Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh Edukasi Media Video Animasi tentang Puasa terhadap Pengetahuan Pre Operatif Pasien General Anestesi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Muhammad Zulkifli Salim; Anita Setyowati; Tri Hapsari Listyaningrum
Quantum Wellness : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2025): Juni : Quantum Wellness : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/quwell.v2i2.1835

Abstract

Pre-operative fasting is crucial to prevent anesthetic complications such as pulmonary aspiration. However, many patients still lack adequate understanding of pre-operative fasting guidelines, increasing the risk of complications. Animated video education is considered more effective than conventional methods in improving patient knowledge. This study aimed to determine the effect of animated video education on pre-operative fasting knowledge in patients undergoing general anesthesia at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. A pre-experimental one-group pretest-posttest design was used, involving 30 respondents selected through accidental sampling. Data were collected using a structured questionnaire and analyzed with the Wilcoxon Signed Rank Test. The results showed a p-value of 0.000, indicating a statistically significant improvement in knowledge after the intervention. This suggests that animated video education effectively enhances patients' understanding of pre-operative fasting. In conclusion, there is a significant effect of animated video education on pre-operative knowledge regarding fasting in patients undergoing general anesthesia at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. Future research is recommended to use a larger sample size to improve the validity and reliability of the findings.
PENGARUH EDUKASI MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SPINAL ANESTESI PADA PASIEN PRE OPERASI DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING Alvina Maharani Nur Aisyah; Joko Murdiyanto; Anita Setyowati
JHN: Journal of Health and Nursing Vol. 3 No. 1 (2025): JHN: Journal of Health and Nursing
Publisher : ASIAN PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58738/jhn.v3i1.666

Abstract

Anestesi spinal atau Subarachnoid Block (SAB) merupakan anestesi regional dengan menyuntikkan obat anestesi lokal ke dalam ruang subaraknoid. Tindakan pembedahan merupakan prosedur invasif dengan menggunakan tindakan anestesi, hal ini dapat menimbulkan kecemasan. Kurangnya pengetahuan mengakibatkan seseorang lebih mudah mengalami kecemasan. Pengetahuan dapat ditingkatkan dengan pemberian edukasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh edukasi melalui media video terhadap tingkat pengetahuan spinal anestesi pada pasien pre operasi di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian menggunakan pre-eksperimental design dengan rancangan one group pre-test post-test design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah non probability sampling berupa purposive sampling, sampel 52 pasien pre operasi dengan tindakan spinal anestesi. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon sign rank test. Nilai probabilitas dalam uji statistik non parametrik Wilcoxon adalah 0,000, sehingga hasil menunjukkan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan spinal anestesi pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah diberikan edukasi melalui media video. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat pengaruh edukasi melalui media video terhadap tingkat pengetahuan spinal anestesi pada pasien pre operasi di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
PERBEDAAN KEJADIAN POSTOPERATIVE NAUSEA AND VOMITING (PONV) PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN METODE ERACS DAN NON-ERACS DI RS PKU MUHAMMADIYAH LAMONGAN Sri Yuniarti Rohmaniyah; Raden Sugeng Riyadi; Anita Setyowati; Munadi
JHN: Journal of Health and Nursing Vol. 3 No. 1 (2025): JHN: Journal of Health and Nursing
Publisher : ASIAN PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58738/jhn.v3i1.693

