Kainama, Tamara Louraine Jeanette
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Karakteristik Habitat Peneluran Penyu Di Kawasan Konservasi Penyu Paleleng Pantai Skouw Yambe Kota Jayapura Papua Wanimbo, Efray; Ayer, Popi Ida Laila; Kainama, Tamara Louraine Jeanette; Kalor, John D.; Ramba, Fitra Yunia
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4181

Abstract

Kawasan Konservasi Penyu Paleleng terletak di pesisir pantai Skouw Yambe. Lokasi pantai di Skouw Yambe sangat strategis sebagai tempat yang cocok untuk penyu bertelur karena berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik. Namun kondisi lokasi bertelurnya penyu pada saat ini sangat memprihatinkan, dikarenakan banyaknya sampah yang bermacam-macam jenis yang berserakan di bagian pesisir pantai sehingga membuat kualitas pantai menurun. Selain masalah kebersihan pantai, fasilitas yang di butuhkan dalam Konservasi Penyu Paleleng juga masih terbilang kurang, sehingga kelompak masyarakat konservasi masih menggunakan peralatan sederhana dan seadanya. Tingginya peranan habitat maupun faktor ekologis terhadap kelangsungan peneluran dan perangsangan penyu di Pantai Skouw Yambe, maka sangat perlu dilakukan kajian dalam mendukung program Konservasi Penyu di kawasan Pantai Skouw Yambe. Metode Data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan di Pantai Skouw Yambe dan akan ditentukan 2 titik (stasiun pengambilan sampel) tempat mendaratnya penyu untuk bertelur. Berdasarkan tempat bertelurnya penyu, terdapat 2 stasiun yaitu Paerong (stasiun 1) dan Tanjung Tangwato (stasiun 2). Suhu pasir pada stasiun 1 rata-rata 29,72 derajat dan stasiun 2 rata-rata 30,06. Panjang Pantai Skouw Yambe memiliki panjang garis pantai kurang lebih 5 km atau kurang lebih 5.000 m dan lebar pantai pada stasiun 1 yaitu 66 m dan pada stasiun 2 berukuran 50 m. Substrat stasiun 1 dan 2 didominasi oleh pasir halus dengan ukuran 0,224 mm dan pada stasiun 2 berukuran 0,219 mm. Salinitas di stasiun 1 yaitu 33ppt dan pada stasiun 2 yaitu 35ppt. DO pada stasiun 1 yaitu 6,5 mg/l dan stasiun 2 yaitu 7,1 mg/l. Jenis vegetasi yang dominan di sekitar pantai tempat peneluran penyu Skouw Yambe adalah Pohon Pandan (Pandanus Sp), Pohon Bitanggur (Calophypillum inophyillum), Pohon Ketapang (Terminalia catappa), Pohon Kelapa (Cocos nucifera), Kacang Laut (Canavalia maritima), Pohon Bapa Ceda (Halabeu) bahasa daerah. Ancaman predasi habitat penyu yaitu akibat faktor dari makhluk hidup dan alam sendiri.
Prediksi Suhu Permukaan Laut di Perairan Kota Jayapura Tahun 2021-2025 Menggunakan Model SARIMA Hisyam, Muhammad; Sumardi, Sitti Rosnafi'an; Kainama, Tamara Louraine Jeanette; Haryati, Kristina
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4605

Abstract

Suhu permukaan laut (SPL) merupakan parameter oseanografi penting yang memengaruhi dinamika ekosistem laut dan iklim global, terutama di wilayah tropis. Perubahan SPL dapat berdampak signifikan terhadap curah hujan, distribusi biota laut, dan hasil tangkapan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memprediksi SPL di Teluk Yos Sudarso, Jayapura, menggunakan model Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average (SARIMA). Data yang digunakan merupakan data suhu bulanan dari Januari 2005 hingga Desember 2021 yang diperoleh dari Copernicus Marine Service. Analisis dimulai dengan uji stasioneritas menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF), diikuti dengan identifikasi pola musiman melalui ACF dan PACF. Hasil menunjukkan bahwa data memiliki sifat stasioner musiman dan pola musiman tahunan. Model SARIMA (1,0,1)(1,1,1,12) terpilih sebagai model terbaik untuk memprediksi SPL dengan mempertimbangkan kenaikan suhu laut sebesar 0,16°C per dekade. Hasil prediksi menunjukkan pola musiman yang stabil hingga tahun 2025, dengan nilai galat MAPE sebesar 1,83% yang mengindikasikan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Model ini mampu mengidentifikasi pola musiman dengan baik dan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan.
KERAGAAN SOCIAL-ECOLOGICAL SYSTEM SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK YOTEFA, KOTA JAYAPURA, INDONESIA Paulangan, Yunus Pajanjan; Warpur, Maklon; Manalu, Khristhoper Aris Arianto; Barapadang, Barnabas; Tangkelayuk, Herman; Hisyam, Muhammad; Rumahorbo, Basa Tunggul; Ramba, Fitria Yunia; Kainama, Tamara Louraine Jeanette; Baransano, Natan
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 2 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.2.97-106

