Pelaksanaan pembelajaran bilingual di sekolah dasar merupakan salah satu strategi penting dalam meningkatkan kompetensi berbahasa siswa, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan guru dan siswa dalam menggunakan bahasa Inggris serta mengevaluasi ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai faktor penentu efektivitas pelaksanaan pembelajaran bilingual. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka yang diperkuat dengan beberapa hasil studi kasus dari sekolah dasar di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan guru masih menjadi tantangan utama, terutama terkait dengan rendahnya kompetensi bahasa Inggris dan minimnya pelatihan profesional yang relevan dengan strategi pembelajaran bilingual. Di sisi lain, kesiapan siswa sangat dipengaruhi oleh latar belakang bahasa, motivasi belajar, dan dukungan lingkungan belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Sarana dan prasarana seperti media pembelajaran, laboratorium bahasa, dan akses teknologi digital juga terbukti berperan penting dalam mendukung keberhasilan program bilingual. Namun, disparitas antara sekolah di perkotaan dan pedesaan menunjukkan adanya kesenjangan akses terhadap sarana tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik dan kolaboratif antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem pendidikan bilingual yang inklusif dan berkelanjutan. Artikel ini merekomendasikan peningkatan kapasitas guru, pengembangan kurikulum bilingual yang adaptif, dan pemerataan fasilitas belajar sebagai upaya strategis untuk memperkuat pelaksanaan pendidikan bilingual di sekolah dasar.