Abstract

Sectio Caesarea merupakan prosedur persalinan yang semakin diminati seiring dengan perkembangan teknologi medis, dengan metode Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) yang terbukti mempercepat pemulihan dibandingkan metode Non-ERACS. Namun, salah satu efek samping yang sering terjadi pasca operasi adalah Post-Operative Nausea and Vomiting (PONV), yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kejadian PONV pada pasien SC dengan metode ERACS dan Non-ERACS di RS PKU Muhammadiyah Lamongan. Untuk mengetahui Perbedaan mengetahui Perbedaan Kejadian Postoperative Nausea and Vomiting (PONV) pasien post operasi Sectio Caesarea dengan metode ERACS dan Non-ERACS di RS PKU Muhammadiyah Lamongan. Desain penelitian ini yaitu kuantitatif komparatif, desain studi observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Jumlah responden sebanyak 40 dengan kelompok ERACS sebanyak 20 responden dan kelompok Non-ERACS sebanyak 20 responden. Hasil uji Mann-Whitney diperoleh nilai p-value 0,005<0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kejadian Postoperative Nausea and Vomiting (PONV) pasien post operasi Sectio Caesarea dengan metode Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) dan Non-ERACS di RS PKU Muhammadiyah Lamongan. Metode ERACS terbukti lebih efektif dalam menurunkan frekuensi kejadian PONV.
HUBUNGAN HIPOTENSI INTRA OPERATIF TERHADAP MUAL MUNTAH PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DENGAN SPINAL ANESTESI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Julia Ananda Nur Imani; Anita Setyowati; Aisyah Nur Azizah
JHN: Journal of Health and Nursing Vol. 3 No. 1 (2025): JHN: Journal of Health and Nursing
Publisher : ASIAN PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58738/jhn.v3i1.711

Abstract

Anestesi regional diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, salah satunya adalah spinal anestesi, dengan lokasi penyuntikan di vertebra lumbal sekitar L4-L5. Hipotensi merupakan salah satu resiko yang harus diperhatikan dalam prosedur spinal anestesi. Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh hipotensi pada saat intraoperatif memicu terjadinya perasaan tidak nyaman pada perut. Tujuan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan hipotensi intra operatif terhadap mual muntah pada pasien Sectio caesarea dengan spinal anestesi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 42 responden, dengan teknik sampling accidental sampling, uji yang digunakanan adalah uji kendall tau. Hasil dari penelitian ini yaitu dari 52 responden merasa mual saja sebanyak 23 responden (42,3%), responden mengalami retching sebanyak 7 (13,5%), dan responden yang mengalami mual lebih dari 30 menit atau muntah ≥ 2 kali sebanyak 0 responden (0%), sedangkan responden tidak merasa mual dan muntah sebanyak 22 responden (42,3%). Hasil uji Kendall tau didapatkan hasil 0,000 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara hipotensi intra operatif dengan kejadian mual muntah pada pasien sectio caesarea dengan spinal anestesi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.
Perbedaan Angka Keberhasilan Pemasangan Laryngeal Mask Airway Antara Teknik Cuff Dikempiskan dan Dikembangkan Sebagian pada Pasien Dewasa Isbhat Nawakhil; Raden Sugeng Riyadi; Anita Setyowati
Inovasi Kesehatan Global Vol. 2 No. 3 (2025): Agustus : Inovasi Kesehatan Global
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/ikg.v2i3.2096

