Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : jurnal abdimas saintika

WASPADAI STROKE SEJAK DINI UNTUK MENCEGAH DAMPAK FATAL: EDUKASI KESEHATAN PADA MASYARAKAT DI PUSKESMAS BELIMBING Angraini, Siska Sakti; Rika Nofia, Vino; Sandra, Rhona; Diana Morika, Honesty; Marlina, Roza; Herlina MP, Andhika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 1 (2025): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i1.3200

Abstract

ABSTRAK Kelurahan gunung sarik merupakan wilayah kerja puskesmas belimbing yang terdiri dari 17 desa, dengan jumlah penderita penyakit tidak menular yang cukup tinggi, termasuk stroke. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama di indonesia yang sering kali terjadi akibat kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko dan tanda-tanda awal stroke. Faktor risiko utama yang berkaitan dengan stroke antara lain hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, merokok, serta gaya hidup tidak sehat. Rendahnya pemahaman masyarakat mengenai pencegahan dan deteksi dini stroke menjadi tantangan besar dalam upaya menurunkan angka kejadian stroke. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini dan pencegahan stroke melalui edukasi kesehatan. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan penyuluhan interaktif kepada masyarakat di kelurahan gunung sarik. Edukasi ini dilaksanakan selama 1 hari pada bulan mei 2025. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari 20 peserta yang mengikuti penyuluhan, sebanyak 18 orang (90%) mengalami peningkatan pemahaman mengenai gejala awal stroke, faktor risiko, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa edukasi kesehatan mengenai stroke sangat penting untuk memberdayakan masyarakat dalam menjaga kesehatan pembuluh darah dan otak, serta mencegah dampak fatal yang ditimbulkan oleh stroke. Disarankan agar kegiatan serupa dilakukan secara berkelanjutan sebagai upaya promotif dan preventif di tingkat layanan primer, khususnya di wilayah kerja puskesmas belimbing.Kata kunci: Stroke, edukasi kesehatan, deteksi dini, pencegahan, penyakit tidak menular                                                                  ABSTRACTGunung Sarik Subdistrict is part of the working area of Belimbing Public Health Center, consisting of 17 villages, with a relatively high number of non-communicable disease (NCD) cases, including stroke. Stroke is one of the leading causes of death and disability in Indonesia, often occurring due to a lack of public awareness regarding risk factors and early warning signs. Major risk factors associated with stroke include hypertension, diabetes mellitus, high cholesterol, smoking, and unhealthy lifestyles. Low levels of public understanding about stroke prevention and early detection remain a significant challenge in efforts to reduce stroke incidence.The aim of this community service activity was to increase public knowledge regarding the importance of early detection and stroke prevention through health education. The method used was an interactive health education session conducted in Gunung Sarik Subdistrict. This educational activity was carried out over one day in May 2025. The results showed that out of 25 participants who attended the session, 22 people (88%) experienced an improvement in understanding the early symptoms of stroke, its risk factors, and preventive measures that can be practiced independently.Based on these findings, it can be concluded that health education about stroke is essential to empower the community in maintaining cerebrovascular and brain health and in preventing the fatal consequences of stroke. It is recommended that similar activities be carried out continuously as part of promotive and preventive efforts at the primary healthcare level, particularly in the working area of Belimbing Public Health Center.Keywords: Stroke, health education, early detection, prevention, non-communicable diseases.
Penerapan Kompres Hangat Leher Sebagai Terapi Non-Farmakologis Dalam Menurunkan Tekanan Darah: Program Edukasi Dan Pelatihan Untuk Penderita Hipertensi Marlinda, Roza; Sandra, Rhona; Rika Nofia, Vino; Sakti Anggraini, Siska; Herlina MP, Andika; Amri, Novita
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 1 (2025): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i1.3384

