Desa Sadawarna di Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, menghadapi permasalahan serius dalam pengelolaan sampah plastik, dengan produksi harian mencapai 0,5 ton. Minimnya fasilitas TPS dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi penyebab utama inefisiensi pengelolaan. Sebagai solusi, tim dari Politeknik Negeri Subang mengembangkan Mesin Pemusnah Sampah 100 (MPS 100), sebuah incinerator skala desa yang dirancang untuk efisiensi pengolahan dan edukasi lingkungan. Kegiatan pengabdian dilakukan melalui tahapan perancangan, manufaktur, pengujian, pelatihan operasional, dan seminar edukasi. Hasil pengujian menunjukkan MPS mampu memusnahkan hingga 100 kg sampah per hari. Seminar edukatif yang menyertai kegiatan ini meningkatkan skor kesadaran masyarakat dari 68,00 (pretest) menjadi 88,40 (posttest), dengan nilai N-Gain 63,75% (kategori sedang). Inovasi ini menunjukkan bahwa integrasi teknologi tepat guna dan pendekatan edukatif dapat meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam mengelola sampah secara berkelanjutan.