup semua dimensi baik ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, pendidikan, pertahanan, dan keamanan. begitu luasnya dimensi yang terdampak bahkan mengakibatkan beberapa negara memasuki fase krisis akibat ketidakmampuan negaranya beradaptasi dengan cara-cara baru dalam menyelenggarakan pemerintahannya. Dalam bidang pendidikan Dusun sudah termasuk maju, baik dari lembaga formal maupun lembaga non formal. Namun, keberadaan lembaga tersebut tidak dibarengi dengan tenaga pengajar yang cukup. Sehingga ada beberapa lembaga pendidikan non formal yang kekurangan jumlah tenaga kerja seperti guru mengaji. Selain itu, adanya keluhan dari orang tua akibat tugas anaknya yang semakin hari semakin bergam dan susah. Disisi lain perlu adanya pendampingan seorang guru untuk memahami materi dan membantu menunjang kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran yang bersifat daring dan dilakukan dirumah dan hal ini juga membantu orang tua karena tidak semua orang tua mampu mengikuti dan mendampingi anak anaknya. Berdasarkan permasalahan tersebut, solusi yang dapat dilakukan adalah perlu adanya Bimbingan belajar Fun Learning, melalui kegiatan ini anak- anak yang ada di sekitar rumah tetap dapat memahami materi yang telah diberikan oleh guru melalui metode yang menyenangkan. Disisi lain, bimbingan belajar ini juga dapat memberikan kemudahan bagi siswa serta tambahan materi dan kosakata bahasa Inggis.
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MTS DALAM MENYELESAIKAN SOAL ALJABAR
Achmad Iqdam Musabik;
Syarifatul Maf’ulah;
Eny Suryowati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Matematika merupakan ilmu yang bersifat hirarkis dimana antara satu konsep dengan konsep lainnya saling terkait. Sehingga mengharuskan siswa memiliki konsep yang baik untuk belajar konsep lainnya. Meskipun matematika telah digunakan dalam kehidupan sehari – hari terkadang siswa masih kesulitan dalam memahami konsep dari beberapa cabang matematika salah satunya aljabar. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk memilih materi aljabar, sebab aljabar merupakan cabang matematika yang sering digunakan pada cabang-cabang yang lainnya. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsepsi dapat berdampak pada kesalahan konsep yang biasa dikenal dengan miskonsepsi. Untuk mengidentifikasi miskonsepsi yaitu dengan metode Certainty Of Response Index (CRI). Tujuan penelitian ini mendeskripsikan analisis miskonsepsi siswa mts dalam menyelesaikan soal aljabar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini subjek yang diteliti adalah 3 yaitu subjek dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan matematika siswa, tes aljabar yang dianalisis dengan metode CRI dan wawancara. Data yang dianalisis adalah data yang didapat dari hasil tes aljabar dan hasil wawancara Data yang diperoleh selanjutnya ditriangulasi dengan memberikan tes aljabar baru yang setara untuk diselesaikan pada waktu yang berbeda. Data yang sudah diperoleh dalam penelitian ini dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yakni mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa subjek berkemampuan matematika tinggi mengalami miskonsepsi teoritikal dan miskonsepsi korelasional. Subjek berkemampuan matematika sedang mengalami miskonsepsi klasifikasional dan miskonsepsi korelasional. Subjek berkemampuan matematika rendah mengalami miskonsepsi teoritikal, miskonsepsi klasifikasional dan miskonsepsi korelasional. Penelitian ini menganalisis miskonsepsi siswa karena, miskonsepsi pada siswa sering terjadi dan harus dihilangkan serta harus menjadi perhatian khusus bagi guru serta siswa itu sendiri karena dapat berakibat terganggunya atau kesalahan konsep pada konsepsi berikutnya. Apabila tidak segera diatasi siswa akan tetap mempertahankan konsep yang salah, maka akan membuat guru mengalami kesulitan dalam mengubah atau membenarkan konsep yang salah pada proses pembelajaran.
