Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

LAYANAN BK MELALUI APLIKASI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP SIKAP KERJA SAMA Iip Istirahayu
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 5, No 2 (2020): Volume 5 Number 2, September 2020
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jbki.v5i2.1659

Abstract

Munculnya permainan modern menyebabkan tergeser dan  hilangnya permainan tradisional, sehingga salah satu upaya yang dilakukan adalah Pengaplikasian  permainan tradisional dalam Pendidikan melalui bimbingan dan konseling. Tujuan dari pengaplikasian permainan tradisional lompat tali adalah untuk melihat sikap kerjasama siswa SD. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan instrument observasi pada 50 kelompok (1 kelompok 5 orang). Hasil penelitian menjelaskan bahwa adanya kerjasama yang baik, hal ini terlihat dari siswa memiliki tujuan yang sama dalam mencapai tujuan, terlihat sikap saling membatu, adanya sikap mentaati aturan permainan, adanya saling komunikasi antar anggota kelompok, memiliki rasa tanggung jawab kebersamaan, saling membaur satu sama lain tanpa memandang perbedaan, adanya pembagian tugas dalam kelompok
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SINGKAWANG TAHUN AJARAN 2014/2015 Fransiska Fransiska; Slamat Fitriyadi; iip istirahayu
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 2, No 1 (2017): volume 2 Number 1 March 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.414 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v2i1.247

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII  SMP Negeri 7 Singkawang Tahun Ajaran 2014/2015, pelaksanaan layanan bimbingan kelompok  dengan teknik diskusi, dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII E SMP Negeri 7 Singkawang Tahun Ajaran 2014/2015  melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian Pre-experimental Designs dengan One-Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singkawang Tahun Ajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri Singkawang Tahun Ajaran 214/2015, yang memiliki tingkatan wawasan dan kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah. Sedangkan metode analisis data menggunakan  analisis data deskripsif  persentase dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (a) gambaran umum komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singkawang Tahun Ajaran 2014/2015 dengan jumlah 34 siswa diperoleh data sebanyak 5 siswa dikatagorikan sangat tinggi, 24 siswa pada katagori tinggi, dan yang dikatagorikan sedang sebanyak 5 siswa; (b) pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan; (c) berdasarkan Uji Wilcoxon peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa  sebesar 528.
MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF CONTROL UNTUK MEREDUKSI PERILAKU MENYONTEK SISWA SMP NEGERI DI KOTA SINGKAWANG Dian Mayasari; Iip Istirahayu
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): volume 3 Number 2 September 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.833 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v3i2.754

Abstract

Siswa yang duduk di bangku SMP merupakan siswa yang berada pada usia remaja. Usia dimana terjadi perubahan dalam aspek biologis, psikologis, dan sosial. Dalam menghadapi perubahan yang terjadi siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan yang ada. Akan tetapi tidak semua siswa dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perubahan lingkungan. Ketidakmampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan akan menyebabkan timbulnya perilaku bermasalah. Perilaku bermasalah yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran salah satunya adalah perilaku menyontek. Perilaku menyontek bersifat destruktif dan apabila tidak ditangani akan berdampak pada munculnya masalah dalam belajar maupun kebiasaan siswa untuk menyontek. Mengingat akibat yang akan ditimbulkan dari perilaku menyontek tersebut, membawa pemikiran bahwa perilaku menyontek perlu diatasi agar siswa tidak mengalami akibat serius dari perilaku tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan adalah melalui bimbingan kelompok dengan teknik self control. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan model bimbingan kelompok dengan teknik self control untuk mereduksi perilaku bermasalah siswa SMP Negeri Di Kota Singkawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri Di Kota Singkawang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, DCM, dan validasi ahli. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan prosedur kualitatif. Model bimbingan kelompok dengan teknik self control untuk mereduksi perilaku bermasalah tersusun atas 7 komponen: (1) Rasional; (2) Visi dan misi; (3) Tujuan; (4) Isi bimbingan kelompok; (5) Dukungan sistem yang teridiri dari: (a)  pengembangan program, (b) pengembangan staf, dan (c) penataan kebijakan, prosedural, dan petunjuk teknis; (6) Peran, fungsi dan kualifikasi konselor, serta (7) Tahapan bimbingan kelompok yang terdiri dari (a) tahap awal, (b) tahap peralihan, (c) tahap kegiatan, (d) tahap pengakhiran, serta (e) evaluasi dan tindak lanjut.
LAYANAN KONSELING KELOMPOK MENGGUNAKAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU MEROKOK SISWA SMP N 1 TERIAK Rulia Trifena; Iip Istirahayu; Slamat Fitriyadi
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 5, No 2 (2020): Volume 5 Number 2, September 2020
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jbki.v5i2.785