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara kronis dengan nilai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing yang terdiri dari 17 desa, dengan jumlah penderita penyakit hipertensi yang signifikan. Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah, mengakibatkan kerusakan pada system kardiovaskuler dengan gejalan paling dominan berupa nyeri kepala yang disebabkan oleh kerusakan vaskuler pada seluruh pembuluh perifer. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi obat-obatan dan secara non farmakologis salah satunya dengan kompres hangat pada leher. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi penyakit hipertensi melalui perawatan mandiri yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Sarik. Edukasi dilaksanakan selama 1 hari di bulan Maret 2025. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa dari 25 peserta yang berpartisipasi, sebanyak 23 orang (92%) memahami dan mengetahui cara melakukan kompres hangat pada leher untuk mengatasi sakit atau nyeri pada leher dan kaku kuduk. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa   penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kesehatan. Penerapan metode kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya sosialisasi, diskusi dan evaluasi kegiatan. Sejumlah 25 orang pasien dan keluarga hadir dalam kegiatan ini. Terdapat perbedaan signifikan pada pengetahuan responden pada sebelum (pretest) dan setelah (posttest) kegiatan. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi kegiatan rutin sebagai upaya peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga di masyarakat.
MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT JANTUNG MIOKARDIUM UNTUK DIHUP LEBIH SEHAT: PENDIDIKAN KESEHATAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN GUNUNG SARIAK KOTA PADANG Marlinda, Roza; Sandra, Rhona; Rika Nofia, Vino; Sakti Anggraini, Siska; Herlina MP, Andhika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 6, No 2 (2024): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v6i2.2736

Abstract

Penyakit Jantung miokardium merupakan keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah arteri koroner akibat pengendapan lemak dan kolestrol sehingga aliran darah ke jantung menjadi terhambat. Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing yang terdiri dari 17 desa, dengan jumlah penderita penyakit kardiovaskular yang signifikan. Kesehatan miokard membutuhkan perhatian khusus karena menjadi salah sato factor penting untuk fungsi optimal jantung. Kerusakan miokard dapat menyebabkan berbagai kondisi serius seperti infark miokard dan gagal jantung. Faktor risiko terkait kesehatan miokard meliputi hipertensi, diabetes melitus, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta rendahnya pengetahuan tentang pencegahan penyakit jantung. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dalam mengenal lebih dekat penyakit jantung miokard dalam mencegah penyakit jantung melalui perawatan mandiri yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Sarik. Edukasi dilaksanakan selama 1 hari di bulan Maret 2024. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa dari 20 peserta yang berpartisipasi, sebanyak 18 orang (90%) memahami dan mengetahui cara menjaga kesehatan miokard dan mencegah penyakit jantung. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kesehatan. Penerapan metode kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya sosialisasi, diskusi dan evaluasi kegiatan. Sejumlah 20 orang pasien dan keluarga hadir dalam kegiatan ini. Terdapat perbedaan signifikan pada pengetahuan responden pada sebelum (pretest) dan setelah (posttest) kegiatan. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi kegiatan rutin sebagai upaya peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga di masyarakat
SEGERA ATASI HIPERTENSI EMERGENCY SEBELUM TERLAMBAT PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN GUNUNG SARIAK MP, Andika Herlina; Rika Nofia, Vino; Diana Morika, Honesty; Sandra, Rhona; Marlinda, Roza; Sakti Anggraini, Siska
Jurnal Abdimas Saintika Vol 6, No 1 (2024): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v6i1.2573