PROSES BERPIKIR PADA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED
Rully Nur Rodiya;
Eny Suryowati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Proses berpikir adalah tahap-tahap atau fase yang dilalui seseorang dalam melakukan aktivitas mental yang terjadi selama melakukan generelisasi hubungan fungsional. Dalam menyelesaikan soal atau masalah tertutup atau terbuka (open ended), siswa melakukan proses berpikir. Proses berpikir setiap siswa tentu berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal open ended berdasarkan tahapan Moson kelas VIII pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah 2 siswa dari masing-masing siswa yang berkemampuan matematika tinggi dan rendah yang ditentukan berdasarkan nilai pada tes kemampuan matematika. Instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, sedangkan instrumen pendukungnya adalah lembar tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap entry siswa berkemampuan matematika tinggi dan rendah memenuhi indikator yaitu dapat menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada tahap attack, siswa dapat menentukan dan menerapkan strategi dengan meggunakan langkah-langkah penyelesaian dengan 2 cara penyelesaian serta dapat mengoperasikan langkah-langkah dengan tepat. Sedangkan siswa berkemampuan matematika rendah dapat menentukan langkah-langkah penyelesaian dengan 2 cara penyelesaian serta subjek dapat mengoperasikan langkah-langkah, namun kurang teliti dalam melaksanakan penyelesaian pada cara pertama sehingga terjadi kesalahan dalam pengoperasianya, akan tetapi pada cara kedua dapat menyelesaikan dengan tepat. Pada tahap review siswa berkemampuan matematika tinggi dan rendah memenuhi indikator yaitu dapat membuat kesimpulan yang hasilnya siswa berkemampuan matematika tinggi dapat menemukan 3 jawaban benar dan siswa berkemampuan matematika rendah menemukan 1 jawaban yang benar.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELESTARIAN CAMPURSARI DAN PENGOLAHAN HASIL PANEN DI DESA WONOKERTO
Eny Suryowati;
. Ubab;
Vivi Dwi Djayanti
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 2, No 1 (2020): Second Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Desa Wononerto dalah sebuah desa memiliki permasalahan mengenai kebudayaan kesenian campursari serta tentang mengolah hasil panen menjadi produk yang berdaya jual tinggi yang belum bisa dikembangkan secara maksimal oleh masyarakat. Permasalahan yang ada di masyarakat berfokus pada kurangnya rasa menyadari adanya potensi di sekitar mereka yang mungkin bisa mereka gunakan sebagai sumber daya tambahan yang mungkin bisa berguna bagi masyarakat desaWonokerto. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong empati mahasiswa, dan dapat memberikan sumbangsih bagi penyelesaian persoalan yang ada di masyarakat. Interaksi antara mahasiswa dengan masyarakat, di satu sisi mahasiswa memperoleh pengetahuan dari masyarakat, dan di sisi lain masyarakat belajar dari mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dalam pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development) di wilayahnya. Dalam kaitan ini, secara khusus tujuan kegiatan ini adalah pengembangan kemampuan, kemandirian, keberdayaan, dan produktivitas masyarakat yang bergerak di sektor kebudayaan dan perekonomian. Metode pelaksanaan adalah pendampingan dan penyuluhan dalam bentuk pelatihan pembuatan pelatihan pembuatan cookies dari kopi dan ice cream dari ubi ungu serta pelatihan campursari. Selain itu, juga dilakukan kegiatan pendukung berupa penampilan hasil dari pelatihan Campursari yang dilakukan di Balai desa Wonokerto. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan dan pendampingan serta kegiatan pendukung pada masyarakat Desa Wonokerto Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang berdampak pada peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kegiatan pelatihan dan pendampingan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat Desa Wonokerto.