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil pengurangan perilaku merokok melalui konseling kelompok dengan teknik self management. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode pre eksperimen, dengan sampel 4 orang siswa yang diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang  digunakan yaitu perhitungan gain melalui selisih basselin dan intervensi. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan instrumen  pemberian  angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua subjek penelitian mampu menggurangi perilaku merokoknya, yaitu R1 dapat menurun kan perilaku merokoknya sebanyak 22 poin. R2 dapat mengurangi perilaku merokok nya sebanyak 20 poin. R3 dapat mengurangi perilaku merokok nya sebanyak 20 poin. R4 dapat mengurangi perilaku merokoknya sebanyak 30 poin.
PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 7 SINGKAWANG Marice Marice; Iip Istirahayu; Slamat Fitriyadi
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 2, No 1 (2017): volume 2 Number 1 March 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.722 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v2i1.249

Abstract

Penelitian ini berdasarkan fenomena yang ada di SMP Negeri 7 Singkawang menunjukkan masih rendahnya empati siswa. Melalui bimbingan kelompok diharapkan empati siswa dapat ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan kelompok untuk meningkatkan empati siswa kelas VII C di SMP Negeri 7 Singkawang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Singkawang. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 8 siswa di kelas VII C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok pada pertemuan pertama siswa kebanyakkan tidak menanggapi teman yang sedang menyampaikan pendapat. Hanya ada satu siswa yang mampu menunjukkan empatinya seperti menghargai teman yang sedang berbicara dengan cara merespon dan memberi tanggapan, siswa ini digolongkan dengan indikator empati. Pertemuan kedua ada enam siswa sudah mencakup indikator empati memikirkan, memahami, merasakan dan mengkomunikasikan seperti siswa aktif bertanya, berani mengemukakan pendapatnya dan mampu merespon tanggapan temannya. Pertemuan ketiga kali ini semua siswa sudah aktif berargumen dan bertanya tanpa ditunjuk oleh pemimpin kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa indikator empati telah diwujudkan oleh setiap siswa. 
EMOTIONAL ANALYSIS OF CHILDREN IN CLASS I PRIMARY SCHOOL J. Sunarti; Iip Istirahayu; Slamat Fitriyadi
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 2, No 1 (2017): volume 2 Number 1 March 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.372 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v2i1.240

Abstract

This study aims to describe the emotional dynamics of first grade students at the beginning of the lesson and at the end of the lesson of one elementary school in Singkawang City and to analyse the factors causing the emotions of the first grade students at the beginning of the lesson and at the end of the lesson on one elementary school in Singkawang City. This type of research is qualitative research. Sources of data used are class I and Teacher homeroom I. Data collection techniques that researchers use is participatory observation in the process of learning in the classroom at the beginning and end of the lesson. Interview techniques in the form of structured interviews used to obtain information as complete as possible. Data collection techniques with documents in the form of writing and photos. Data Collecting Instrument used in this research are observation sheet, interview questionnaire and activity photo. The results explain the emotional dynamics in the first grade students of Brother Singkawang Elementary School at the beginning of the lesson is 100% happy. At the end of the hour 18% happy, 18% sad, and 63% angry. Factors causing emotions happy at the beginning of the lesson because it can meet friends, play and learn together. As for sad and angry emotions are not visible. At the end of the lesson there are happy emotions caused by content to play, full because they have eaten and ready to learn again and can answer teacher questions. The sad emotion at the end of the lesson is caused by still want to play, sick, hot weather, tired or tired and fighting. Furthermore, feelings of anger caused by a friend's fight and bullied, hot weather, angry due to the teacher warned and hyperactive.
KORELASI PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK TERHADAP SIKAP EMPATI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 81 SINGKAWANG Iip Istirahayu; Solehuddin Solehuddin
Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.408 KB) | DOI: 10.31602/jmbkan.v8i1.6228

