Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF TAFSIR HADIS: STUDI TERHADAP HADIS TENTANG IHSAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA Yuliawanti, Hani; Azzahra, Fitri Nurlatifah; Maslani, Maslani; Ramadhan, Muhammad Alif; Fadhil, Sahrul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i2.6462

Abstract

This study explores the concept of ihsan as conveyed in the Hadith of Gabriel and its application in character education for students. The research aims to analyze the understanding of ihsan according to classical and contemporary scholars such as Imam Nawawi, Ibn Hajar al-Asqalani, and Yusuf al-Qaradawi, as well as to explain how the values of ihsan can strengthen the moral and spiritual development of students. Using a qualitative approach through literature research and descriptive analysis, this study examines primary sources, including Sahih Muslim and classical commentaries, as well as supporting literature on Islamic education. The findings indicate that ihsan, which means worshiping Allah as if we see Him and realizing that He sees us, is not only a theological concept but also serves as a profound ethical principle in daily life. Imam Nawawi describes ihsan as a spiritual awareness that fosters noble character; Ibn Hajar regards it as a moral motivation to avoid mistakes and enhance sincerity; while Yusuf al-Qaradawi sees ihsan as a universal ethical principle applicable to all aspects of life, including education. The internalization of ihsan values supports character education by promoting honesty, discipline, responsibility, empathy, and social concern. Therefore, integrating the concept of ihsan into character education helps develop students into individuals who are not only intellectually competent but also spiritually aware and morally good. ABSTRAKStudi ini mengeksplorasi konsep ihsan sebagaimana yang disampaikan dalam Hadis Jibril dan penerapannya dalam pendidikan karakter bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman tentang ihsan menurut para ulama klasik dan kontemporer seperti Imam Nawawi, Ibnu Hajar al-Asqalani, dan Yusuf al-Qaradawi, serta menjelaskan bagaimana nilai-nilai ihsan dapat memperkuat perkembangan moral dan spiritual siswa. Menggunakan pendekatan kualitatif melalui penelitian pustaka dan analisis deskriptif, studi ini mengkaji sumber-sumber utama, termasuk Shahih Muslim dan komentar klasik, serta literatur pendukung tentang pendidikan Islam. Temuan menunjukkan bahwa ihsan, yang berarti beribadah kepada Allah seolah-olah kita melihat-Nya dan menyadari bahwa Dia melihat kita, bukan hanya merupakan konsep teologis tetapi juga berfungsi sebagai prinsip etika yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Imam Nawawi menggambarkan ihsan sebagai kesadaran spiritual yang memupuk karakter mulia; Ibnu Hajar memandangnya sebagai motivasi moral untuk menghindari kesalahan dan meningkatkan ketulusan; sementara Yusuf al-Qaradawi menganggap ihsan sebagai prinsip etika universal yang berlaku di semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Internalisasi nilai-nilai ihsan mendukung pendidikan karakter dengan mendorong kejujuran, disiplin, tanggung jawab, empati, dan kepedulian sosial. Oleh karena itu, mengintegrasikan konsep ihsan ke dalam pendidikan karakter membantu mengembangkan siswa menjadi individu yang tidak hanya kompeten secara intelektual tetapi juga sadar secara spiritual dan bermoral baik.
Efektivitas Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA PU Al-Bayan Cendekia Cianjur: Pendekatan Kuantitatif Yuliawanti, Hani; Hoerotunnisa; Miftahul Hakiki, Kiki; Putra, Moch. Ardia; Kariadinata, Rahayu
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 9 No 2 (2025): Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/ktb.v9i2.2497

Abstract

The Islamic Religious Education (PAI) learning process on the topics of Hajj, Zakat, and Waqf in grade X at SMA PU Al-Bayan Cendekia Cianjur faces challenges due to low student achievement caused by conventional teaching methods that lack active student engagement. This study aims to examine the effectiveness of the Jigsaw method in improving students’ PAI scores using a quantitative quasi-experimental design. The sample consisted of two classes: an experimental group taught using the Jigsaw method and a control group using conventional methods. Data were analyzed using t-tests and n-gain tests to measure significant improvement in scores. The results indicate that the Jigsaw method significantly improves students’ scores on Hajj, Zakat, and Waqf materials, with average n-gain scores in the moderate to high category. This method also enhances student motivation and engagement in learning.
Teori Belajar Sosial dan Penerapannya dalam Pembelajaran Tarsono, Tarsono; Azzahra, Fitri Nurlatifah; Azizah, Habibah Nur; Yuliawanti, Hani
Indonesian Research Journal on Education Vol. 5 No. 4 (2025): Irje 2025
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v5i4.3099

Abstract

Teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura menekankan pentingnya pembelajaran melalui observasi dan modeling. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teori belajar sosial serta penerapannya dalam konteks pembelajaran, khususnya pembelajaran Al-Qur’an. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan mengumpulkan dan menganalisis literatur terkait dari buku, jurnal, dan dokumen ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran observasional melibatkan empat tahap: perhatian (attention), retensi (retention), reproduksi motorik (motor reproduction), dan motivasi (motivation). Contoh penerapannya dalam pembelajaran Al-Qur’an meliputi penggunaan model figur inspiratif (seperti hafidz cilik) untuk memicu imitasi perilaku positif. Implikasi teori ini menekankan peran pendidik dalam menyajikan model yang tepat serta memberikan penguatan positif untuk membentuk perilaku belajar. Kesimpulannya, teori belajar sosial memberikan kerangka efektif untuk memahami proses pembelajaran melalui observasi dan modeling, dengan potensi aplikasi luas dalam pendidikan.