Abstract

Laryngeal Mask Airway (LMA) insertion is an important part of airway management during general anesthesia. Two commonly used techniques are deflated cuff and partially inflated cuff. Choosing the right technique can increase the success rate of insertion and reduce complications such as air leaks or tissue trauma. This study aims to determine the difference in the success rate of laryngeal mask airway inserstion between deflated and partially inflated cuff techniques in adult patients at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. This study employed a quantitative method with a quasi-experimental design with a two group posttest only design. The sample consisted of 40 patients; and divided into two groups. Data were analyzed using the Mann-Whitney test. The results showed that the partially inflated cuff technique had a higher success rate (75%) than the deflated cuff technique (25%). The statistical test showed a significant difference with a p value <0,05. There was a significant difference in the success of LMA insertion between the two techniques. The partially inflated cuff technique is more recommended to increase the effectiveness and safety of the procedure.
Pengaruh Edukasi Menggunakan Poster Terhadap Kecemasan Pasien Pasca Operasi Dengan Spinal Anestesi Di RS Muhammadiyah Lamongan Jodhy Maulana; Anita Setyowati; Joko Murdiyanto; Munadi
Jurnal Kesehatan Republik Indonesia Vol 2 No 7 (2025): JKRI - Juni 2025
Publisher : PT. INOVASI TEKNOLOGI KOMPUTER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecemasan adalah respons umum pada pasien operasi yang dapat berdampak negatif pada hasil pembedahan dan pemulihan. Kecemasan seringkali dialami oleh pasien pasca operasi dengan anestesi spinal di RS Muhammadiyah Lamongan, yang disebabkan oleh minimnya pemahaman mereka tentang efek dan dampak dari spinal anestesi. Salah satu cara efektif mengurangi kecemasan adalah dengan memberikan edukasi yang tepat. Poster dipilih sebagai media edukasi karena sifatnya yang praktis, mudah dipahami, dan dapat diakses kapan saja bagi pasien untuk meningkatkan wawasan mereka. Penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian edukasi menggunakan poster terhadap kecemasan pasien pasca operasi dengan spinal anestesi di RS Muhammadiyah Lamongan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode quasy eksperimen dengan design post-test only control design. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, berjumlah 38 responden. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data berupa kuesioner DASS 21. Analisis data menggunakan uji statistic Wilcoxon. Hasil uji non parametrik dengan menggunakan uji Wilcoxon Rank Sum Test. Didapatkan hasil nilai P 0,004. Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat perbedaan tingkat kecemasan pasien yang diberikan edukasi dan yang tidak diberikan edukasi. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi tenaga medis untuk menggunakan media poster dalam edukasi guna mengurangi kecemasan pasien setelah operasi
Pengaruh Edukasi Menggunakan Leaflet Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Dengan Spinal Anestesi Di RSUD Kajen Pekalongan Eggy Nadya Lestari; Joko Murdiyanto; Anita Setyowati
Jurnal Kesehatan Republik Indonesia Vol 2 No 7 (2025): JKRI - Juni 2025
Publisher : PT. INOVASI TEKNOLOGI KOMPUTER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecemasan pre operasi merupakan respons umum pasien yang dapat berdampak negatif pada hasil pembedahan dan pemulihan. Pasien yang akan menjalani operasi dengan spinal anestesi di RSUD Kajen Pekalongan seringkali mengalami kecemasan akibat kurangnya pemahaman mengenai prosedur dan dampaknya. Pemberian edukasi yang tepat adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi kecemasan. Leaflet dipilih sebagai media edukasi karena praktis, mudah dipahami, dan dapat diakses pasien kapan saja untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian edukasi menggunakan media leaflet terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dengan spinal anestesi di RSUD Kajen Pekalongan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode pre-experimental dengan design one-grup pretes-posttes. Teknik pengambilan sampel menggunakan pusposive sampling, berjumlah 70 responden. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data berupa kuesioner APAIS. Analisis data menggunakan uji statistic Wilcoxon. Hasil uji non parametrik dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Didapatkan hasil nilai P 0,000. Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum diberikan edukasi dan sesudah diberikan edukasi. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar bagi tenaga medis lainnya untuk melakukan edukasi menggunakan media leaflet guna menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi.
PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONSENT TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI ANESTESI SPINAL DI RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN Ajuk Nike Ernani; Anita Setyowati; Aisyah Nur Azizah
JHN: Journal of Health and Nursing Vol. 3 No. 1 (2025): JHN: Journal of Health and Nursing
Publisher : ASIAN PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58738/jhn.v3i1.737