Abstract

Social-Ecological System (SES) sebagai konsep interaksi manusia dan alam sangat penting dalam konteks pengelolaan sumber daya di kawasan pesisir secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap komponen dan pola interaksi sebagai bagian dari konsep SES sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik SES, yakni komponen dan pola interaksinya di Kawasan Teluk Yotefa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan bersumber dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui survey langsung di lapangan dengan cara observasi dan wawancara.  Wawancara dilakukan terhadap 120 responden yang mewakili masyarakat kampung terpilih, instansi pemerintah,  swasta dan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dipilih secara purposive sampling. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dari berbagai jurnal, laporan penelitian dan sumber data ilmiah lainnya yang relevan dengan kajian. Data yang telah dikumpulkan dibahas secara deskriptif dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan keragaan SES yang cukup beragam, yakni terdapat 6 (enam) komponen pembentuk SES di Teluk Yotefa dengan pola interaksi yang kompleks dan saling ketergantungan, dimana masyarakat sangat tergantung pada sumber daya yang ada di kawasan Teluk Yotefa, dan sebaliknya keberadaan dan kualitas sumber daya dipengaruhi oleh kondisi dan keberadaan masyarakat. Penelitian ini menunjukkan interaksi yang kuat dan saling bergantung antara manusia dan sumber daya alam sehingga perlu pengelolaan yang mampu meningkatkan ketahanan dalam kerangka SES. Oleh karena itu, perlu dukungan melalui peran pemerintah, swasta dan NGO dalam merespon kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya tanpa merusak lingkungan.
Analisis Perubahan Garis Pesisir Utara Enggros Menggunakan Citra Satelit Landsat Periode 2014–2024 Sumardi, Sitti Rosnafi’an; Kainama, Tamara Louraine Jeanette; Hisyam, Muhammad; Manalu, Kristhoper A. A.
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 2 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi November 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i2.5037

Abstract

Perubahan garis pantai merupakan indikator penting dinamika pesisir yang dipengaruhi oleh faktor alam dan aktivitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan garis pantai di Pesisir Utara Enggros, Teluk Youtefa, Kota Jayapura, selama periode 2014–2024 menggunakan citra satelit Landsat. Data yang digunakan meliputi citra Landsat 8 yang telah melalui proses koreksi, masking awan, dan penggabungan tahunan. Metode utama yang diterapkan adalah Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) untuk memisahkan area darat dan perairan, kemudian dilakukan thresholding, morfologi, vektorisasi, serta overlay multi-temporal guna menghitung luasan abrasi dan akresi tiap tahun. Analisis tren temporal dilakukan menggunakan regresi polinomial orde 2–6 untuk mengevaluasi pola perubahan dan memprediksi kondisi hingga tahun 2027. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 2014–2024, wilayah Pantai Enggros mengalami total akresi sebesar 2.157,32 Ha dan abrasi ±1.930,01 Ha, dengan rasio rata-rata perubahan 1,12, yang menandakan dominasi akresi secara umum. Namun, area barat (sekitar Jembatan Merah dan Pantai Ciberi) menunjukkan fluktuasi signifikan, dengan abrasi terbesar terjadi pada 2023–2024 dan puncak akresi pada 2022–2023 ). Model regresi polinomial orde 6 menunjukkan hasil paling sesuai (R2 = 0,845 untuk akresi dan 0,934 untuk abrasi), serta memproyeksikan tren peningkatan abrasi pada 2025–2027. Secara keseluruhan, Pesisir Utara Enggros menunjukkan dinamika pesisir yang kompleks akibat kombinasi proses alami dan aktivitas pembangunan.
Dinamika Pencemaran Lingkungan Berdasarkan Perspektif Sosio Kultur, Kesehatan dan Kebijakan di Teluk Numbay Kota Jayapura Kainama, Tamara Louraine Jeanette; Dosinaeng, Antonius Satrio Wicaksono; Lekitoo, Brayon Virgil; Krisifu, Pasca Fransiscus Izaak
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 2 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi November 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i2.5091

Abstract

Air merupakan sumber daya fundamental yang menopang kehidupan dan aktifitas semua organisme. Sumber daya air harus dikelola secara berkelanjutan untuk melindungi lingkungan dan kegunaannya bagi kehidupan manusia dan organisme lain. Namun, pencemaran yang diakibatkan limbah rumah tangga (domestik), limbah industri, limbah pertanian, penggunaan pestisida, kepadatan populasi, sanitasi yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat serta pertumbuhan penduduk dari segi sosial dan kultur. Teluk Numbay adalah salah satu bagian dari rangkaian kenampakan alam perairan yang ada di wilayah Kota Jayapura. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui dampak dari pencemaran dari faktor kesehatan dan sosio kultur. Berdasarkan hasil yang didapatkan, Akibat pencemaran lingkungan yang terjadi diwilayah Sungai Anafre, sebagian masyarkat menderita beberapa penyakit kulit Dermatitis Iritan yang terkonfirmasi Laboratorium pada tahun 2025 di Puskesmas Jayapura Utara sebanyak 51 orang dengan nilai tertinggi terjadi pada Bulan Juli, dengan angka kejadian sebesar 30 pasien dengan presentasi 58,8%. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi pencemaran diimplementasikan dalam Peraturan Daerah Kota Jayapura Nomor 10 Tahun 2007.