Saragih, Cristien Oktaviani
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gotong Batak-Simalungun: Sebuah Kajian Semiotika Sosial Fahmi, Lisan Shidqi Zul; Saragih, Cristien Oktaviani; Sinulingga, Jekmen
LOKABASA Vol 15, No 1 (2024): April 2024
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v15i1.69621

Abstract

Masyarakat Batak-Simalungun memiliki paheian (pakaian adat) yang berbeda dengan puak (sub-etnis) Batak lainnya. Salah satunya ialah gotong, yaitu penutup kepala pelengkap paheian bagi kaum pria. Gotong inilah yang menjadi objek penelitian dengan fokus kajian  pada bentuk, fungsi, makna, serta aturan penggunaannya. Penelitian ini bersifat kualitatif, yang hasilnya diuraikan secara deskriptif melalui perspektif semiotika Charles Sanders Pierce, yang membagi tiga unsur sistem tanda: tanda/representasi (sign), objek/referensi (object), dan makna/pemaknaan (interpretant). Teknik penelitian dilakukan melalui observasi serta studi dokumentasi, dengan data pendukung berupa hasil wawancara dan studi literatur. Hasilnya menunjukkan bahwa gotong secara egaliter berbentuk tikkal, yaitu kerucut yang runcing di bagian depan, sebagai simbol kepemimpinan, kedewasaan, dan ketuhanan. Aksesoris pada gotong meliputi: (1) doramani yang memiliki variasi jumlah ganjil, dari tujuh, lima, tiga, hingga satu; (2) rantei gotong (sambolah pagar); (3) heper-heper; dan (4) rudang hapias. Masing-masing aksesoris merepresentasikan kedudukan, yang dapat dikenakan oleh keturunan harajaon (kerajaan), pejabat pemerintahan dan lembaga/organisasi, serta masyarakat di wilayah adat Batak-Simalungun pada acara-acara tertentu.
Hybrid Code Mixing Dalam Lirik Lagu “Please Sahali Nai” Saragih, Cristien Oktaviani; Purba, Asriaty r; Saragih, Risdo; Pandiangan, Johannes; Simarmata, Tioara Monika
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v13i2.8527

Abstract

Penelitian ini membahas fenomena hybrid kode-mix dalam lirik lagu Batak Toba”Please Sahali Nai” dengan menggunakan teori sosiolingusitik. Hybrid kode mixing adalah penggabungan unsur-unsur bahasa yang berbeda dalam satu wacana, yang sering mencerminkan perubahan sosial, budaya, dan identitas penutur. Lirik lagu yang digunakan terdapat Bahasa Toba dan Bahasa Inggris. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan dengan menganalisis isi untuk mengidentifikasi dan mengetahui jenis campur kode. Faktor yang melatarbelakanginya serta makna yang terdapat dalam lirik lagu “Please Sahali Nai pe Ito”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode-mix dalam lagu ini berfungsi untuk memperkuat ekspresi emosional, menjembatani nilai-nilai tradisional dengan pengaruh modern, serta menarik perhatian audiens yang lebih luas, terutama generasi muda. Temuan ini memperlihatkan bahwa campur kode dalam lirik lagu tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi artistik, tetapi juga sebagai alat untuk menjembatani nilai tradisional dan pengaruh global, memperkuat identitas budaya, serta mencerminkan sikap bilingualisme dan multikulturalisme masyarakat Batak.
Tradisi Pasahat Mandar Hela Pada Upacara Pernikahan dalam Masyarakat Batak Toba : Kajian Tradisi Lisan Simatupang, Nori Marta Marsalina Br.; Harefa, Eveline; Saragih, Cristien Oktaviani; Pandiangan, Johannes; Sigiro, Doni; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28302