Abstract

Wilayah kerja Puskesmas Belimbing yang terdiri dari 17 desa, salah satu penyakit hipertensi emergensi tertinggi diKelurahan Gunung Sarik dengan jumlah penderita penyakit kardiovaskular yang sangat tinggi. Di antara berbagaipenyakit jantung, perhatian khusus diberikan pada penyakit hipertensi emergensi. serta rendahnya pengetahuantentang pencegahan penyakit hipertensi emergensi. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalahmeningkatkan pengetahuan tentang pentingnya cepat mengatasi hipertensi emergensi untuk mencegah penyakitjantung melalui perawatan mandiri yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Metode pelaksanaankegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Sarik.Edukasi dilaksanakan selama 1 hari di bulan pada tanggal 06 Maret 2024. Hasil dari pengabdian masyarakat inimenunjukkan bahwa dari 32 peserta yang berpartisipasi, sebanyak 22 orang (88 %) memahami dan mengetahui caramenjaga kesehatan hipertensi emergensi dan mencegah penyakit jantung. Berdasarkan hasil kegiatan tersebut, jelasbahwa edukasi tentang manajemen kesehatan jantung secara mandiri sangat penting untuk membantu masyarakatmenerapkan dan mempertahankan perilaku sehat yang diperlukan untuk mengelola kondisi jantung secaraberkesinambungan, baik di dalam maupun di luar rumah, dengan tujuan mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular.Disarankan agar hasil kegiatan ini dijadikan acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Belimbing dan diterapkansecara luas dalam memberikan edukasi kesehatan yang mendukung perawatan mandiri pasien, sehingga merekamampu mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan jantung mereka terkhusus pada penyakit hipertensi emergensiKata Kunci: segera, atasi, hipertensi emergensi, sebelum terlambat
EDUKASI PENCEGAHAN SINDROM KORONER AKUT (SKA) PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN GUNUNG SARIAK Sakti Anggraini, Siska; Diana Moria, Honesty; Rika Nofia, Vino; Sandra, Rhona; Marlinda, Roza; Herlina, Andika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2148

Abstract

Sindrom Koroner Akut merupakan penyebab utama kematian tertinggi di dunia. SumateraBarat merupakan provinsi dengan prevalensi penyakit jantung tertinggi ke-4 di Indonesia.Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing. Dimanadi wilayah kerja ini terdiri dari 17 desa yang salah satunya terdapat penderita SindromKoroner Akut (SKA). Kelurahan gunung sariak memiliki jumlah penderita SindromKoroner Akut (SKA) terbanyak terlihat dari jumlah kunjungannya yaitu 89 orang.Peningkatan kasus pada Sindrom Koroner Akut kondisi yang disebabkan oleh penurunanaliran darah pada miokardium yang diakibatkan proses aterosklerosis pada pembuluh darahkoroner. Faktor yang terkait dengan resiko Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah umur,jenis kelamin, keturunan, dan faktor yang dapat dimodifikasi seperti merokok, hipertensi,diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas dan pengetahuan rendah tentang pencegahanSindrom Koroner Akut (SKA). Tujuan dari kegiatan pengabmas ini adalah Peningkatanpengetahuan tentang pencegahan Sindrom Koroner Akut (SKA) untuk meningkatkankesehatan dan menurunkan faktor risiko sehingga mencegah keadaan yang lebih parah.Metode pelaksanaan kegiatan ini dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan padamasyarakat yang menderita Sindrom Koroner Akut (SKA) di kelurahan Gunung Sariak.Waktu pelaksanaan edukasi hanya 1 hari di bulan Desember 2022. Hasil dari pengabmasini diperoleh dari 16 penderita Sindrom Koroner Akut (SKA) terdapat hampir semuamengerti dan mengetahui cara pencegahan dan Penangaann Sindrom Koroner Akut (SKA)yaitu 16 orang (80%). Berdasarkan hasil kegiatan tersebut yang telah dilakukan, ternyataSindrom Koroner Akut (SKA sangatlah penting dalam melaksanakan pencegahan primeruntuk meningkatkan kesehatan dan menurunkan faktor risiko, pencegahan sekunder untukmenangani gejala dengan cepat secara optimal sehingga mencegah keadaan yang lebihparah dan rehospitalisasi, serta pencegahan tersier untuk mempertahankan kesehatansecara optimal melalui dukungan dan kekuatan yang ada pada diri penderita. Disarankanhasil dari kegiatan ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Belimbing dandapat dilaksanakan ke sasaran masyarakat dalam memberikan pendidikan kesehatan dalamupaya pencegahan dengan baik dan menimbulkan budaya dalam kebiasaan hidup sehatdalam menerapkan upaya pencegahan sindrom coroner akut.Kata kunci: Edukasi Pencegahan, Sindrom Koroner Akut (SKA)