Abstract

Anestesi spinal meskipun efektif menghilangkan rasa sakit seringkali menimbulkan masalah psikososial yaitu kecemasan pada pasien pre operasi. Kecemasan yang tidak jelas dapat diatasi dengan pemberian informed consent yang baik. Didapatkan 81% pasien mengalami kecemasan saat akan menjalani anestesi spinal karena kurangnya informasi yang diterima oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian informed consent terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi anestesi spinal di RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre eksperimen dengan one group pretest posttest design. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 38 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum pemberian informed consent, mayoritas pasien mengalami kecemasan berat (44,7%) dan panik (21,1%). Setelah intervensi, terjadi penurunan signifikan dengan 78,9% pasien mengalami kecemasan ringan dan tidak ada pasien yang mengalami kecemasan berat atau panik. Analisis statistik dengan uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan signifikan (p = 0,000), mengindikasikan bahwa informed consent efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien. Simpulan penelitian ini menegaskan bahwa pemberian informed consent yang jelas dan komprehensif berperan penting dalam mengurangi kecemasan pasien sebelum menjalani anestesi spinal.
HUBUNGAN JENIS PEMBEDAHAN DENGAN KEJADIAN POST ANESTHETIC SHIVERING (PAS) PASCA SPINAL ANESTESI DI RUANG RECOVERY ROOM IBS RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Nadila Huriyati; Anita Setyowati; Ellyda Septiani Pramita
JHN: Journal of Health and Nursing Vol. 3 No. 1 (2025): JHN: Journal of Health and Nursing
Publisher : ASIAN PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58738/jhn.v3i1.734

Abstract

Post Anesthetic Shivering (PAS) merupakan salah satu komplikasi umum pasca anestesi, khususnya spinal anestesi, yang dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen, ketidaknyamanan, bahkan gangguan pada penyembuhan luka pasca operasi. Beberapa faktor diduga berperan dalam terjadinya PAS, salah satunya adalah jenis pembedahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis pembedahan dengan kejadian Post Anesthetic Shivering (PAS) pasca spinal anestesi di ruang recovery room RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional dan metode cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 55 responden yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui observasi langsung menggunakan lembar observasi jenis pembedahan dan derajat shivering berdasarkan skala Crossley and Mahajan. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami shivering derajat 1 (34,5%) dan derajat 2 (32,7%). Terdapat kecenderungan peningkatan derajat shivering seiring bertambahnya berat jenis pembedahan. Hasil uji Spearman Rank menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis pembedahan dan kejadian PAS dengan nilai p = 0,000 dan koefisien korelasi r = 0,649. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara jenis pembedahan dengan kejadian Post Anesthetic Shivering pasca spinal anestesi. Semakin berat jenis pembedahan, semakin tinggi pula derajat PAS yang terjadi. Hasil ini dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan untuk melakukan pencegahan shivering pada pasien dengan risiko tinggi.
Hubungan Sikap Terhadap Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Pada Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Rabiatun Adawiyah; Heri Puspito; Anita Setyowati
Nusantara Journal of Multidisciplinary Science Vol. 2 No. 12 (2025): NJMS - Juli 2025
Publisher : PT. Inovasi Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Letaknya di khatulistiwa, tiga lempeng tektonik aktif, dan serangkaian gunung berapi aktif yang membentuk Cincin Api, Indonesia rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.. Gempa bumi yang terjadi tahun 2006 di Yogyakarta mengakibatkan banyaknya korban jiwa, seperti yang terjadi di rumah sakit jiwa grhasia menyebabkan 77 pasien menjalani rawat inap, dan 49 pasien sudah bisa dilakukan rawat jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap tenaga medis di Rumah Sakit Jiwa Grhasia berhubungan dengan tingkat kesiapsiagaan mereka terhadap gempa bumi. Studi ini menggunakan metodologi cross-sectional dan bersifat kuantitatif. Dengan menggunakan sampling purposif dan survei sikap dan kesiapan sebagai alat, 73 tenaga kesehatan menjadi sampel. Uji korelasi rank Spearman digunakan untuk analisis bivariat. Berdasarkan temuan, sebagian besar responden sangat siap (93,2%) dan memiliki sikap positif (56,2%). Dengan nilai p 0,040 < 0,05 dan koefisien korelasi 0,241, uji korelasi rank Spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara sikap terhadap kesiapsiagaan bencana, menunjukkan hubungan (sedang) dengan tren positif. Pendapat tenaga kesehatan di RSJ Grhasia tentang kesiapsiagaan bencana gempa bumi secara signifikan terkait. Disarankan agar rumah sakit meningkatkan pelatihan dan simulasi bencana secara berkala untuk meningkatkan kesiapsiagaan tenaga kesehatan.