Abstract

 Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal, salah satunya adalah sikap empati yang  merupakan salah satu karakter bangsa Indonesia dan terdapat pada permainan tradisional. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengukur pengaruh permainan tradisional engklek terhadap sikap empati siswa Sekolah Dasar. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan teknik analis deskripstif persentase. Hasil penelitian menujukkan tingkat sikap empati sebesar 64,7% kategori tinggi dan sebanyak 35,3 % kategori rendah, dengan demikian pada permainan tradisional Engklek terdapat sikap empati yag tinggi dan yang rendah perlu adanya peningkatan melalui layanan Bimbingan dan Konseling.
POLITIK PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN ISU PENYELENGGARAAN PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA Noviana Diswantika; Iip Istirahayu; Agus Taufiq
Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.83 KB) | DOI: 10.31602/jmbkan.v8i2.7113

Abstract

This article aims to describe the political issues of education that occur in Indonesia. The study of issues from the perspective of the importance of education to the dynamics of education in Indonesia, one of which changes the curriculum from year to year until now has not found the right formulation. Until now, the Independent Learning Campus Teaching (MBKM) policy is seen as the right formula, but it is still faced with fatal weaknesses that result in curriculum adaptation in each study program with adjustments to the policy. Solutions and recommendations regarding the political condition of education in Indonesia and the issue of MBKM will be discussed further.
ELEMENTARY SCHOOL STUDENT COOPERATION CHARACTER PROFILE IN SINGKAWANG CITY Iip Istirahayu
JOMSIGN: Journal of Multicultural Studies in Guidance and Counseling Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jomsign.v7i1.46719

Abstract

The character of cooperation is known as Gotong Royong which is the culture of the Indonesian nation, so it needs to be maintained and developed so that it remains a person who has a cooperative character. The purpose of this study was to measure the level of cooperative character of elementary school students in Singkawang City. The research method used was a quantitative survey in the form of a survey, conducted on elementary school students with a sample 322 of upper class students in 10 schools in a stratified manner. sampling. The results of the research on the cooperative character profile of elementary school (SD) students can be concluded to be in the medium category, meaning that students have good motive aspects. That is, each individual who interacts has certain motives and goals. Having a good emotional aspect, that is, each individual is driven by the same feelings in social interactions. Having a good interaction aspect, namely being able to relate to other individuals. Having leadership aspects, namely being able to lead groups. Has an external aspect, namely the interaction and sentiment from outside influences (external system). Has an internal aspect of the system, namely creating a common awareness and action that gives rise to an internal system. There are forty-seven other students in the high category, which have excellent cooperative characters, namely having stable motives and goals, being able to manage emotions well in interactions, being able to build interactions with other friends, having the ability to lead groups well. , able to influence the parks well, have awareness and act of cooperation very well. There are eighteen students in the low category, which means they have a fairly good cooperative character in the motive aspect, emotional aspect, interaction aspect, leadership aspect, external aspect, and internal aspect.
Bimbingan Karir Terhadap Pemilihan Studi Lanjut Siswa Kelas XII Istirahayu, Iip; Mayasari, Dian; Fitriyadi, Slamat; Damayanti, Zulita
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 2, Issue 2, July 2018
Publisher : Guidance and Counseling Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbkt.v2i2.372

Abstract

Selection of further study is a problem that is often experienced by students. The inability to make choices of college, department, academic ability, will cause anxiety and anxiety that will make decisions based on the influence of others such as parents, family, and friends. To assist students in understanding the selection of advanced studies appropriate to their interests and talents, there needs to be a career guidance service. This study aims to determine the magnitude of the influence of career guidance services against the election of advanced study of grade XII students. The method used is quantitative research using SPSS 17.0 on simple linear regression test which is used to know the effect of career guidance service on selection of further study. This study used a sample of 120 students of Class XII who were taken by random sampling at Senior High School in Singkawang city. The results showed that the career guidance service gives influence to the students of class XI in determining the selection of further study. From result of linear regression calculation by using SPSS 17.0 application so big influence is 0.098. the conclusion is that any career guidance services provided, will have a positive effect of 0.098 on the ability of students in choosing further studies. Suggestions for students, in order to follow the existing career guidance services in school so that it can assist in determining the decision selection of further study in accordance with the talents, interests and abilities possessed. For teachers of BK, can maximize career guidance services especially related to advanced studies so that students are able to choose and determine the choice of study of interest and in accordance with the ability possessed. The next researcher, this study is expected to be used as a reference and developed.