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menggeneralisasi Pola Berdasarkan Taksonomi Generalisasi
Eny Suryowati;
Lia Budi Tristanti
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20527/edumat.v10i1.11250
Ketrampilan dalam belajar matematika salah satunya adalah generalisasi. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan siswa dalam generalisasi pola bilangan. Proses generalisasi pada penelitian ini berdasarkan taksonomi generalisasi yaitu aksi relating, searching dan extending serta generalisasi refleksi berupa pernyataan tertulis dan lisan dari subjek. Proses penentuan subjek penelitian dimulai dari pemberian soal tentang pola bilangan kepada semua siswa kelas VIIIC MTsN 4 Denanyar Jombang sebanyak 35 siswa. Ada 31 siswa yang melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal tentang pola. Terdapat 27 siswa melakukan kesalahan dalam menentukan banyaknya persegi pada model ke n, ini yang menjadi calon subjek dan dipilih 2 siswa untuk menjadi subjek penelitian berdasarkan strategi yang digunakan pada aksi relating dan searching. Empat siswa mengalami kesalahan dari awal menentukan banyaknya persegi pada model yang ditentukan, ini tidak menjadi subjek penelitian karena subjek tidak melakukan salah satu aksi generalisasi dengan benar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pertama melakukan kesalahan dalam aksi extending yaitu subjek tidak dapat memperluas jangkauan penerapan. Subjek kedua juga mengalami kesalahan dalam aksi extending yaitu subjek tidak memahami tentang pola ke n sehingga tidak dapat memperluas jangkauan penerapan. Kedua subjek melakukan kesalahan overspesialisasi, ini terjadi karena terbatasnya persepsi dari siswa tentang situasi pada masalah sehingga dapat menyebabkan siswa menggunakan strategi yang tidak efisien atau kesalahan generalisasi. Kata kunci: kesalahan, aksi generalisasi, pola bilangan Abstract: One of the skills in learning mathematics is generalization. The purpose of this study is to describe the errors made by students in generalizing number patterns. The generalization process in this study is based on the generalization taxonomy, namely relating, searching and extending actions and generalizing reflections in the form of written and oral statements from the subject. The process of determining the research subjects started from giving questions about number patterns to all students of class VIIIC MTsN 4 Denanyar Jombang as many as 35 students. There were 31 students who made mistakes in working on questions about patterns. There were 27 students who made an error in determining the number of squares in the nth model, these were the prospective subjects and 2 students were selected to be research subjects based on the strategies used in relating and searching. Four students experienced an error from the beginning in determining the number of squares in the specified model, this was not the subject of the study because the subject did not perform any of the generalization actions correctly. The results showed that the first subject made an error in the extending action, namely the subject could not expand the range of application. The second subject also experienced an error in the extending action, namely the subject did not understand the nth pattern so he could not expand the range of application. Both subjects made an overspecialization error, this happened because of the limited perception of students about the situation in the problem so that it could cause students to use inefficient strategies or generalization error Keywords: error, generalization action, number pattern
Pemberdayaan Masyarakat Desa Keras Diwek Jombang Dalam Pembiasaan Perilaku Hidup Sehat Di Era New Normal
Eny Suryowati;
Eni Lutfia Ningsih
UN PENMAS (Jurnal Pengabdian Masyarakat untuk Negeri) Vol 1 No 1 (2021): UN PENMAS Vol 1 No 1
Publisher : LPPM Universitas Narotama
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (380.865 KB)
|
DOI: 10.29138/un-penmas.v1i1.1581
Minimnya kesadaran masyarakat desa Keras untuk melaksanakan perilaku hidup sehat di era new normal menciptakan keprihatinan. Saat pandemi COVID-19 belum juga selesai dan pemerintah terus menggalakkan kegiatan 3M namun masyarakat sudah mulai acuh. Tak hanya sebatas hal tersebut, masalah lain yang juga muncul adalah sudah mulai jarangnya dilakukan kegiatan spraying guna sterilisasi lingkungan sekitar tempat tinggal yang biasa dilakukan oleh pemerintah desa Keras membuat masyarakat hanya bisa berdiam diri. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut agar bisa teratasi. Salah satu langkah yang dapat digunakan mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan sosialisasi hidup sehat yang dikemas melalui video dan juga sosialisasi cara pembuatan cairan desinfektan secara mandiri dengan bahan yang ramah dikantong dan mudah dijumpai. Hal ini sangat penting untuk dilakukan di masa pandemi seperti sekarang ini sebagai wujud pencegahan penyebaran virus COVID-19. Adanya kegiatan pengabdian ini dapat memberikan edukasi dan meningkatkan wawasan masyarakat desa Keras agar tetap mematuhi 3M dan dapat membuat cairan desinfektan secara mandiri.