Abstract

Penelitian ini mengkaji tradisi Pasahat Mandar Hela dalam upacara pernikahan masyarakat Batak Toba sebagai bagian dari warisan tradisi lisan yang sarat nilai budaya dan simbolik. Tradisi ini merupakan salah satu tahapan penting dalam rangkaian adat pernikahan Batak Toba yang melibatkan penyerahan kain kepada pihak mempelai pria, sebagai simbol pengakuan dan penghormatan dari keluarga pihak wanita. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi literatur dan studi kasus terhadap praktik Pasahat Mandar Hela dalam beberapa komunitas Batak Toba. Data diperoleh melalui telaah terhadap karya-karya ilmiah, dokumentasi budaya, serta sumber-sumber tertulis yang merekam narasi-narasi lisan dan praktik adat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Pasahat Mandar Hela memiliki makna mendalam dalam memperkuat hubungan kekerabatan (dalihan na tolu), menjaga keseimbangan sosial, serta sebagai media transmisi nilai-nilai adat dan etika Batak Toba kepada generasi muda. Kajian ini menegaskan pentingnya pelestarian tradisi lisan sebagai bagian dari identitas budaya yang hidup dan dinamis di tengah perubahan zaman.
Perbandingan Lirik Lagu Duri Ni Dap-Dap Etnik Batak Simalungun dengan Lirik Lagu Aut Boi Nian Etnik Batak Toba Simatupang, Nori Marta Marsalina Br.; Harefa, Evelina; Saragih, Cristien Oktaviani; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28771

Abstract

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat terungkap elemen-elemen yang serupa maupun berbeda dalam lirik lagu Duri Ni Dap-Dap karya Damma Silalahi (etnik Batak Simalungun) dengan lagu Aut Boi Nian karya Viky Sianipar (etnik Batak Toba). Penelitian ini memanfaatkan pendekatan sastra bandingan dalam kerangka metode deskriptif kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik dengar,simak dan catat terhadap kedua lirik lagu. Dalam menganalisis data, peneliti melalui serangkaian tahap, yaitu reduksi data, penyajian data secara sistematis, dan penarikan kesimpulan berdasarkan temuan. Berdasarkan hasil analisis, terdapat kesamaan antara kedua lagu dilihat dari segi latar belakang tokoh, nada, emosi, status sosial, dan sosok "aku" yang mengalami cinta yang terhalang oleh faktor eksternal. Tokoh laki-laki dalam kedua lagu sama-sama mencintai seorang perempuan, namun hubungan mereka tidak dapat bersatu karena tidak direstui atau terhalang kondisi ekonomi maupun status sosial . Perbedaan utama terdapat pada penyebab konflik lirik lagu Duri Ni Dap-Dap menyoroti penolakan dari pihak keluarga perempuan karena kekhawatiran akan kehidupan yang miskin setelah menikah, sedangkan lirik lagu Aut Boi Nian menggambarkan tokoh laki-laki yang memilih mundur karena menyadari keterbatasan ekonominya dan ingin kekasihnya hidup bahagia bersama lelaki lain.
Makna Simbolik Tortor Sombah pada Masyarakat Simalungun : Kajian Wacana Kritis Sinulingga, Jekmen; Saragih, Cristien Oktaviani; Batubara, Monica
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Batak Simalungun memiliki suatu karya yaitu ornamen, alat musik, busana, dan tari. Tortor sombah merupakan sebuah gerakan yang diciptakan oleh masyarakat. Pada tahun 1953 yang dahulunya tortor sombah menyambut raja dan seiring perkembangannya zaman, tortor sombah digunakan untuk acara perkawinan ,kematian dan acara rondang bittang dan acara marsombuh sihol. Penelitian tortor sombah menggunakan teori Van Dijk yang di mana menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut kedalam suatu wacana. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan cara melakukan mencari sumber data dengan mewawancarai beberapa narasumber simalungun dan menggunakan studi literature Dalam tortor sombah mempunyai jenis gerak tubuh baik yang di lakukan laki laki maupun perempuan antara lain: ondok , unjei , eol , serser, Lakkah sitolutolu dan unjei yang bertujuan untuk mempercantik gerak tari .tortor sombah berfungsi untuk menyambut tamu seperti raja tondong,pemimipin daerah dan juga Tuhan yang telah memberkati kita hingga pada saat ini. tortor sombah juga mempunyai makna agar kita hidup dalam situasi kebersamaan, saling menghormati dan agar tidak lupa dengan adat yang telah di buat .